Tes Widal
Pengertian Tes Widal
Tes widal adalah salah satu metode yang bisa digunakan untuk membantu mendiagnosis dugaan demam tifoid, atau yang dikenal juga dengan tipes. Tes ini dikembangkan oleh Georges Ferdinand Widal pada tahun 1986.
Demam tifoid adalah penyakit yang berbahaya yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella Typhi (S.typhi). Penyakit ini biasanya ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi.
Bila seseorang mengalami gejala-gejala tipes seperti demam tinggi, kelelahan, diare, sakit perut, ruam, maka dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan untuk menentukan diagnosis. Salah satu pemeriksaan penunjang yang bisa direkomendasikan dokter adalah pemeriksaan widal tipes.
Tes ini digunakan untuk melihat reaksi antigen dan antibodi. Orang yang mengidap tipes akan memiliki antibodi homolog dalam serumnya. Jika serum bereaksi dengan antigen, aglutinasi (penggumpalan) akan terjadi.
Proses Tes Widal
Ada dua jenis pemeriksaan widal tipes yang bisa dilakukan, yaitu dengan metode slide atau metode tabung. Prinsip kedua metode tersebut pada dasarnya sama, yaitu jika antibodi homolog terdapat dalam serum pasien, antibodi tersebut akan bereaksi dengan antigen masing-masing dalam bahan reaksi, dan memberikan gumpalan (aglutinasi) yang terlihat pada kartu uji dan aglutinasi dalam tabung.
Jadi, proses tes widal melibatkan meneteskan serum pasien ke dalam antigen. Antigen yang digunakan dalam pengujian adalah antigen “H” dan “O” Salmonella Typhi, serta antigen “H” S. Paratyphi. Antigen “O” adalah antigen somatik, dan antigen “H” adalah antigen flagel atau alat gerak bakteri. Ketika serum darah pasien mengandung antibodi, sampel darah akan tampak menggumpal.
Cara Membaca Tes Widal
Reaksi aglutinasi menunjukkan hasil positif jika ditemukan tingkat antibodi yang sesuai secara klinis dalam serum pasien. Sementara tidak adanya aglutinasi menunjukkan hasil tes negatif, yang berarti tidak adanya tingkat yang signifikan secara klinis dari antibodi yang sesuai dalam serum pasien.
Jadi, secara sederhana, hasil tes widal yang positif bisa mendukung diagnosis dokter akan demam tifoid. Sebaliknya, jika hasil tes negatif, pasien mungkin tidak mengalami penyakit tersebut.
Selain itu, dokter juga akan mengukur titer (keberadaan dan jumlah antibodi dalam darah) untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Sampel yang menunjukkan titer 1:100 atau lebih untuk aglutinasi O, dan 1:200 atau lebih untuk aglutinasi H, dianggap sebagai infeksi aktif.
Kelebihan dan Kekurangan Tes Widal
Pemeriksaan widal sering digunakan untuk mendiagnosis karena tes tersebut memiliki beberapa kelebihan, antara lain lebih cepat, metodenya lebih sederhana, dan lebih murah untuk dilakukan.
Meski begitu, pemeriksaan widal tipes dinilai tidak cukup akurat untuk mendiagnosis penyakit tersebut. Pasalnya, tes ini tidak spesifik untuk demam tifoid dan bisa menunjukkan hasil positif ketika seseorang tidak memiliki infeksi.
Berikut beberapa kekurangan tes widal:
- Hasil tes Widal bisa menunjukkan positif palsu pada pasien yang pernah mendapatkan vaksinasi atau infeksi S.typhi sebelumnya.
- Diperlukan waktu yang cukup lama untuk menemukan titer antibodi, sehingga ketika diagnosis sudah didapatkan, sudah terlambat untuk memulai pengobatan.
- Tes widal tidak bisa membedakan antara infeksi masa lalu, infeksi saat ini atau vaksinasi S. typhi.
- Hasil tes Widal juga bisa menunjukkan positif palsu pada kasus pasien dengan malaria falciparum akut (terutama anak-anak), penyakit hati kronis, dan gangguan seperti rheumatoid arthritis, myelomatosis dan sindrom nefrotik.
Karena begitu banyak faktor yang bisa memengaruhi hasil tes widal, World Health Organization (WHO) merekomendasikan penggunaan tes kultur, bila memungkinkan, untuk mendiagnosis tipes.
Bagi kamu yang ingin melakukan pemeriksaan ini, kini kamu bisa melakukannya dengan mudah dari rumah dengan layanan Halodoc Home Lab (tersedia di Jabodetabek dan Surabaya). Atau kamu juga bisa buat janji tes widal di rumah sakit pilihanmu di Halodoc. Yuk, klik gambar berikut untuk memesannya: