Penyakit Gondok

DAFTAR ISI
- Apa Itu Penyakit Gondok?
- Penyebab Penyakit Gondok
- Faktor Risiko Penyakit Gondok
- Gejala Penyakit Gondok
- Diagnosis Penyakit Gondok
- Pengobatan Penyakit Gondok
- Apa Kata Riset?
- Komplikasi Penyakit Gondok
- Pencegahan Penyakit Gondok
- Kapan Harus ke Dokter?
- FAQ
Apa Itu Penyakit Gondok?
Penyakit gondok adalah kondisi pembengkakan pada kelenjar tiroid yang terletak di leher. Kelenjar tiroid berperan penting dalam membantu metabolisme, pengaturan suhu tubuh, detak jantung, suasana hati, dan sistem pencernaan seseorang.
Penyebab Penyakit Gondok
Penyebab utama penyakit gondok antara lain:
- Kekurangan yodium. Kondisi ini dapat memicu penurunan produksi hormon yang membuat kelenjar pituitari memberi sinyal pada tiroid untuk memproduksi lebih banyak lagi. Sinyal ini yang memicu pembengkakan pada kelenjar tiroid.
- Penyakit Hashimoto. Kondisi ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan tiroid sehat.
- Penyakit Graves. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menghasilkan protein yang meniru TSH (Thyroid-stimulating hormone). Protein ini mendorong tiroid memproduksi hormon secara berlebihan sehingga menyebabkan pembengkakan.
- Nodul tiroid. Kondisi ini terjadi akibat pertumbuhan sel-sel tiroid yang tidak teratur sehingga membentuk benjolan.
- Kanker tiroid. Sekitar 5 persen pengidap gondok ditemukan mengalami kanker.
- Kehamilan. Hormon human chorionic gonadotropin (HCG) selama kehamilan menyebabkan kelenjar tiroid terlalu aktif dan sedikit membesar.
- Peradangan pada tiroid. Tiroiditis disebabkan oleh gangguan autoimun, infeksi bakteri dan virus, atau obat-obatan.
Faktor Risiko Penyakit Gondok
Gondok dapat terjadi pada siapa saja. Namun, risikonya lebih tinggi dialami oleh kelompok berikut:
- Kurangnya asupan garam.
- Berjenis kelamin wanita.
- Kehamilan dan menopause.
- Berusia di atas 40 tahun.
- Memiliki keluarga dengan riwayat sakit gondok.
- Mengonsumsi obat jantung atau psikiatri.
- Paparan radiasi di area leher atau dada.
Fakta Tentang Gondok
Gondok endemik terjadi di daerah dengan kekurangan yodium yang parah di dalam tanah dan makanan. Sementara, gondok sporadis dapat terjadi pada individu karena faktor seperti genetika, pengaruh obat-obatan, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi tiroid.
Gejala Penyakit Gondok
Gejala dari penyakit gondok antara lain:
- Pembesaran atau pembengkakan pada leher.
- Sensasi rasa penuh pada leher atau tenggorokan.
- Batuk-batuk.
- Suara serak.
- Sulit menelan.
- Sulit bernapas.
Diagnosis Penyakit Gondok
Diagnosis dilakukan melalui pemeriksaan fisik yang dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang antara lain:
- Pemeriksaan hormon yang dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium darah.
- Pemeriksaan antibodi yang dilakukan saat dokter mencurigai kondisi autoimun.
- Ultrasonografi (USG) yang bertujuan untuk mengukur kelenjar tiroid.
- Tiroid scan yang dilakukan dengan memasukkan isotop radioaktif melalui injeksi agar dapat memproyeksikan gambar tiroid.
- Biopsi yang dilakukan dengan mengambil sampel jaringan atau cairan untuk diperiksa strukturnya oleh dokter patologi anatomi.
Pengobatan Penyakit Gondok
Pengobatan dilakukan berdasarkan penyebabnya. Berikut ini pilihan umum pengobatan yang dilakukan:
- Observasi. Dilakukan jika pembengkakan kelenjar berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala.
- Medikasi. Dilakukan dengan pemberian obat untuk mengatasi kelainan pada hormon tiroid.
- Pembedahan. Dilakukan dengan mengangkat seluruh atau sebagian kelenjar tiroid yang menghalangi jalan napas.
- Radioaktif iodine. Dilakukan untuk mengobati kelenjar tiroid yang terlalu aktif dengan menghancurkan selnya.
Apa Kata Riset?
Penelitian terbaru yang diulas dalam Frontiers in Endocrinology membahas cara-cara mengobati gondok yang besar tapi tidak berbahaya.
Para peneliti menemukan bahwa jika gondok menyebabkan tekanan dan gejala lain, sebaiknya perlu dilakukan operasi.
Namun, jika tidak ada gejala, dokter mungkin hanya akan memantau kondisinya setelah memastikan tidak ada kanker.
Ada perdebatan tentang apakah obat levothyroxine efektif untuk mengecilkan gondok dan cara operasi terbaik untuk mengatasinya.
Selain itu, pengobatan dengan radioiodin, yang bisa digunakan sendiri atau dengan TSH rekombinan, juga dianggap aman dan efektif.
Komplikasi Penyakit Gondok
Komplikasi terjadi jika pembengkakan sudah tidak terkendali sehingga menghalangi jalan napas. Perubahan produksi hormon juga dapat memicu komplikasi di berbagai sistem tubuh pengidapnya.
Pencegahan Penyakit Gondok
Lakukan langkah ini untuk mencegah pembengkakan pada kelenjar tiroid:
- Cukupi asupan garam setiap hari.
- Lakukan vaksinasi.
- Rajin mencuci tangan.
- Hindari kontak dengan pengidap.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika langkah pencegahan tidak berhasil dilakukan, segera hubungi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc untuk mendapatkan saran penanganan yang tepat.
Diperbarui pada 5 Maret 2025
Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2025. Goiter: Causes, treatment, and symptoms.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Goiter.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Goiter.
National Health Service UK. Diakses pada 2025. Goitre.
Frontiers in Endocrinology. Diakses pada 2025. Which Is the Ideal Treatment for Benign Diffuse and Multinodular Non-Toxic Goiters?
FAQ
1. Gondok apakah bisa sembuh?
Ya, gondok bisa sembuh tergantung pada penyebabnya. Beberapa kasus gondok ringan dapat menghilang dengan sendirinya jika kadar yodium cukup.
Namun, jika disebabkan oleh gangguan tiroid (hipertiroidisme atau hipotiroidisme), bisa membutuhkan obat, terapi hormon, atau operasi untuk penyembuhan.
2. Apakah gondok dalam bahaya?
Gondok tidak selalu berbahaya, tetapi bisa menjadi serius jika:
- Membesar dan menekan tenggorokan, menyebabkan kesulitan bernapas atau menelan.
- Disebabkan oleh kanker tiroid, meskipun kasus ini jarang terjadi.
- Mengganggu produksi hormon tiroid, yang bisa menyebabkan masalah metabolisme.
Jika gondok terus membesar atau disertai gejala lain seperti penurunan berat badan drastis, jantung berdebar, atau lemas, segera periksa ke dokter.
3. Benjolan gondok seperti apa?
- Bisa kecil atau besar, tergantung tingkat keparahannya.
- Terletak di leher bagian depan, di sekitar kelenjar tiroid.
- Terasa lunak atau keras, tergantung penyebabnya.
- Bisa bergerak naik-turun saat menelan jika berasal dari kelenjar tiroid.