Psikopat
DAFTAR ISI
- Apa Itu Psikopat?
- Penyebab Psikopat
- Faktor Risiko Psikopat
- Gejala Psikopat
- Hubungi Psikiater Jika Kamu Merasa Dirimu/Orang Terdekat Memiliki Gejala Psikopat
- Diagnosis Psikopat
- Pengobatan Psikopat
- Komplikasi Psikopat
- Pencegahan Psikopat
Apa Itu Psikopat?
Psikopat adalah suatu istilah yang menggambarkan seseorang yang tanpa perasaan, emosi, dan hati nurani. Namun, sebutan medis yang pas untuk kondisi ini sekarang ini tidak psikopat, tetapi gangguan kepribadian antisosial.
Seseorang dengan kondisi ini bisa menunjukkan sikap yang sangat berkebalikan dengan norma sosial, kesulitan membedakan tingkah laku yang baik dan buruk, tidak punya rasa empati, dan kurang bertanggung jawab.
Tidak hanya itu, mereka juga bisa menunjukkan sifat gegabah, manipulatif, dan kasar pada orang lain.
Gejala dari kelainan kesehatan mental ini sebenarnya hampir sama dengan gangguan kepribadian narsistik. Meski begitu, seseorang dengan psikopat cenderung kurang tekun dan disiplin.
Selain itu, perlu pula pemahaman yang benar bahwa tidak semua orang dengan kondisi psikopat adalah pelaku kriminal.
Penyebab Psikopat
Apa yang menjadi penyebab psikopat belum bisa diketahui dengan pasti. Meski begitu, beberapa kondisi berikut ini bisa menjadi pemicunya:
1. Gangguan fungsi otak
Pengidap psikopat mengalami penurunan aktivitas terhadap bagian otak yang terlibat dalam emosi, empati dan pengambilan keputusan. Bagian ini adalah amygdala, insula dan korteks prefrontal.
Gangguan fungsi otak ini menurunkan respon terhadap rangsangan emosional dan tindakan pengidap.
Dampaknya, mereka cenderung memilih keputusan yang buruk dan tidak mampu mengontrol emosi.
2. Genetik
Kelainan genetik hasil pewarisan sifat dari orang tua berpotensi menimbulkan gangguan kepribadian antisosial, termasuk psikopat.
Kondisi ini lebih rentan terjadi pada seseorang yang memiliki orang tua dengan gangguan mental.
Namun, gangguan kepribadian antisosial tidak sama dengan introvert. Cari tahu apa saja perbedaan keduanya dalam artikel dengan judul Jangan Samakan Kepribadian Antisosial dan Introvert.
3. Trauma
Pelecehan atau kekerasan pada anak bisa membentuk kepribadian psikopat saat dewasa.
Kondisi ini umumnya muncul pada orang yang tumbuh besar pada lingkungan keluarga dengan ekonomi sulit.
Trauma juga bisa terjadi akibat perkelahian dengan orang tua, menjadi saksi KDRT dan pola asuh yang salah.
Orang tua yang sering melontarkan kata kasar dan menelantarkan anak juga menjadi penyebabnya.
Selain itu, kelainan yang terjadi pada struktur otak yang bertugas untuk mengendalikan emosi juga bisa membuat seseorang mengembangkan perilaku psikopat.
Kelainan ini bisa muncul karena mengalami cedera selama periode perkembangan otak. Bahkan, kelainan ini bisa berpengaruh pada respons tubuh akan sesuatu hal.
Misalnya, kamu melihat tindak kekerasan, biasanya kamu mengalami jantung yang berdebar lebih cepat, napas memburu, dan telapak tangan menjadi berkeringat.
Meski demikian, psikopat justru tidak menunjukkan emosi dan berbagai hal tersebut.
Faktor Risiko Psikopat
Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami psikopat, antara lain:
- Anak yang mendapat diagnosa mengidap gangguan perilaku (conduct disorder).
- Memiliki keluarga dengan gangguan kesehatan mental.
- Berada pada lingkungan keluarga yang toksik, penuh kekerasan atau kesulitan ekonomi.
Selain itu, yuk ketahui Ciri-Ciri Sikap Apatis dan Cara Ampuh Mengatasinya.
Gejala Psikopat
Perlu kamu pahami bahwa psikopat berbeda dengan sosiopat, meski sebenarnya kedua kondisi ini masuk dalam kategori gangguan kepribadian antisosial.
