Sulfasalazine
Deskripsi Sulfasalazine
Sulfasalazine adalah obat anti-rematik pemodifikasi penyakit (DMARD) yang bisa kamu gunakan untuk mengobati dan mengelola penyakit autoimun. Ini termasuk rheumatoid arthritis dan penyakit radang usus atau kolitis ulserativa. Ini adalah DMARD yang bekerja lambat, artinya, obat ini membutuhkan waktu untuk mulai bekerja.
Obat ini termasuk dalam kelas obat antiinflamasi. Pasalnya, obat ini bekerja dengan mengurangi peradangan (pembengkakan) di dalam tubuh, serta meredakan rasa sakit. Obat antiinflamasi ini membatasi kerusakan yang terjadi akibat rheumatoid arthritis pada persendian, dan membantu mencegah perkembangan penyakit.
Sulfasalazine hanya bisa kamu dapatkan dengan resep dokter. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet atau cairan. Obat ini juga hadir sebagai supositoria atau jenis obat yang perlu kamu masukkan ke dalam dubur.
Manfaat Sulfasalazine
Berikut adalah manfaat atau kegunaan sulfasalazine:
1. Mengobati kolitis ulserativa
Obat antiinflamasi ini bisa mengatasi kolitis ulserativa dengan cara mengurangi peradangan pada usus dan rektum, dan juga menjaga perbaikan gejala penyakit tersebut.
2. Mengatasi rheumatoid arthritis
Sulfasalazine juga bisa kamu gunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis pada orang dewasa yang penyakitnya tidak merespon dengan baik terhadap obat lain atau tidak dapat mereka toleransi. Penyakit peradangan ini sendiri bisa kamu obati dengan 6 Cara Mengobati Penyakit Rheumatoid Arthritis.
3. Mengobati artritis idiopatik remaja polartikular
Sulfasalazine delay-release juga bisa kamu gunakan untuk mengobati artritis idiopatik remaja poliartikular, yaitu sejenis artritis masa kanak-kanak yang memengaruhi lima atau lebih sendi selama enam bulan pertama kondisi tersebut. Penyakit tersebut bisa menyebabkan nyeri, bengkak, dan hilangnya fungsi anggota tubuh.
4. Mengatasi gejala penyakit Crohn
Obat ini juga bisa kamu gunakan untuk mengobati radang usus, diare, pendarahan dubur, dan sakit perut pada penyakit Crohn.
Dosis Sulfasalazine
Dosis obat ini bisa bervariasi tergantung pada jenis penyakit yang ingin kamu obati dan seberapa parah gejalanya. Selalu ikuti dosis yang dokter anjurkan atau sesuai petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan saat mengonsumsi obat ini.
Sulfasalazine dalam bentuk tablet dan supositoria mengandung 500 miligram obat tersebut, sedangkan cairan mengandung 250 miligram per 5 mililiter. Berikut dosis obat tersebut secara umum:
- Untuk penyakit radang usus
Dewasa: 2 hingga 4 tablet, atau 20 mililiter hingga 40 mililiter cairan, 4 kali sehari. 1 sampai 2 supositoria, dua kali sehari.
- Untuk mengatasi rheumatoid arthritis
Pengobatan untuk orang dewasa biasanya bisa kamu mulai dengan satu tablet 500 miligram sehari. Dosis ini akan bertambah 1 tablet sehari setiap minggu sampai mencapai dosis 1 tablet 4 kali sehari, atau 2 tablet 3 kali sehari, tergantung bagaimana respon tubuh terhadap obat.
Dosis untuk anak-anak seringkali lebih rendah. Dokter akan menggunakan berat badan anak untuk menghitung dosis yang tepat untuk mereka.
Cara Penggunaan Sulfasalazine
Cara penggunaan Sulfasalazine berdasarkan bentuk obatnya adalah sebagai berikut:
1. Dalam bentuk tablet
Telan tablet secara utuh dengan minum air. Jangan mengunyah atau menghancurkannya. Hal itu karena beberapa tablet memiliki lapisan khusus untuk melindungi obat dari asam di perut.
Kamu bisa meminum tablet sulfasalazine dengan atau tanpa makanan. Cobalah untuk membagi dosis secara merata sepanjang hari dengan jeda tidak lebih dari delapan jam antara waktu tidur dan dosis pagi.
Minumlah banyak air ketika mengonsumsi obat ini untuk mencegah kemungkinan masalah ginjal.
2. Dalam bentuk cairan
Minumlah obat cair sulfasalazine dengan makanan. Obat ini biasanya perlu kamu konsumsi dalam jumlah yang sama empat kali sehari.
