Neuritis Optik
Neuritis optik adalah kondisi saat lapisan mielin pada saraf optik yang ada di mata mengalami peradangan. Jika terjadi gangguan atau mielin tidak ada, sinyal visual tidak dapat terkirim dengan baik menuju otak. Akibatnya, pengidap akan mengalami gangguan pada penglihatannya, seperti pandangan mata kabur atau buram. Kondisi ini dapat menyerang satu atau kedua mata.
Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Namun, kelainan ini paling sering ditemukan pada wanita usia antara 20 hingga 40 tahun.
Penyebab Neuritis Optik
Ada beberapa penyebab yang bisa menyebabkan penyakit ini, seperti:
1. Multiple Sclerosis dan Gangguan Saraf Lainnya
Multiple sclerosis adalah penyebab utama dari kondisi ini. Namun, ada beberapa penyakit lain yang dapat menyebabkan kondisi ini, seperti penyakit antibodi glikoprotein oligodendrosit myelin, penyakit schilder, hingga gangguan spektrum neuromyelitis optica.
2. Penyakit Autoimun
Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh penyakit autoimun, seperti sarkoidosis, sindrom Sjogren, dan penyakit lupus.
3. Infeksi
Penyakit campak, herpes zoster, tuberkulosis, sipilis, meningitis, dan HIV menjadi penyakit lainnya yang bisa memicu neuritis optik.
Faktor Risiko Neuritis Optik
Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap neuritis optik, antara lain:
- Jenis Kelamin. Biasanya wanita lebih banyak terserang penyakit ini
- Usia. Orang yang berusia sekitar 20-40 tahun lebih berpotensi untuk terjadinya kelainan ini
- Mutasi Genetik. Terjadinya mutasi genetik pada seseorang meningkatkan risiko untuk mengalami kelainan neuritis optik.
- Gaya Hidup. Kebiasaan mengonsumsi alkohol, merokok, dan kekurangan nutrisi berisiko menyebabkan neuritis optik.
Gejala Neuritis Optik
Gejala utama dari neuritis optik meliputi:
- Nyeri pada mata.
- Penglihatan kabur.
- Hilangnya penglihatan, lebih sering hanya pada satu mata, tetapi terkadang keduanya.
- Sakit mata, terutama ketika mata bergerak.
- Buta warna.
- Kehilangan kontras visual atau penglihatan kurang jelas.
- Menurunnya kecerahan penglihatan.
- Kedipan.
Diagnosis
Diagnosis terhadap kelainan neuritis optik dapat dilakukan melalui pemeriksaan mata rutin, serta tes reaksi pupil terhadap cahaya. Selain oftalmoskopi, juga dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan. Hal ini bertujuan untuk memeriksa struktur di belakang mata, termasuk optik dan saraf.
Beberapa tes penunjang diperlukan untuk mendiagnosis kelainan ini, di antaranya:
- Tes darah, untuk memeriksa kemungkinan adanya neuromielitis optik pada kasus neuritis optik yang berat. Hal ini diketahui dengan mendeteksi antibodi terkait.
- MRI untuk menentukan area kerusakan pada otak.
- Optical coherence tomography (OCT) dilakukan untuk memeriksa ketebalan serabut saraf retina yang umumnya lebih tipis dalam kasus pengidap neuritis optik.
- Tes visual evoked response untuk menilai kecepatan konduksi elektrik dari saraf optik, karena pada kasus neuritis optik biasanya melambat.
Pengobatan Neuritis Optik
Pengobatan neuritis optik bergantung pada pemeriksaan tiap pengidap. Untuk kasus dengan penyebab yang jelas, pengobatan ditentukan oleh penyebab utamanya. Contohnya, jika neuritis optik disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus, maka pengidap akan diberikan obat anti-bakteri atau antivirus.
Jika pengidap terserang kondisi ini akibat kekurangan vitamin B12, maka suplemen nutrisi akan diresepkan. Di sisi lain, jika tidak ada penyebab yang jelas, pengidap biasanya diberikan obat dosis tinggi berdasarkan steroid untuk lebih cepat merangsang penyembuhan.
Pengobatan ini juga efektif untuk mencegah sklerosis ganda pada pengidap. Namun, obat ini harus dikonsumsi dengan hati-hati, karena dapat menyebabkan beberapa efek samping. Di antaranya adalah osteoporosis atau peningkatan kerentanan terhadap infeksi, karena efek dari steroid pada sistem kekebalan tubuh.
Jika gejalanya parah, tidak merespons obat steroid, atau pengidap tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi steroid, dokter mungkin meresepkan obat khusus yang terbuat dari darah yang diambil dari pengidap. Pengobatan ini membutuhkan biaya yang mahal dan tidak terjamin efektif, tetapi dapat digunakan sebagai pilihan terakhir jika pengobatan lainnya gagal.
Jika pengidap mengalami kehilangan penglihatan, pada beberapa kasus, penglihatan biasanya bisa dipulihkan dalam waktu sekitar 2 minggu sampai 3 bulan. Risiko kehilangan penglihatan permanen cukup kecil, karena sekitar 90 persen penglihatan pengidap sembuh pada bulan ke-6. Jika tidak terjadi kehilangan penglihatan, masih terdapat kemungkinan perubahan ketajaman visual permanen.
Komplikasi
Neuritis optik dapat menyebabkan komplikasi pada pengidapnya, seperti:
- Kerusakan saraf optik.
- Penurunan ketajaman visual.
Pencegahan Neuritis Optik
Hingga saat ini, langkah pencegahan terhadap kelainan neuritis optik belum ditemukan. Hal ini tentu saja berhubungan dengan beragam penyebab dan faktor risiko yang membuat seseorang dapat mengidap kelainan ini.
Namun, risiko neuritis optik bisa dikurangi dengan melakukan pencegahan kerusakan pada mata. Langkah ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi beberapa makanan yang sehat untuk mata, seperti tomat, apel, labu, bayam, jeruk, pepaya, dan kacang pistachio.
Kapan Harus ke Dokter?
Sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ketika kamu mengalami berbagai gejala yang terkait dengan neuritis optik untuk menghindari risiko komplikasi. Dokter akan memberikan resep untuk beberapa jenis obat-obatan yang bisa digunakan dalam upaya mengatasi neuritis optik.
Tidak perlu repot, kamu bisa cek kebutuhan medis yang diperlukan melalui aplikasi Halodoc. Dengan begitu, obat yang diresepkan dapat diantar langsung dari apotek ke tempat kamu. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Optic Neuritis.
Web MD. Diakses pada 2022. Optic Neuritis: When MS Affects Your Vision.
Healthline. Diakses pada 2022. Optic Neuritis.
Diperbarui pada 9 Juni 2022.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan