Kolonoskopi
DAFTAR ISI
- Apa itu kolonoskopi?
- Apa Perbedaan Kolonoskopi dan Endoskopi?
- Indikasi Kolonoskopi
- Tujuan dan Manfaat Kolonoskopi
- Peringatan Sebelum Menjalani Kolonoskopi
- Sebelum Kolonoskopi
- Prosedur Kolonoskopi
- Hasil Kolonoskopi
- Apa Efek Samping Kolonoskopi?
- Kapan Harus ke Dokter?
- Tempat Melakukan Kolonoskopi
- Biaya Pemeriksaan kolonoskopi
Apa itu kolonoskopi?
Kolonoskopi adalah tindakan medis yang berguna untuk memeriksa bagian dalam usus besar (kolon dan rektum) dengan menggunakan alat bernama kolonoskop. Melalui pemeriksaan ini dokter dapat mengetahui masalah pada usus besar. Contohnya seperti iritasi, luka, polip, hingga kanker.
Kolonoskopi umumnya sebagai tindakan rawat jalan dan biasanya tidak memerlukan rawat inap. Namun, setelah pemeriksaan ini, pasien mungkin akan merasakan sedikit ketidaknyamanan atau kram perut, tetapi ini akan segera mereda. Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang kolonoskopi, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
Apa Perbedaan Kolonoskopi dan Endoskopi?
Endoskopi merupakan prosedur non bedah yang berfungsi untuk memeriksa saluran pencernaan. Sedangkan kolonoskopi adalah bagian dari endoskopi yang khusus memeriksa bagian bawah saluran pencernaan, yang meliputi rektum dan usus besar.
Lalu, apa letak perbedaan dari keduanya?
1. Area pemeriksaan
Endoskopi berfokus pada pemeriksaan untuk saluran pencernaan bagian atas. Sementara itu, kolonoskopi berfokus pada saluran pencernaan bagian bawah.
2. Persiapan sebelum prosedur
Endoskopi memerlukan puasa selama 6-8 jam sebelumnya. Sedangkan kolonoskopi memerlukan persiapan yang lebih berfokus pada usus, mulai dari malam hari sebelum prosedur berlangsung.
3. Penggunaan anestesi
Pemeriksaan endoskopi hanya menggunakan obat penenang minimal. Sedangkan kolonoskopi memerlukan anestesi umum, untuk memastikan pasien nyaman dan rileks selama pemeriksaan.
Indikasi Kolonoskopi
Kolonoskopi dapat berlaku dalam berbagai indikasi atau alasan medis. Beberapa indikasi umum kolonoskopi meliputi:
1. Pemeriksaan skrining kanker usus besar
Pemeriksaan ini dapat berguna untuk mendeteksi adanya polip atau tanda-tanda awal kanker usus besar. Khususnya pada individu yang berisiko tinggi atau dalam skrining rutin untuk populasi tertentu.
Cari tahu lebih banyak mengenai manfaat kolonoskopi untuk penyakit ini melalui artikel: Mengenal Prosedur Kolonoskopi untuk Deteksi Kanker.
2. Gejala usus besar yang tidak jelas
Jika seseorang mengalami gejala seperti perubahan dalam pola buang air besar, perdarahan rektum, diare kronis, sembelit, nyeri perut yang tidak jelas, atau penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya, dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan ini untuk mencari penyebabnya.
3. Pemeriksaan lanjutan setelah tes penapisan positif
Jika tes penapisan awal, seperti tes darah tinja atau sigmoidoskopi, menunjukkan hasil yang positif atau mencurigakan, pemeriksaan ini mungkin diperlukan untuk penilaian dan konfirmasi lebih lanjut.
4. Riwayat keluarga dengan kanker usus besar atau polip
Jika ada riwayat keluarga dekat yang memiliki kanker usus besar atau polip usus besar, pemeriksaan ini dapat direkomendasikan sebagai tindakan pencegahan atau pemantauan.
5. Diagnosa kondisi usus besar
Pemeriksaan ini dapat membantu dalam diagnosis penyakit seperti kolitis ulserativa, penyakit Crohn, divertikulitis, atau sindrom usus iritabel.
6. Pemantauan dan pengangkatan polip
Jika polip usus besar telah ditemukan dalam kolonoskopi sebelumnya, dokter dapat melakukan pemeriksaan ini secara berkala untuk memantau dan mengangkat polip yang baru.
Tujuan dan Manfaat Kolonoskopi
Tujuan atau manfaat kolonoskopi adalah untuk memeriksa dan mengevaluasi kondisi usus besar atau kolon. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut kolonoskop, yang merupakan tabung panjang dan fleksibel yang dilengkapi dengan kamera di ujungnya.
Selanjutnya, ada berbagai manfaat dari pemeriksaan ini, yaitu:
1. Deteksi dini kanker usus besar
Kolonoskopi untuk penyakit apa? Kolonoskopi adalah metode yang paling akurat untuk mendeteksi kanker usus besar pada tahap awal. Dalam prosedur ini, dokter dapat melihat langsung lapisan dalam usus besar dan mengidentifikasi adanya polip atau tanda-tanda awal kanker.
Deteksi dini memungkinkan penanganan yang lebih efektif dan peningkatan peluang kesembuhan. Kamu juga bisa cari tahu lebih banyak mengenai kaitan kolonoskopi dan kanker usus besar melalui artikel: Deteksi Dini Kanker Usus Besar dengan Kolonoskopi.
2. Pengangkatan polip
Selama pemeriksaan, dokter dapat mengangkat polip yang ditemukan di usus besar. Polip adalah pertumbuhan jinak pada dinding usus besar yang dapat berpotensi menjadi kanker seiring waktu. Dengan mengangkat polip secara dini, risiko berkembangnya kanker usus besar dapat dikurangi.
3. Diagnosis dan pengobatan kondisi usus
Kolonoskopi memungkinkan dokter untuk mendiagnosis dan memeriksa kondisi medis seperti radang usus besar (kolitis), penyakit Crohn, atau divertikulosis.
Selain itu, dokter juga dapat melakukan tindakan pengobatan. Contohnya seperti pengambilan sampel jaringan (biopsi) atau penghentian pendarahan, selama prosedur pemeriksaan.
4. Pemeriksaan keluhan gastrointestinal
Jika kamu mengalami gejala seperti perdarahan rektal, perubahan pola buang air besar, nyeri perut, atau penurunan berat badan yang tidak dijelaskan, pemeriksaan dapat membantu dokter menentukan penyebabnya. Dengan melihat langsung kondisi usus besar, dokter dapat membuat diagnosis yang lebih akurat dan merencanakan perawatan yang sesuai.
5. Pemantauan kondisi usus
Bagi individu dengan riwayat penyakit usus seperti kolitis ulseratif atau penyakit Crohn, pemeriksaan rutin dapat berguna untuk memantau perubahan kondisi, memeriksa adanya peradangan, dan mengevaluasi respons terhadap pengobatan.
6. Pencegahan kanker usus besar secara umum
Kolonoskopi merupakan salah satu metode skrining yang efektif untuk mencegah kanker usus besar. Dengan melakukan pemeriksaan rutin, polip yang berpotensi menjadi kanker dapat ditemukan dan diangkat sebelum mereka berubah menjadi ganas.
7. Mengatasi masalah yang terjadi pada usus besar
Terkadang, kolonoskopi juga bisa kamu lakukan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada usus besar. Ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan dengan menggunakan kolonoskopi, mulai dari memasang stent hingga mengeluarkan benda asing dari usus besar.
Peringatan Sebelum Menjalani Kolonoskopi
Sebelum melakukan kolonoskopi, pastikan kamu memberi tahu dokter mengenai jenis obat-obatan yang kamu konsumsi, seperti:
- Obat artritis.
- Aspirin.
- Obat pengencer darah.
- Obat diabetes.
- Anti inflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen.
- Vitamin dan suplemen yang mengandung zat besi.
Sebelum Kolonoskopi
Ada beberapa hal yang perlu kamu persiapkan sebelum melakukan kolonoskopi, seperti:
1. Membersihkan usus
Bagian ini harus dibersihkan dengan baik. Dokter akan memberikan instruksi mengenai jenis larutan pembersih yang harus kamu minum dan jadwal penggunaannya. Penting untuk mengikuti instruksi dengan teliti agar usus benar-benar bersih. Tujuannya, agar hasil dari kolonoskopi akurat.
2. Memastikan ada keluarga yang menemani
Sebelum melakukan pemeriksaan ini, sebaiknya pastikan ada keluarga yang menemani. Proses anestesi umum membuatmu akan menjadi lemas setelah pemeriksaan. Jadi, dukungan dan pendampingan keluarga sangat diperlukan saat proses pemeriksaan ini.
Prosedur Kolonoskopi
Bagaimana cara kolonoskopi? Nah, ada beberapa prosedur pemeriksaan yang perlu diketahui, antara lain:
1. Saat pemeriksaan kolonoskopi:
Berikut adalah prosedur umum yang biasanya dilakukan saat kolonoskopi:
- Kamu akan diminta untuk mengganti pakaian dengan gaun rumah sakit atau pakaian khusus yang disediakan.
- Kamu akan diberi tahu tentang rincian prosedur dan memiliki kesempatan untuk bertanya kepada dokter, atau perawat tentang hal-hal yang kamu khawatirkan.
- Sebelum pemeriksaan berlangsung, kamu akan mendapatkan obat penenang melalui suntikan atau melalui infus. Obat ini akan membantu tetap tenang dan santai selama pemeriksaan.
- Kamu akan diminta untuk berbaring di sisi kiri dengan lutut ditekuk ke dada.
- Dokter akan memasukkan kolonoskop, yaitu tabung fleksibel dengan kamera kecil di ujungnya, melalui rektum dan ke dalam kolon.
- Selama proses ini, dokter akan memeriksa saluran pencernaan bagian bawah dan mencari tanda-tanda penyakit, seperti polip atau peradangan. Jika ditemukan polip, dokter dapat mengambil sampel jaringan (biopsi) untuk pemeriksaan lebih lanjut.
- Jika ditemukan polip yang kecil, dokter dapat menghapusnya selama prosedur dengan menggunakan alat khusus yang dimasukkan melalui kolonoskop.
- Selama pemeriksaan, kamu mungkin akan merasakan sedikit kram perut atau sensasi tekanan saat alat bergerak melalui saluran pencernaan.
Kamu juga bisa mencari tahu lebih banyak mengenai medical check up melalui artikel Ketahui Jenis Pemeriksaan Dilakukan saat Medical Check Up.
2. Setelah pemeriksaan kolonoskopi:
- Setelah pemeriksaan selesai, kolonoskop akan ditarik perlahan dari kolon.
- Kamu bisa melanjutkan ke ruang pemulihan untuk pulih dari efek obat penenang.
- Jika tidak ada komplikasi yang terjadi, kamu diperbolehkan untuk pulang beberapa jam setelah prosedur. Namun, karena obat penenang dapat mempengaruhi koordinasi dan kewaspadaan, kamu tidak diizinkan mengemudi sendiri setelah pemeriksaan. Pastikan kamu ditemani seseorang yang bisa mengantar pulang.
- Setelah pemeriksaan ini, dokter akan memberikan informasi mengenai hasil pemeriksaan dan tindakan selanjutnya yang mungkin diperlukan berdasarkan temuan selama prosedur.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau perawat sebelum kolonoskopi untuk mendapatkan instruksi yang spesifik dan memahami persiapan dan prosedur yang akan kamu jalani.
Hasil Kolonoskopi
Setelah melakukan pemeriksaan kolonoskopi, biasanya kamu akan menunggu beberapa saat untuk mengetahui hasilnya. Terdapat dua hasil yang mungkin terjadi:
1. Hasil yang normal
Jika hasil normal, kondisi ini menandakan tidak ada gangguan kesehatan atau kelainan pada usus besar.
2. Hasil tidak normal
Jika hasil tidak normal, maka hasil ini menandakan dokter menemukan polip atau kelainan dalam usus besar. Jika dokter menemukan jaringan abnormal, maka kamu bisa disarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
Apa Efek Samping Kolonoskopi?
Ada berbagai efek samping kolonoskopi yang mungkin terjadi, seperti:
1. Pendarahan
Kadang-kadang, kolonoskopi dapat menyebabkan pendarahan kecil karena biopsi atau pengangkatan polip. Namun, pendarahan yang signifikan jarang terjadi.
2. Perforasi usus
Jarang terjadi, tetapi kolonoskopi dapat menyebabkan kerusakan pada dinding usus besar yang dikenal sebagai perforasi. Jika terjadi perforasi, pembedahan mungkin diperlukan untuk memperbaikinya.
3. Kembung dan rasa tidak nyaman
Setelah kolonoskopi, beberapa orang mungkin mengalami kembung, kram, atau rasa tidak nyaman di perut. Ini biasanya bersifat sementara dan akan mereda dengan sendirinya.
4. Reaksi terhadap anestesi
Jika kamu menerima anestesi selama kolonoskopi, ada kemungkinan terjadinya reaksi alergi terhadap obat tersebut. Biasanya, anestesi yang digunakan dalam kolonoskopi adalah obat yang aman, tetapi ada kemungkinan efek samping yang jarang terjadi.
5. Infeksi
Meskipun jarang terjadi, kolonoskopi dapat menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan atau organ terkait, seperti infeksi pada usus besar atau peritonitis.
Kapan Harus ke Dokter?
Prosedur ini biasanya direkomendasikan dalam beberapa situasi berikut:
- Mengalami perubahan pola buang air besar.
- Terdapat darah dalam tinja.
- Diare kronis.
- Memiliki riwayat polip usus.
- Penyakit radang usus.
Namun, keputusan untuk menjalani kolonoskopi harus dibuat bersama dengan dokter. Mereka akan mengevaluasi riwayat medis, gejala yang kamu alami, serta faktor risiko dan manfaat potensial sebelum merekomendasikan kolonoskopi.
Selain itu, kamu juga perlu mengunjungi rumah sakit dan melakukan pemeriksaan dokter setelah melakukan tindakan ini. Memastikan penyakit atau gejala dapat membaik menjadi salah satu tujuan mengunjungi dokter setelah kolonoskopi.
Tempat Melakukan Kolonoskopi
Kolonoskopi adalah prosedur medis di mana seorang dokter menggunakan sebuah alat bernama kolonoskop untuk memeriksa saluran pencernaan bagian bawah, khususnya usus besar (kolon) dan rektum. Biasanya, kolonoskopi dilakukan di fasilitas medis seperti rumah sakit atau klinik spesialis.
Biaya Pemeriksaan kolonoskopi
Biaya pemeriksaan ini di Indonesia dapat bervariasi tergantung pada rumah sakit, dokter, dan lokasi geografis. Secara umum, biaya pemeriksaan kolonoskopi berkisar antara dua juta rupiah hingga enam juta rupiah.
Namun, perlu dicatat bahwa biaya tersebut hanya perkiraan dan dapat berbeda-beda. Faktor-faktor yang memengaruhi biaya meliputi reputasi rumah sakit atau dokter, fasilitas yang disediakan, biaya anestesi (jika diperlukan), dan biaya pemeriksaan tambahan jika ada.
Untuk memperoleh informasi yang lebih akurat mengenai biaya kolonoskopi, disarankan untuk menghubungi rumah sakit atau dokter yang menyediakan layanan tersebut.
Kamu dapat menanyakan secara langsung pada dokter mengenai biaya yang terkait dengan pemeriksaan kolonoskopi, termasuk biaya konsultasi, biaya prosedur, dan biaya-biaya lain yang mungkin timbul.
Atau kamu juga bisa menggunakan aplikasi Halodoc. Dengan aplikasi ini, kamu juga bisa melakukan pemeriksaan kesehatan lainnya sesuai dengan kebutuhanmu dan keluarga. Klik gambar berikut untuk mengetahuinya lebih lanjut:
Referensi:
Eka Hospital. Diakses pada 2023. Mengenal Kolonoskopi: Gejala Hingga Prosedur.
Lifepal. Diakses pada 2023. Cek Biaya Kolonoskopi di Rumah Sakit dan Prosedurnya.
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Colonoscopy.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Colonoscopy.
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses pada 2023. Colonoscopy.
Gastroenterology Consultant. Diakses pada 2023. Endoscopy vs Colonoscopy – What’s the Difference?
Diperbarui pada 5 Januari 2024.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan