Spironolactone
DAFTAR ISI
- Apa Itu Spironolactone?
- Manfaat Spironolactone
- Dosis Spironolactone
- Hubungi Dokter Spesialis Jantung Jika Ingin Tahu Penggunaan Spironolactone
- Cara Penggunaan Spironolactone
- Perhatian Penggunaan Spironolactone
- Efek Samping Spironolactone
- Interaksi Spironolactone
- Kontraindikasi Spironolactone
Apa Itu Spironolactone?
Spironolactone adalah jenis obat diuretik yang umumnya digunakan untuk mengatasi gagal jantung, penyakit hati dan penyakit ginjal. Karena bersifat diuretik, obat ini membuat orang yang mengonsumsinya buang air lebih banyak.
Obat ini juga merupakan anti-androgen, yang berarti menghentikan hormon pria, seperti testosteron, dari bekerja. Obat ini hanya tersedia dalam bentuk tablet dan hanya bisa diperoleh atas resep dokter.
Manfaat Spironolactone
Berikut beberapa manfaat obat ini yang perlu kamu ketahui:
- Mengatasi gagal jantung dengan membantu mengeluarkan kelebihan cairan dan garam dari tubuh melalui urine, sehingga beban pada jantung bisa berkurang.
- Mengobati penumpukan cairan di perut (asites) akibat penyakit hati.
- Mengatasi kondisi yang menyebabkan ginjal kehilangan protein dalam jumlah besar ke dalam urin (sindrom nefrotik).
Dosis Spironolactone
Dosis obat ini tergantung pada tujuan pengobatan. Berikut dosis penggunaan spironolactone secara umum:
- Gagal jantung: Dosis awal 25 miligram sekali sehari. Dokter dapat meningkatkan dosisnya menjadi 25 miligram setiap dua hari sekali hingga 50 miligram sekali sehari, tergantung seberapa efektif obat.
- Penumpukan cairan yang disebabkan oleh penyakit hati (asites): Dosisnya sekitar 100-400 miligram sehari.
- Edema akibat gagal jantung: Dosis awal 100 miligram sehar. Dokter dapat meningkatkannya hingga 200 miligram sehari, tergantung seberapa efektif obat.
- Sindrom nefrotik: Dosisnya sekitar 100-200 miligram sehari.
- Kadar aldosteron tinggi: Dosis awal sekitar 400 miligram sehari sebagai dosis awal, selama beberapa hari hingga beberapa minggu, untuk memeriksa apakah kadar aldosteron tinggi adalah pemicunya. Setelah dikonfirmasi, dosis untuk jangka panjang yang dokter berikan berkisar 100-400 miligram.
- Tekanan darah tinggi (hipertensi): Dosisnya sekitar 25 miligram sehari. Dosis biasanya lebih rendah untuk orang di atas 65 tahun karena lebih rentan mengalami efek samping.
Penggunaan untuk bayi dan anak-anak, disesuaikan dengan berat atau usia anak untuk menentukan dosis yang tepat.
Hubungi Dokter Spesialis Jantung Jika Ingin Tahu Penggunaan Spironolactone
Obat ini hanya bisa diperoleh atas resep dokter dan tidak bisa didapatkan secara bebas.
Apabila kamu ingin tahu lebih lanjut terkait penggunaan obat ini, kamu bisa menghubungi dokter spesialis kejiwaan di Halodoc.
Jangan khawatir, konseling di Halodoc aman dan privasi pasti terjaga.
Para ahli ini juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani:
Ini daftarnya:
- dr. Fathy Fathini Sp.JP
- dr. Victor Giovannie Xaverison Rooroh Sp.JP
- dr. Putri Septiani Sp.JP
- dr. Helmi Agung Prasetyo Sp.JP, FIHA
- dr. Ida Bagus Komang Arjawa Sp.JP
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Cara Penggunaan Spironolactone
Seseorang biasanya akan mengonsumsi obat ini sekali sehari pada pagi hari. Jika mengonsumsi dosis tinggi, kamu mungkin perlu mengonsumsi obat ini dua kali sehari.
Apabila mengonsumsinya dua kali sehari, pastikan mengonsumsi dosis kedua tidak lewat dari pukul 16.00. Mengonsumsinya lebih dari waktu ini bisa membuat kamu terbangun di tengah malam untuk buang air kecil.
Beberapa orang hanya perlu mengonsumsinya sekali setiap 2 hari.
Minum obat bersama makanan untuk membantu mengurangi efek samping seperti mual. Telan tablet secara utuh dengan minum air. Jangan mengunyahnya.
Perhatian Penggunaan Spironolactone
Sebelum mengonsumsi obat ini, beri tahu dokter apabila mengidap kondisi berikut:
- Pernah mengalami reaksi alergi terhadap obat ini atau obat lainnya.
- Memiliki masalah ginjal parah atau tidak dapat buang air kecil.
- Mengidap penyakit Addison, ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan kelemahan, penurunan berat badan, dan tekanan darah rendah.
- Pernah memiliki kadar kalium tinggi dalam darah.
- Anak-anak dengan penyakit ginjal sedang hingga parah sebaiknya tidak mengonsumsi obat ini.
Efek Samping Spironolactone
- Beberapa efek samping yang bisa terjadi dari penggunaan obat ini, yaitu:
Pusing - Mual atau muntah
- Kram otot atau kaki
- Merasa lelah atau kurang energi
- Nyeri payudara dan pembesaran payudara, termasuk pada pria
Interaksi Spironolactone
Beberapa obat dapat menghambat kerja obat ini dan meningkatkan terjadinya efek samping.
Beritahu dokter jika kamu mengonsumsi salah satu obat berikut ini:
- Eplerenone, obat yang biasa orang gunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi yang bekerja dengan cara yang mirip dengan obat ini.
- Diuretik lain. Jangan mengonsumsi diuretik yang meningkatkan kadar kalium (seperti amilorid) dengan spironolactone. Kamu dapat mengonsumsi diuretik lain (seperti furosemid) dengan obat ini jika dokter merekomendasikannya.
- Obat lain yang meningkatkan kadar kalium. Contohnya obat yang membantu mencegah pembekuan darah, seperti enoksaparin, dan beberapa antibiotik, seperti trimetoprim.
- ACE inhibitor, yang biasa orang gunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan gagal jantung, seperti ramipril, lisinopril, perindopril, atau enalapril
- Digoksin, obat yang digunakan untuk mengobati detak jantung tidak teratur
- Obat penghilang rasa sakit yang biasa orang kenal sebagai obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), termasuk diklofenak, ibuprofen, naproksen, atau aspirin.
Kontraindikasi Spironolactone
Obat ini tidak dokter anjurkan untuk individu yang memiliki hipersensitivitas dengan kandungan obat ini.
Individu yang mengalami riwayat alergi terhadap obat-obatan ini juga tidak dokter sarankan mengonsumsi obat ini.