Otoacoustic Emissions (OAE)
Apa itu Otoacoustic Emissions?
Otoacoustic Emission (OAE) adalah gelombang yang dihasilkan oleh sel rambut halus bagian luar dari rumah siput, setelah diberi stimulus. Munculnya gelombang ini mengindikasikan bahwa rumah siput bekerja dengan baik, yang berhubungan langsung dengan fungsi pendengaran.
Pemeriksaan OAE banyak dilakukan di rumah sakit pada bayi yang baru lahir, sebagai skrining awal ada tidaknya gangguan pendengaran. Di banyak negara maju, screening bayi sudah menjadi keharusan tanpa kecuali, dan dikenal dengan istilah Universal Newborn Screening.
Jenis Pemeriksaan Otoacoustic Emissions
Ada 4 jenis pemeriksaan otoacoustic emissions yang biasa dilakukan dalam dunia medis, yaitu:
1. Transient Otoacoustic Emissions (TOAEs). Dalam pemeriksaan ini, suara yang dipancarkan merupakan respons terhadap rangsangan akustik, dan dipaparkan dengan durasi yang sangat singkat. Suara bisa berupa nada ‘klik’, tetapi bisa menjadi nada semburan.
2. Distortion Product Otoacoustic Emission (DPOAEs). Dalam pemeriksaan ini, suara dipancarkan sebagai respons terhadap 2 nada simultan dari frekuensi yang berbeda.
3. Spontaneous otoacoustic emissions (SOAEs). Suara yang dipancarkan tanpa stimulus akustik, yaitu secara spontan.
4. Transient otoacoustic emissions (SFOAEs). Pemeriksaan dengan suara yang dipancarkan sebagai respons terhadap nada kontinu.
Bagaimana Melakukan Otoacoustic Emissions?
Pemeriksaan otoacoustic emissions dilakukan dengan menempelkan sumbat kecil ke telinga bayi/anak selama beberapa detik (mirip dengan pemeriksaan Timpanometri). OAE screener biasanya dilengkapi dengan speaker dan mikrofon mini yang dibalut dengan sumbat dari bahan lembut (eartip). Speaker akan menghantarkan stimulus ke dalam liang telinga, dan akan direspons oleh koklea. Kemudian, hantarannya akan dideteksi oleh mikrofon dan diukur oleh screener.
Unsur-unsur dalam telinga yang terlibat dalam pemeriksaan OAE termasuk sumber suara, gendang telinga, rantai tulang pendengaran, telinga bagian dalam, dan sel-sel rambut luar. Struktur yang sama mentransmisikan suara yang keluar dari sel-sel rambut luar.
Jika dalam pemeriksaan ada resonansi atau filter antara sumber suara dan mikrofon, ini akan menyebabkan spektrum frekuensi OAEs berubah. Dengan demikian, OAEs dapat dikatakan “mencerminkan” kombinasi telinga dalam dan fungsi telinga luar atau tengah.
Individu dengan saluran telinga kecil (seperti bayi) berbeda dari orang dewasa, karena perbedaan ukuran telinga eksternal dan tengah. Itulah mengapa pemeriksaan ini kerap dilakukan pada bayi yang baru lahir.
Dalam praktiknya, ada 2 jenis metode dalam pemeriksaan OAE, yaitu:
1. Sweep OAE
Dalam pemeriksaan ini, perangkat yang digunakan akan memindai seluruh spektrum OAE, untuk menemukan area drop-out yang mungkin tidak terdeteksi. Pemeriksaan OAE jenis ini biasanya dilakukan ketika mengalami gejala tinnitus (telinga berdengung).
2. Contralateral Suppression
Jenis pemeriksaan OAE ini dilakukan dengan menghadirkan suara lain untuk telinga yang berlawanan atau yang sedang tidak diperiksa. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengurangi amplitudo TOAE di telinga yang berlawanan dengan suara masking. Efek ini kemudian dikaitkan dengan perubahan mikromekanik koklea melalui neuron kompleks olivary superior medial. Namun, hasil pemeriksaan OAE jenis ini belum cukup diandalkan untuk penggunaan klinis. Diperlukan serangkaian tes lain.
Kenapa Melakukan Otoacoustic Emissions?
Pemeriksaan otoacoustic emissions dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pendengaran atau tidak. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan pada bayi baru lahir. Sebab, jika pada usia ini ditemukan adanya gangguan pendengaran, penanganan medis lanjutan dapat segera dilakukan, untuk mencegah gangguan pendengaran permanen atau masalah kesehatan lainnya.
Selain itu, tujuan utama dari pemeriksaan OAE adalah untuk menentukan status koklea, khususnya fungsi sel rambut. Informasi ini dapat digunakan untuk:
- Menyaring pendengaran (khususnya pada neonatus, bayi, atau individu dengan cacat perkembangan).
- Memperkirakan sebagian sensitivitas pendengaran dalam kisaran terbatas.
- Membedakan antara komponen sensorik dan saraf dari pendengaran sensorineural dan kehilangan pendengaranan.
- Tes ini untuk gangguan pendengaran fungsional.
Informasi dapat diperoleh dari pasien yang sedang tidur atau bahkan koma, karena tidak diperlukan respon perilaku.
Perlu diketahui, koklea yang normal tidak hanya menerima suara, tapi juga menghasilkan suara berintensitas rendah yang disebut OAE. Suara-suara ini dihasilkan secara khusus oleh koklea, dan sebagian besar oleh sel-sel rambut luar koklea saat mereka mengembang dan berkontraksi.
Apa Hasil yang Diharapkan?
Hasil yang mungkin muncul setelah pemeriksaan yaitu:
- OAE saat ini konsisten dengan pendengaran normal hingga mendekati normal.
- OAE yang tidak ada mungkin merupakan tanda adanya masalah. Hal tersebut bisa berupa gangguan pendengaran, kotoran di telinga, cairan, atau infeksi di telinga tengah atau telinga bagian dalam yang cacat. Hasil ini menunjukkan bahwa pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk mencari tahu mengapa OAE tidak ada. Selain itu untuk mengeliminasi kemungkinan gangguan pendengaran.
Kapan Melakukan Otoacoustic Emissions?
Seperti telah disebutkan sebelumnya, pemeriksaan otoacoustic emission perlu dilakukan sedini mungkin. Bahkan ketika baru lahir. Sebab, pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi secara dini gejala atau tanda adanya gangguan pendengaran pada anak.
Di Mana Melakukan Otoacoustic Emissions?
Pemeriksaan otoacoustic emissions dapat dilakukan di rumah sakit, yang menyediakan layanan atau peralatan yang memadai. Untuk mendapatkan pemeriksaan, kamu juga bisa membuat janji medis untuk melakukan pemeriksaan ini di Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Nationwide Children’s. Diakses pada 2022. Otoacoustic Emissions (OAE) Testing
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2022. Otoacoustic Emission Testing (OAE)
Medscape. Diakses pada 2022. Otoacoustic Emissions
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan