Striktur Uretra
DAFTAR ISI
- Apa Itu Striktur Uretra?
- Penyebab Striktur Uretra
- Faktor Pemicu Striktur Uretra
- Gejala Striktur Uretra
- Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Striktur Uretra
- Diagnosis Striktur Uretra
- Pengobatan Striktur Uretra
- Komplikasi Striktur Uretra
- Pencegahan Striktur Uretra
Apa Itu Striktur Uretra?
Striktur uretra adalah penyempitan pada uretra. Adapuun, uretra merupakan saluran yang membawa urine dari kandung kemih menuju penis.
Urine kemudian mengalir keluar tubuh melalui meatus uretra (lubang di ujung penis) saat buang air kecil.
Penyebab Striktur Uretra
Kondisi ini terjadi akibat peradangan atau jaringan parut. Munculnya jaringan parut bisa terjadi oleh banyak kondisi, termasuk operasi hipospadia.
Prosedur ini dilakukan untuk memperbaiki uretra yang kurang berkembang.
Selain itu, beberapa penyebab umum kondisi ini meliputi:
- Prosedur implan penis.
- Patah tulang panggul.
- Prosedur pemasangan kateter.
- Terapi radiasi.
- Operasi pada prostat.
- Hiperplasia prostat jinak.
- Tumor di dekat uretra.
- Infeksi saluran kemih yang tidak mendapat pengobatan.
- Infeksi menular seksual (IMS) seperti gonore atau klamidia.
Faktor Pemicu Striktur Uretra
Risiko penyakit semakin meningkat jika kamu memiliki kondisi ini:
- Mengidap satu jenis infeksi menular seksual (IMS) atau lebih.
- Melakukan pemasangan kateter untuk mengalirkan urin dari kandung kemih.
- Mengidap uretritis (pembengkakan dan iritasi pada uretra) akibat infeksi.
- Pembengkakan pada prostat.
Gejala Striktur Uretra
Gejala dapat terjadi dalam intensitas ringan hingga berat. Berikut ini beberapa gejala yang umum terjadi:
- Melemahnya aliran urine atau berkurangnya volume urine.
- Peningkatan frekuensi buang air kecil.
- Kandung kemih tidak sepenuhnya kosong setelah buang air kecil.
- Sensasi rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil.
- Ketidakmampuan untuk mengontrol keinginan buang air kecil (inkontinensia).
- Nyeri di area panggul atau perut bagian bawah.
- Pembengkakan dan nyeri pada penis.
- Adanya darah dalam air mani atau urine.
- Perubahan warna urine menjadi lebih gelap.
- Menurunnya kemampuan untuk buang air kecil.
Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Striktur Uretra
Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejalanya, jangan ragu untuk segera hubungi dokter di Halodoc.
Dokter akan memberikan konsultasi, saran, serta perawatan yang kamu butuhkan sesuai dengan kondisi.
Berikut ini rekomendasi dokter spesialis urologi yang sudah berpengalaman dan memiliki ulasan positif dari pasien-pasien yang sebelumnya pernah mereka tangani.
Ini daftarnya:
Nah, itu tadi rekomendasi dokter spesialis urologi di Halodoc yang bisa kamu hubungi terkait perawatan striktur uretra.
Dengan menggunakan Halodoc, kamu dapat melakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Striktur Uretra
Proses diagnosis dilakukan dengan beberapa prosedur berikut ini:
1. Meninjau Gejala dan Riwayat Medis
Dokter akan bertanya tentang penyakit yang pernah dialami dan prosedur medis yang pernah dilakukan sebelumnya.
2. Melakukan Pemeriksaan Fisik
Dokter melakukan pemeriksaan fisik di area penis guna mengidentifikasi penyempitan saluran kemih.
Diagnosis dilakukan dengan melihat kemerahan, keluarnya cairan dari uretra, dan pembengkakan.
3. Melakukan Prosedur Pemeriksaan Lanjutan
Untuk menentukan diagnosis pasti, dokter akan melakukan prosedur pemeriksaan lanjutan. Ini dilakukan dengan beberapa tes meliputi:
- Mengukur laju aliran urine saat buang air kecil.
- Menganalisis sifat fisik dan kimia urine guna mendeteksi adanya bakteri atau darah.
- Prosedur cystoscopy yang dilakukan dengan memasukkan tabung kecil berkamera. Ini dapat melihat seluruh bagian dalam kandung kemih dan uretra.
- Mengukur lubang uretra.
- Pemeriksaan untuk mendeteksi klamidia dan gonore.
Pengobatan Striktur Uretra
Pengobatan akan tergantung pada tingkat keparahan kondisi. Ini beberapa prosedur yang bisa dokter lakukan:
1. Non-bedah
Ini dilakukan menggunakan alat bernama dilator. Alat dimasukkan ke dalam kandung kemih melalui uretra.
Secara bertahap dokter akan mengganti alat dengan ukuran yang lebih besar guna melebarkan uretra.
Pilihan non-bedah selanjutnya adalah menempatkan kateter urine permanen.
Ini biasa dokter lakukan dalam kasus yang parah. Risiko dari prosedur ini adalah iritasi kandung kemih dan infeksi saluran kemih.
2. Operasi
Prosedur uretroplasti terbuka adalah pilihan pengobatan untuk kasus yang lebih parah.
Prosedur ini dilakukan dengan mengangkat jaringan yang terkena dan rekonstruksi uretra.
3. Pengalihan Aliran Urine
Prosedur operasi ini bisa kamu lakukan dengan mengalihkan aliran urine ke lubang di perut.
Ini melibatkan bagian usus untuk menghubungkan ureter ke lubang. Pengalihan urine dilakukan jika kandung kemih rusak parah dan perlu diangkat.
Komplikasi Striktur Uretra
Terhambatnya aliran urine menyebabkan penumpukan di kandung kemih. Sisa urine yang tidak bisa keluar ini berisiko menyebabkan komplikasi berupa:
- Infeksi kandung kemih.
- Kumpulan nanah (abses di uretra).
- Infeksi kelenjar prostat.
- Kerusakan parah pada uretra.
- Kanker uretra.
- Infeksi ginjal.
- Fistula (jalur baru) yang terbentuk dari uretra ke kulit di sekitar anus.
Pencegahan Striktur Uretra
Pencegahan striktur uretra dapat kamu lakukan dengan melakukan hubungan seksual secara aman.
Berkaitan dengan kondisi medis lain, kamu bisa mengatasi penyebab yang mendasari.
Disarankan untuk segera menghubungi dokter jika menemukan gejalanya. Penanganan yang tepat dapat meminimalkan risiko komplikasi.
Klik gambar berikut untuk menghubungi dokter sekarang: