Sunburn (Kulit Terbakar Matahari)
DAFTAR ISI
- Apa Itu Sunburn?
- Penyebab Sunburn
- Faktor Risiko Sunburn
- Gejala Sunburn
- Rekomendasi Dokter Kulit yang Bisa Tangani Sunburn
- Diagnosis Sunburn
- Pengobatan Sunburn
- Komplikasi Sunburn
- Pencegahan Sunburn
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Sunburn?
Sunburn adalah reaksi peradangan terhadap kerusakan radiasi ultraviolet (UV) pada lapisan terluar kulit. Inti dari semuanya adalah melanin, pigmen yang memberi warna pada kulit dan mempertahankannya dari sinar matahari. Melanin bekerja dengan menggelapkan kulit yang tidak terlindungi dari sinar matahari.
Jumlah melanin yang dihasilkan ditentukan oleh genetika, itulah sebabnya beberapa orang mengalami sunburn, sementara yang lain hanya perubahan warna kulit menjadi cokelat. Bagi orang dengan melanin lebih sedikit, paparan sinar matahari yang lama tanpa pelindung dapat menyebabkan sel-sel kulit menjadi merah, bengkak dan nyeri, juga dikenal sebagai sunburn. Kondisi ini dapat berkisar dari ringan sampai terik.
Setelah terbakar sinar matahari, kulit mungkin mulai mengelupas. Ini adalah tanda bahwa tubuh sedang mencoba untuk membersihkan diri dari sel-sel yang rusak. Jangan pernah mencoba mengelupas kulitnya sendiri, biarkan keluar secara alami.
Penyebab Sunburn
Sunburn disebabkan karena terlalu banyak paparan sinar ultraviolet (UV). Sinar UV bisa berasal dari cahaya matahari atau sumber cahaya buatan, seperti sunlamps dan tanning bed. Sinar UV sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu UVA dan UVB.
UVA merupakan panjang gelombang cahaya yang dapat menembus lapisan dalam kulit dan memicu kerusakan kulit dari waktu ke waktu. Sementara itu, UVB adalah panjang gelombang cahaya yang menembus kulit lebih dangkal dan menyebabkan kulit terbakar.
Paparan sinar UV akan memicu terjadinya kerusakan sel di kulit. Alhasil, sistem kekebalan tubuh memberikan respons dengan meningkatkan aliran darah ke bagian tubuh yang terkena. Kondisi ini selanjutnya menyebabkan kulit mengalami peradangan (eritema) yang dikenal sebagai sunburn.
Tubuh bisa terkena sengatan matahari baik itu pada hari yang dingin maupun berawan. Bahkan, permukaan seperti salju, pasir, dan air juga dapat memantulkan sinar UV dan membakar kulit.
Faktor Risiko Sunburn
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami sunburn, di antaranya:
- Memiliki riwayat terbakar sinar matahari.
- Tinggal atau berlibur di suatu tempat yang cerah, hangat atau di ketinggian.
- Bekerja di luar ruangan.
- Berenang atau menyemprot kulit dengan air atau baby oil, karena kulit basah cenderung membakar lebih banyak daripada kulit kering.
- Melakukan rekreasi di luar ruangan sambil minum alkohol.
- Terlalu sering menggunakan pakaian yang tidak menutupi tubuh sepenuhnya.
- Mengonsumsi obat yang bisa meningkatkan risiko sunburn, misalnya obat photosensitizing).
Gejala Sunburn
Gejala sunburn dapat meliputi:
- Kulit yang meradang, yang terlihat merah muda atau merah yang mungkin lebih sulit terlihat pada kulit coklat atau hitam.
- Kulit yang terasa hangat atau panas saat disentuh.
- Nyeri gatal.
- Pembengkakan.
- Lepuh kecil berisi cairan yang bisa pecah.
- Sakit kepala, demam, mual dan kelelahan apabila kulit terkena sengatan matahari yang parah.
- Mata yang terasa sakit atau berpasir.
Setiap bagian tubuh yang terbuka, termasuk daun telinga, kulit kepala, dan bibir dapat mengalami sunburn. Bahkan, area yang tertutup juga dapat terbakar, misalnya, pakaian memiliki tenunan longgar yang memungkinkan sinar ultraviolet (UV) masuk. Lalu mata yang sangat sensitif terhadap sinar UV matahari juga bisa terbakar.
Gejala terbakar sinar matahari sering muncul dalam beberapa jam setelah terpapar sinar matahari. Tubuh akan mulai menyembuhkan dirinya sendiri dengan mengelupas lapisan atas kulit yang rusak dalam beberapa hari. Luka bakar akibat sinar matahari yang parah mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh. Setiap perubahan warna kulit yang tersisa biasanya hilang seiring waktu.
Rekomendasi Dokter Kulit yang Bisa Tangani Sunburn
Apabila mengalami tanda-tanda sunburn, segera hubungi dokter di Halodoc. Mereka bisa memberikan tips perawatan dan meresepkan obat jika perlu.
Nah, berikut beberapa dokter yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 8 tahun yang bisa kamu hubungi.
Dokter-dokter ini juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani:
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc. Pakai Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Sunburn
Mendiagnosis sunburn umumnya mencakup pemeriksaan fisik. Selain itu, dokter mungkin juga bertanya tentang gejala, obat-obatan yang pernah digunakan, paparan sinar UV dan riwayat kulit terbakar.
Jika kamu mengalami sengatan matahari atau reaksi kulit setelah beberapa saat di bawah sinar matahari, dokter mungkin menyarankan fototesting. Ini adalah tes ketika area kecil kulit terpapar sinar UVA dan UVB dalam jumlah terukur untuk meniru masalahnya. Jika kulit bereaksi terhadap fototesting, kamu dianggap sensitif terhadap sinar matahari (fotosensitif).
Pengobatan Sunburn
Perawatan sunburn tidak menyembuhkan kulit, tetapi dapat mengurangi rasa sakit, bengkak, dan tidak nyaman. Jika perawatan di rumah tidak membantu atau sengatan matahari sangat parah, dokter mungkin menyarankan krim kortikosteroid resep.
Beberapa penanganan rumahan yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi sunburn yaitu:
- Konsumsi obat pereda nyeri. Guna menghilangkan rasa sakit, minum pereda nyeri tanpa resep sesegera mungkin setelah terlalu banyak terkena sinar matahari. Contohnya ibuprofen dan acetaminophen. Bisa juga menggunakan gel pereda nyeri yang digosokkan pada kulit.
- Dinginkan kulit. Usapkan pada kulit yang terkena dengan handuk bersih yang dibasahi dengan air keran dingin. Bisa juga mandi air dingin dengan tambahan soda kue. Dinginkan kulit selama sekitar 10 menit beberapa kali sehari.
- Oleskan pelembab, losion atau gel. Losion atau gel lidah buaya atau losion kalamin bisa menenangkan. Cobalah dinginkan produk di lemari es sebelum digunakan. Hindari memakai produk yang dibuat dengan alkohol.
- Biarkan luka. Lepuh yang utuh dapat membantu penyembuhan kulit. Jika lepuh pecah, potong kulit mati dengan gunting kecil yang bersih. Bersihkan area dengan lembut memakai sabun lembut dan air. Kemudian oleskan salep antibiotik pada luka dan tutup dengan perban.
- Rawat kulit yang mengelupas dengan lembut. Dalam beberapa hari, area yang terkena mungkin mulai mengelupas. Ini adalah cara tubuh menyingkirkan lapisan atas kulit yang rusak. Saat kulit mengelupas, tetap gunakan pelembab.
- Minum obat anti gatal. Antihistamin oral dapat membantu meredakan gatal saat kulit mulai mengelupas dan sembuh di bawahnya.
- Oleskan krim obat yang menenangkan. Oleskan krim nonfleskripsterkrestion 1 persen hydrocortisone krim ke area yang terkena, tiga kali sehari selama tiga hari untuk sunburn ringan hingga sedang. Coba dinginkan produk di lemari es sebelum digunakan.
- Lindungi diri dari paparan sinar matahari lebih lanjut. Saat sembuh, jauhi sinar matahari atau gunakan perlindungan matahari lainnya. Kamu dapat mencoba produk yang memiliki pelembab dan tabir surya.
Komplikasi Sunburn
Paparan sinar matahari yang intens dan berulang yang menyebabkan sunburn meningkatkan risiko munculnya kerusakan kulit lain dan penyakit tertentu. Ini termasuk penuaan dini pada kulit (photoaging), kerusakan pada mata, lesi kulit prakanker, bahkan hingga kanker kulit.
1. Penuaan dini pada kulit
Paparan sinar matahari dan sengatan matahari berulang mempercepat proses penuaan kulit. Perubahan kulit yang disebabkan oleh sinar UV disebut photoaging. Kondisi ini akan memicu terjadinya beberapa kondisi berikut:
- Melemahnya jaringan ikat yang menurunkan kekuatan dan elastisitas kulit.
- Terlihat kerutan yang dalam.
- Kulit menjadi kering dan kasar.
- Munculnya pembuluh darah merah halus di pipi, hidung dan telinga.
- Muncul bintik-bintik, sebagian besar di wajah dan bahu.
- Terdapat bintik-bintik gelap atau berubah warna (makula) di wajah, punggung tangan, lengan, dada dan punggung atas, yang disebut juga dengan solar lentigines (len-TIJ-ih-neez).
2. Lesi kulit prakanker
Lesi kulit prakanker adalah bercak kasar dan bersisik di area yang telah mengalami kerusakan akibat paparan sinar matahari. Lesi sering ditemukan di daerah yang terkena sinar matahari seperti kepala, wajah, leher dan tangan. Bercak ini juga dapat berkembang menjadi kanker kulit dan memiliki sebutan lain, yaitu actinic keratosis dan solar keratosis.
3. Kanker kulit
Paparan sinar matahari yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko kanker kulit, seperti melanoma dan dapat menyebabkan kerusakan pada DNA sel kulit. Sunburns yang terjadi di masa kanak-kanak dan remaja dapat meningkatkan risiko melanoma di kemudian hari.
Kanker kulit berkembang terutama pada area tubuh yang paling sering terpapar sinar matahari. Termasuk kulit kepala, wajah, bibir, telinga, leher, dada, lengan, tangan, kaki, dan punggung. Beberapa jenis kanker kulit muncul sebagai pertumbuhan kecil atau luka yang mudah berdarah, mengeras, sembuh dan kemudian terbuka kembali.
Sementara itu, dengan melanoma, tahi lalat yang ada dapat berubah, atau muncul tahi lalat baru yang tampak mencurigakan dan dapat tumbuh. Temui penyedia layanan kesehatan jika kamu melihat:
- Pertumbuhan kulit baru.
- Perubahan yang mengganggu pada kulit.
- Perubahan tampilan atau tekstur tahi lalat.
- Sakit yang tak kunjung sembuh.
4. Kerusakan mata
Terlalu banyak paparan sinar UV akan merusak kornea. Kerusakan akibat sinar matahari pada lensa dapat berujung pada kekeruhan lensa atau katarak. Mata yang terbakar sinar matahari mungkin terasa sakit atau berpasir.
Selain itu, sunburn yang terjadi pada kornea juga disebut dengan kebutaan salju. Jenis kerusakan ini mungkin disebabkan oleh sinar matahari, pengelasan, lampu penyamakan kulit dan lampu uap merkuri yang mengalami kerusakan.
Pencegahan Sunburn
Paparan sinar matahari pada hari berawan berkurang sekitar 20 persen. Tetap berikan perlindungan pada kulit karena sinar UV lebih intens di ketinggian.
- Hindari paparan sinar matahari antara pukul 10 pagi hingga 4 sore. Sebab, sinar matahari paling kuat selama jam-jam ini.
- Hindari berjemur dan menggunakan tanning bed. Apabila kamu menggunakan produk penyamakan kulit sendiri agar terlihat kecokelatan, oleskan juga tabir surya sebelum pergi ke luar ruangan.
- Gunakan tabir surya. Gunakan lip balm dan tabir surya spektrum luas yang tahan air dengan SPF minimal 30, bahkan pada hari berawan. SPF 30 akan memblokir 97 persen sinar UVB.
- Lindungi bayi dan balita. Gunakan topi bertepi dan pakaian ringan yang menutupi lengan dan kaki. American Academy of Pediatrics juga menyarankan untuk mengoleskan tabir surya dengan SPF minimal 15 ke wajah dan punggung tangan.
- Lindungi tubuh. Saat berada di luar, barang-barang lain seperti payung atau topi bertepi lebar dapat memberikan perlindungan ekstra selain tabir surya. Pakaian gelap juga menawarkan perlindungan lebih.
- Pakai kacamata hitam di luar ruangan. Pilih kacamata hitam dengan perlindungan UVA dan UVB. Perhatikan bahwa lensa yang lebih gelap tidak selalu berarti memberikan perlindungan UV yang lebih baik.
- Waspada pada obat dan kosmetik yang membuat kulit menjadi sensitif terhadap sinar matahari. Beberapa obat resep dan nonresep yang umum dapat membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari. Selain itu, kosmetik yang mengandung asam alfa-hidroksi juga meningkatkan sensitivitas terhadap sinar matahari.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit terdekat jika kamu mengalami kondisi berikut ini.
- Lepuh berkembang menjadi lebih besar.
- Lepuh yang muncul di wajah, tangan bahkan alat kelamin.
- Mengalami pembengkakan parah di daerah yang terkena.
- Menunjukkan tanda-tanda infeksi, seperti lecet dengan nanah atau muncul garis-garis.
- Mengalami rasa sakit yang memburuk, sakit kepala, kebingungan, mual, demam atau kedinginan.
- Lepuhan tidak sembuh meski telah melakukan perawatan di rumah.
- Mengalami sakit mata atau perubahan penglihatan