Kleptomania
DAFTAR ISI
- Apa Itu Kleptomania?
- Penyebab Kleptomania
- Fakto Risiko Kleptomania
- Gejala Kleptomania
- Hubungi Dokter Ini Jika Kamu/Orang Terdekat Mengidap Kleptomania
- Diagnosis Kleptomania
- Pengobatan Kleptomania
- Pentingnya Dukungan untuk Pengidap Kleptomania
- Komplikasi Kleptomania
- Pencegahan Kleptomania
Apa Itu Kleptomania?
Kleptomania adalah gangguan kebiasaan dan impuls (impulse control disorder) dengan ciri khas berupa kesulitan menahan dorongan untuk mencuri.
Dorongan tersebut bukan muncul karena pengidap membutuhkan atau menginginkan barang tersebut atau tidak mampu untuk membelinya sendiri.
Biasanya, pengidap mencuri karena alasan yang tidak bisa mereka jelaskan.
Bahkan, pengidap juga sebenarnya sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang salah dan bisa menyakiti diri sendiri maupun orang lain. Sayangnya, mereka tidak bisa menahan diri untuk tidak mencuri barang tersebut.
Penyebab Kleptomania
Sayangnya, penyebab kleptomania tidak sepenuhnya diketahui secara pasti hingga kini.
Salah satu penyebab yang paling potensial adalah ketidakseimbangan bahan kimia pada otak atau neurotransmitter.
Sebab, neurotransmitter terlibat dalam pengiriman pesan pada otak.
Ketika bahan kimia ini tidak seimbang, bukan tidak mungkin terdapat masalah dengan bagaimana cara otak merespons dorongan.
Selain itu, stres menjadi penyebab potensial lain dari perilaku menyimpang ini.
Ketidakmampuan untuk mempertahankan kontrol dorongan dapat terjadi karena peristiwa yang menyebabkan stres yang besar atau kombinasi dari stressor yang lebih kecil.
Stres berkepanjangan akan mengakibatkan efek negatif pada pengendalian impuls.
Alhasil, meski bukan menjadi penyebab paling utama, stres dapat membuat masalah menjadi lebih buruk.
Kleptomania sering muncul pada masa remaja atau dewasa muda, tetapi juga dapat terjadi pada usia dewasa atau lebih lambat.
Fakto Risiko Kleptomania
Faktor risiko kleptomania mungkin termasuk:
- Riwayat keluarga atau keturunan. Memiliki keluarga dengan kondisi yang sama, gangguan obsesif-kompulsif, atau penyalahgunaan alkohol dan gangguan penggunaan zat lainnya dapat meningkatkan risiko kleptomania.
- Memiliki penyakit mental lainnya. Seseorang dengan kondisi ini sering memiliki gangguan kesehatan mental lainnya, seperti bipolar, gangguan kecemasan, gangguan makan, gangguan penggunaan zat atau gangguan kepribadian.
Gejala Kleptomania
Perlu kamu ketahui bahwa kleptomania tidak sama dengan mencuri.
Mudahnya, tindakan pencurian biasanya terjadi dengan perencanaan yang matang, sedangkan gejala kleptomania terjadi karena dorongan untuk mengambil barang yang tidak tertahankan.
Adapun ciri khas dari tindakan kleptomania antara lain:
1. Tidak bisa menahan keinginan untuk mencuri
Seseorang dengan kondisi kelainan ini sering kali tidak bisa menolak keinginan untuk mengambil atau mencuri, meski barang curian sebenarnya tidak bernilai atau pengidap tidak memerlukannya.
Tentunya, ini tidak sama dengan tindak kriminal pencurian yang cenderung mengincar benda berharga guna memenuhi kepentingan pelakunya.
2. Cemas ketika mencuri
Selain itu, pengidap juga umumnya akan merasa tegang dan cemas ketika hendak mengambil barang incaran.
Setelah berhasil, pengidap akan merasa puas dan senang, tetapi pada waktu yang sama, mereka juga merasa takut, malu, dan menyesal.
Namun, pengidap tetap tidak dapat menahan keinginan untuk melakukan tindakan tersebut.
3. Melakukan pencurian tanpa rencana
Sering kali, seseorang dengan kleptomania akan mencuri tanpa rencana alias secara spontan.
Ini tidak sama dengan tindakan pencurian pada umumnya yang sering kali melibatkan peran orang lain dan memiliki rencana sebelum mengeksekusinya.
4. Tidak memakai barang curian
Menariknya, pengidap akan jarang atau bahkan tidak memakai barang yang mereka curi untuk diri sendiri.
Biasanya, pengidap akan memberikan barang tersebut pada orang lain atau bahkan membuangnya setelah berhasil mendapatkan barang tersebut.
5. Bukan karena balas dendam
Perlu kamu pahami bahwa tindakan pencurian yang terjadi oleh pengidap kelainan perilaku ini tidak ada hubungannya dengan halusinasi atau delusi seperti pengidap penyakit Alzheimer atau demensia.
Selain itu, pengidap juga tidak mencuri karena alasan balas dendam.
6. Mencuri pada tempat umum
Tanda lain dari seorang kleptomania adalah lebih senang mencuri pada tempat atau fasilitas umum, seperti supermarket atau pasar.
Beberapa kasus juga menunjukkan bahwa pengidap mencuri pada tempat yang ramai dari teman, misalnya ketika sedang menghadiri pesta.
Nah, kamu juga perlu mengetahui Perbedaan Pengidap Kleptomania dan Pencuri supaya tidak salah.
Hubungi Dokter Ini Jika Kamu/Orang Terdekat Mengidap Kleptomania
Jika kamu atau orang terdekat memiliki tanda-tanda kleptomania, segera hubungi psikiater di Halodoc.
Mereka bisa memberikan saran dan tindakan yang tepat untuk menangani kondisi ini.
Berikut beberapa dokter jiwa dan psikolog berpengalaman yang bisa kamu hubungi.
Mereka telah mendapatkan penilaian baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Psikiater:
- dr. Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ
- dr. Anastasia Kharisma Sp.KJ
- dr. Mariati Sp.KJ
- dr. Debrayat Osiana Sp.KJ
- dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ
Psikolog:
- Indah Sevti Wardani S.Psi, M.Psi, Psikolog
- Annisa Prasetyo Ningrum S.Psi, M.Psi, Psikolog
- Nisfie M. Hoesein S.Psi, Psikolog, CHt
Tak perlu khawatir jika dokter atau psikolog sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Diagnosis Kleptomania
Guna mendapatkan diagnosis yang akurat, pengidap harus melakukan pemeriksaan ke psikolog, psikiater, atau profesional kesehatan mental lainnya.
Meski terkadang hadir bersama dengan gangguan kesehatan mental lainnya seperti kecemasan dan depresi, hal tersebut adalah diagnosis yang terpisah.
Oleh karena mencuri adalah dampak dari ketidakmampuan untuk tetap memegang kendali dalam menanggapi perasaan dan dorongan, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan untuk menentukan apa yang terjadi sebelum, selama, dan setelah pengidap melakukan pencurian.
Selain itu, tenaga profesional kesehatan juga memastikan bahwa perilaku mencuri tidak terjadi karena rasa marah, delusi, halusinasi, atau gangguan kesehatan mental lainnya.
Jangan sampai salah, Ini Bedanya Kondisi Kleptomania dengan Pencuri.
Pengobatan Kleptomania
Penanganan kleptomania tidak dapat secara mandiri. Kelainan ini juga cenderung memburuk jika pengidapnya tidak mendapatkan penanganan medis.
Guna mengatasi masalah ini, dokter akan mengombinasikan dua pilihan pengobatan kleptomania, yaitu obat dan psikoterapi.
Dengan penanganan yang tepat dan segera, kleptomania bukan tidak mungkin bisa disembuhkan.
1. Psikoterapi
Terapi perilaku kognitif menjadi pilihan psikoterapi untuk mengatasi kelainan ini.
Melalui terapi, psikolog akan memberikan gambaran mengenai tindakan yang pengidap lakukan dan dampak yang mungkin terjadi, termasuk berurusan dengan pihak yang berwenang.
Harapannya, pengidap dapat menyadari kalau tindakan yang mereka lakukan tidak tepat sehingga tidak lagi mengulangi hal serupa.
Selain itu, psikolog juga mengajari pengidap cara terbaik untuk melawan dorongan untuk mencuri, salah satunya dengan relaksasi.
2. Obat-obatan
Sementara itu, dokter juga mungkin memberikan obat antidepresan SSRI atau selective serotonin reuptake inhibitor.
Obat ini akan membuat serotonin bekerja lebih tepat sehingga dapat membantu membuat emosi pengidap lebih stabil.
Biasanya, dokter akan memberikan obat bersama dengan terapi.
Tak lupa, dokter juga meresepkan obat golongan antagonis opioid yang membantu menurunkan keinginan untuk mencuri dan perasaan puas yang muncul setelah mencuri.
Pengidap harus mendapatkan penanganan secara berkelanjutan supaya tidak mengalami kekambuhan.
Selain itu, apabila gejala sudah berkurang tetapi muncul kembali keinginan untuk mencuri, pengidap perlu segera menemui psikolog.
Pentingnya Dukungan untuk Pengidap Kleptomania
Selain menjalani terapi di atas, pengidap kleptomania juga sangat membutuhkan dukungan untuk membantu proses penyembuhan.
1. Dukungan dari orang terdekat
Jika teman dekat atau anggota keluarga sedang dirawat karena mengidap kleptomania, coba pahami rencana perawatannya dan dukung mereka untuk terus menjalani perawatan tersebut.
Bagi kamu yang sedang menjalani perawatan, kamu bisa meminta orang terdekatmu untuk menemani terapi.
Menghadiri sesi terapi bersama bisa menjadi cara yang tepat untuk membantu mereka dalam memahami faktor pemicu perilaku mencuri.
Cara ini juga bisa membantu kamu dan orang terdekat dalam memahami tips terbaik mengatasinya.
Pemulihan dari kleptomania adalah tantangan jangka panjang bagi pengidap maupun orang-orang terdekat.
Pastikan kamu juga merawat kebutuhan diri sendiri dengan cara mengurangi stres. Carilah koping terbaik versi kamu.
Contohnya bisa dengan berolahraga, meditasi, atau menghabiskan waktu dengan teman.
2. Bergabung dengan kelompok pendukung
Kamu juga bisa mendapat manfaat saat bergabung dengan kelompok pendukung.
Meski kamu tidak menemukan kelompok khusus untuk kleptomania, kamu juga bisa mendapatkan manfaat dari menghadiri pertemuan kelompok pecandu lainnya.
Kelompok-kelompok ini mungkin tidak cocok untuk semua orang, jadi tanyakan alternatif lain kepada psikolog atau psikiater yang membantu merawatmu.
Komplikasi Kleptomania
Jika tidak segera mendapatkan penanganan, kleptomania bisa menyebabkan masalah yang serius dan cenderung merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Dampaknya bisa terlihat secara emosional, keluarga, pekerjaan, hukum, dan keuangan yang parah.
Pengidap juga menunjukkan rasa bersalah, malu, dan benci pada diri sendiri.
Sebab, mereka mengetahui bahwa mencuri itu salah tapi tidak berdaya untuk menahan dorongan hati.
Komplikasi lainnya yang berhubungan dengan kleptomania, antara lain:
- Gangguan kontrol impuls lainnya, seperti perjudian kompulsif atau berbelanja.
- Masalah kepribadian.
- Gangguan makan.
- Depresi.
- Gangguan bipolar.
- Kegelisahan.
- Konsumsi alkohol dan penyalahgunaan zat.
Pencegahan Kleptomania
Sayangnya, tidak ada cara yang bisa mencegah kleptomania sepenuhnya.
Meski begitu, ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi risiko atau membantu seseorang yang berisiko terkena kleptomania.
Caranya, yaitu:
1. Konsultasikan dengan profesional kesehatan mental
Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal memiliki kecenderungan untuk mencuri secara impulsif, segera cari bantuan dari ahli kesehatan mental.
Psikoterapi dan konseling bisa membantu untuk memahami akar permasalahan dan memilih perawatan yang tepat.
2. Kelola stres
Kurangi stres dapat membantu mencegah tindakan impulsif.
Terapkan teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, atau olahraga teratur, untuk membantu mengelola tingkat stres sehari-hari.
3. Identifikasi pemicu
Ketahui faktor-faktor apa yang memicu dorongan untuk mencuri. Sebisa mungkin hindari situasi atau lingkungan yang dapat memicu keinginan tersebut.
4. Dorong untuk melakukan kegiatan positif
Fokus pada hobi dan aktivitas positif yang membuat kamu merasa puas dan bahagia. Hal ini dapat mengalihkan perhatian dari dorongan untuk mencuri.
5. Jalin hubungan baik
Bangun dan pertahankan jaringan hubungan yang positif. Tetap terhubung dengan teman-teman, keluarga, atau kelompok dukungan yang dapat memberikan dukungan emosional dan praktis.
6. Atur lingkungan dengan baik
Hindari kesempatan untuk mencuri dengan menjaga lingkungan tetap rapi dan teratur.
Jika kamu berada dalam lingkungan yang memungkinkan untuk mencuri, segera perbaiki dan bentuk suasana yang lebih positif.
7. Pertimbangkan terapi perilaku kognitif
Bentuk terapi ini dapat membantu mengenali pola pikir negatif dan mengubahnya menjadi pola pikir yang lebih sehat dan adaptif.
Ketahui lebih lanjut soal Mitos dan Fakta Tentang Kleptomania agar kamu lebih memahaminya.
8. Hindari alkohol dan obat-obatan yang dapat menurunkan kendali diri
Beberapa zat dapat mempengaruhi kemampuan untuk mengendalikan perilaku impulsif.
Hindari penggunaan alkohol dan obat-obatan yang dapat meningkatkan risiko perilaku kleptomania.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera lakukan pemeriksaan jika menunjukkan gejala kleptomania. Meski sebagian besar pengidap enggan untuk melakukan penanganan karena kekhawatiran akan berhadapan dengan hukum, sebaiknya pengidap tidak perlu cemas.
Sebab, psikolog atau psikiater akan membantu pengidap untuk mengatasi apa yang terjadi sampai gejala membaik.
Selain itu, hindari menyalahkan seseorang dengan kondisi ini. Berikan dukungan pada pengidap untuk melakukan pengobatan sehingga kondisi tidak semakin buruk.
Hubungi psikolog atau dokter ahli di Halodoc✔️ yang bersedia membantumu dengan klik gambar di bawah ini.
Baca juga: Wajib Tahu, Ini Bedanya Kondisi Kleptomania dengan Pencuri