3. Dalam bentuk supositoria
Supositoria sulfasalazine bisa kamu gunakan untuk mengobati penyakit radang usus. Pengidap biasanya akan menggunakan supositoria dua kali sehari, di pagi hari dan sebelum tidur.
Gunakan obat ini setelah buang air besar. Cuci tangan dulu sebelum dan sesudah menggunakan supositoria. Selain itu, bersihkan juga area sekitar anus dengan sabun lembut dan air, bilas dan keringkan, baru gunakan supositoria.
Perhatian Penggunaan Sulfasalazine
Berikut beberapa hal yang perlu kamu perhatikan sebelum mengonsumsi obat antiinflamasi ini:
- Beri tahu dokter bila kamu alergi terhadap sulfasalazine, sulfapiridin, obat pereda nyeri salisilat seperti aspirin, kolin magnesium trisalisilat, dan lain-lain. Pasalnya, obat ini mungkin bisa menyebabkan reaksi alergi
- Informasikan juga pada dokter dan apoteker mengenai semua obat-obatan yang kamu konsumsi, mulai dari obat resep, non-resep, suplemen nutrisi, hingga produk herbal. Hal itu karena sulfasalazine bisa menyebabkan interaksi bila dikonsumsi bersama obat lain.
- Beri tahu dokter bila kamu pernah mengalami obstruksi usus (penyumbatan di usus), obstruksi urin, atau porfiria (kondisi saat zat abnormal menumpuk di dalam darah dan menyebabkan masalah pada kulit atau sistem saraf). Dokter mungkin tidak akan merekomendasikan kamu untuk mengonsumsi sulfasalazine.
- Jangan lupa untuk memberitahu dokter bila kamu memiliki infeksi atau bila kamu pernah mengalami infeksi yang terus datang kembali. Beri tahu juga dokter bila kamu pernah mengidap asma, defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G-6-PD) (penyakit darah turunan), batu ginjal, masalah darah, atau penyakit ginjal atau hati.
- Beri tahu dokter bila kamu sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
- Perlu diketahui, obat ini bisa menurunkan kesuburan pada pria. Namun, hal itu biasanya bisa diatasi ketika obat dihentikan. Bicaralah dengan dokter tentang risiko mengonsumsi sulfasalazine.
- Usahakan untuk menghindari paparan sinar matahari yang tidak perlu atau berkepanjangan dan kenakan pakaian pelindung, kacamata hitam, dan tabir surya. Pasalnya, sulfasalazine dapat membuat kulit sensitif terhadap sinar matahari.
Efek Samping Sulfasalazine
Seperti semua obat-obatan pada umumnya, sulfasalazine juga bisa menyebabkan efek samping. Namun, kebanyakan orang yang menggunakan obat tersebut tidak mengalaminya atau hanya efek samping ringan.
Seseorang lebih cenderung mengalami efek samping bila ia mengonsumsi sulfasalazine dalam dosis tinggi. Berikut efek samping yang umum:
- Anoreksia.
- Sakit kepala.
- Mual.
- Muntah.
- Gangguan lambung.
- Gatal atau ruam ringan.
- Batuk, sakit mulut atau perubahan rasa (rasa logam dan perubahan rasa manis).
- Kesulitan tidur.
- Dering di telinga (tinnitus).
- Oligospermia (berkurangnya sel sperma dalam air mani) yang reversibel.
Sedangkan pada kasus yang jarang terjadi, sulfasalazine bisa menyebabkan efek samping berupa:
- Ruam kulit.
- Pruritus.
- Urtikaria.
- Demam.
Sulfasalazine juga bisa mengubah warna urin menjadi oranye. Ini tidak berbahaya dan tidak perlu dikhawatirkan.
Interaksi Sulfasalazine
Hindari mengonsumsi obat antiinflamasi ini dengan obat yang mengandung digoksin atau asam folat. Pasalnya, sulfasalazine bisa mengurangi penyerapan obat ini.
Sulfasalazine yang kamu gunakan dalam kombinasi dengan metotreksat bisa meningkatkan risiko efek samping gastrointestinal, terutama mual.
Kontraindikasi Sulfasalazine
Obat ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap sulfasalazine, metabolit, sulfonamida atau salisilat atau salah satu bahan lain dalam sulfasalazine. Pengidap obstruksi usus atau saluran kemih, dan porfiria juga tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat ini. Hubungi dokter untuk mendapatkan resep obat yang tepat.
Referensi:
National Health Service. Diakses pada 2023. Sulfasalazine.
Medline Plus. Diakses pada 2023. Sulfasalazine.
Drugs. Diakses pada 2023. Sulfasalazine.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan