Sindrom Nefrotik
DAFTAR ISI
- Pengertian Sindrom Nefrotik
- Faktor Risiko Sindrom Nefrotik
- Penyebab Sindrom Nefrotik
- Gejala Sindrom Nefrotik
- Diagnosis Sindrom Nefrotik
- Pengobatan Sindrom Nefrotik
- Komplikasi Sindrom Nefrotik
- Pencegahan Sindrom Nefrotik
- Kapan Harus ke Dokter?
Pengertian Sindrom Nefrotik
Sindrom nefrotik adalah suatu gangguan kesehatan yang terjadi pada organ ginjal . Kondisi ini ditandai dengan tingginya kadar protein pada urine, akibat bocornya bagian ginjal yang bertugas menyaring darah atau disebut glomerulus. Hal ini yang kemudian memicu terjadinya bengkak atau edema.
Gangguan kesehatan yang satu ini, bisa terjadi di salah satu atau kedua sisi ginjal. DI mana setiap orang berisiko mengalami sindrom nefrotik, termasuk anak-anak dan orang dewasa.
Faktor Risiko Sindrom Nefrotik
Faktor risiko sindrom Nefrotik antara lain adalah:
- Kondisi medis seperti diabetes, lupus, dan amiloidosis.
- Penggunaan obat-obatan seperti anti-radang non-steroid atau beberapa antibiotik.
- Infeksi seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, dan malaria.
Penyebab Sindrom Nefrotik
Sindrom ini terjadi karena adanya kerusakan pada ginjal (Sindrom Nefrotik Primer), atau penyakit lain (Sindrom Nefrotik Sekunder). Keduanya memicu kerusakan pada sistem penyaringan di ginjal, yang disebut dengan glomerulus.
Glomerulus merupakan bagian dari ginjal, yang terdiri dari pembuluh darah kecil. Bagian ini bertugas mengeliminasi zat-zat yang tidak diperlukan tubuh dan kelebihan cairan.
Ketika glomerulus rusak, maka proses pembuangan limbah dalam tubuh akan terganggu. Selain itu, hal ini juga dapat memicu protein darah bocor ke dalam urine, termasuk albumin.
Albumin merupakan protein yang menjaga volume cairan dalam pembuluh darah. Jika terjadi kebocoran albumin, darah kehilangan kemampuannya untuk menyerap cairan dari sel-sel tubuh, ke dalam pembuluh darah dan menyebabkan edema.
Kebocoran albumin diukur dari kadar protein dalam urine. Glomerulus yang rusak dapat mengeluarkan albumin 20 kali lebih banyak dari normalnya, yaitu sekitar 3 gram atau lebih.
Penyebab sindrom nefrotik primer umumnya dikaitkan dengan kelainan genetik dan biasanya disebabkan oleh formasi jaringan parut pada glomerulus. Kondisi ini disebut sebagai Focal Segmental Glomerulosclerosis (FSGS).
Penyakit ginjal umum lainnya yang menyebabkan sindrom ini adalah nefropati membranosa atau terdapat deposit molekul imun pada glomerulus, yang menyebabkan penebalan pada glomerulus dan mengganggu fungsinya.
Sedangkan sindrom nefrotik sekunder paling sering disebabkan oleh penyakit diabetes, lupus, dan amiloidosis. Kurang lebih setengah dari sindrom ini disebabkan oleh penyakit lain yang mendasari.
Gejala Sindrom Nefrotik
Gejala sindrom nefrotik yang paling umum terjadi yaitu pembengkakan atau edema, akibat penumpukan cairan dalam tubuh.
Kondisi ini juga dipicu karena rendahnya protein dalam darah. Padahal, salah satu fungsi protein yaitu menahan cairan di dalam tubuh.
Saat kadar protein rendah, cairan yang ada pada pembuluh darah bisa mengalami bocor keluar dan menumpuk di jaringan tubuh. Ini yang kemudian menyebabkan edema dan kerap terjadi di area mata dan pergelangan kaki.
Selain itu, ada beberapa gejala sindrom nefrotik lainnya, antara lain:
- Urine yang berbusa karena kelebihan protein.
- Peningkatan berat badan karena adanya retensi atau penumpukan cairan dalam tubuh.
- Tubuh mudah lelah dan terasa lemah.
- Penurunan nafsu makan.
- Perut terasa mual, serta mengalami diare.
Cari tahu lebih lanjut, Ini Gejala dan Penyebab Terjadinya Sindrom Nefrotik
Diagnosis Sindrom Nefrotik
Penegakkan diagnosis memerlukan beberapa prosedur, antara lain:
1. Tes urine
Urinalisis dapat memperlihatkan adanya kadar protein tidak normal dalam urine. Pengukuran yang lebih akurat dilakukan dengan cara mengumpulkan sampel urine selama 24 jam.
2. Tes darah
Untuk kondisi ini, tes darah mampu menunjukkan kadar albumin yang rendah (hipoalbumin).
Kehilangan albumin melalui urine dikaitkan dengan meningkatnya kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah, yang dapat dilihat melalui pemeriksaan ini.
Tes darah meliputi pemeriksaan serum kreatinin dan urea untuk menilai fungsi ginjal.
3. Biopsi ginjal
Dalam biopsi ginjal, sejumlah kecil jaringan ginjal diambil untuk dianalisis lebih lanjut di bawah mikroskop. Proses ini membantu dokter menilai tingkat kerusakan pada glomerulus dan jenis gangguan yang mungkin terlibat.
Hasil biopsi ginjal akan memberikan informasi penting mengenai penyebab sindrom ini. Misalnya sindrom nefrotik disebabkan oleh glomerulonefritis, penyakit Buerger, lupus, atau penyakit ginjal lainnya
Pengobatan Sindrom Nefrotik
Tidak ada penanganan definitif untuk kondisi ini. Namun, tata laksana dapat dilakukan untuk mengontrol dan meringankan gejala serta memperlambat kerusakan ginjal.
Jika gagal ginjal telah terjadi, pengidap harus menjalani cuci darah atau cangkok ginjal.
Obat-obatan lain biasanya diberikan, namun sifatnya hanya sebagai pendukung pengobatan. Misalnya pengobatan untuk mengontrol tekanan darah, kadar lemak dan kolesterol, penggantian albumin, serta obat untuk mencegah penggumpalan darah.
Penanganan juga termasuk restriksi cairan dan diet rendah garam.
Komplikasi Sindrom Nefrotik
Sindrom nefrotik merupakan kondisi kerusakan pada ginjal yang serius. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, masalah kesehatan ini bisa menurunkan kualitas hidup seseorang.
Selain itu, sindrom nefrotik juga dapat memicu sejumlah komplikasi seperti:
- Anemia. Kondisi medis saat tubuh mengalami kekurangan jumlah sel darah merah, sehingga memicu gejala berupa kelelahan, kulit pucat, sakit kepala, sesak napas, dan pusing saat berdiri.
- Tekanan darah tinggi. Masalah kesehatan yang ditandai dengan tekanan darah lebih atau sama dengan 140/90 mmHg.
- Gagal ginjal. Salah satu atau kedua sisi organ ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
- Penyakit jantung. Biomed Research International menyebut bahwa, gagal jantung sangat umum terjadi pada pasien yang mengalami gangguan ginjal. Terutama pada mereka yang mengidap gangguan ginjal stadium akhir.
Pencegahan Sindrom Nefrotik
Sindrom nefrotik sulit untuk dicegah, apalagi jika penyebabnya belum diketahui secara pasti. Namun, kamu tetap bisa melakukan sejumlah cara untuk menurunkan risiko penyakit ini, seperti:
- Mengontrol penyakit yang diidap. Misalnya jika kamu mengalami diabetes, pastikan untuk rutin mengontrol kesehatan tubuh dan minum obat sesuai anjuran dokter.
- Jika mengalami masalah pada ginjal, segera lakukan pemeriksaan medis serta minum obat sesuai anjuran dokter. Hal ini untuk mencegah terjadinya komplikasi sindrom nefrotik.
- Menerapkan pola makan yang tepat dan mengonsumsi lebih banyak makanan sehat kaya nutrisi. Berikut ini 3 Makanan Sehat untuk Mencegah Sindrom Nefrotik
Kapan Harus ke Dokter?
Segera hubungi dokter jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala-gejala seperti pembengkakan, urine berbusa, penurunan berat badan tanpa sebab, kelelahan berlebihan, dan tekanan darah tinggi.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, tes urine, serta merekomendasikan tindakan biopsi ginjal jika dibutuhkan.
Pengobatan yang tepat dapat dimulai setelah diagnosis yang akurat. Hal ini penting untuk mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi serius.
Jika kamu ingin tahu lebih jauh mengenai penyakit ini, jangan ragu untuk segera berkonsutlasi dengan dokter tepercaya di Halodoc. Selain itu, konsumsi juga obat atau vitamin penunjang kesehatan ginjal lainnya, yang kini bisa dibeli dengan mudah di Toko Kesehatan Halodoc.
Diperbarui pada 6 September 2024.
Referensi:
NHS UK. Diakses pada 2024. Nephrotic syndrome in children.
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Nephrotic syndrome.
Healthline. Diakses pada 2024. What is Nephrotic Syndrome?
NIH. Diakses pada 2024. Heart Failure in Patients with Chronic Kidney Disease: A Systematic Integrative Review.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan