Sifilis (Raja Singa)
DAFTAR ISI
- Apa Itu Sifilis (Raja Singa)?
- Penyebab Sifilis (Raja Singa)
- Gejala Sifilis (Raja Singa)
- Faktor Risiko Sifilis
- Hubungi Dokter Ini Jika Muncul Gejala Sifilis
- Diagnosis Sifilis (Raja Singa)
- Pengobatan Sifilis (Raja Singa)
- Rekomendasi Obat Sifilis
- Komplikasi Sifilis
- Pencegahan Sifilis
- Kapan Harus ke Dokter?
Hubungi Admin Whatsapp Halodoc untuk Booking Skrining PMS Mulai dari Rp 599rb!
Apa Itu Sifilis (Raja Singa)?
Penyakit raja singa atau sifilis adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri. Penyakit ini ditandai dengan munculnya luka tanpa rasa nyeri pada alat kelamin, rektum, atau mulut.
Hal ini yang membuat banyak orang yang mengidap sifilis tidak menyadari bahwa dirinya terinfeksi.
Sifilis menular melalui hubungan seks oral, vaginal, serta anal. Selain itu, penyakit ini juga dapat ditularkan dari ibu ke anak yang baru lahir selama kehamilan, persalinan, hingga menyusui.
Setelah infeksi awal, bakteri penyebabnya dapat bertahan di dalam tubuh selama bertahun-tahun tanpa menimbulkan gejala. Namun, suatu hari infeksinya bisa aktif kembali.
Jika didiagnosis dengan cepat, penyakit ini dapat disembuhkan dengan pemberian antibiotik.
Tanpa pengobatan, penyakit yang juga dikenal dengan sebutan raja singa ini dapat merusak jantung, otak atau organ lain, dan dapat mengancam jiwa.
Penyebab Sifilis (Raja Singa)
Penyebab sifilis adalah bakteri yang bernama Treponema pallidum. Cara paling umum penyebaran sifilis adalah melalui kontak dengan luka orang yang terinfeksi selama aktivitas seksual.
Bakteri masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil atau lecet pada kulit, serta selaput lendir.
Penyakit ini menular selama tahap primer dan sekunder, dan kadang-kadang pada awal periode laten.
Pada kasus yang lebih jarang, kondisi ini dapat menyebar melalui kontak langsung dengan lesi aktif, seperti saat berciuman.
Penyakit ini tidak dapat menyebar dengan menggunakan toilet, bak mandi, pakaian atau peralatan makan yang sama, gagang pintu, kolam renang, atau bak air panas.
Setelah sembuh, sifilis tidak bisa kembali atau kambuh dengan sendirinya.
Namun, seseorang dapat terinfeksi kembali jika memiliki kontak dengan luka sifilis dari orang lain.
Apakah kamu curiga Terinfeksi Penyakit Raja Singa? Segera Hubungi Dokter Ini.
Gejala Sifilis (Raja Singa)
Sifilis berkembang dalam tubuh seseorang secara bertahap, sehingga gejala penyakit raja singa ini akan bervariasi, antara lain:
1. Sifilis Primer
Gejala pada kondisi ini umumnya muncul berupa luka dengan lama durasi 10 hingga 90 hari setelah bakteri masuk ke dalam tubuh.
Pemulihannya memakan waktu sekitar 3 hingga 6 minggu.
2. Sifilis Sekunder
Jenis ini bisa terjadi beberapa minggu setelah luka menghilang, dengan ruam yang terdapat di bagian tubuh manapun khususnya di telapak tangan dan kaki.
Ditambah dengan penyakit flu, rasa lelah, sakit kepala, nyeri pada persendian, dan demam umumnya menjadi contoh gejala lain yang dialami pengidap.
Segera tangani kondisi ini dengan tepat, agar infeksi tak berlanjut ke tahap berikutnya.
3. Sifilis Laten
Jika tidak segera diobati, penyakit ini bisa berpindah ke tahap laten dari tahap sekunder.
Pada sifilis laten, kondisinya terjadi tanpa gejala, tapi dalam 12 bulan pertama, infeksi masih bisa menular.
4. Sifilis Tersier
Ini merupakan jenis yang paling berbahaya. Sekitar 30-40% pengidap sifilis yang tidak mendapatkan pengobatan berisiko mengalami komplikasi ini.
Gejala yang terjadi akan sangat dipengaruhi oleh bagian tubuh mana yang dimasuki bakteri sifilis.
Jenis tersier memiliki dampak terhadap mata, jantung, otak, pembuluh darah, tulang, persendian, dan juga hati.
Hal tersebut menyebabkan pengidap akan mengalami kebutaan, penyakit jantung dan juga stroke akibat dari terjadinya infeksi menular seksual tersebut.
5. Sifilis Kongenital
Jika kondisi ini terjadi pada ibu hamil, maka janin wanita tersebut bisa juga tertular.
Risiko tersebut bisa kamu kurangi dengan mengobati infeksi sebelum masa kehamilan mencapai 4 bulan.
Jika penanganan dan pengobatan terlambat, ibu hamil tersebut akan terkena komplikasi.
Komplikasi bisa berupa bayi lahir prematur, keguguran, bayi lahir dengan sifilis, dan hilangnya nyawa bayi setelah lahir.
Faktor Risiko Sifilis (Raja Singa)
Siapa pun yang aktif secara seksual bisa terkena penyakit ini, tetapi beberapa orang memiliki peningkatan risiko terinfeksi.
Risiko akan jadi lebih tinggi jika:
- Melakukan hubungan seks sesama jenis.
- Melakukan hubungan seks tanpa kondom, terutama jika memiliki banyak pasangan.
- Mengidap HIV/AIDS.
- Berhubungan seks dengan seseorang yang mengidap sifilis.
- Mengidap IMS jenis lain, seperti klamidia, gonore, atau herpes genital.
Hubungi Dokter Ini Jika Muncul Gejala Sifilis
Jika kamu mengalami beberapa gejala sifilis seperti yang disebutkan sebelumnya, kamu harus segera menghubungi dokter di Halodoc untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Nah, berikut beberapa dokter spesialis bedah yang sudah berpengalaman yang bisa kamu hubungi untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Dokter-dokter ini juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
- dr. Dyah Ayu Nirmalasari Sp.D.V.E
- dr. Made Martina W. M.Biomed, Sp.D.V.E
- dr. Dina Febriani Sp.D.V.E
- dr. Frieda Sp.D.V.E
- dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Sifilis (Raja Singa)
Untuk mendiagnosis, dokter akan bertanya tentang riwayat seksual yang kamu miliki.
Sangat penting untuk jujur selama diskusi ini. Sebab, dokter dapat membantu menilai risiko dan merekomendasikan tes untuk IMS lainnya.
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan memeriksa dan mengambil sampel darah untuk mencari tanda-tanda infeksi.
Dokter juga mungkin mengeluarkan beberapa cairan atau sepotong kecil kulit dari luka dan mengujinya di laboratorium.
Untuk info lengkapnya, kamu bisa baca di sini: Skrining Sifilis / TPHA – Tujuan dan Prosedurnya.
Berikut ini adalah beberapa jenis tes yang digunakan untuk mendiagnosis sifilis:
1. Tes skrining
Tes untuk mendeteksi sifilis biasanya melibatkan dua langkah. Langkah pertama adalah tes skrining yang bertujuan untuk memeriksa adanya antibodi yang terkait dengan infeksi sifilis.
Tes skrining ini umumnya meliputi:
- Rapid Plasma Reagin (RPR). Tes ini mendeteksi antibodi dalam darah yang bereaksi terhadap sifilis, bukan bakteri penyebabnya secara langsung.
- Venereal Disease Research Laboratory (VDRL). Tes ini memeriksa antibodi yang diproduksi tubuh sebagai respons terhadap antigen dari sel-sel yang rusak akibat infeksi sifilis.
Tes skrining ini tidak sepenuhnya spesifik untuk sifilis, karena kondisi lain seperti penyakit autoimun, infeksi lain, dan vaksinasi juga dapat memicu sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi ini.
2. Tes konfirmasi
Jika hasil tes skrining, baik RPR maupun VDRL, menunjukkan adanya antibodi yang terkait dengan infeksi sifilis, maka kamu perlu menjalani tes kedua untuk mengonfirmasi apakah kamu benar-benar menderita sifilis.
Biasanya, tes kedua ini mencari antibodi yang diproduksi khusus oleh sistem kekebalan tubuh untuk melawan sifilis dan tidak terkait dengan penyakit lain.
Jika antibodi ini ditemukan, berarti kamu saat ini menderita sifilis atau pernah mengalaminya dan telah diobati di masa lalu. Tes konfirmasi untuk sifilis meliputi:
- Treponema Pallidum Particle Agglutination Assay (TP-PA).
- Fluorescent Treponemal Antibody Absorption (FTA-ABS) Test.
- Microhemagglutination Assay for Antibodies to T. pallidum (MHA-TP).
- T. Pallidum Hemagglutination Assay (TPHA).
- T. Pallidum Enzyme Immunoassay (TP-EIA).
- Chemiluminescence Immunoassays (CLIA).
Skrining Penyakit Menular Seksual di Rumah Pakai Halodoc
Apabila mengalami luka yang tidak menimbulkan rasa sakit pada area alat kelamin, rektum, atau mulut setelah melakukan hubungan seksual, kamu harus waspada karena bisa menjadi gejala awal dari penyakit sifilis.
Untuk itu, penting melakukan skrining penyakit menular seksual guna memastikan hal tersebut.
Nah, saat ini kamu bisa melakukan Skrining Penyakit Menular Seksual terkait penyakit sifilis dari rumah dengan menggunakan layanan Halodoc Home Lab.
Layanan homelab ini adalah tes laboratorium atau paket tes dari Halodoc yang pengambilan sampelnya bisa dilakukan di rumah atau di lokasi mana pun yang kamu pilih.
Ada beberapa keunggulan dari layanan tes lab ini, antara lain:
✔ Tak perlu repot keluar rumah.
✔ Tak perlu antre lama di rumah sakit.
✔ Hemat waktu dan biaya.
✔ Tenaga medis profesional dan responnya cepat.
✔ Protokol kesehatan yang ketat. Ini Daftar Phlebotomist yang Tangani Layanan Tes Lab Halodoc.
✔ Sampel diambil secara aman dan steril.
✔ Sampel darah/urine akan dibawa langsung ke laboratorium setelah diambil (tidak ada transit).
✔ Peralatan yang digunakan berkualitas, aman, tersegel, dan sesuai standarisasi.
✔ Harganya terjangkau, mulai dari Rp599.000,-, kamu bisa melakukan family booking untuk mendapatkan ekstra diskon.
✔ Semua layanan tes lab terdiri dari pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dokter.
✔ Setelah tes, kamu akan mendapatkan voucher 25 ribu untuk konsultasi hasil dengan dokter tepercaya dari Halodoc.
Dengan berbagai keunggulan layanan Halodoc Home Lab, kamu bisa melakukan tes sifilis dengan mudah dan nyaman.
Booking Skrining Penyakit Menular Seksual Lebih Mudah di Rumah Pakai Halodoc.
Kamu bisa order melalui aplikasi Halodoc atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
Jangan khawatir, saat memesan skrining penyakit menular seksual, privasi kamu pasti terjaga dengan aman di Halodoc!
Pengobatan Sifilis (Raja Singa)
Berikut langkah pengobatan untuk mengatasi sifilis yang dapat dokter rekomendasikan:
1. Obat-obatan
Sifilis mudah disembuhkan jika ditemukan dan diobati pada tahap awal.
Pengobatan yang dianjurkan untuk semua tahap infeksi sifilis adalah pemberian antibiotik penisilin untuk membunuh bakteri penyebab sifilis.
Apabila kamu alergi terhadap penisilin, dokter dan tim perawatan kesehatan lainnya mungkin akan menyarankan antibiotik jenis lain.
Pengobatan yang dianjurkan untuk sifilis primer, sekunder, atau laten tahap awal adalah suntikan penisilin dosis tunggal.
Jika pasien telah mengidap sifilis lebih dari satu tahun, dokter mungkin akan memberikan dosis tambahan.
Pada kasus ibu hamil yang mengidap sifiliss, penisilin juga menjadi satu-satunya pengobatan yang direkomendasikan.
Mereka yang alergi terhadap penisilin dapat menjalani proses yang disebut desensitisasi penisilin.
Desensitisasi adalah pemberian obat yang diberikan secara bertahap. Proses ini dilakukan oleh spesialis yang disebut ahli alergi atau imunolog.
Metodenya melibatkan pemberian penisilin dalam jumlah kecil setiap 15 hingga 20 menit selama kurang lebih 4 jam.
Meskipun sudah mendapatkan pengobatan selama kehamilan, bayi yang lahir juga harus menjalani pengujian untuk mengidentifikasi tanda-tanda sifilis kongenital. Jika terdeteksi bakteri sifilis, bayi akan menerima pengobatan antibiotik.
Pada hari pertama menerima pengobatan, mayoritas pengidapnya mungkin mengalami reaksi yang dikenal sebagai reaksi Jarisch-Herxheimer.
Gejalanya termasuk demam, menggigil, mual, nyeri tubuh, dan sakit kepala. Biasanya, reaksi ini tidak berlangsung lebih dari satu hari dan akan menghilang dengan sendirinya.
2. Tindak lanjut pengobatan
Setelah mendapatkan pengobaan sifilis, dokter dan tim medis akan menyarankan pemeriksaan berikut ini:
- Melakukan tes darah dan pemeriksaan rutin untuk memastikan pengobatan penisilin bekerja dengan baik. Tes tindak lanjut yang dibutuhkan bergantung pada tahap sifilis yang kamu alami.
- Tidak melakukan kontak seksual dengan pasangan sampai pengobatan selesai. Setelah selesai, kamu perlu melakukan tes darah untuk memastikan infeksi benar-benar sembuh dan semua luka telah hilang.
- Beri tahu pasangan seksual agar mereka juga melakukan pengujian dan segera mendapatkan pengobatan.
- Melakukan tes HIV untuk mengidentifikasi apakah ada tanda-tandanya.
3. Meminta dukungan
Terdiagnosis penyakit sifilis bisa menjadi hal yang mengagetkan sekaligus mengkhawatirkan untuk sebagian besar orang.
Sebelum berbicara dengan orang terdekat, siapkan mental dan emosionalmu. Ingatlah bahwa, meminta dukungan adalah hakmu dan hal sangat membantu proses penyembuhan.
Pilih waktu dan tempat yang nyaman dan aman untuk berbicara. Pastikan situasi tenang dan tidak terburu-buru, sehingga orang yang kamu ajak bicara dapat fokus dan merespon dengan baik.
Sampaikan bahwa kamu terdiagnosis sifilis dan beri penjelasan singkat tentang apa itu sifilis, termasuk bagaimana penyebarannya.
Tegaskan bahwa ini adalah infeksi yang bisa diobati jika ditangani dengan benar.
Sampaikan juga bahwa kamu membutuhkan dukungan emosional selama proses penyembuhan ini.
Jelaskan bahwa memiliki seseorang yang memahami situasimu akan sangat membantu dalam menjalani pengobatan dan menjaga kesehatan mental.
Jika orang yang kamu ajak bicara kurang paham tentang sifilis, tawarkan untuk belajar bersama.
Kamu bisa membagikan informasi yang kamu dapatkan dari dokter atau sumber terpercaya, sehingga mereka lebih memahami situasimu.
Setiap orang memiliki reaksi berbeda terhadap penjelasan ini. Beberapa mungkin langsung memberikan dukungan, sementara yang lain butuh waktu untuk mencerna informasi tersebut.
Kamu juga bisa bergabung dengan kelompok pendukung yang berisikan pengidap sifilis maupun orang yang mengalami penyakit menular seksual lainnya.
Di sini, kamu bisa saling bertukar informasi terkait proses penyembuhan dan saling memberi dukungan satu sama lain.
Tanyakan kepada dokter yang merawatmu apakah ada kelompok dukungan seperti ini agar kamu bisa bergabung.
Kamu juga bisa bicara dengan psikolog atau psikiater untuk mendapatkan dukungan sekaligus tips menjaga kesehatan mental selama proses penyembuhan.
Rekomendasi Obat Sifilis
Berikut ini beberapa rekomendasi obat sifilis yang dapat kamu gunakan:
- Erysanbe 500 mg 10 Kaplet. Mengandung antibiotik erythromycin yang bermanfaat untuk mengatasi berbagai jenis infeksi, termasuk infeksi sifilis.
- Dohixat 100 mg 10 Kapsul. Merupakan obat kapsul dengan zat aktif Doxycycline yang bermanfaat untuk terapi dan pengobatan sifilis, serta berbagai jenis infeksi yang rentan atau berat lainnya.
- Doxicor 100 mg 10 Kapsul. Mengandung Doxycycline dalam bentuk kapsul yang bermanfaat untuk mengobati sifilis, malaria, demam, gonore, hingga jerawat.
- Erythromycin 500 mg 10 Kaplet. Antibiotik golongan makrolidum yang bermanfaat untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan, kulit & jaringan lunak, pneumonia, gonore, dan sifilis.
- Doxycycline 100 mg 10 Kapsul. Merupakan obat antibiotik yang berguna untuk mengatasi infeksi saluran napas, infeksi saluran kemih, penyakit menular seksual, hingga sifilis.
Kamu bisa mendapatkan obat-obatan tersebut dengan mudah dari Toko Kesehatan Halodoc. Tidak perlu repot, produk akan dikirim dari apotek tepercaya langsung ke lokasimu!
Komplikasi Sifilis
Tanpa pengobatan, penyakit ini menyebabkan kerusakan di seluruh tubuh.
Beberapa potensi komplikasi penyakit raja singa ini yang dapat terjadi adalah:
1. Benjolan kecil atau tumor
Pada tahap akhir, benjolan (gumma) dapat berkembang pada kulit, tulang, hati atau organ lainnya. Gumma biasanya hilang setelah pengobatan dengan antibiotik.
2. Masalah neurologis
Seperti meningitis, gangguan pendengaran, masalah penglihatan, demensia, disfungsi seksual pada pria, dan inkontinensia urine.
3. Masalah kardiovaskular
Seperti pembengkakan aorta atau arteri utama dalam tubuh, dan pembuluh darah lainnya. Kondisi ini juga dapat merusak katup jantung.
4. Infeksi HIV
Orang dewasa dengan kondisi ini memiliki risiko lebih tinggi untuk tertular HIV. Luka dapat berdarah dengan mudah, membuat HIV lebih mudah masuk ke aliran darah selama aktivitas seksual.
5. Komplikasi kehamilan dan persalinan
Sifilis kongenital sangat meningkatkan risiko keguguran, bayi lahir mati, atau kematian bayi dalam beberapa hari setelah lahir.
Pencegahan Sifilis
Sebenarnya, sifilis merupakan penyakit yang bisa dicegah.
Kamu bisa melakukan cara berikut ini agar terhindar dari sifilis, di antaranya:
- Menghindari alkohol dan obat-obat terlarang.
- Memiliki satu pasangan tetap untuk melakukan hubungan seksual.
- Berhenti untuk melakukan kontak seksual dalam jangka waktu lama.
- Secara terbuka mendiskusikan riwayat penyakit kelamin yang kamu alami bersama pasangan.
- Menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
- Melakukan skrining kesehatan setidaknya setahun sekali.
- Ibu hamil harus melakukan pemeriksaan prenatal pertama untuk mengetahui status kesehatannya.
- Hindari mengonsumsi alkohol dan menggunakan obat-obatan terlarang, karena bisa memicu penurunan daya tahan tubuh.
- Hindari memakai jarum suntik secara bergantian atau bekas orang lain.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera temui dokter jika kamu menemukan adanya ruam pada kulit terutama di sekitar alat kelamin atau mulut.
Dokter akan segera melakukan tes untuk mendeteksi ada atau tidaknya penyakit sifilis, kemudian merekomendasikan obat untuk mengatasi gejala yang muncul.
Semakin cepat mendapat pengobatan, maka semakin kecil kemungkinan kamu mengalami risiko komplikasi jangka panjang.
Kini, konsultasi dengan dokter bisa dilakukan dengan mudah kapan saja dan di mna saja melalui Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!