Potassium Chloride
DAFTAR ISI
- Deskripsi Potassium Chloride
- Manfaat Potassium Chloride
- Dosis Potassium Chloride
- Cara Penggunaan Potassium Chloride
- Perhatian Penggunaan Potassium Chloride
- Efek Samping Potassium Chloride
- Interaksi Potassium Chloride
- Kontraindikasi Potassium Chloride
Deskripsi Potassium Chloride
Potasium adalah mineral yang bisa kamu temukan dalam banyak sumber makanan. Mineral ini sangat tubuh butuhkan untuk menjalani beberapa fungsinya, terutama detak jantung. Sementara itu, potassium chloride atau potasium klorida biasanya bisa kamu gunakan untuk mencegah atau mengobati kadar kalium darah rendah (hypokalemia).
Seseorang bisa mengalami kadar kalium rendah akibat suatu penyakit atau karena mengonsumsi obat-obatan tertentu. Selain itu, bisa juga karena mengalami sakit berkepanjangan yang bersamaan dengan gejala diare atau muntah. Itulah sebabnya obat ini ampuh untuk mencegah atau mengobati kondisi tersebut. Sebab ia bekerja dengan menggantikan kalium yang hilang dan mencegah defisiensi.
Manfaat Potassium Chloride
Tubuh manusia membutuhkan kalium untuk berfungsi dengan baik. Kalium dapat membantu konstruksi otot, fungsi saraf, dan mengatur detak jantung. Selain itu, sel dalam tubuh pun dapat berfungsi normal.
Pola makan tinggi potasium dapat membantu mengurangi beberapa efek berbahaya garam terhadap tekanan darah. Beberapa manfaat mengonsumsi potassium chloride yaitu:
- Mengurangi tekanan darah tinggi.
- Mampu mengurangi risiko terkena penyakit jantung dan stroke.
- Mengurangi konsumsi garam.
Baca lebih lanjut: Makanan untuk Mencegah Kekurangan Kalium
Dosis Potassium Chloride
Selalu bicarakan dengan dokter atau apoteker sebelum menggunakan suplemen ini. Hal tersebut demi memastikan bahwa bahan dan dosisnya sesuai dengan kebutuhan pribadimu.
Kebanyakan ahli merekomendasikan dosis potassium chloride sebagai berikut:
- Bayi hingga usia 6 bulan: 400 miligram (mg)
- Bayi 7 – 12 bulan: 860 mg/hari.
- Si Kecil yang berusia 1-3 tahun: 2.000 mg/hari.
- Anak berusia 4-8 tahun: 2.300 mg/hari.
- Anak laki-laki 9-13 tahun: 2.500 mg/hari.
- Pria 14 – 18 tahun: 3.000 mg/hari.
- Wanita 14 – 18 tahun: 2.300 mg/hari.
- Pria 19 tahun ke atas: 3.400 mg/hari.
- Wanita 19 tahun ke atas: 2.600 mg/hari.
Untuk menghindari overdosis atau toksisitas, perhatikan dosis yang direkomendasikan oleh dokter. Orang dengan gangguan ekskresi kalium urin karena kondisi kesehatan, seperti penyakit ginjal atau obat-obatan tertentu, harus menyadari potensi toksisitas.
Cara Penggunaan Potassium Chloride
Senyawa ini tersedia dengan resep dalam bentuk tablet panjang. Selain itu, mineral ini juga hadir dalam bentuk larutan injeksi atau bubuk larut. Saat mengonsumsi obat atau suplemen apapun, termasuk potassium chloride, kamu harus selalu mengikuti petunjuk pada label kemasan atau resep dokter.
Dalam kasus yang parah, dokter dapat memberikan senyawa ini secara intravena atau pembuluh darah. Pemberian senyawa ini untuk bayi dan anak di bawah usia 16 tahun harus berdasarkan diskusi dengan dokter sebelumnya.
Perhatian Penggunaan Potassium Chloride
Seseorang tidak direkomendasikan mengonsumsinya jika menggunakan obat yang dapat meningkatkan kelebihan kalium. Orang dengan penyakit ginjal kronis juga harus menghindari penggunaan obat ini, karena ginjalnya mungkin tidak mampu mengeluarkan kelebihan potassium chloride.
Selain itu, seseorang berisiko mengembangkan kondisi hyperkalemia (kelebihan kalium) jika ia memiliki penyakit tertentu, seperti:
- Diabetes tipe 1.
- Penyakit hati.
- Insufisiensi adrenal.
- Gagal jantung kongestif.
Seseorang berisiko tinggi terkena hypokalemia jika memiliki penyakit radang usus, termasuk penyakit Crohn dan kolitis ulserativa.
Efek Samping Potassium Chloride
Munculnya efek samping tergantung bagaimana cara seseorang mengonsumsi obat ini. Mengonsumsinya dalam bentuk suplemen oral dapat menyebabkan muntah dan diare.
Beberapa orang yang mendapatkan potassium chloride yang disuntik mungkin mengalami beberapa efek samping di tempat suntikan, seperti:
- Flebitis atau radang pembuluh darah.
- Eritema atau bercak merah pada kulit.
- Trombosis atau pembekuan darah, di tempat suntikan.
- Hyperkalemia ringan atau lebih tinggi dari kadar kalium biasa dalam darah.
Selain itu, seseorang juga bisa mengalami alergi terhadap senyawa ini. Segera dapatkan bantuan medis jika mengalami reaksi alergi, seperti gatal-gatal, sulit bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, atau tenggorokan.
Sementara itu, berhenti menggunakan suplemen ini dan segera hubungi dokter jika mengalami:
- Iritasi tenggorokan parah.
- Perut kembung, muntah dan sakit perut parah.
- Kadar kalium tinggi, mual, lemas, perasaan geli, nyeri dada, detak jantung tidak teratur, atau sulit bergerak.
- Mengalami tanda-tanda pendarahan perut, seperti tinja berdarah, batuk darah, atau muntah yang terlihat seperti bubuk kopi.
Interaksi Potassium Chloride
Beberapa obat dapat berinteraksi dengan suplemen potassium chloride. Suplemen ini tidak aman bagi orang yang mengonsumsi:
- ACE inhibitor, termasuk lotensin, benazepril, dan cozaar atau losartan.
- Diuretik kalium. Obat-obatan seperti midamore atau amiloride dan aldactone atau spironolactone. Orang yang mengonsumsi obat-obatan tersebut membutuhkan pemantauan kadar potasium melalui tes darah.
- Diuretik loop dan thiazide. Termasuk lasix atau furosemide dan bumex atau bumetanide. Diuretik thiazide termasuk diuril atau chlorothiazide dan zaroxolyn atau metalazone. Obat tersebut dapat meningkatkan ekskresi kalium tubuh, yang dapat menyebabkan kadar kalim rendah.
Obat-obatan di atas dapat memengaruhi kinerja obat dengan cara yang berbahaya. Maka itu, para ahli merekomendasikan pemantauan kadar kalium pada orang yang mengonsumsi obat-obatan di atas.
Selain itu, penting untuk membaca dengan cermat daftar bahan dan nutrisi dari suplemen yang kamu gunakan, untuk mengetahui kandungan dan jumlahnya.
Kontraindikasi Potassium Chloride
Suplemen atau obat ini tidak boleh kamu konsumsi jika memiliki riwayat hipersensitivitas berat terhadap sediaan kalium jenis apapun. Selain itu, seseorang yang mengalami hyperkalemia juga kontraindikasi untuk mengonsumsi suplemen mineral ini.
Seseorang dengan kelainan struktural pada saluran cerna yang dapat menghambat waktu transit di usus, juga tidak direkomendasikan mengonsumsi obat ini. Sebab, senyawa ini dapat meningkatkan risiko ulserasi pada mereka.