Penyakit Kuning
DAFTAR ISI
- Pengertian Penyakit Kuning
- Apa itu Penyakit Kuning?
- Jenis Penyakit Kuning
- Penyebab Penyakit Kuning
- Faktor Risiko
- Gejala Penyakit Kuning
- Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Gejala Penyakit Kuning
- Tindakan Medis Penyakit Kuning
- Cara Mengobati Penyakit Kuning
- Komplikasi Penyakit Kuning
- Pencegahan Penyakit Kuning
Pengertian Penyakit Kuning
Penyakit kuning atau jaundice (ikterus) adalah kondisi ketika terjadi perubahan warna kekuningan pada kulit, bagian putih mata, dan membran mukosa.
Kondisi ini ini terjadi akibat peningkatan kadar bilirubin dalam sirkulasi darah dan dapat terjadi pada segala usia. Baik pada orang dewasa maupun pada bayi dan anak-anak.
Apa itu Penyakit Kuning?
Pada bayi, jaundice merupakan perubahan warna kuning pada kulit dan mata bayi yang baru lahir.
Penyakit kuning bayi terjadi karena darah bayi mengandung kelebihan bilirubin atau pigmen kuning sel darah merah.
Adapun penyakit kuning pada bayi merupakan kondisi umum. Terutama pada bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 38 minggu atau bayi prematur.
Penyakit ini biasanya terjadi karena hati bayi belum cukup matang untuk membuang bilirubin dalam aliran darah.
Pada beberapa bayi, penyakit yang mendasari dapat menyebabkan bayi kuning.
Sebagian besar bayi yang lahir antara usia kehamilan 35 minggu dan cukup bulan tidak memerlukan pengobatan untuk penyakit ini.
Pada kasus yang jarang, kadar bilirubin darah yang sangat tinggi dapat membuat bayi baru lahir berisiko mengalami sejumlah masalah serius.
Salah satunya adalah kerusakan otak, terutama dengan adanya faktor risiko tertentu untuk gejala yang parah.
Sementara pada orang dewasa, kondisi ini mengindikasikan suatu penyakit.
Karena itu, pemeriksaan ke dokter perlu kamu lakukan untuk memastikan penyebab yang mendasarinya.
Jenis Penyakit Kuning
Ada tiga jenis utama penyakit kuning yang perlu kamu ketahui, yaitu:
- Prehepatik. Kondisi ini terjadi sebelum hati memproses limbah dan menghasilkan kadar bilirubin tak terkonjugasi yang tinggi.
- Hepatik. Kondisi ini terjadi dalam organ hati dan menghasilkan kadar bilirubin terkonjugasi dan tak terkonjugasi yang tinggi.
- Posthepatik. Kondisi ini terjadi setelah hati memproses limbah dan menghasilkan kadar bilirubin terkonjugasi yang tinggi.
Ketahui perbedaan lebih lengkap di antara ketiganya pada artikel berikut: Beda Penyakit Kuning Pre-Hepatik, Post-Hepatik, dan Intra-Hepatik.
Penyebab Penyakit Kuning
Penyebab terjadinya jaundice bervariasi berdasarkan jenisnya, yaitu:
1. Prehepatik
Ada sejumlah faktor yang dapat menjadi penyebab penyakit kuning prehepatik, yaitu:
- Masalah bilirubin. Peningkatan bilirubin akibat pemecahan sel darah merah berlebihan di dalam pembuluh darah dapat memicu terjadinya jaundice prehepatik pada anak bayi.
- Thalasemia. Suatu kondisi kelainan darah ketika sel darah merah yang terbentuk tidak sempurna, sehingga mudah hancur.
- Penyakit sel darah bulan sabit. Kondisi ini bisa terdeteksi dengan kelainan ketika bentuk keping darah. Seharusnya berbentuk bulan justru memiliki bentuk yang menyerupai bulan sabit. Hal itu berdampak pada kinerja sel darah merah yang tidak sempurna.
- Malaria. Kondisi ini bisa terlihat dari adanya demam akut akibat infeksi parasit Plasmodium, yang menular ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi.
2. Hepatik
- Infeksi virus. Contohnya seperti hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, dan infeksi virus Epstein-Barr.
- Konsumsi alkohol berlebihan. Terjadinya penyakit sirosis pada hepar atau berubahnya struktur hepar menjadi keras dan sudah tidak bisa berfungsi secara normal.
- Kanker. Merupakan sebuah keganasan pada hepar.
3. Posthepatik
- Batu empedu. Adanya batu empedu yang menyumbat saluran empedu menyebabkan bilirubin yang tubuh produksi terperangkap dalam kantung empedu dan tidak dapat keluar.
- Pankreatitis. Kondisi ini merupakan infeksi atau peradangan pada pankreas.
- Kondisi lainnya. Adanya infeksi atau radang pada kantung empedu serta kanker kantung empedu dapat memicu terjadinya penyakit ini.
Sementara itu, jika dibedakan berdasarkan golongan usia, berikut adalah perbedaan penyebab penyakit ini pada bayi dan orang dewasa:
1. Penyebab Jaundice pada Bayi
Bayi yang berisiko paling tinggi terkena penyakit ini pada bayi baru lahir adalah:
- Bayi prematur (bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu)
- Tidak mendapat cukup ASI atau susu formula, baik karena sulit menyusu atau karena ASI ibunya belum keluar.
- Golongan darahnya tidak sesuai dengan golongan darah ibunya.Sebab, kondisi ini dapat mengembangkan penumpukan antibodi yang dapat menghancurkan sel darah merahnya dan menyebabkan peningkatan kadar bilirubin secara tiba-tiba.
- Penyebab lain meliputi memar saat lahir atau pendarahan internal lainnya, masalah hati hingga kelainan pada sel darah merah bayi.
2. Penyebab Jaundice pada Orang Dewasa
Penyakit ini jarang terjadi pada orang dewasa, tetapi seseorang bisa mendapatkannya karena berbagai alasan, meliputi:
- Mengidap hepatitis. Sebagian besar waktu, infeksi ini terjadi akibat virus dan bisa bersifat kronis (berkepanjangan) maupun akut (cepat). Obat-obatan atau gangguan autoimun dapat menyebabkan hepatitis.
- Penyakit liver terkait alkohol. Konsumsi alkohol dapat merusak hati dan memicu penyakit seperti hepatitis alkoholik atau sirosis alkoholik.
- Kanker pankreas. Kondisi Ini adalah kanker yang dapat menyumbat saluran empedu, menyebabkan penyakit kuning.
Faktor Risiko
Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko jaundice. Berikut ini beberapa di antaranya:
- Hepatitis. Seiring berjalannya waktu pengidap akan mengalami kerusakan hati yang berujung pada jaundice.
- Golongan darah. Jika golongan darah ibu berbeda dengan bayinya, bayi mungkin telah menerima antibodi melalui plasenta yang menyebabkan kerusakan sel darah merah yang sangat cepat.
- Penyakit hati terkait konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol jangka panjang dan berlebihan dapat merusak hati. Tanpa perawatan yang tepat, penyakit hati terkait konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko jaundice.
- Kelahiran prematur. Bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 38 minggu mungkin tidak dapat memproses bilirubin secepat bayi cukup bulan. Bayi prematur juga mungkin menyusu lebih sedikit dan buang air besar lebih sedikit, sehingga lebih sedikit bilirubin yang dikeluarkan melalui tinja.
- Saluran empedu yang tersumbat. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh sumbatan batu empedu, kanker, atau penyakit hati yang langka.
- Kanker pankreas. Jaringan abnormal dapat menyumbat saluran empedu dan menyebabkan jaundice.
- Obat-obatan tertentu. Konsumsi acetaminophen, penisilin, pil KB, dan steroid memiliki kaitan erat dengan peningkatan risiko penyakit hati yang berujung pada jaundice.
Gejala Penyakit Kuning
Secara umum, penyakit kuning pada bayi dapat terdeteksi dari kulit dan mata menguning dan lapisan dalam mulut atau hidung yang menguning.
Namun, orang dewasa mungkin tidak memiliki gejala penyakit kuning, dan kondisi tersebut dapat terdeteksi secara tanpa sengaja.
Tingkat keparahan gejala tergantung pada penyebab yang mendasari dan seberapa cepat atau lambat penyakit berkembang.
Jika orang dewasa mengidap penyakit kuning jangka pendek (biasanya akibat infeksi), berikut adalah beberapa gejala yang mungkin muncul:
- Demam.
- Panas dingin.
- Sakit perut.
- Gejala seperti flu.
- Perubahan warna kulit.
- Urin berwarna gelap dan/atau feses berwarna tanah liat.
Jika penyebab penyakit kuning bukan karena infeksi, pengidapnya mungkin mengalami gejala seperti penurunan berat badan atau kulit gatal (pruritus).
Namun, ketika penyebab dari penyakit ini merupakan kanker pankreas atau saluran empedu, gejala yang paling umum adalah nyeri perut.
Terkadang, pengidapnya juga mungkin mengalami penyakit kuning yang terjadi dengan penyakit hati jika mengidap:
- Hepatitis kronis atau radang hati.
- Pyoderma gangrenosum (sejenis penyakit kulit).
- Hepatitis akut A, B atau C.
- Polyarthralgias (radang sendi).
Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Gejala Penyakit Kuning
Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala penyakit kuning seperti perubahan warna kulit hingga urin berwarna gelap, segera hubungi dokter di Halodoc.
Dokter akan memberikan konsultasi, saran, serta perawatan yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi kamu.
Berikut ini rekomendasi dokter spesialis penyakit dalam yang sudah berpengalaman dan memiliki ulasan positif dari pasien-pasien yang sebelumnya pernah mereka tangani:
- dr. Puguh Krisnadi Sandjojo Sp.PD
- dr. Agnita Irawaty Sp.PD
- dr. Vera Bahar Sp.PD
- dr. Siska Damayanti Sp.PD
- dr. Maya Puspita Sari Sp.PD, AIFO-K
Nah, itu tadi rekomendasi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc.
Dengan menggunakan Halodoc, kamu dapat melakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Tindakan Medis Penyakit Kuning
Tindakan medis penyakit kuning akan berdasar pada anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan penunjang lainnya untuk mengetahui dengan pasti kadar bilirubin dalam darah.
Namun, tindakan medis yang dokter lakukan untuk penyakit kuning akan berbeda tergantung pada usia pengidapnya.
1. Tindakan Medis pada Bayi
Bayi yang baru lahir harus mendapatkan pemeriksaan setidaknya setiap 8 hingga 12 jam dalam 48 jam pertama kehidupannya, sebelum berusia 5 hari.
Berikut ini beberapa prosedur yang dapat dokter lakukan:
- Pengukur cahaya. Prosedur ini dilakukan dengan memasang alat di kepala bayi untuk memeriksa kadar bilirubin transkutan (TcB).
- Tes darah tingkat. Prosedur ini dilakukan dengan mengambil sampel darah dari bagian tumit bayi untuk mengukur kadar bilirubin.
2.Tindakan Medis pada Orang Dewasa
Menguningnya beberapa bagian tubuh orang dewasa mudah dikenali.
Namun, dokter akan membutuhkan tindakan medis lebih lanjut untuk mengetahui penyebab yang mendasari.
Berikut ini beberapa prosedur yang dilakukan:
- Tes darah. Berbagai tes darah dapat digunakan, termasuk hitung darah lengkap, kultur darah, tes enzim hati, dan tes hepatitis.
- Tes pencitraan. Ultrasonografi perut umumnya digunakan untuk mendeteksi penyumbatan di saluran empedu.
- Biopsi hati. Prosedur diperlukan jika dicurigai adanya hepatitis virus, penggunaan obat-obatan, atau paparan toksin pada pengidap.
- Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP). Prosedur ini dilakukan dengan melihat saluran empedu melalui endoskopi.
- Laparoskopi. Prosedur dilakukan dengan membuat sayatan kecil di bawah pusar dan memasukkan tabung yang dilengkapi dengan kamera (laparoskop) untuk memeriksa hati dan kantong empedu.
Cara Mengobati Penyakit Kuning
Cara mengobati penyakit kuning akan terbagi berdasarkan usia, berikut penjelasannya:
1. Cara Mengobati Penyakit Kuning pada Bayi
Berikut ini beberapa pilihan pengobatan jika bayi mengalami ikterus sedang atau berat:
- Pemberian makanan tambahan atau suplemen.
- Prosedur fototerapi untuk membantu memecah bilirubin pada kulit sehingga dapat dikeluarkan.
- Tindakan prosedur transfusi protein darah jika ikterus bayi berhubungan dengan ketidakcocokan golongan darah dengan ibu.
- Prosedur transfusi tukar jika dalam kasus yang parah pengidap tidak merespon pengobatan sebelumnya.
2. Cara Mengobati Jaundice pada Orang Dewasa
Pengobatan jaundice pada orang dewasa akan berdasar pada penyebab yang mendasari.
Sebagai contoh, jika penyakit kuning terjadi akibat penyakit hati seperti hepatitis, maka cara mengobati akan berdasar pada hepatitis.
Sebaliknya, jika penyebabnya adalah saluran empedu yang tersumbat, dokter dapat melakukan prosedur operasi untuk membuka saluran empedu.
Komplikasi Penyakit Kuning
Tingginya kadar bilirubin yang menyebabkan penyakit kuning parah dapat mengakibatkan komplikasi serius.
Berdasarkan golongan usianya, berikut adalah penjelasan mengenai komplikasi yang dapat timbul akibat penyakit kuning:
1. Komplikasi Penyakit Kuning pada Bayi
Bilirubin beracun bagi sel-sel otak. Jika bayi mengalami penyakit kuning yang parah, ada risiko bilirubin masuk ke otak sehingga memicu terjadinya ensefalopati bilirubin akut.
Perawatan yang cepat dapat mencegah kerusakan permanen yang signifikan.
Tanda-tanda ensefalopati bilirubin akut pada bayi dengan penyakit kuning meliputi:
- Kelesuan.
- Kesulitan bangun.
- Menangis bernada tinggi.
- Mengisap atau menyusu dengan buruk.
- Lengkungan leher dan tubuh ke belakang.
- Demam.
Selain itu, penyakit kuning pada bayi juga dapat menyebabkan kernikterus.
Kernikterus adalah sindrom yang terjadi jika ensefalopati bilirubin akut menyebabkan kerusakan permanen pada otak.
Kernikterus dapat mengakibatkan:
- Gerakan yang tidak disengaja dan tidak terkendali (atetoid cerebral palsy).
- Pandangan ke atas permanen.
- Gangguan pendengaran.
- Perkembangan enamel gigi yang tidak tepat.
2. Komplikasi Jaundice pada Orang Dewasa
Pada orang dewasa, jaundice dapat menyebabkan komplikasi dengan tingkat keparahan yang bervariasi, tergantung pada penyebabnya.
Berikut adalah sejumlah komplikasi yang dapat terjadi:
- Gangguan elektrolit.
- Hepatitis kronis.
- Ensefalopati.
- Anemia hemolitik. Baca lebih lanjut penyebabnya: Penyakit Kuning Bisa Disebabkan Anemia Hemolitik.
- Perdarahan.
- Infeksi, misalnya sepsis.
- Gagal hati.
- Gagal ginjal.
- Kanker.
Pencegahan Penyakit Kuning
Bagaimana cara untuk meminimalkan risiko terkena penyakit kuning?
Ada sejumlah cara yang dapat kamu lakukan sebagai upaya pencegahan, yaitu:
1. Pencegahan pada Bayi
Banyak orang bertanya apakah ada vaksin yang dapat diberikan pada bayi untuk mencegah penyakit kuning atau tidak.
Nyatanya, tidak ada cara nyata untuk mencegah penyakit kuning pada bayi baru lahir.
Namun, ibu dapat melakukan tes golongan darah selama kehamilan.
Selain itu, cara terbaik untuk mencegah penyakit pada bayi adalah memastikan mereka mendapat cukup asupan di beberapa hari pertama kehidupannya.
Ibu sebaiknya menyusui sebanyak 8-12 kali sehari. Menyusui secara teratur dapat membantu menurunkan kadar bilirubin.
2. Pencegahan pada Orang Dewasa
Lakukan langkah di bawah ini untuk mencegah jaundice pada orang dewasa:
- Menghindari infeksi hepatitis.
- Konsumsi alkohol secukupnya.
- Hindari kelebihan berat badan atau obesitas.
- Menjaga kadar kolesterol tetap normal.
Kapan Harus ke Dokter?
Penyakit kuning ditandai dengan menguningnya kulit, selaput lendir, dan bagian putih mata.
Jika mengalaminya, segeralah memeriksakan kondisi ke dokter. Tanya dokter terlebih dahulu di Halodoc untuk mendapatkan penanganan lanjutan yang tepat.