Temporomandibular Joint Syndrome (TMJ)
Pengertian Temporomandibular Joint Syndrome
Temporomandibular joint syndrome (TMJ) atau sindrom sendi temporomandibular adalah kondisi yang mempengaruhi sendi rahang, otot, sekaligus ligamen di sekitarnya. Ketika seseorang mengalami TMJ, maka kondisi ini dapat menyebabkan nyeri pada sendi rahang dan otot yang mengontrol gerakan rahang.
Perlu diketahui bahwa sendi temporomandibular atau TMJ merupakan sendi yang bertindak seperti engsel geser dan menghubungkan tulang rahang ke tengkorak. Selain itu, setiap orang memiliki satu sendi di setiap sisi rahang.
Selain disebut sebagai temporomandibular joint syndrome, kondisi ini juga dikenal dengan istilah temporomandibular disorders atau disfungsi sendi temporomandibular.
Penyebab Temporomandibular Joint Syndrome
Sindrom TMJ dapat disebabkan oleh cedera pada sendi rahang atau jaringan di sekitarnya. Penyebab TMD lainnya termasuk:
- Bruxism (menggertakkan/menggertakkan gigi).
- Dislokasi ‘diskus intervertebralis’ (bantalan spons yang memisahkan tulang tulang belakang atau vertebrata) antar sendi peluru.
- Arthritis pada sendi temporomandibular.
- Kadar stres yang tinggi.
- Trauma akut.
- Gigitan yang tidak tepat saat mengonsumsi makanan.
Faktor Risiko Temporomandibular Joint Syndrome
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko mengembangkan gangguan TMJ meliputi:
- Berbagai jenis radang sendi, seperti rheumatoid arthritis dan osteoarthritis.
- Adanya cedera rahang.
- Menggerinda atau mengepalkan gigi dalam jangka panjang (kronis).
- Penyakit jaringan ikat tertentu yang menyebabkan masalah yang dapat mempengaruhi sendi temporomandibular.
Gejala Temporomandibular Joint Syndrome
Sindrom TMJ paling sering terjadi pada mereka yang berusia 20 hingga 40 tahun. Selain itu, kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Untuk gejalanya, berikut adalah beberapa gejala TMJ yang paling umum:
- Sakit rahang.
- Nyeri di leher atau bahu.
- Sakit kepala.
- Sakit telinga.
- Kesulitan membuka mulut lebar-lebar.
- Rahang yang “mengunci” pada posisi mulut terbuka atau tertutup.
- Bunyi klik, letupan, atau kisi-kisi pada sendi rahang saat membuka atau menutup mulut.
- Rasa lelah di wajah.
- Kesulitan saat mengunyah.
- Tinnitus, atau telinga berdenging.
- Pembengkakan pada sisi wajah.
- Sakit gigi.
Diagnosis Temporomandibular Joint Syndrome
Untuk mendiagnosis temporomandibular joint syndrome, dokter atau dokter gigi akan mendiskusikan gejala dan memeriksa rahang. Selain itu, dokter juga akan melakukan tindakan berikut:
- Mendengarkan dan memeriksa rahang pengidap TMJ saat dirinya membuka dan menutup mulut.
- Mengamati rentang gerak pada rahang pengidap TMJ.
- Menekan area di sekitar rahang pengidap TMJ untuk mengidentifikasi lokasi nyeri atau ketidaknyamanan.
Jika dokter mencurigai adanya masalah, maka pasien perlu melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
- Rontgen gigi untuk memeriksa gigi dan rahang.
- CT scan untuk memberikan gambar rinci dari tulang yang terlibat dalam sendi.
- MRI untuk mengungkapkan masalah dengan cakram sendi atau jaringan lunak di sekitarnya.
- Artroskopi TMJ kadang-kadang digunakan dalam diagnosis gangguan TMJ. Selama artroskopi TMJ, dokter akan memasukkan tabung tipis kecil (kanula) ke dalam ruang sendi, dan kamera kecil (artroskop). Kemudian, dokter akan menggunakannya untuk melihat area tersebut dan membantu menentukan diagnosis.
Pengobatan Temporomandibular Joint Syndrome
Pengobatan untuk TMJ akan berkisar dari praktik perawatan diri sederhana dan perawatan konservatif hingga suntikan dan operasi terbuka. Kebanyakan ahli setuju bahwa pengobatan harus dimulai dengan terapi konservatif, non-bedah, dengan operasi sebagai pilihan terakhir. Berikut adalah beberapa pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi ini:
1. Penggunaan obat-obatan
Seiring dengan perawatan non-bedah lainnya, penggunaan obat-obatan berikut dapat membantu meringankan rasa sakit yang timbul akibat sindrom TMJ:
- Pereda nyeri dan anti inflamasi. Jika obat pereda nyeri yang dijual bebas tidak dapat meredakan nyeri TMJ, dokter mungkin akan meresepkan pereda nyeri yang lebih kuat. Misalnya seperti ibuprofen dengan kekuatan resep.
- Antidepresan trisiklik. Obat-obatan ini, seperti amitriptyline, sebagian besar digunakan untuk depresi, tetapi dalam dosis rendah, kadang-kadang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit, kontrol bruxism, dan sulit tidur.
- Relaksan otot. Obat-obatan jenis ini terkadang digunakan untuk membantu menghilangkan rasa sakit yang disebabkan oleh sindrom TMJ yang disebabkan oleh kejang otot.
2. Terapi
Terapi non-obat untuk gangguan TMJ meliputi:
- Penggunaan belat mulut atau pelindung mulut (peralatan oklusal).
- Terapi fisik, seperti latihan untuk meregangkan dan memperkuat otot rahang. Perawatan yang dilakukan untuk terapi fisik TMJ mungkin termasuk ultrasound, panas lembab dan es.
- Sesi konseling, bertujuan agar pengidap sindrom TMJ memahami faktor dan perilaku yang dapat memperburuk rasa sakit gejalanya.
3. Prosedur penanganan lainnya
Ketika metode lain tidak membantu, dokter mungkin menyarankan prosedur seperti:
- Artrosentesis. Merupakan prosedur invasif minimal yang melibatkan penyisipan jarum kecil ke dalam sendi. Hal ini bertujuan agar cairan dapat dialirkan melalui sendi untuk menghilangkan puing-puing dan produk sampingan inflamasi.
- Suntikan. Pada beberapa orang, suntikan kortikosteroid ke dalam sendi dapat membantu.
- Operasi sendi terbuka. Dokter akan menyarankan operasi sendi terbuka (arthrotomy) untuk memperbaiki atau mengganti sendi. Kondisi ini dilakukan jika TMJ tidak sembuh dengan perawatan konservatif, dan disebabkan oleh masalah struktural pada sendi,
Komplikasi Temporomandibular Joint Syndrome
Jika tidak diobati, sindrom TMJ dapat menyebabkan masalah kesehatan yang signifikan, termasuk nyeri kronis dan peradangan. Selain itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan masalah gigitan, erosi gigi dan kondisi jangka panjang seperti sleep apnea, insomnia, depresi dan kecemasan.
Pencegahan Temporomandibular Joint Syndrome
Beberapa gejala sindrom TMJ disebabkan oleh faktor-faktor di luar kendali seseorang. Salah satunya seperti cara seseorang menggigit makanan. Namun, dalam beberapa kasus, kamu mungkin dapat mengurangi risiko disfungsi TMJ dengan:
- Mempraktikkan postur yang baik.
- Mengenakan pelindung malam, terutama jika kamu sedang mengepalkan atau menggertakkan gigi.
- Mengenakan pelindung mulut saat bermain olahraga yang rentan kontak fisik, seperti sepak bola atau rugby.
- Mempraktikkan teknik relaksasi dan pengurangan stres.
Kapan Harus ke Dokter?
Segeralah memeriksakan kondisi jika merasakan salah satu atau beberapa gejala temporomandibular joint syndrome yang tak kunjung membaik. Diagnosis dan penanganan yang dilakukan sedari dini tentunya dapat meminimalkan risiko komplikasi yang serius.
Jika saat ini kamu ingin memeriksakan diri, kamu bisa membuat janji medis melalui aplikasi Halodoc. Tentunya tanpa perlu mengantre atau menunggu berlama-lama. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!