Prediabetes
DAFTAR ISI
- Apa itu Prediabetes?
- Penyebab Prediabetes
- Faktor Risiko Prediabetes
- Gejala Prediabetes
- Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Gejala Prediabetes
- Diagnosis Prediabetes
- Pengobatan Prediabetes
- Pencegahan Prediabetes
- Komplikasi Prediabetes
Hubungi Admin Whatsapp Halodoc untuk Booking Skrining Diabetes Mulai dari Rp 219.000,-
Apa Itu Prediabetes?
Apa itu prediabetes? Prediabetes adalah kondisi saat kadar gula darah dalam tubuh seseorang lebih dari normal. Tetapi kadar gula darah tersebut tidak cukup tinggi untuk masuk dalam kategori diabetes melitus tipe 2.
Kadar gula darah normal adalah kurang dari 140 mg/dL. Sementara itu, seseorang terbilang memiliki kondisi prediabetes jika kadar gula darahnya berkisar antara 140 hingga 199 mg/dL.
Prediabetes juga menjadi salah satu kondisi yang memerlukan perhatian khusus. Sebab, tanpa penanganan yang tepat, kondisi prediabetes dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
Ketika prediabetes sudah mengalami progresivitas dan berkembang, kondisi ini juga dapat memicu kerusakan jangka panjang penyakit gula. Terutama pada jantung, pembuluh darah, dan ginjal
Parahnya lagi, pradiabetes tidak selalu memiliki gejala, jadi penting untuk memeriksakan kadar gula darah, terutama jika kamu berisiko tinggi.
Penyebab Prediabetes
Secara alami, pankreas berperan dalam melepaskan hormon insulin saat seseorang makan. Lepasnya hormon insulin membuat gula dari darah berpindah ke sel-sel tubuh dan berfungsi sebagai sumber energi. Begitulah cara insulin membantu menurunkan kadar gula tubuh.
Namun, ketika seseorang mengalami pradiabetes, proses insulin dalam membantu menurunkan gula darah tidak berjalan dengan semestinya. Akibatnya, gula tidak dapat menjadi sumber energi tubuh dan malah menumpuk dalam aliran darah.
Adapun penyebab prediabetes ini dapat terjadi akibat:
- Pankreas kemungkinan tidak menghasilkan cukup insulin.
- Sel-sel tubuh menjadi kebal terhadap insulin (resistensi insulin) dan tidak membiarkan banyak gula masuk.
Faktor Risiko Prediabetes
Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja. Tetapi faktor tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi tersebut.
Penelitian menunjukkan bahwa pradiabetes berkaitan erat dengan faktor gaya hidup dan genetika.
Berikut adalah beberapa faktor risiko utama untuk pradiabetes:
- Usia. Orang yang berusia lebih dari 45 tahun memiliki risiko pradiabetes yang lebih tinggi.
- Berat badan. Jika kamu memiliki indeks massa tubuh (BMI) lebih dari 25, dokter mungkin menganjurkanmu melakukan skrining pradiabetes.
- Lingkar pinggang. Lingkar pinggang yang berlebihan (laki-laki >90 sentimeter dan wanita >80 sentimer).
- Ras dan etnis. Penelitian telah menunjukkan bahwa pradiabetes terjadi pada tingkat yang lebih tinggi pada orang keturunan Amerika Afrika, Amerika Asia, Hispanik, atau Amerika Asli.
- Pola makan. Konsumsi daging merah, daging olahan, dan minuman manis secara teratur dapat meningkatkan risiko terkena pradiabetes.
- Ketidakaktifan fisik. Berolahraga secara teratur tidak hanya dapat membantu kamu mempertahankan berat badan sedang, tetapi juga dapat menurunkan risiko pradiabetes.
- Riwayat keluarga. Jika seseorang memiliki kerabat dekat dengan diabetes tipe 2, orang tersebut mungkin berisiko lebih tinggi terkena pradiabetes.
- Penggunaan tembakau. Selain meningkatkan risiko resistensi insulin, merokok juga berkaitan dengan peningkatan ukuran pinggang, yang merupakan faktor risiko pradiabetes lainnya.
- Riwayat medis. Kondisi medis tertentu, termasuk sleep apnea, diabetes gestasional, PCOS, tekanan darah tinggi, dan peningkatan kadar kolesterol atau trigliserida berkaitan dengan risiko resistensi insulin dan pradiabetes yang lebih tinggi.
Gejala Prediabetes
Selayaknya penyakit gula, gejala prediabetes kerap pengidapnya sadari. Sebab, kondisi ini tidak memiliki gejala yang jelas. Namun, sebagian pengidapnya mungkin mengalami kondisi acanthosis nigricans yaitu indikasi resistensi insulin.
Kondisi ini menyebabkan perkembangan bercak kulit yang gelap, tebal, dan seringkali seperti beludru. Perubahan warna ini biasanya terjadi pada sekitar siku, lutut, leher, ketiak dan buku-buku jari.
Ketika pradiabetes berkembang menjadi diabetes tipe 2, ada sejumlah gejala yang perlu kamu waspadai. Berikut adalah gejala umum dari perkembangan kondisi tersebut:
- Meningkatnya rasa haus.
- Sering buang air kecil.
- Meningkatnya rasa lapar.
- Kelelahan.
- Penglihatan kabur.
- Mati rasa atau kesemutan di kaki atau tangan.
- Infeksi yang sering.
- Luka penyembuhan lambat.
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
- peningkatan buang air kecil, terutama saat malam hari.
Jika Mengidap Pradiabetes, Segera Hubungi Dokter Ini yang Paham Perawatannya.
Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Gejala Prediabetes
Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala prediabetes, kamu bisa menghubungi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc terkait penanganannya.
Nah, berikut ini beberapa rekomendasi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc yang sudah berpengalaman selama lebih dari 10 tahun.
Mereka juga memiliki penilaian yang baik dari pasien-pasien yang pernah mereka tangani sebelumnya, ini daftarnya:
- dr. Puguh Krisnadi Sandjojo Sp.PD
- dr. Agnita Irawaty Sp.PD
- dr. Vera Bahar Sp.PD
- dr. M. Allif Maulana Syafrin Lubis M.Ked(PD), Sp.PD
- dr. Maya Puspita Sari Sp.PD, AIFO-K
Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir.
Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.
Diagnosis Prediabetes
Cara yang umum dapat dokter lakukan untuk mendiagnosis adalah dengan tes gula darah. Seseorang mengalami prediabetes apabila hasil pengecekkan kadar gula dalam darah mencapai:
- Kadar gula darah puasa: 100-126 mg/dL.
- Toleransi glukosa oral: 140-199 mg/dL.
- Tes HbA1C: 5.7 – 6.4 persen.
Skrining Diabetes Bisa di Rumah pakai Halodoc
Kamu juga perlu cek gula darah secara rutin untuk mengontrol kadar gula darah guna mencegah diabetes.
Pemeriksaan juga berguna untuk mendeteksi diabetes sedini mungkin, sehingga kamu bisa segera melakukan perawatan dan mencegah terjadinya komplikasi.
Kini, kamu tidak perlu antre di rumah sakit atau klinik, kamu bisa melakukan Skrining Diabetes di rumah melalui layanan Halodoc Home Lab.
Halodoc menyediakan fasilitas Skrining Diabetes melalui layanan Halodoc Home Lab (tersedia di Jadetabek, Bandung, dan Surabaya).
Layanan ini adalah tes laboratorium atau paket tes dari Halodoc yang pengambilan sampelnya bisa dilakukan di rumah atau di lokasi mana pun yang kamu pilih.
Ada beberapa keunggulan dari layanan tes lab ini, antara lain:
✔ Tak perlu repot keluar rumah.
✔ Hemat waktu dan biaya.
✔ Tenaga kesehatan responnya cepat.
✔ Protokol kesehatan ketat. Ini Daftar Phlebotomist yang Tangani Layanan Tes Lab Halodoc.
✔ Sampel diambil secara aman dan steril.
✔ Sampel darah/urine akan dibawa langsung ke laboratorium setelah diambil (tidak ada transit).
✔ Peralatan yang digunakan berkualitas, aman, tersegel, dan sesuai standarisasi.
✔ Harga untuk Skrining Diabetes adalah Rp 219.000, kamu bahkan bisa melakukan family booking untuk mendapatkan ekstra diskon.
✔ Semua layanan tes lab terdiri dari pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dokter.
✔ Setelah tes, kamu akan mendapatkan voucher 25 ribu untuk konsultasi hasil dengan dokter tepercaya dari Halodoc.
Booking Skrining Diabetes Lebih Mudah di Rumah Lewat Halodoc.
Selain lewat aplikasi, kamu juga bisa order langsung dengan menghubungi nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
Mudah sekali bukan? Pesan layanan Homelab sekarang juga!
Pengobatan Prediabetes
Berita baiknya, pradiebetes adalah kondisi reversibel. Artinya, pengidapnya dapat mencegah atau menghambat perkembangannya. Berikut adalah cara mengibati pradiabetes agar tidak berubah menjadi diabetes tipe 2:
- Terapkan pola makan sehat. Pengidapnya perlu mengubah pola makan menjadi lebih sehat. Konsumsi buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian dan minyak zaitun untuk menurunkan risiko perkembangan penyakit ini. Pilih makanan yang rendah lemak dan kalori serta tinggi serat.
- Lebih aktif. Aktivitas fisik dapat membantu mengontrol berat badan, menggunakan gula untuk energi, dan membantu tubuh menggunakan insulin secara lebih efektif. Lakukan setidaknya 150 menit aktivitas aerobik sedang atau 75 menit seminggu, atau kombinasi olahraga sedang dan kuat.
