Stenosis Pilorus
Pengertian Stenosis Pilorus
Stenosis pilorus adalah kondisi tidak normal pada bayi di bawah 1 tahun, yaitu ketika makanan tidak bisa memasukki usus kecil. Kondisi ini ditandai dengan penebalan pada usus halus, sehingga terjadi penyempitan di lokasi tersebut dan menyebabkan makanan terhambat untuk memasuki usus halus.
Baca juga: 4 Gangguan Perut yang Rentan Menyerang Anak
Faktor Risiko Stenosis Pilorus
Faktor risikonya meliputi:
- Jenis kelamin. Stenosis pilorus lebih sering ditemukan pada bayi laki-laki, terutama anak sulung, daripada perempuan.
- Penyakit ini juga lebih sering ditemukan pada keturunan orang Eropa Utara atau ras Kaukasian.
- Kelahiran prematur. Bayi yang lahir prematur lebih berisiko mengalami kelainan ini dibanding bayi yang lahir cukup bulan.
- Riwayat keluarga dengan stenosis pilorus. Studi menemukan risiko kelainan ini lebih tinggi 20 persen pada keturunan pria dan 10 persen pada keturunan ibu.
- Merokok dalam kehamilan. Kebiasaan tersebut meningkatkan risiko stenosis pilorus 2 kali lebih tinggi.
- Penggunaan antibiotik terlalu dini. Bayi yang diberikan obat antibiotik tertentu pada awal-awal kehidupannya memiliki risiko tinggi mengalami masalah kesehatan ini.
- Bottle-feeding. Beberapa penelitian menemukan bahwa pemberian botol susu dapat meningkatkan risiko stenosis pilorus pada bayi dibandingkan menyusui secara langsung.
Baca juga: Perlu Tahu, Ini Alasan Stenosis Pilorus Lebih Rentan Menyerang Bayi Laki-laki
Penyebab Stenosis Pilorus
Penyebab kondisi ini masih belum diketahui secara pasti, tapi faktor genetik dan lingkungan diduga berperan dalam terjadinya kelainan ini. Kondisi ini jarang ditemukan setelah lahir, tetapi berkembang setelah beberapa minggu setelahnya.
Gejala Stenosis Pilorus
Stenosis pilorus biasanya diketahui pada usia 3-5 minggu, dan jarang pada bayi lebih dari 3 bulan. Gejala terjadinya penyakit ini meliputi:
- Muntah setelah makan. Muntah biasanya menyemprot, dan bersifat progresif yaitu gejala memperparah seiring perkembangan penyakitnya.
- Lapar persisten.
- Kontraksi perut, terlihat gerakan pada bagian perut tengah atas.
- Dehidrasi yang disebabkan oleh muntah.
- Perubahan pergerakan usus yang ditandai dengan konstipasi.
- Turunnya berat badan bayi.
Baca juga: Muncul di Usia 6 Bulan, Ini Gejala Stenosis Pilorus pada Bayi
Diagnosis Stenosis Pilorus
Pemeriksaan abdomen memungkinkan dokter merasakan otot pilorus yang membesar (disebut “zaitun”). Jika otot pilorus tidak dapat dirasakan, dokter bisa merekomendasikan beberapa pemeriksaan berikut:
- Tes darah, untuk memeriksa kondisi dehidrasi atau adanya ketidakseimbangan elektrolit.
- Ultrasonografi, untuk melihat pilorus dan memastikan diagnosis stenosis pilorus.
- Sinar-X dari sistem pencernaan bayi, bila hasil USG tidak jelas.
Komplikasi Stenosis Pilorus
Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi berupa:
- Bayi gagal tumbuh dan berkembang.
- Dehidrasi. Bayi yang sering muntah akibat kelainan yang dialaminya, berisiko mengalami dehidrasi dan ketidakseimbangan mineral atau elektrolit.
- Iritasi perut. Muntah berkali-kali juga bisa mengiritasi perut bayi dan menyebabkan perdarahan ringan.
- Penyakit kuning. Komplikasi ini jarang terjadi, tapi ada kemungkinan bayi dengan stenosis pylorus mengalami perubahan warna kulit dan mata menjadi kekuningan.
Pengobatan Stenosis Pilorus
Operasi perlu dilakukan untuk mengatasi stenosis pilorus. Prosedur operasi bernama pyloromyotomy biasanya langsung dijadwalkan pada hari yang sama begitu dokter memastikan diagnosis. Namun, bila bayi mengalami dehidrasi, ia akan diberikan terapi cairan dan nutrisi melalui infus dulu sebelum operasi. Bayi akan mendapatkan obat untuk membuatnya tidur, sehingga operasi tidak terasa sakit. Dokter bedah memotong otot pilorus yang menebal untuk membuat bagian yang lebih lebar agar makanan dapat masuk ke usus.
Pyloromyotomy terkadang bisa dilakukan dengan membuat sayatan kecil di perut bayi, yang disebut laparoskopi. Operasi ini membutuhkan waktu antara 15 menit dan satu jam. Bayi bisa pulang sehari atau dua hari kemudian. Bayi biasanya langsung kembali makan, tetapi sesudahnya mungkin akan muntah selama beberapa hari.
Pencegahan Stenosis Pilorus
Kondisi ini merupakan penyakit bawaan sehingga pencegahan yang dapat dilakukan adalah meminimalisir risiko dengan cara menangani atau mengontrol faktor risiko yang ada.
Kapan Harus ke Dokter?
Orangtua harus memerhatikan keadaan bayi, jika bayi mengalami penurunan berat badan secara drastis dan sehabis makan selalu muntah, segera hubungi dokter di Halodoc untuk penanganan lebih lanjut.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Pyloric stenosis.
WebMD. Diakses pada 2019. What Is Pyloric Stenosis?
Diperbarui pada 27 November 2019.