Orgasme
DAFTAR ISI
- Apa Itu Orgasme?
- Model Orgasme
- Alasan Orgasme Terasa Sangat Menyenangkan
- Proses Terjadinya Orgasme
- Hal yang Terjadi pada Tubuh selama Orgasme
- Hal yang Terjadi Setelah Orgasme
- Durasi Terjadinya Orgasme
- Jenis Orgasme
- Manfaat Orgasme
- Perbedaan Orgasme pada Pria dan Wanita
- Gangguan Orgasme
- Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Gangguan Orgasme
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Orgasme?
Menurut American Psychological Association, orgasme adalah kondisi ketika seseorang mencapai kenikmatan puncak.
Saat hal ini terjadi, tubuh melepaskan ketegangan, dan otot perineum, sfingter anus, serta organ reproduksi berkontraksi secara ritmis.
Biasanya, laki-laki akan mengalami ejakulasi saat mencapai orgasme dan perempuan akan mengalami kontraksi dinding vagina.
Selain itu, wanita juga dapat mengalami ejakulasi selama aktivitas seksual atau saat mengalaminya.
Model Orgasme
Para pakar seks telah mendefinisikan orgasme dalam model respons seksual bertahap. Meski prosesnya dapat sangat berbeda tiap orang, beberapa perubahan fisiologis dasar cenderung terjadi pada sebagian besar kejadian.
Berikut adalah model dan pola yang terjadi pada semua bentuk respon seksual dan tidak semata-mata berkaitan dengan hubungan penis-vagina.
1. Model 4 fase Master dan Johnson
Tahun 1966 silam, dua orang peneliti bernama William Masters dan Virginia Johnson menghasilkan model empat fase:
- Kegembiraan atau gairah tinggi.
- Persiapan (plateau).
- Orgasme.
- Resolusi.
2. Model 3 tahap dari Kaplan
Model Kaplan berbeda dari kebanyakan model respons seksual lainnya dengan memasukkan hasrat.
Sebab, sebagian besar model respons seksual cenderung menghindari memasukkan perubahan nongenital.
Selain itu, kamu juga perlu mengetahui bahwa hasrat tidak mendahului semua aktivitas seksual. Adapun tiga tahapan dalam model ini adalah:
- Hasrat.
- Gembira.
- Orgasme.
Alasan Orgasme Terasa Sangat Menyenangkan
Tentunya, ini bukan tanpa alasan. Selama orgasme, tubuh melepaskan dopamin, yang populer sebagai “hormon perasaan senang”, dan oksitosin, terkadang memiliki sebutan “obat cinta”.
Hormon-hormon ini meningkatkan perasaan bahagia dan emosi positif lainnya, dan melawan “hormon stres”, yaitu kortisol.
Proses Terjadinya Orgasme
Orgasme biasanya terjadi sebagai bagian dari siklus respons seksual.
Aktivitas ini sering terjadi mengikuti rangsangan terus-menerus dari zona sensitif seksual, seperti alat kelamin, anus, puting susu, dan perineum.
Secara umum, kondisi ini bisa terjadi mengikuti dua respons dasar terhadap rangsangan terus-menerus:
- Vasokongesti, merupakan proses ketika jaringan tubuh terisi dengan darah, sehingga terjadi pembengkakan.
- Myotonia, adalah proses saat otot tegang, termasuk pelenturan dan kontraksi yang terjadi tanpa sengaja.
Penelitian menyebutkan, seseorang bisa mengalami kepuasan seksual dari rangsangan selain pada area genital, misalnya rangsangan pada telinga atau puting. Bahkan, rangsangan mental juga dapat menghasilkan orgasme.
Hal yang Terjadi pada Tubuh selama Orgasme
Selama mengalaminya, ada beberapa hal yang terjadi pada seluruh tubuh, yaitu:
- Tubuh tiba-tiba melepaskan ketegangan seksual yang terbentuk selama dua fase pertama dari siklus respons seksual.
- Detak jantung, tekanan darah, dan laju pernapasan meningkat.
- Hormon mengalir ke aliran darah.
- Otot-otot pada alat kelamin dan anus berkontraksi secara berirama berulang kali (sekitar sekali per detik selama beberapa detik).
Kontraksi otot memainkan peran penting dalam proses ini. Misalnya, otot vagina dan rahim sering berkontraksi.
Kondisi ini dapat menyebabkan sejumlah kecil cairan keluar dari alat kelamin.
Demikian pula, otot-otot pada pangkal penis berkontraksi yang biasanya menyebabkan ejakulasi (ketika tubuh mengeluarkan air mani).
Penis bisa mengeluarkan sekitar 1–2 sendok makan air mani. Selain itu, pria juga mungkin tidak mengalami ejakulasi selama mengalami puncak kepuasan seksual, tetapi keduanya biasanya terjadi secara bersamaan.
Sayangnya, tak sedikit wanita mengaku kesulitan mendapatkannya meski sangat menikmati hubungan intim dengan pasangan.
Kamu bisa membaca artikel 8 Alasan Mengapa Wanita Lebih Sulit Orgasme untuk mengetahui lebih lanjut tentang hal ini.
Hal yang Terjadi Setelah Orgasme
Sementara itu, dalam beberapa menit setelah terjadi, tubuh perlahan kembali ke keadaan normal.
Ketika proses tersebut berlangsung, tubuh akan mengalami beberapa kondisi berikut:
- Bagian tubuh yang membengkak atau mengalami ereksi, seperti penis atau klitoris, kembali ke ukuran dan warna sebelumnya.
- Alat kelamin mungkin terasa terlalu sensitif atau tidak nyaman disentuh.
- Kulit pada seluruh tubuh bisa terlihat dan terasa memerah.
- Muncul perasaan puas, relaks, atau lelah.
Beberapa orang mungkin kembali terangsang secara seksual beberapa menit setelah kepuasan seksual pertama dan dapat mengalami kondisi multiple orgasme.
Sementara itu, beberapa lainnya membutuhkan lebih banyak waktu sebelum bisa kembali mencapai puncak lagi.
Durasi Terjadinya Orgasme
Studi dalam Socioaffect Neuroscience and Psychology menunjukkan, orgasme wanita dapat berlangsung sekitar 20 sampai 35 detik.
Sementara itu, durasi pada pria berlangsung antara 10 sampai 60 detik. Namun, durasi ini tentunya tidak sama untuk setiap wanita maupun pria.
Jenis Orgasme
Ternyata, jenis yang bisa terjadi cukup beragam, terutama pada wanita. Berikut beberapa di antaranya:
- Orgasme klitoris, terjadi karena stimulasi klitoris. Penelitian mencatat bahwa 60 persen kepuasan seksual wanita terjadi karena rangsangan klitoris.
- Orgasme vagina, jenis ini terjadi karena rangsangan pada vagina. The American Psychological Association menyatakan bahwa kepuasan seksual vagina berhubungan dengan rangsangan tidak langsung klitoris saat berhubungan seks.
- Orgasme campuran, saat kepuasan pada klitoris dan vagina terjadi bersamaan.
- Orgasme anal. Beberapa wanita mengalami hal ini selama melakukan seks anal.
- Orgasme G-spot, terjadi akibat stimulasi G-spot.
- Orgasme ganda. Seseorang dapat mengalami serangkaian kepuasan seksual dalam waktu singkat. Wanita memiliki periode refraktori (pemulihan) yang lebih pendek, yang memungkinkan mereka mengalaminya berkali-kali dalam periode waktu yang lebih singkat.
- Orgasme puting. Wanita juga dapat mencapai kepuasan seksual karena rangsangan pada puting. Sebab, stimulasi pada puting dapat mengaktifkan bagian otak yang turut aktif dengan stimulasi genital.
Manfaat Orgasme
Orgasme dapat membantu seseorang mendapatkan tidur yang lebih baik. Penelitian menemukan bahwa kenikmatan seksual menghasilkan hasil tidur yang lebih nyenyak.
Sementara itu, orgasme yang didapatkan melalui masturbasi menghasilkan kualitas tidur yang lebih baik dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk tertidur.
Ini karena tubuh melepas hormon yang bernama oksitosin selama periode ini berlangsung.
Hormon oksitosin sendiri memiliki berbagai manfaat kesehatan, seperti:
- Mengatur kecemasan.
- Mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker, seperti kanker ovarium.
Selain itu, ada beberapa bukti bahwa seringnya ejakulasi pada pria dapat mengurangi risiko kanker prostat.
Penelitian menemukan bahwa profesional kesehatan lebih jarang mendiagnosis kanker prostat pada mereka yang memiliki tingkat ejakulasi tinggi.
Selain itu, manfaat lain dari orgasme yaitu:
- Mengurangi stres berlebihan.
- Membantu meningkatkan rasa percaya diri.
- Memicu produksi hormon dehydroepiandrosterone (DHEA), hormon yang dibuat di kelenjar adrenal yang ada hubungannya dengan kebugaran tubuh.
Perbedaan Orgasme pada Pria dan Wanita
Ketika sampai pada orgasme, biasanya napas wanita dan pria akan menjadi lebih kuat dan cepat, detak jantung pun lebih kencang dari normal.
Namun, kamu perlu tahu bahwa tahapan orgasme pada pria dan wanita ternyata berbeda.
Orgasme pada Pria
Tahapan orgasme pada pria terjadi sesaat sebelum keluarnya air mani sampai akhirnya ejakulasi terjadi.
Kendati demikian, beberapa pria bisa saja mengalami puncak kepuasan seksual tanpa ejakulasi.
Berikut proses orgasme pada tubuh pria secara umum:
1. Gairah yang tinggi (Excitement)
Rangsangan pria, baik secara fisik maupun psikologis, dapat menyebabkan ereksi.
Saat tubuh mendapatkan rangsangan, darah akan mengalir ke corpora (jaringan spons yang membentang pada sepanjang penis), menyebabkan penis membesar dan menjadi kaku.
Selanjutnya, testis menarik ke arah tubuh saat skrotum mengencang.
2. Persiapan (plateau)
Saat pembuluh darah pada bagian dalam dan sekitar penis terisi darah, kelenjar dan testis akan membesar.
Selain itu, otot paha dan bokong menegang, tekanan darah meningkat, denyut nadi bertambah cepat, dan laju pernapasan meningkat.
3. Orgasme
Semen memasuki uretra melalui serangkaian kontraksi pada otot dasar panggul, kelenjar prostat, vesikula seminalis, dan vas deferens.
Kemudian, kontraksi pada otot dasar panggul dan kelenjar prostat juga memaksa air mani keluar dari penis dalam proses yang disebut ejakulasi.
4. Resolusi atau pemulihan
Laki-laki sekarang memasuki fase pemulihan sementara. Ini adalah periode refraktori, dan durasinya bervariasi dari orang ke orang.
Periode ini bisa berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa hari, dan umumnya cenderung lebih lama seiring bertambahnya usia.
Selama fase ini, penis dan testis akan kembali ke ukuran aslinya. Selain itu, napas mungkin berat dan cepat, serta denyut nadi akan meningkat.
Orgasme pada Wanita
Sementara itu, penjelasan tahapan orgasme pada wanita adalah sebagai berikut:
1. Gairah yang tinggi (Excitement)
Selama rangsangan wanita, baik secara fisik maupun psikologis, pembuluh darah pada dalam alat kelamin akan melebar.
Pasokan darah yang meningkat menyebabkan cairan melewati dinding vagina, membuat vulva bengkak dan basah. Secara internal, bagian atas vagina mengembang.
Selama fase ini, detak jantung dan pernapasan menjadi lebih cepat, dan tekanan darah meningkat.
Selain itu, pelebaran pembuluh darah dapat menyebabkan kulit tampak memerah, terutama pada bagian leher dan dada.
2. Persiapan (plateau)
Saat aliran darah ke introitus (lubang vagina) mencapai batasnya, bagian tersebut akan menjadi lebih kencang.
Secara bersamaan, payudara dapat bertambah besar, dan peningkatan aliran darah ke areola menyebabkan puting tampak kurang tegak.
Sementara itu, klitoris menarik kembali ke tulang kemaluan, sehingga terlihat seperti menghilang.
3. Orgasme
Ketika masuk pada periode ini, otot kelamin, termasuk rahim dan lubang vagina, akan mengalami kontraksi berirama sekitar 0,8 detik.
Orgasme wanita biasanya berlangsung lebih lama daripada pria, rata-rata sekitar 20–35 detik.
Tidak seperti pria, sebagian besar wanita tidak memiliki masa pemulihan sehingga dapat mengalaminya lebih lanjut dengan rangsangan berulang.
4. Resolusi
Tubuh secara bertahap kembali ke keadaan semula. Pada periode ini, pembengkakan mulai berkurang sementara denyut nadi dan pernapasan mulai melambat.
Gangguan Orgasme
Gangguan orgasme dapat menyebabkan frustrasi dan perasaan malu, baik bagi orang yang mengalami gejala tersebut maupun pasangan seksualnya.
Meskipun kondisi ini sebenarnya terjadi dengan cara yang sama pada pria maupun wanita, ahli kesehatan umumnya mengartikan gangguan orgasme berdasarkan jenis kelamin.
Gangguan pada wanita
Gangguan orgasme wanita berpusat pada tidak adanya atau penundaan yang signifikan setelah rangsangan yang cukup. Dokter menyebut tidak adanya orgasme sebagai anorgasmia.
Istilah ini bisa merujuk saat seseorang tidak pernah mengalami orgasme (anorgasmia primer) atau seseorang yang sebelumnya pernah mengalami orgasme lantas tidak lagi bisa mendapatkannya (anorgasmia sekunder). Kondisi tersebut dapat terjadi secara umum atau adanya situasi tertentu.
Selain itu, gangguan orgasme wanita dapat terjadi akibat masalah fisik, seperti kondisi ginekologi dan penggunaan obat-obatan tertentu, atau masalah psikologis seperti rasa cemas berlebihan atau depresi.
Gangguan pada pria
Gangguan orgasme pria (anorgasmia pria) termasuk penundaan atau tidak adanya orgasme secara terus-menerus atau berulang setelah mendapat rangsangan yang cukup.
Anorgasmia pria bisa menjadi kondisi seumur hidup atau setelah periode fungsi seksual yang teratur.
Penyebab anorgasmia pria bisa karena kondisi fisik seperti testosteron rendah, kondisi psikologis seperti kecemasan, atau melalui penggunaan obat-obatan tertentu seperti antidepresan.
Selain itu, pria juga kerap mengalami kondisi yang disebut ejakulasi dini.
Masalah ini terjadi ketika pria berejakulasi lebih cepat dari standar normal atau waktu yang mereka inginkan.
Ejakulasi dini mungkin disebabkan oleh kombinasi faktor psikologis seperti rasa bersalah atau kecemasan dan faktor biologis seperti kadar hormon atau kerusakan saraf.
Tentunya, kondisi ini bisa membuat pria mengalami kehilangan rasa percaya diri dan sangat frustasi. Menariknya, ejakulasi dini sebenarnya bisa kamu tangani secara alami.
Pelajari lebih lanjut di artikel berikut Begini Cara Alami Mengobati Ejakulasi Dini.
Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Gangguan Orgasme
Apabila kamu mengalami gangguan orgasme terus-menerus hingga mengganggu aktivitas seksual, jangan ragu untuk konsultasikan kondisimu dengan dokter di Halodoc.
Nah, berikut adalah beberapa dokter berpengalaman yang dapat kamu hubungi.
Dokter-dokter ini pun telah menerima rating yang baik dari pasien sebelumnya dalam penanganan masalah sistem reproduksi.
Ini daftarnya:
Kamu dapat dengan mudah menghubungi dokter spesialis melalui layanan kesehatan online Halodoc yang tersedia kapan saja dan di mana saja, 24/7!
Jangan khawatir, privasi kamu akan terjamin aman ketika menggunakan layanan Halodoc.
Jika dokter tidak tersedia atau sedang offline saat kamu berkonsultasi, kamu masih dapat membuat janji konsultasi di waktu lain melalui aplikasi Halodoc.
Ayo segera hubungi dokter melalui Halodoc sekarang juga!
Kapan Harus ke Dokter?
Guna mencapainya, pria dan wanita sebenarnya sama-sama memerlukan intimasi dan rangsangan seksual yang erat serta intens.
Misalnya, mandi bersama, berpelukan, bercumbu, saling memijat, atau menjajal melakukan seks oral untuk permulaan.
Namun, jika kamu maupun pasangan sulit mendapatkan kepuasan seksual ketika berhubungan intim, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter, sehingga bisa mendapatkan saran yang terbaik untuk mendapatkannya saat berhubungan seksual.