Miom
DAFTAR ISI
- Apa itu Miom?
- Penyebab Miom
- Jenis-Jenis Miom
- Faktor Risiko Miom
- Gejala Miom
- Hubungi Dokter Ini Jika Curiga Mengalami Gejala Mirip Miom
- Diagnosa Miom
- Pengobatan Miom
- Pencegahan Miom
- Komplikasi Miom
- Kehamilan dan Miom
- Apa Kata Penelitian Terkait Miom?
Apa itu Miom?
Mioma uteri atau sering disebut miom adalah tumor jinak pada dinding rahim (uterus) seorang wanita.
Jika tidak segera ditangani, tumor jinak ini dapat tumbuh besar hingga menyebabkan nyeri dan perdarahan hebat pada saat menstruasi.
Seseorang bisa memiliki lebih dari satu miom dengan ukuran yang bervariasi. Ada yang ukurannya kecil sampai sulit terdeteksi oleh dokter. Ada juga yang tumbuh besar seukuran jeruk bali.
Dalam beberapa kasus yang ekstrem, tumor jinak bisa tumbuh besar memenuhi area panggul dan perut.
Ukuran yang terlalu besar ini dapat merusak bagian dalam dan luar rahim. Selain itu, tak jarang pengidapnya terlihat seperti sedang hamil.
Penyebab Miom
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab munculnya miom atau fibroid rahim.
Namun, masalah kesehatan yang satu ini diduga muncul akibat fluktuasi hormon di dalam tubuh dan penggunaan obat-obatan.
Mengutip laporan dari University of San Francisco Health, tingginya kadar estrogen dan progesteron (hormon yang diproduksi oleh ovarium) dapat merangsang pertumbuhan tumor jinak ini.
Ukurannya cenderung mengecil ketika kadar hormon turun, terutama setelah wanita memasuki fase menopause.
Selain itu, miom juga dapat terjadi ketika seorang wanita mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti agonis atau antagonis hormon pelepas gonadotropin (GnRH).
Selain itu, ada hal-hal tertentu yang membuat seseorang lebih mungkin terkena tumor jinak ini, di antaranya:
- Riwayat keluarga. Seorang wanita lebih mungkin terkena tumor jinak ini jika memiliki anggota keluarga lain yang mengidapnya.
- Obesitas. Orang yang kelebihan berat badan atau memiliki tekanan darah tinggi mungkin berisiko lebih tinggi terkena kondisi ini.
- Usia. Kondisi ini umum terjadi seiring bertambahnya usia. Misalnya pada wanita berusia 30-an, 40-an, dan 50-an. Setelah menopause, tumor jinak ini cenderung mengecil.
- Pola makan. Mengonsumsi daging merah dalam jumlah berlebih dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami miom.
Fakta Penting Terkait Miom
1. Miom bisa menyusut atau hilang dengan sendirinya, terutama setelah menopause ketika kadar hormon estrogen menurun.
2. Dapat menyebabkan anemia karena perdarahan menstruasi yang berat menyebabkan tubuh kehilangan banyak darah.
3. Berisiko memicu sembelit karena menekan usus dan mengakibatkan sulit untuk buang air besar.
4. Bisa menyebabkan nyeri punggung bawah.
5. Miom bisa menyebabkan infertilitas.
Jenis-Jenis Miom
Berikut ini berbagai jenis miom berdasarkan lokasi tumbuhnya:
- Intramural. Miom yang muncul di dalam dinding otot rahim. Ini merupakan miom yang paling umum terjadi. Pada beberapa kondisi, miom ini bisa tumbuh lebih besar dan dapat meregangkan rahim.
- Subserosa. Terbentuk di bagian luar rahim, yang bernama serosa. Miom ini mungkin tumbuh cukup besar, sehingga membuat rahim tampak lebih besar di satu sisi.
- Bertangkai. Merupakan miom subserosa yang tumbuh di dinding dalam maupun luar rahim, dengan bagian yang menjuntai mirip ranting. Pada beberapa kondisi, miom ini tampak mirip menyerupai jamur.
- Submukosa. Jenis ini berkembang di miometrium, lapisan otot tengah rahim. Namun, kemunculan fibroid submukosa tidak sesering jenis tumor lainnya.
- Serviks. Miom yang berkembang di leher rahim, daerah yang menghubungkan rahim ke vagina. Jenis ini cukup jarang ditemukan.
Faktor Risiko Miom
Berikut ini beberapa faktor risiko terjadinya miom:
- Perubahan gen. Miom mengandung perubahan gen yang berbeda dari sel otot rahim.
- Hormon. Dua hormon yang bernama estrogen dan progesteron, dapat menyebabkan jaringan yang melapisi bagian dalam rahim menebal setiap siklus menstruasi. Tujuannya untuk mempersiapkan kehamilan. Pada beberapa kondisi, hormon-hormon ini memicu pertumbuhan miom.
- Faktor pertumbuhan zat lain. Zat yang membantu tubuh menjaga jaringan, seperti faktor pertumbuhan mirip insulin dapat mempengaruhi pertumbuhan fibroid.
- Matriks ekstraseluler (ECM). Bahan ini membuat sel-sel saling menempel. ECM meningkat pada miom dan membuatnya berserat. Selain itu, ECM juga menyimpan faktor pertumbuhan dan menyebabkan perubahan biologis pada sel itu sendiri.
- Pola pertumbuhan miom bervariasi. Mereka mungkin tumbuh secara lambat atau cepat. Di sisi lain ukurannya mungkin tetap sama. Beberapa miom mengalami lonjakan pertumbuhan, dan beberapa lainnya menyusut dengan sendirinya.
Kamu juga bisa kunjungi halaman ini untuk mendapatkan informasi lanjutan mengenai kesehatan seksual.
Gejala Miom
Gejalanya tergantung pada seberapa besar tumor dan lokasi munculnya.
Pengidap miom mungkin memiliki gejala yang datang dan pergi, atau gejala yang bertambah buruk selama siklus menstruasi.
Bagi sebagian orang, gejala miom sangat parah dan menimbulkan rasa sakit secara terus-menerus. Sementara yang lainnya tidak mengalami gejala apapun.
Berikut ini beberapa gejala miom yaitu:
- Menstruasi yang berat, menyakitkan, atau berkepanjangan.
- Pendarahan antar periode menstruasi.
- Nyeri panggul dan nyeri tekan perut.
- Perasaan penuh di perut bagian bawah.
- Pembengkakan atau pembesaran pada perut bagian bawah.
- Sembelit atau diare.
- Sering ingin buang air kecil atau kesulitan buang air kecil.
- Nyeri saat berhubungan seks.
- Sakit punggung bagian bawah.
- Masalah reproduksi, seperti kesulitan untuk bisa hamil.
- Kelelahan dan lemah.
Pada kebanyakan kasus, tumor jinak ini tidak mengancam jiwa.
Namun, apabila miom menyebabkan kehilangan banyak darah atau penyumbatan pada organ lain, kamu mungkin disarankan untuk melakukan operasi histerektomi.
Prosedur tersebut dapat menimbulkan risiko dan komplikasi tersendiri. Contohnya pendarahan hebat, infeksi, gangguan saluran kemih, infertilitas, hingga kematian.
Hubungi Dokter Ini Jika Curiga Mengalami Gejala Mirip Miom
Jika mengalami gejala yang mirip miom, hubungi dokter spesialis obgyn di Halodoc untuk tahu penanganan yang tepat.
Nah, berikut ini beberapa rekomendasi dokter spesialis obgyn di Halodoc yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun.
Mereka juga memiliki penilaian yang baik dari pasien-pasien yang pernah mereka tangani sebelumnya, ini daftarnya:
Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir.
Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.
Diagnosa Miom
Jika dokter mencurigai adanya miom pada rahim seseorang, ada beberapa pemeriksaan yang dapat ia lakukan untuk mendiagnosanya.
Dokter akan mulai dengan menanyakan riwayat kesehatan, termasuk riwayat kesehatan keluarga.
Selain itu, kamu juga akan ditanya mengenai bagaimana siklus menstruasi dan gejala apa yang alami.
Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan panggul untuk mengetahui adanya pertumbuhan abnormal.
Dokter juga bisa melakukan USG atau USG transvaginal untuk mendapatkan gambaran rahim yang jelas.
Tes Pencitraan Lainnya
Jika USG bisasa tidak memberikan informasi yang cukup, dokter mungkin menyarankan tes pencitraan lain, seperti:
1. Magnetic resonance imaging (MRI)
Tes ini dapat menunjukkan secara lebih rinci ukuran dan lokasi miom.
Pemeriksaan ini juga dapat mengidentifikasi berbagai jenis tumor dan membantu menentukan pilihan pengobatan.
Pada umumnya, MRI disarankan untuk wanita dengan kondisi rahim yang lebih besar atau pada yang mendekati menopause.
2. Hysterosonography
Hysterosonography menggunakan air garam steril yang disebut saline untuk memperbesar rongga rahim.
Tujuannya untuk memudahkan pengambilan gambar miom submukosa dan lapisan rahim pada wanita yang sedang promil atau jika wanita mengalami perdarahan menstruasi yang berat.
Nama lain untuk hysterosonography adalah sonogram infus saline.
3. Hysterosalpingography
Hysterosalpingography menggunakan zat pewarna untuk menyoroti rongga rahim dan tuba fallopi pada gambar X-ray.
Dokter mungkin merekomendasikannya jika wanita memiliki tanda-tanda infertilitas.
Tes ini dapat membantu mengetahui apakah tuba fallopi terbuka atau tersumbat. Tes ini juga dapat menunjukkan beberapa fibroid submukosa.
4. Hysteroscopy
Pada pemeriksaan ini, dokter memasukkan teleskop kecil dengan lampu disebut hysteroscope. Alat akan dimasukan melalui serviks ke dalam rahim.
Kemudian, dokter akan menyuntikkan larutan saline ke dalam rahim.
Fungsinya untuk memperbesar rongga rahim dan memudahkan dokter dalam memeriksa dinding rahim maupun tuba falopi.
Pengobatan Miom
Umumnya miom yang tidak menimbulkan rasa sakit atau gejala lain tidak perlu mendapatkan pengobatan. Apakah Benar Miom Bisa Hilang dengan Sendirinya, itu tergantung pada kondisi seseorang.
Namun, jika gejala yang kamu alami parah atau miom berukuran besar dan berpotensi menyebabkan kerusakan pada organ di sekitarnya, dokter akan membantu menentukan pengobatan terbaik.
Ada beberapa pilihan untuk mengobati miom. Hal ini tergantung dari seberapa parah gejala, ukuran dan lokasi miom, apakah ingin hamil di masa depan, usia, serta seberapa dekat dengan masa menopause.
1. Pemberian obat
Ada beberapa obat tanpa resep maupun resep yang dapat pengidap gunakan untuk mengobati tumor jinak ini.
Beberapa obat hanya untuk mengelola gejala, sementara yang lainnya dapat memengaruhi pertumbuhan miom.
Beberapa obat yang mungkin dokter rekomendasikan yaitu:
- Obat pereda nyeri tanpa resep seperti ibuprofen atau acetaminophen, jika gejala dan ketidaknyamanan terasa ringan.
- Suplemen zat besi, jika mengalami kekurangan zat besi akibat pendarahan.
- Alat kontrasepsi seperti pil KB, intrauterine device (IUD), dan depo-provera dapat mengontrol pendarahan menstruasi yang banyak.
- Agonis GnRH (obat perangsang hormon) untuk mengecilkan ukuran miom sementara.
2. Prosedur operasi
Pada beberapa kasus, dokter mungkin akan merekomendasikan tindakan operasi untuk mengangkat miom.
Beberapa pilihan prosedur operasi yang kurang invasif yaitu:
- Miomektomi laparoskopi. Prosedur pembedahan yang menggunakan sayatan kecil dan alat dengan kamera kecil, untuk mengangkat miom yang mudah terjangkau.
- Embolisasi fibroid rahim (UFE). Prosedur radiologi yang menggunakan suntikan untuk memblokir aliran darah ke miom, sehingga ukuran miom mengecil atau bahkan mati.
- Operasi USG yang dipandung MRI. Tindakan yang menggunakan gelombang USG untuk mengecilkan ukuran miom.
Dalam kasus yang lebih parah, pengidap mungkin perlu mempertimbangkan jenis operasi yang lebih invasif. Pilihannya meliputi:
- Histerektomi. Operasi untuk mengangkat rahim sepenuhnya. Meskipun dapat menghilangkan miom, tapi juga berarti kamu tidak memiliki kesempatan untuk hamil di kemudian hari.
- Miomektomi perut. Prosedur pembedahan yang memerlukan sayatan besar di perut untuk mengangkat miom tanpa mengangkat rahim. Meskipun rahim tetap utuh dan mungkin bisa hamil di masa depan, tapi ada risiko miom akan muncul kembali.
3. Terapi Suportif
Terapi suportif ditujukan untuk mengurangi keluhan yang muncul.
Obat antinyeri seperti OAINS atau asam traneksamat bisa diresepkan untuk meredakan nyeri dan mengatasi perdarahan hebat yang menjadi gejala miom.
4. Perawatan rumahan
Sebenarnya tidak ada pengobatan rumahan yang dapat mengobati fibrois secara langsung.
Namun ada beberapa cara untuk membantu mengatasi gejala.
Jenis-jenis terapi alternatif yang mungkin bisa kamu tanyakan pada dokter meliputi:
- Akupunktur.
- Yoga.
- Pijat.
- Bantalan pemanas.
Ada juga beberapa perubahan gaya hidup yang mungkin membantu kamu mengatasi gejala miom dengan lebih efektif.
Selain itu, cara ini juga dapat meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh secara keseluruhan, di antaranya:
- Perubahan pola makan.
- Berolahraga.
- Mengelola tingkat stres.
- Menurunkan berat badan berlebih.
Ketahui juga selengkapnya, berikut ini Pola Hidup Sehat untuk Pengidap Miom
Pencegahan Miom
Sayangnya, belum ada cara untuk mencegah munculnya tumor jinak ini.
Namun, kamu dapat mengurangi risikonya dengan cara berikut ini:
- Berhenti merokok.
- Batasi minum minuman beralkohol.
- Hindari mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak.
- Menjaga berat badan ideal dengan mengontrol pola makan, serta mengonsumsi makanan sehat dan bergizi.
- Melakukan olahraga atau aktivitas fisik secara rutin, minimal 30 menit setiap harinya. Pilihlah olahraga dengan jenis dan intensitas yang ringan, atau bisa disesuaikan dengan kondisi tubuh.
- Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Mulai dari periksa rahim dan panggul, kontrol tekanan darah, serta memastikan kadar gula darah tetap normal.
Komplikasi Miom
Umumnya miom tidak berbahaya. Namun, kondisi ini dapat menimbulkan rasa sakit dan menyebabkan komplikasi, seperti:
- Keguguran atau kehilangan kehamilan secara spontan.
- Gangguan kehamilan seperti pendarahan di awal kehamilan, serta Pelepasan plasenta dari tempat implantasi atau biasa disebut solusio plasenta.
- Memicu kelahiran bayi prematur.
- Pendarahan saat proses persalinan.
- Anemia defisiensi besi akibat tubuh kekurangan darah.
Kehamilan dan Miom
Miom umumnya tidak mengganggu kehamilan. Tetapi ada beberapa jenis miom, seperti submukosa yang dapat menyebabkan infertilitas atau keguguran.
Miom juga dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, seperti:
- Abruptio plasenta, ketika organ yang membawa oksigen dan nutrisi ke bayi, yang disebut plasenta, terlepas dari dinding dalam rahim.
- Retarded fetal growth, ketika bayi yang belum lahir tidak tumbuh sebaik yang diharapkan.
- Persalinan prematur, ketika bayi lahir terlalu dini, sebelum minggu ke-37 kehamilan.
Itulah informasi mengenai miom, tumor jinak yang tumbuh di rahim. Jika kamu memiliki gejala miom, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter di Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Apa Kata Penelitian Terkait Miom?
Terdapat sebuah penelitian berjudul Epidemiologi Mioma Uterus dari International Journal of Fertility & Sterility (2015). Para peneliti meninjau data epidemiologi dan menemukan bahwa miom menjadi tumor jinak yang paling umum menyebabkan masalah organ genital wanita hingga berpengaruh terhadap kualitas hidup.
Menurut literatur juga dijelaskan bahwa 40-60 persen kasus histerektomi (pengangkatan rahim) disebabkan oleh adanya miom.
Faktor genetik dapat menjadi penyebab dalam perkembangan miom. Beberapa wanita dengan riwayat miom dari generasi sebelumnya lebih rentan terkena mioma, daripada wanita yang tidak memiliki riwayat mioma dari keluarga.
FAQ
Apakah Miom Menyebabkan Keputihan?
Miom biasanya tidak langsung mengakibatkan keputihan. Saat ukurannya masih kecil, miom sering tidak menunjukkan gejala yang nyata.
Namun, jika ukurannya cukup besar atau menekan organ di sekitar rahim, hal ini bisa memicu gejala berupa keputihan yang tidak normal atau terjadi berkepanjangan.
Apakah Pengidap Miom Tidak Menstruasi?
Pengidap miom umumnya tetap mengalami menstruasi. Namun, jika tidak ditangani, miom yang bertambah besar dapat mengakibatkan perubahan pada siklus menstruasi, seperti perdarahan lebih banyak, periode menstruasi lebih lama, atau jadwal yang tidak teratur.
Jika kamu mendapati perubahan signifikan pada siklus menstruasi, segeralah berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk penanganan yang sesuai.
Bolehkah Pengidap Miom Melakukan Hubungan Intim?
Pengidap miom umumnya masih boleh melakukan hubungan intim. Meski demikian, beberapa orang mungkin merasakan nyeri atau ketidaknyamanan saat berhubungan.
Setiap kasus bisa berbeda, sehingga penting untuk mendapatkan saran medis dari dokter kandungan.
Apa Penyebab Miom Membesar?
Miom bisa membesar karena pengaruh hormon, terutama estrogen. Selama masa kehamilan, kadar hormon ini meningkat, yang bisa mendorong pertumbuhan miom.
Pola makan yang kurang sehat dan obesitas juga berkontribusi pada pertumbuhan miom.
Ketika miom bertambah besar, gejalanya bisa menjadi lebih parah, seperti nyeri atau perdarahan berlebihan. Jika gejala ini muncul, konsultasikanlah kondisimu dengan dokter kandungan.
Apakah Miom Menimbulkan Sakit Pinggang?
Jika ukurannya membesar, miom dapat menimbulkan nyeri pinggang. Miom juga bisa menekan organ-organ di sekitarnya, seperti saraf atau bagian punggung bawah, sehingga memicu ketidaknyamanan di area perut atau rasa nyeri saat menstruasi.