Tes PCR

DAFTAR ISI
- Pengertian Tes PCR
- Tujuan Tes PCR
- Manfaat Tes PCR
- Apa Kata Riset?
- Prosedur Tes PCR
- Perbedaan Tes PCR, Swab, dan Rapid Test
- Tes PCR untuk Covid-19
- Kapan Harus Melakukan Tes PCR?
- Tempat Melakukan Tes PCR
- FAQ
Pengertian Tes PCR
Tes polymerase chain reaction atau PCR adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi DNA atau RNA virus. Keberadaan DNA dan RNA ini akan terdeteksi melalui teknik amplifikasi atau perbanyakan. Hal ini membantu untuk mendiagnosis sebuah virus penyebab penyakit.
Material genetik sebenarnya ada di dalam setiap sel makhluk hidup. Termasuk pada virus atau bakteri, biasanya berupa DNA (deoxyribonucleic acid) atau RNA (ribonucleic acid). DNA adalah material genetik dengan rantai ganda, sedangkan RNA adalah material genetik dengan rantai tunggal.
Setiap spesies makhluk hidup memiliki DNA dan RNA yang membawa informasi genetik yang unik. Nah, tes PCR adalah cara untuk mendeteksi keberadaan DNA dan RNA ini, melalui teknik amplifikasi atau perbanyakan.
Dengan tes PCR, keberadaan material genetik dari beberapa jenis penyakit bisa terdeteksi. Inilah yang kemudian bisa membantu diagnosis untuk penyakit tersebut.
Tujuan Tes PCR
Tujuan dari tes PCR adalah untuk membantu mendiagnosis infeksi virus, salah satunya infeksi akibat coronavirus, seperti COVID-19. Tes PCR sebenarnya sudah ada sejak dahulu. Namun, prosedur pemeriksaan ini kian marak semenjak COVID-19 merebak. Tes ini bahkan jadi pemeriksaan paling akurat untuk mendeteksi virus corona.
Selain COVID-19, tes ini sebenarnya juga bisa bermanfaat untuk mendeteksi sejumlah kecil sel kanker dan perubahan genetik yang menyebabkan penyakit. Kondisi lain yang bisa terdeteksi melalui tes PCR, yaitu influenza, tuberkulosis, HIV, ebola dan hepatitis C.
Manfaat Tes PCR
Manfaat tes PCR adalah untuk membantu menahan laju pandemi COVID-19, dengan mengidentifikasi individu yang terinfeksi virus ini. Selain itu, hasil tes ini juga membantu petugas kesehatan dalam memilih jenis perawatan sesuai gejala yang kamu alami.
Jika hasil tes menunjukan positif, kamu perlu melakukan karantina atau isolasi mandiri untuk mencegah penularan virus ke orang lain. Sementara itu, jika hasilnya negatif, artinya virus corona tidak terdeteksi melalui tes ini.
Hasil tes negatif juga menunjukkan bahwa semua gejala COVID-19 yang kamu alami kemungkinan besar terjadi akibat penyakit lain, seperti flu atau pilek. Meskipun jarang, ada kemungkinan hasil negatif maupun positif dari pemeriksaan palsu.
Jika demikian, petugas perlu mempertimbangkan hasil tes tersebut bersama semua aspek lain. Mulai dari riwayat kesehatan, termasuk gejala, kemungkinan paparan, dan lokasi geografis tempat yang baru saja kamu kunjungi.
Fakta Menarik
1. Tes PCR tidak hanya digunakan untuk COVID-19, tetapi juga untuk mendeteksi penyakit seperti HIV, hepatitis, bahkan dalam forensik DNA.
2. Tes ini bisa mendeteksi materi genetik virus dalam jumlah sangat kecil, menjadikannya salah satu metode diagnosis paling akurat untuk infeksi.
Apa Kata Riset?
Penelitian yang dirilis oleh jurnal PLoS One ini mengembangkan dan mengevaluasi uji kuantitatif tes reverse transcription PCR (qRT-PCR) untuk mendeteksi dan mengukur RNA virus HIV-2 dalam plasma.
Hasilnya menunjukkan bahwa tes PCR ini sangat sensitif dan spesifik, artinya dapat mendeteksi jumlah virus yang sangat kecil dan tidak memberikan hasil positif palsu.
Tes ini juga akurat dan konsisten dalam memberikan hasil yang sama ketika diulang.
Ketika tes ini digunakan pada pasien di Afrika Barat yang terinfeksi HIV-2, ditemukan bahwa jumlah virus mereka umumnya lebih rendah daripada pasien yang terinfeksi HIV-1, yang sesuai dengan penelitian sebelumnya.
Metode tes ini diharapkan dapat membantu dokter dalam mendiagnosis dan memantau infeksi HIV-2 dengan lebih baik.
Prosedur Tes PCR
Tes CPR melewati beberapa tahapan sebagai berikut:
- Tes PCR dilakukan dengan cara mengambil lendir dari hidung dan tenggorokan. Alat untuk mengambil sampel mirip cotton bud, tetapi dengan tungkai lebih panjang.
- Petugas akan memutar alat selama lebih kurang 15 detik untuk mendapatkan sampel yang cukup. Kesalahan dalam pengambilan sampel dapat berisiko terhadap hasil yang salah atau cedera pada rongga hidung atau tenggorokan.
- Pemeriksaan medis kemudian akan dilakukan terhadap sampel yang telah diambil untuk memastikan hasil yang akan didapatkan.
Perbedaan Tes CPR, Swab, dan Rapid Test
Di tengah pandemi COVID-19, banyak yang mungkin bingung bedanya tes PCR, rapid test, dan swab. Tes PCR, swab, dan rapid test adalah istilah dalam metode pemeriksaan medis untuk diagnosis COVID-19.
Meski sebenarnya berkaitan, tes PCR berbeda dengan swab dan rapid test. Jika tadi adalah penjelasan tentang pengertian tes PCR, berikut ini pengertian swab dan rapid test:
Apa Itu Swab?
Swab sebenarnya adalah cara atau metode pengambilan sampel dari nasofaring dan atau orofarings. Dengan cara mengusap rongga tersebut dengan menggunakan alat seperti kapas lidi khusus.
Bicara soal diagnosis COVID-19, swab bisa mengacu pada dua jenis pemeriksaan, yaitu swab PCR dan swab antigen. Swab PCR sama dengan tes PCR, hanya berbeda pada nama atau penyebutannya.
Kalau swab antigen agak berbeda. Pemeriksaan ini juga sering disebut dengan istilah rapid test antigen. Jadi, hanya istilahnya saja yang berbeda, sedangkan prosedur pemeriksaannya sama.
Namun, berbeda dengan swab atau tes PCR, swab antigen adalah pemeriksaan yang dapat memberikan hasil diagnosis yang cepat, yaitu hanya dalam waktu 15 menit. Swab antigen berfungsi untuk mendeteksi keberadaan antigen virus tertentu yang menunjukkan adanya infeksi virus saat ini.
Apa Itu Rapid Test?
Sama seperti tes PCR, rapid test adalah metode pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis COVID-19. Sesuai namanya, hasil tes ini bisa kamu dapatkan dengan cepat.
Rapid test juga sering disebut sebagai tes serologis, karena sampelnya berupa darah. Setelah pemeriksaan, hasilnya bisa kamu ketahui hanya dalam waktu 30 – 60 menit.
Rapid test untuk mendeteksi virus corona saat ini merujuk pada dua jenis, yaitu yang bisa mendeteksi antibodi dan ada yang bisa antigennya (rapid test antigen).
Namun, rapid test untuk mendeteksi antibodi tidak dapat mendeteksi pada awal sakit. Sebab, kemungkinan belum terbentuk antibodi dalam tubuh, atau kadar antibodinya masih rendah.
Prosedur Swab
Prosedur swab antigen sama dengan tes PCR, yaitu dengan cara mengusap rongga hidung atau tenggorokan dengan menggunakan alat seperti kapas lidi khusus.
Namun, pada swab antigen, sampel dari saluran pernapasan saja, yaitu melalui hidung. Sementara pada swab PCR, sampelnya adalah dari hidung dan tenggorokan.
Bagaimana Prosedur Rapid Test?
Prosedur pemeriksaan akan petugas lakukan menggunakan alat catridge untuk melihat adanya antibodi yang ada dalam tubuh ketika ada infeksi virus. Petugas akan mengambil sampel darah dari kapiler (jari) atau dari vena, untuk diperiksa lebih lanjut.
Berbeda dengan tes PCR dan swab antigen yang hasilnya berupa positif atau negatif, hasil dari rapid test adalah reaktif atau non-reaktif. Bila hasil pemeriksaan yang kamu dapat adalah non-reaktif, tes harus kamu lakukan lagi pada 7 – 14 hari kemudian. Hal ini untuk memastikan apakah yang bersangkutan memiliki virus dalam tubuhnya.
Untuk mengetahui cara baca hasil rapid test dan PCR, kamu bisa baca dalam artikel berikut ini → Pahami Cara Baca Hasil Test PCR dan Rapid Test
Tes PCR untuk Mendiagnosis COVID-19 dan Memastikan Hasil Rapid Test
Tujuan utama tes PCR adalah untuk mendiagnosis COVID-19. Namun, tes ini juga dapat kamu gunakan untuk memastikan hasil rapid test atau tes serologi. Karena rapid test sebenarnya bukan tes utama untuk mendiagnosis COVID-19.
Tes ini sebenarnya bertujuan untuk pemeriksaan atau skrining tahap awal. Tepatnya untuk mendeteksi antibodi IgM dan IgG yang ada dalam tubuh ketika terinfeksi virus corona.
Pembentukan kedua antibodi tersebut umumnya membutuhkan waktu 2–4 minggu setelah virus masuk ke dalam tubuh. Jadi, hasil non-reaktif pada rapid test tidak bisa jadi penentu seseorang tidak terinfeksi COVID-19.
Selain itu, hasil reaktif pada rapid test juga tidak bisa jadi penentu bahwa seseorang terinfeksi. Sebab, antibodi yang terdeteksi bisa saja terbentuk karena infeksi virus lain. Termasuk virus dari kelompok virus corona selain SARS-CoV-2. Hasil seperti ini disebut positif palsu atau false positive.
Kapan Harus Melakukan Tes PCR?
Tes pcr dapat kamu lakukan jika kamu memiliki beberapa kondisi berikut ini:
- Gejala COVID-19, bahkan setelah vaksinasi.
- Setelah kontak dekat dengan seseorang yang terkonfirmasi COVID-19.
- Melakukan kegiatan yang berisiko terkena infeksi.
- Direkomendasikan oleh profesional kesehatan atau departemen kesehatan untuk menjalani tes.
Tempat Melakukan Tes PCR
Pemeriksaan ini dapat kamu lakukan di rumah sakit, puskesmas, klinik atau laboratorium penyelenggara dengan tarif yang bervariasi. Kamu bisa menghubungi dokter di Halodoc✔️ terlebih dahulu untuk mendapatkan penanganan pertama yang tepat.
Itulah informasi seputar tes CPR beserta kapan waktu yang tepat dan tempat yang bisa kamu kunjungi untuk melakukan tes CPR. Jika masih memiliki pertanyaan terkait seputar tes CPR, kamu bisa bertanya kepada dokter secara lebih lanjut.
Diperbarui pada 7 April 2025
Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2025. What to know about PCR tests.
Healthline. Diakses pada 2025. Fast Isn’t Always Better: What to Know About Rise of Rapid Coronavirus Testing.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. I’ve Heard About Antibody Testing for COVID-19.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. COVID-19 Diagnostic Testing.
eMedicineHealth. Diakses pada 2025. Polymerase Chain Reaction (PCR) Test.
WebMD. Diakses pada 2025. Coronavirus Testing.
SRL Diagnostics. Diakses pada 2025. Antigen Test for COVID-19: How Is It Different from Coronavirus Testing.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2025. Interim Guidance for Rapid Antigen Testing for SARS-CoV-2.
Jagodzinski LL, et al. Diakses pada 2025. Performance evaluation of a laboratory developed PCR test for quantitation of HIV-2 viral RNA.
FAQ
1. Berapa biaya tes PCR?
Di fasilitas kesehatan pemerintah, umumnya berkisar Rp200.000 hingga Rp300.000, tergantung pada lokasi.
Sementara di rumah sakit atau laboratorium swasta, biayanya mencapai Rp300.000 hingga Rp1.000.000, tergantung fasilitas dan kecepatan hasil.
Kamu juga bisa melakukan tes PCR melalui layanan Homecare by Halodoc dengan paket 2 orang seharga Rp529.000.
2. Apa arti tes PCR yang positif?
Hasil tes PCR positif berarti ditemukan materi genetik virus dalam sampel, yang menunjukkan bahwa seseorang sedang terinfeksi virus yang diuji.
Jika PCR digunakan untuk mendeteksi COVID-19, hasil positif berarti kamu sedang terinfeksi SARS-CoV-2.
3. Antigen dan PCR apa bedanya?
Tes antigen bertujuan mendeteksi protein (antigen) dari virus dan metodenya lebih cepat karena hasilnya bisa keluar dalam 15–30 menit, namun akurasinya lebih rendah dibanding PCR.
Tes antigen cocok untuk skrining cepat, terutama jika viral load tinggi.
Sementara itu, tes PCR mendeteksi materi genetik (RNA/DNA) dari virus. Tes ini lebih akurat dibanding antigen, tetapi membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan hasil, yaitu beberapa jam hingga 1–2 hari, tergantung fasilitas laboratorium.
4. Apa perbedaan antara antigen dan PCR?
Perbedaan antara tes antigen dan PCR terletak pada tingkat akurasi dan kecepatan hasil.
Tes antigen lebih cepat tetapi kurang sensitif, sehingga lebih cocok untuk deteksi awal atau keperluan skrining.
Sebaliknya, tes PCR lebih akurat karena dapat mendeteksi virus meskipun jumlahnya sedikit, sehingga lebih tepat untuk memastikan diagnosis.
Jika hasil antigen negatif tetapi gejala tetap muncul, tes PCR bisa dilakukan untuk konfirmasi.