Kista Bartholin

DAFTAR ISI
- Apa Itu Kista Bartholin?
- Penyebab Kista Bartholin
- Faktor Risiko Kista Bartholin
- Gejala Kista Bartholin
- Apa Kata Studi Tentang Kista Bartholin?
- Hubungi Dokter Ini Jika Muncul Kistha Bartholin
- Diagnosis Kista Bartholin
- Pengobatan Kista Bartholin
- Komplikasi Kista Bartholin
- Pencegahan Kista Bartholin
- Frequently Asked Question
Apa Itu Kista Bartholin?
Kelenjar bartholin terletak di setiap sisi lubang vagina. Kelenjar ini mengeluarkan cairan yang membantu melumasi vagina. Terkadang, bukaan kelenjar ini menjadi terhambat sehingga menyebabkan cairan kembali ke kelenjar.
Akibatnya, akan terjadi pembengkakan pada area vagina. Pembengkakan ini yang kemudian disebut dengan kista bartholin, dan umumnya kondisi ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.
Jika cairan di dalam kista bartholin terinfeksi, kemungkinan dapat muncul kumpulan nanah yang dikelilingi oleh jaringan yang meradang (abses).
Kista atau abses bartholin juga tercatat sebagai kondisi yang cukup umum terjadi.
Pengobatan kista bartholin pun akan tergantung pada ukuran kista, seberapa menyakitkan, dan apakan kista terinfeksi.
Penyebab Kista Bartholin
Kelenjar bartholin menghasilkan cairan pelumas yang membantu mengurangi rasa sakit selama hubungan seksual.
Cairan ini mengalir dari kelenjar bartholin ke saluran bagian bawah depan vagina ke dalam vagina. Jika terdapat penyumbatan lendir di saluran ini, pelumas kemudian akan menumpuk. Bila dibiarkan, penumpukan tersebut menyebabkan saluran melebar dan kista bartholin terbentuk.
Reaksi sistem kekebalan terhadap agen infeksi bakteri ini juga bisa menyebabkan penyumbatan dan abses berikut.
Penyebab kista bartholin akibat infeksi bakteri yang dapat menyebabkan penyumbatan atau abses ini antara lain:
- Neisseria gonorrhoeae, yang menyebabkan gonore, penyakit yang ditularkan melalui kontak seksual.
- Chlamydia trachomatis, yang menyebabkan klamidia.
- Escherichia coli, yang dapat mempengaruhi suplai air dan menyebabkan kolitis hemoragik.
- Streptococcus pneumoniae, yang dapat menyebabkan pneumonia dan infeksi telinga tengah.
- Haemophilus influenzae, yang dapat menyebabkan infeksi telinga dan infeksi saluran pernapasan.
Sementara itu, para ahli belum menemukan bukti bahwa kista ini bisa ditularkan melalui hubungan seksual.
Fakta Penting Terkait Kista Bartholin
1. Kista bartholin sering kali tidak menimbulkan gejala jika ukurannya kecil.
2. Kista bartholin yang kecil dapat hilang dengan sendirinya tanpa perlu pengobatan.
3. Kista bartholin yang terinfeksi bisa menyebabkan abses.
4. Untuk kista yang tidak menimbulkan rasa sakit atau masalah serius, pasien bisa melakukan perawatan mandiri. Seperti kompres hangat beberapa kali sehari untuk membantu mengurangi pembengkakan.
Faktor Risiko Kista Bartholin
Penyebab pasti penyumbatan saluran seringkali tidak diketahui dengan pasti, meskipun bakteri memiliki peran.
Namun, ada beberapa karakteristik yang akan meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan kista bartholin. Faktor risiko kista bartholin adalah:
- Aktif secara seksual.
- Berusia antara 20 hingga 30 tahun.
- Sebelumnya pernah memiliki kista bartholin.
- Mengalami trauma fisik di daerah yang terkena.
- Pernah menjalani operasi vagina atau vulva.