Sebab, orang dengan psikopat cenderung tidak mempunyai rasa empati dan rasa emosi. Ini berbeda dengan kondisi sosiopat yang masih dapat merasakan rasa empati pada orang lain.
Namun, pengidap sosiopat cenderung mengabaikan normal sosial, lebih semena-mena, dan impulsif.
Informasi lengkap mengenai perbedaan kedua masalah tersebut bisa kamu baca dari artikel Ini Perbedaan antara Psikopat dan Sosiopat.
Selain itu, Biasanya gejala awal psikopat akan terlihat pada remaja mulai berusia 15 hingga 18 tahun.
Lalu, orang psikopat itu seperti apa? Berikut beberapa gejalanya yang bisa kamu perhatikan:
- Arogan dan terlalu percaya diri.
- Sangat mudah marah.
- Bersikap agresif dan suka melakukan kekerasan.
- Berperilaku bertentangan dengan norma sosial.
- Sering mengabaikan hak orang lain.
- Tidak menunjukkan empati dan rasa penyesalan.
- Sering berbohong.
- Melakukan tindakan manipulatif untuk mendapatkan keinginannya.
- Cenderung melakukan tindakan kriminal berulang.
- Mengabaikan tanggung jawab.
Sementara itu, beberapa gejala psikopat yang sudah bisa terlihat sejak usia pengidap menginjak 15 tahun, antara lain:
- Senang menyakiti manusia dan binatang.
- Kerap merusak barang.
- Sering melakukan kecurangan.
- Melakukan tindakan kriminal, seperti mencuri atau membunuh.
Gejala tersebut umumnya terjadi seumur hidup dan meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Gejala berat yang terjadi pada pengidap biasanya muncul saat mereka menginjak usia 20 tahun dan mereda saat usia 40 tahun.
Bahkan, orang tua bisa mengenali gejala dari kelainan mental ini sejak usia anak-anak.
Cari tahu lebih banyak lagi melalui artikel Ketahui Ciri Psikopat pada Anak.
Hubungi Psikiater Jika Kamu Merasa Dirimu/Orang Terdekat Memiliki Gejala Psikopat
Apabila kamu atau orang terdekat mengalami gejala psikopat, seperti sering melakukan tindak kriminal serta senang menyakiti manusia atau binatang, segera hubungi psikiater di Halodoc untuk mendapat saran perawatan dan penanganan yang tepat.
Psikiater rekomendasi di Halodoc telah berpengalaman serta mendapatkan rating baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Berikut psikiater di Halodoc yang bisa kamu hubungi:
- dr. Mariati Sp.KJ
- dr. Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ
- dr. Anastasia Kharisma Sp.KJ
- dr. Debrayat Osiana Sp.KJ
- dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ
Kamu mungkin akan diresepkan obat yang tujuannya agar gejala-gejala tertentu yang mengganggu aktivitasmu bisa berkurang atau bahkan hilang.
Jangan khawatir, obat yang diresepkan di Halodoc pastinya aman dan tidak akan menyebabkan ketergantungan apabila kamu menggunakannya sesuai dengan dosis yang psikiater berikan.
Nah, itulah beberapa psikiater yang bisa kamu hubungi untuk bantu perawatan psikopat. Jangan ragu untuk segera menghubungi psikiater agar dapat segera ditangani.
Psikiater tersebut tersedia selama 24 jam di Halodoc sehingga kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Namun, jika psikiater sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Tenang saja, privasi kamu pasti terjaga dengan aman di Halodoc.
Tunggu apalagi? Ayo, pakai Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Psikopat
Dokter akan melakukan diagnosis dengan melakukan tes wawancara dan bertanya tentang gejala yang muncul, riwayat medis atau masalah kesehatan mental lain, dan ada atau tidaknya riwayat masalah ini pada keluarga.
Selain itu, dokter juga menguatkan diagnosis dengan bertanya pada keluarga dan orang yang berada pada satu rumah dengan pengidap.
Jika memang perlu, dokter juga meminta pengidap untuk melakukan pemeriksaan fisik maupun tes pendukung untuk memastikan keakuratan diagnosis.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter selanjutnya akan membandingkan gejala yang muncul dengan kriteria yang sesuai dengan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) dan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ III).
Seseorang terbilang mengidap psikopat apabila mempunyai setidaknya dua sampai tiga kondisi berikut:
- Kesulitan mematuhi norma yang berlaku dalam masyarakat.
- Kerap melanggar hukum atau melakukan tindak kriminal.
- Sering memanipulasi, menyakiti orang lain, dan berbohong supaya bisa memenuhi kebutuhan pribadi.
- Mengalami kesulitan untuk mengontrol diri sendiri atau menunjukkan tingkah laku impulsif.
- Menjadi mudah marah yang muncul bersamaan dengan tindakan menyerang maupun bertengkar dengan orang lain.
- Kurang berhati-hati sehingga sering membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
- Kurang memiliki rasa tanggung jawab sehingga kerap melalaikan kewajiban yang menjadi tugasnya.
- Kesulitan menunjukkan rasa menyesal dan tidak peduli dengan orang lain.
Pengobatan Psikopat
Dokter akan memberikan pengobatan untuk kondisi psikopat sesuai dengan keadaan pengidap, termasuk kemauan pengidap untuk menjalani pengobatan dan seberapa parah gejalanya.
Adapun beberapa tindakan yang bisa dokter rekomendasikan yaitu:
1. Psikoterapi
Langkah ini bertujuan agar pengidap bisa mengelola emosi dan menurunkan tindak kejahatan atau kekerasan yang dilakukan.
Caranya dengan memberikan pemahaman tentang gangguan yang mereka alami. Adapun jenis psikoterapinya, yaitu:
- Terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy). Bertujuan untuk mengendalikan gejala dengan mengubah cara pikir dan perilaku pengidap.
- Terapi berbasis mentalitas (mentalization-based therapy). Bertujuan untuk membantu memahami gangguan yang memengaruhi perilaku.
- Terapi psikodinamika. Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pengidap terhadap pikiran dan perilaku negatifnya.
2. Konseling kelompok
Ini termasuk ke dalam jenis terapi sosial yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan emosional pengidap.
Caranya yaitu memecahkan masalah bersama dengan orang lain yang memiliki gangguan mental yang serupa.
Konseling ini biasanya direkomendasikan untuk dilakukan selama kurang lebih 18 bulan. Sebab, pengidap membutuhkan waktu supaya bisa mengubah sifat dan semua perilakunya.
3. Obat
Dokter bisa meresepkan obat guna membantu meringankan gejala masalah kesehatan mental yang bisa terjadi bersama dengan psikopat. Jenis obatnya termasuk:
- Obat antidepresan golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI).
- Anticemas.
- Obat untuk membantu mengendalikan suasana hati.
- Antipsikotik.
Penanganan sesegera mungkin yang bersamaan dengan adanya dukungan dari keluarga, teman, dan pasangan bisa meningkatkan keberhasilan terapi.
Komplikasi Psikopat
Seseorang dengan kondisi psikopat yang tidak segera mendapat penanganan bisa menunjukkan penurunan akan kualitas hidup, masalah pada interaksi sosial, hingga berbagai kondisi kesehatan lainnya.
Beberapa kondisi lainnya seperti:
- Kecanduan alkohol atau narkoba.
- Melakukan pelecehan atau tindak kekerasan.
- Sering melakukan tindak kriminal yang berujung masuk penjara.
- Melakukan pembunuhan atau bunuh diri.
- Sering menunjukkan tanda depresi atau gangguan kecemasan.
Pencegahan Psikopat
Sayangnya, belum ada cara yang bisa mencegah seseorang untuk menjadi seorang psikopat. Pencegahan yang paling baik tentunya dengan mengenali gejalanya sedini mungkin.
Dengan begitu, dokter dan ahli kejiwaan bisa memberikan pengobatan sesegera mungkin sebelum berujung pada komplikasi yang serius.
Kapan Harus ke Dokter?
Kalau ada keluarga, teman, atau kamu sendiri menunjukkan tanda dan gejala psikopat, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke psikiater.
Ini karena pengidap psikopat kerap kali tidak sadar jika dirinya mengidap gangguan perilaku.
Jangan ragu untuk menghubungi psikolog terpercaya di Halodoc✔️ untuk menghadapi kesulitan dalam mengatasi kesehatan mental.
Dapatkan juga panduan lengkap mengenai kesehatan mental, mulai dari konsultasi psikolog, psikiater, hingga produk vitamin yang diperlukan di Halodoc. Klik gambar di bawah untuk pelajari lebih lanjut.