Pellagra
DAFTAR ISI
- Apa Itu Pellagra?
- Penyebab Pellagra
- Faktor Risiko Pellagra
- Gejala Pellagra
- Diagnosis Pellagra
- Pengobatan Pellagra
- Komplikasi Pellagra
- Pencegahan Pellagra
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Pellagra?
Pellagra adalah suatu kondisi yang terjadi ketika seseorang mengalami kekurangan vitamin B3, juga disebut niasin. Ada dua jenis kekurangan yang bisa dimiliki seseorang. Defisiensi primer terjadi ketika seseorang tidak mendapatkan cukup niasin dalam makanannya, dan defisiensi sekunder adalah ketika tubuh tidak dapat menggunakan nutrisi dengan benar.
Penyakit ini ditandai oleh demensia, diare, dan dermatitis, atau juga dikenal dengan sebutan “3 D”. Kondisi ini sering terjadi pada orang dengan kondisi kesehatan yang mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi, dan juga pada orang dengan alkoholisme kronis. Pellagra dapat disembuhkan jika didiagnosis, tetapi bisa berakibat fatal jika tidak ditangani.
Penyebab Pellagra
Ada dua jenis pellagra, yang dikenal sebagai pellagra primer dan pellagra sekunder. Jenis primer disebabkan oleh pola makan rendah niasin atau triptofan. Triptofan dapat diubah menjadi niasin dalam tubuh, sehingga tidak mendapatkannya dalam jumlah cukup dapat menyebabkan kekurangan niasin.
Pellagra primer paling sering terjadi di negara berkembang yang bergantung pada jagung sebagai makanan pokok. Jagung mengandung niacytin, suatu bentuk niacin yang tidak dapat dicerna dan diserap manusia kecuali disiapkan dengan benar.
Pelagra sekunder terjadi ketika tubuh tidak dapat menyerap niasin. Seseorang mungkin sudah mendapatkan cukup niasin dari makanan yang mereka makan, tapi tubuh mereka tidak dapat menggunakannya dengan benar.
Ini mungkin karena kondisi yang mendasarinya atau disebabkan oleh obat-obatan. Alasan orang mengembangkan pellagra sekunder meliputi:
- Kondisi genetik seperti penyakit Hartnup, yang menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap triptofan dari usus
- Pengobatan dengan obat-obatan yang mempengaruhi cara tubuh menggunakan vitamin B, seperti obat antituberkulosis isoniazid atau fenobarbital
- Jenis tumor yang menghasilkan serotonin berlebihan (karsinoma) yang mengarah ke kondisi yang disebut sindrom karsinoid
- Mengikuti diet yang sangat ketat atau diet berbasis jagung yang belum di-nikstamalisasi
Faktor Risiko Pellagra
Terdapat beberapa kondisi yang membuat tubuh stres (sehingga kebutuhan nutrisi meningkat) sehingga memicu kondisi ini. Risiko seseorang mengidap penyakit ini meningkat jika memiliki:
- Penyakit demam berkepanjangan.
- Diabetes mellitus.
- Human immunodeficiency virus (HIV).
- Alkoholisme kronis dan/atau penyalahgunaan narkoba.
- Anoreksia nervosa.
- Sirosis hati.
- Pasien yang menerima dialisis jangka panjang.
Keadaan sosial ekonomi juga dapat menempatkan seseorang pada risiko untuk mengembangkan pellagra.
Misalnya orang-orang yang hidup dalam kemiskinan yang tidak memiliki akses yang memadai ke makanan bergizi, hidup dalam kondisi kelaparan, dan pengungsi karena lebih mungkin mengalami kekurangan gizi parah.
Risiko pada pria dan wanita sama. Ini terutama terjadi pada orang dewasa tetapi dalam beberapa kasus, bayi dan anak-anak mungkin berisiko.
Orang dari semua ras dapat mengembangkan penyakit ini, meskipun lebih sering terlihat di negara berkembang dan daerah miskin di negara maju.
Gejala Pellagra
Gejala utama pellagra adalah dermatitis, demensia, dan diare. Ini karena kekurangan niasin paling terlihat di bagian tubuh dengan tingkat pergantian sel yang tinggi, seperti kulit atau saluran pencernaan.
Dermatitis yang berhubungan dengan pellagra biasanya menyebabkan ruam pada wajah, bibir, kaki, atau tangan. Pada beberapa orang, dermatitis terbentuk di sekitar leher, gejala yang dikenal sebagai kalung Casal.
Gejala dermatitis tambahan meliputi:
- Kulit merah dan bersisik
- Area kulit berubah warna, mulai dari merah hingga coklat
- Kulit tebal, berkerak, bersisik, atau pecah-pecah
- Gatal, bercak kulit terbakar
Dalam beberapa kasus, tanda-tanda neurologis pellagra muncul sejak dini, tetapi sering kali sulit untuk diidentifikasi. Seiring perkembangan penyakit, kemungkinan gejala demensia meliputi:
- Apati.
- Depresi.
- Kebingungan, mudah marah, atau perubahan suasana hati.
- Sakit kepala.
- Kegelisahan atau kecemasan.
- Disorientasi atau delusi.
Gejala pellagra lain yang mungkin juga terjadi adalah:
- Luka di bibir, lidah, atau gusi.
- Nafsu makan menurun.
- Kesulitan makan dan minum.
- Mual dan muntah.
Diagnosis Pellagra
Diagnosis pellagra bisa dilakukan dengan cara mengambil sampel urine. Hal ini karena niasin yang dihasilkan akan dikeluarkan lewat urine dalam bentuk asam nikotinat, niasin oksida, serta metabolit seperti 2-pyridone dan 2-methyl nicotinamide.
Dua metabolit tersebut bisa diperiksa untuk memastikan kurangnya niasin dalam tubuh. Selain itu, kadar RBC dalam NAD/NADP juga bisa digunakan untuk memastikan diagnosis pellagra.
Jika seseorang ditemukan memiliki pellagra, langkah selanjutnya adalah menentukan penyebabnya. Kadang-kadang jawabannya akan cukup jelas, seperti karena pola makan yang kurang nutrisi.
Namun, beberapa orang mungkin memerlukan tes tambahan untuk menentukan alasan defisiensi, termasuk:
- Tes darah tambahan untuk memeriksa infeksi atau penanda penyakit tertentu.
- Pencitraan, seperti sinar-X atau CT scan, untuk memeriksa kondisi organ atau mencari tumor.
- Tes khusus, seperti kolonoskopi, untuk melihat sistem gastrointestinal jika kondisi seperti penyakit Crohn dicurigai.
- Memeriksa sampel dari lesi kulit di bawah mikroskop.
Pengobatan Pellagra
Pellagra primer diobati dengan perubahan pola makan dan suplemen niasin atau nikotinamida. Mungkin juga perlu diberikan secara intravena. Nicotinamide adalah bentuk lain dari vitamin B-3.
Dengan pengobatan dini, banyak orang sembuh total dan mulai merasa lebih baik dalam beberapa hari setelah memulai pengobatan. Perbaikan kulit mungkin memakan waktu beberapa bulan. Namun, jika tidak diobati, pellagra primer biasanya menyebabkan kematian setelah empat atau lima tahun.
Mengobati pellagra sekunder biasanya berfokus pada pengobatan penyebab yang mendasarinya. Namun, beberapa kasus pellagra sekunder juga merespon dengan baik terhadap penggunaan niasin atau nikotinamida baik secara oral atau intravena.
Saat pulih dari pellagra primer atau sekunder, penting untuk menjaga setiap ruam tetap lembap dan terlindungi dengan tabir surya.
Komplikasi Pellagra
Ketika kondisi pellagra memburuk dan sistem tubuh mulai mati, komplikasi yang dapat terjadi adalah:
- Kehilangan koordinasi.
- Glossitis (lidah bengkak) yang dapat menghalangi jalan napas seseorang.
- Kelumpuhan.
- Kondisi jantung seperti kardiomiopati dilatasi.
- Pingsan.
- Koma.
Jika tidak diobati, kegagalan multi-organ dari pellagra bisa berakibat fatal dalam tiga sampai lima tahun.
Pencegahan Pellagra
Berikut langkah-langkah yang bisa kamu lakukan agar terhindar dari pellagra:
- Mengonsumsi makanan bergizi seperti daging, sayuran, telur, ikan, hati dan susu.
- Memperbanyak asupan niasin juga perlu dilakukan ibu yang mengidap pellagra yang masih menyusui bayinya.
- Hindari mengonsumsi alkohol.
Kapan Harus ke Dokter?
Bila kamu mengalami gejala-gejala pellagra seperti di atas, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Awali dengan menghubungi dokter di Halodoc, bisa dari mana saja dan kapan saja dengan biaya yang terjangkau.