Apa Kata Studi Tentang Kista Bartholin?
Kista bartholin memang cenderung berbentuk kecil, mungkin tidak bergejala dan dapat dibiarkan tanpa pengobatan. Namun, menurut studi berjudul Clinical Pathology of Bartholin’s Glands: A Review of the Literature (2015) kista bartholin yang besar memerlukan perhatian dan perawatan medis.
Ada berbagai metode pengobatan dan penyembuhan pasien. Metode yang akan digunakan untuk anak disesuaikan dengan tingkat infeksi, respon, dan kondisi pasien selama proses pengobatan berlangsung.
Gejala Kista Bartholin
Jika seseorang memiliki kista bartholin kecil yang tidak terinfeksi, kemungkinan kamu tidak akan menyadarinya.
Namun jika kista tumbuh, kamu mungkin merasakan ada benjolan di dekat lubang vagina. Meskipun kista biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, namun ia bisa menyebabkan rasa nyeri.
Infeksi kista bartholin dapat terjadi dalam hitungan hari. Jika kista terinfeksi, maka pengidapnya mungkin akan mengalami gejala kista bartholin seperti:
- Benjolan lunak dan nyeri di dekat lubang vagina.
- Ketidaknyamanan saat berjalan atau duduk.
- Sakit saat berhubungan.
- Demam.
Kista atau abses bartholin biasanya terjadi hanya pada satu sisi lubang vagina.
Hubungi Dokter Ini Jika Muncul Kistha Bartholin
Penting juga untuk segera menghubungi dokter di Halodoc apabila merasakan gejala–gejala di atas.
Penanganan yang tepat dapat meminimalisir akibat sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan.
Nah, berikut beberapa dokter yang sudah berpengalaman yang bisa kamu hubungi.
Dokter-dokter ini juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
- dr. Marsell Phang Sp.OG
- dr. Effendy Gunawan Sp.OG
- dr. Lucia Leonie Sp.OG
- dr. Fitria Angela Umar Sp.OG
- dr. Gracia Merryane Sp.OG
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Kista Bartholin
Untuk mendiagnosis kista bartholin, maka dokter akan melakukan salah satu atau beberapa pemeriksaan seperti misalnya:
- Wawancara tentang riwayat medis
- Pemeriksaan fisik pelvis
- Pemeriksaan sekret vagina untuk melihat adanya penyakit menular seksual.
Pada mereka yang berusia lebih dari 40 tahun, mereka direkomendasikan untuk melakukan biopsi untuk memeriksa adanya sel-sel kanker.
Pengobatan Kista Bartholin
Pada umumnya, kista bartholin tidak memerlukan penanganan khusus, terutama jika tidak menimbulkan gejala. Biasanya kista bartholin bisa sembuh sendiri bila ukurannya kecil dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
Jika kista bartholin cukup mengganggu, berikut perawatan diri untuk kista bartholin yang dapat dilakukan:
1. Berendam dalam air hangat
Berendam dalam air hangat beberapa kali dalam sehari selama 3—4 hari dapat membantu kista yang kecil untuk pecah dan terdrainase dengan sendirinya.
2. Drainase surgical
Jika kista terinfeksi atau sangat besar maka dapat dilakukan drainase surgikal.
Drainase ini dapat dilakukan dengan bius lokal atau sedasi. Pada prosedur ini, dokter membuat insisi kecil sehingga cairan bisa keluar.
Dokter lalu menaruh kateter kecil pada insisi tersebut dan membiarkannya disana sampai kurang lebih 6 minggu agar drainase dapat dilakukan secara tuntas.
3. Antibiotik
Pada kista yang terinfeksi, antibiotik diperlukan untuk membunuh bakteri, terutama jika kista terbukti terinfeksi oleh patogen yang merupakan penyebab penyakit menular seksual.
Namun, jika abses sudah terdrainase secara tuntas maka dokter seringkali tidak perlu meresepkan antibiotik
4. Marsupialisasi
Jika kista bartholin terjadi berulang dan sangat mengganggu maka dapat dilakukan marsupialisasi.
Pada prosedur ini, dokter menaruh jahitan pada setiap sisi insisi untuk membuat jalan keluar permanen yang berukuran kurang dari 6 milimeter.
Kateter kecil dapat ditaruh untuk membantu drainase sampai beberapa hari setelah prosedur.
Prosedur ini dapat membantu menurunkan rekurensi kista bartholin.
5. Pengangkatan kelenjar bartholin
Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, seperti misalnya saat pemberiaan obat kista bartholin tidak berhasil, dokter dapat mengangkat kelenjar bartholin melalui pembedahan.
Untuk lebih lengkapnya, kamu dapat Hubungi Dokter Ini untuk Mengetahui Berbagai Perawatan Kista Bartholin.
Komplikasi Kista Bartholin
Terkadang, bakteri dapat masuk ke dalam cairan kista dan menyebabkan penumpukan nanah berupa abses bartholin.
Abses ini bisa terasa sangat menyakitkan. Namun dokter mungkin meresepkan antibiotik spektrum luas untuk melawan tindakan agen infeksi yang menciptakan penumpukan nanah.
Abses dapat berkembang dengan cepat dan mereka yang mengalaminya mungkin akan memlihat beberapa gejala berikut di area sekitar abses:
- Kemerahan.
- Kelembutan.
- Sensasi panas dari daerah tersebut.
- Nyeri saat aktivitas seksual.
- Demam.
- Pecah dan bocor.
Pencegahan Kista Bartholin
Tidak ada metode khusus yang dapat mencegah terjadinya kista bartholin secara efektif.
Akan tetapi, melakukan aktivitas seksual secara aman seperti menggunakan kondom dan menjaga kebersihan yang baik dapat membantu terjadinya infeksi pada kista bartholin.
Selain itu, cara ini juga bisa mencegah terbentuknya abses.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika cara penanganan dan pencegahan di atas tidak membuahkan hasil, segera berdiskusi dengan dokter.
Penting juga untuk segera menghubungi dokter di Halodoc apabila merasakan gejala – gejala di atas.
Penanganan yang tepat dapat meminimalisir akibat sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan.
Jika mendapatkan resep dari dokter, kamu bisa cek kebutuhan medis di toko kesehatan melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Diperbarui pada 17 Februari 2025.
Referensi:
American College of Obstetricians and Gynecologist (COG). Diakses pada 2025. Bartholin’s Gland Cyst and Abscess.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Bartholin Cyst
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Bartholin’s cyst
Medical News Today. Diakses pada 2025. What is a Bartholin’s cyst?
Frequently Asked Question
1. Kista bartholin terjadi karena apa?
Kista bartholin terjadi ketika saluran kelenjar bartholin, yang terletak di sisi kiri dan kanan vulva, tersumbat. Kelenjar bartholin berfungsi untuk menghasilkan cairan pelumas yang menjaga kelembaban vagina. Jika saluran kelenjar ini tersumbat, cairan yang dihasilkan oleh kelenjar tersebut tidak dapat keluar dan akhirnya membentuk kista.
2. Seperti apa bentuk kista bartholin?
Kista bartholin berbentuk seperti benjolan yang berada di salah satu sisi bibir vagina. Ukurannya bisa bervariasi, mulai dari sebesar biji kacang polong hingga bola golf.
3. Kista bartholin apakah bahaya?
Kista bartholin umumnya tidak berbahaya dan umumnya hilang dengan sendirinya. Namun, dalam beberapa kasus, kista ini bisa menimbulkan komplikasi yang perlu diperhatikan. Contohnya abses (kumpulan nanah) akibat infeksi bakteri.
4. Apa ciri-ciri kista bartholin sembuh?
Kista bartholin yang sembuh biasanya ditandai dengan beberapa perubahan, seperti: ukuran kista yang mengecil, nyeri berkurang, atau tidak ada tanda infeksi.