- Turunkan berat badan berlebih. Jika kamu mengalami kelebihan berat badan, turunkan berat badan dengan cara yang sehat untuk mencegah perkembangan penyakit ini.
- Berhenti merokok. Menghentikan kebiasaan merokok dapat meningkatkan cara kerja insulin dan mengontrol kadar gula darah lebih baik.
- Minum obat sesuai kebutuhan. Jika kamu berisiko tinggi, dokter mungkin merekomendasikan metformin. Dokter juga mungkin meresepkan obat-obatan untuk mengontrol kolesterol dan tekanan darah tinggi.
Membalikkan pradiabetes membutuhkan waktu, dan setiap pengidapnya akan memiliki waktu yang bervariasi. Beberapa pengidap pradiabetes mungkin hanya perlu menurunkan beberapa kilogram untuk mengurangi risiko terkena penyakit gula tipe 2.
Sementara itu, sebagian pengidap lainnya mungkin perlu menurunkan berat badan secara substansial untuk mengurangi risikonya.
Peluang untuk mencegah atau memperlambat perkembangan pradiabetes menjadi diabetes tipe 2 adalah sekitar tiga hingga enam tahun. Karena itu, penting bagi pengidapnya untuk menurunkan kadar gula darahnya.
Pencegahan Prediabetes
Kondisi prediabetes masih dapat sembuh dan dapat kamu cegah agar tidak berkembang menjadi penyakit gula. Berikut adalah cara yang dapat kamu lakukan untuk mencegah kondisi ini sekaligus perkembangannya, yaitu:
1. Menjaga berat badan sehat
Baik prediabetes maupun penyakit gula rentan menyerang pengidap obesitas. Karena itu, salah satu cara terbaik untuk mencegah penyakit ini berkembang jadi penyakit gula adalah dengan menjaga berat badan tetap ideal.
Jika terdiagnosis mengalami prediabetes, cobalah untuk menurunkan 10-15 persen berat badan. Maka, biasakanlah untuk melakukan aktivitas fisik secara rutin, misalnya berolahraga 3 kali dalam seminggu.
Setidaknya, ada 4 Perubahan Gaya Hidup untuk Pengidap Prediabetes.
Tidak perlu melakukan olahraga yang terlalu berat. Kamu bisa memulai dengan aktivitas ringan. Misalnya seperti berjalan kaki, bersepeda atau berenang.
2. Menjaga pola makan
Agar terhindar dari penyakit gula, biasakan mengonsumsi makanan sehat, serta hindari makanan yang manis seperti permen, kue, dan gula.
Kamu juga bisa mengurangi penggunaan gula tambahan dalam makanan dan minuman sehari-hari. Sebagai gantinya, gunakan pemanis yang lebih sehat dan rendah kalori.
4. Jauhi Rokok
Risiko penyakit menjadi lebih tinggi bagi mereka yang aktif merokok. Selain penyakit gula, ada banyak penyakit kronis lain yang lebih berisiko pada orang dengan kebiasaan merokok.
Baca lebih lanjut mengenai risiko tersebut pada: Kenali 10 Bahaya Merokok yang Merusak Tubuh.
5. Pemeriksaan Kesehatan Rutin
Memantau kondisi kesehatan dan kadar gula darah adalah hal yang harus kamu lakukan saat mengalami prediabetes. Dengan begitu, kamu bisa mengetahui apakah kadar gula darah sudah kembali normal atau malah semakin membahayakan.
Komplikasi Prediabetes
Jangan pernah menganggap sepele kondisi ini. Sebab, tanpa penanganan yang tepat, prediabetes bisa berkembang menjadi diabetes tipe 2 dan komplikasi lain yang berbahaya, seperti:
- Stroke.
- Luka pada kaki yang berisiko amputasi.
- Infeksi.
- Penyakit jantung koroner dan penyakit arteri perifer.
- Gagal ginjal kronis.
- Kerusakan mata dan kebutaan.
- Kolesterol tinggi.
- Tekanan darah tinggi.
- Masalah pendengaran.
- Alzheimer.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika mengalami gejala prediabetes, segeralah memeriksakan kondisi ke dokter. Penanganan yang tepat tentunya dapat mengurangi risiko komplikasi serius dari kondisi ini.
Apabila kamu atau anggota keluarga mengalami gejala prediabetes, jangan ragu untuk hubungi dokter di Halodoc guna mendapatkan penanganan yang tepat. klik gambar di bawah ini.
Referensi:
American Diabetes Association. Diakses pada 2024. Diagnosing Diabetes and Learning About Prediabetes.
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Prediabetes.
Healthline. Diakses pada 2024. What Is Prediabetes?
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Prediabetes.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan