Ketoconazole

DAFTAR ISI
- Ketoconazole Obat Apa?
- Manfaat Ketoconazole
- Apa Kata Studi tentang Manfaat Ketoconazole?
- Peringatan Sebelum Menggunakan Ketoconazole
- Dosis dan Aturan Pakai Ketoconazole
- Rekomendasi Obat Ketoconazole
- Cara Menggunakan Ketoconazole
- Efek Samping
- Interaksi dengan Obat atau Zat Lain
- Kontraindikasi
Ketoconazole Obat Apa?
Ketoconazole obat untuk apa? Obat ketoconazole adalah obat yang bisa kamu gunakan untuk mengobati infeksi jamur serius tertentu di tubuh. Obat ini termasuk dalam golongan obat yang disebut antijamur azole.
Cara kerjanya dengan membunuh dan menghentikan pertumbuhan jamur. Namun, obat tidak boleh digunakan untuk infeksi jamur pada kulit dan kuku karena risiko efek samping yang serius serta interaksi obat.
- Golongan: obat antijamur.
- Kategori: obat bebas dan resep.
- Manfaat: mengobati infeksi jamur.
- Digunakan oleh: dewasa dan anak-anak di atas 2 tahun.
- Bentuk obat: tablet, krim, dan obat luar atau sampo.
- Ketoconzole untuk ibu hamil: obat termasuk ke dalam kategori C pada ibu, yaitu memperlihatkan efek samping terhadap janin. Sejauh ini belum ada studi terkontrol untuk mengetahui kebenaran tersebut. Penggunaannya hanya boleh jika manfaatnya lebih besar ketimbang risikonya. Pada ibu menyusui, diskusikan terlebih dulu dengan dokter terkait penggunaan. Meski tidak meresap ke dalam ASI, obat bisa saja berpotensi membahayakan bayi.
- Ketoconazole untuk ibu menyusui: obat bisa terserap ke dalam ASI. Diskusikan terlebih dulu dengan dokter terkait penggunaan guna meminimalisir risiko efek samping penggunaan.
Kamu bisa beli obat ini di Toko Kesehatan Halodoc✔️ Dapatkan resep dari dokter di Halodoc untuk mendapatkan dosis penggunaan yang sesuai.
Manfaat Ketoconazole
Salep ketoconazole untuk apa? Ketoconazole dalam bentuk krim yang bisa kamu gunakan secara topikal dan akan bermanfaat untuk mengobati berbagai infeksi jamur berikut:
1. Kutu air atau tinea pedis atau athlete’s foot
Infeksi jamur yang menyerang kulit di sela-sela jari kaki, menyebabkan gatal, kemerahan, dan pecah-pecah.
2. Kurap tubuh (tinea corporis)
Infeksi jamur yang membentuk ruam berbentuk cincin pada kulit tubuh, sering kali terasa gatal dan bersisik.
3. Kurap selangkangan (tinea cruris atau jock itch)
Infeksi jamur di area selangkangan yang menyebabkan ruam merah, gatal, dan kadang bersisik.
4. Dermatitis seboroik
Kondisi peradangan kulit yang menyebabkan ketombe dan bercak bersisik di kulit kepala, wajah, atau bagian tubuh lain yang berminyak.
5. Panu (tinea versicolor atau pityriasis versicolor)
Infeksi jamur yang mengganggu pigmentasi kulit, menyebabkan bercak putih, coklat, atau merah yang tidak gatal.
6. Infeksi ragi pada kulit (kandidiasis kulit)
Infeksi jamur yang disebabkan oleh Candida, sering menyerang area lembap seperti lipatan kulit dan menyebabkan kemerahan serta iritasi.
Nah, selain beberapa jenis penyakit di atas, ketoconazole juga dapat mengatasi beberapa jenis penyakit ini: Ini 6 Jenis Penyakit yang Bisa Disembuhkan Ketoconazole
Apa Kata Studi tentang Manfaat Ketoconazole?
Sebuah tinjauan sistematis yang diterbitkan dalam Journal of Dermatological Treatment pada Desember 2019, mengevaluasi efektivitas dan keamanan ketoconazole topikal dalam pengobatan berbagai kondisi dermatologis.
Analisis terhadap 40 studi yang melibatkan 4.566 pasien menunjukkan bahwa, ketoconazole topikal efektif dalam mengobati kondisi yang berhubungan dengan Malassezia. Contohnya seperti dermatitis seboroik dan pityriasis versicolor, dengan tingkat efektivitas masing-masing 63-90 persen dan 71-8 persen.
Peringatan Sebelum Menggunakan Ketoconazole
Berikut beberapa hal yang penting untuk diperhatikan sebelum menggunakan ketoconazole:
- Hindari menggunakan ketoconazole bila kamu memiliki alergi terhadap obat ini atau obat antijamur golongan azole lainnya, seperti flukunazol, itrakonazole.
- Sebelum menggunakan obat ini beritahu dokter atau apoteker mengenai riwayat kesehatan kamu. Terutama bila kamu memiliki masalah hati, penggunaan alkohol, kadar testosteron rendah, kadar kortisol rendah, akloridria (lambung tidak memproduksi asam lambung, hipokalemia, hipomagnesemia, atau gangguan kelenjar adrenal lainnya.
- Beri tahu dokter tentang semua obat-obatan yang kamu konsumsi, baik obat resep, non-resep, obat herbal, hingga suplemen.
- Beritahu dokter bila kamu sedang hamil atau merencanakan kehamilan atau menyusui.
- Bila kamu hendak menjalani operasi, termasuk operasi gigi, beritahu dokter bahwa kamu mengonsumsi ketoconazole.
- Hindari minum alkohol selama mengonsumsi obat ini, karena bisa meningkatkan risiko terjadinya kerusakan hati.
- Segera periksakan diri jika mengalami reaksi alergi obat atau overdosis pasca penggunaan obat.
Fakta tentang Ketoconazole
1. Ketoconazole biasanya bekerja dalam waktu 2 hingga 3 minggu untuk sebagian besar infeksi jamur.
2. Ketoconazole perlu waktu 6 minggu agar kutu air membaik.
3. Beberapa orang dapat menggunakan sampo ketoconazole setiap 1 hingga 2 minggu untuk membantu menghentikan ketombe datang kembali.
Dosis dan Aturan Pakai Ketoconazole
Dosis dan aturan pakai obat akan tergantung pada kondisi medis dan rekomendasi dari dokter. Berikut adalah panduan umum mengenai dosis dan aturan pakai domperidone:
1. Panu (pityriasis versicolor)
- Krim 2 persen: oleskan 1–2 kali sehari selama 2–3 minggu.
- Sampo 2 persen: gunakan sekali sehari, maksimal 5 hari. Untuk mencegah panu, pakai sekali sehari, maksimal 3 hari.
2. Dermatitis seboroik
- Krim 2 persen: oleskan 1–2 kali sehari selama 2–4 minggu. Dosis perawatan sebanyak 1 kali seminggu.
- Sampo 2 persen: gunakan 2 kali seminggu selama 2–4 minggu. Diamkan 3–5 menit, lalu bilas. Dosis pencegahan 1–2 kali seminggu.
Selain dengan ketoconazole, masalah kulit ini juga dapat teratasi dengan langkah pengobatan lain. Simak di sini cara lainnya: Ini Penyebab Dermatitis Seboroik dan Cara Mengobatinya
3. Infeksi jamur sistemik (systemic fungal infection)
- Anak berusia di atas 2 tahun: 3.3–6.6 mg/kgBB, 1 kali sehari.
- Orang dewasa: 200 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 400 mg, 1 kali sehari.
4. Ketombe
- Sampo 2 persen: gunakan 2 kali seminggu selama 2–4 minggu. Biarkan 3–5 menit, lalu bilas air bersih. Dosis pencegahan 1–2 minggu sekali.
5. Infeksi jamur tinea dan candida
Beberapa jenis infeksi jamur kulit yang bisa diatasi dengan ketoconazole adalah:
- Infeksi akibat jamur Candida di kulit.
- Kurap atau tinea corporis.
- Infeksi jamur di selangkangan atau tinea cruris.
- Infeksi jamur tangan atau tinea manum.
- Kutu air atau tinea pedis.
Untuk kondisi-kondisi tersebut, oleskan krim yang mengandung 2 persen ketoconazole 1–2 kali sehari selama 2−6 minggu. Lanjutkan pemakaian dalam beberapa hari setelah gejala menghilang.
Rekomendasi Obat Ketoconazole
Berikut ini beberapa rekomendasi obat Ketoconazole pilihan yang bisa kamu gunakan untuk mengatasi masalah infeksi jamur:
- Mycoral 200 mg 10 Tablet. Obat berbentuk tablet untuk infeksi dermatofita pada kulit atau kuku tangan, kandidiasis mukokutan kronis, dan infeksi mikosis sistemik. Obat dengan kandungan ketoconazole harganya mulai dari Rp62.800 per strip.
- Nizoral Cream 5 g. Obat topikal untuk mengatasi infeksi jamur pada kulit dan selaput mukosa seperti athlete’s foot, kurap, infeksi dermatofita pada kulit atau kuku tangan, candidiasis, dan panu.
- Ketomed 2% Cream 15 g. Bekerja menghambat pertumbuhan jamur dan mengatasi berbagai infeksi jamur pada tubuh.
- Zoralin 200 mg 10 Tablet. Obat antijamur sistemik untuk mengatasi infeksi jamur pada kulit, dan selaput mukosa pada dewasa maupun anak di atas 2 tahun.
- Mycoral 2% Cream 5 g. Mengatasi infeksi jamur dermatofita pada kulit dan kuku tangan, kandiasis, dan infeksi mikosis sistemik dengan cara menghambat pembentukan membran sel dan enzim jamur. Harga salep ketoconazole ini mulai dari Rp25.200.
- Solinfec 200 mg 10 Tablet. Untuk mengatasi infeksi mukosa sistemik, kandidiasis, infeksi dermatofita, dan jenis infeksi jamur lainnya.
Dapatkan obat-obatan Ketoconazole tersebut dengan mudah melalui Toko Kesehatan Halodoc. Tersedia pula produk kesehatan lainnya yang akan dikirim dari apotek terpercaya.
Cara Menggunakan Ketoconazole
Berikut ini cara menggunakan ketoconazole yang tepat:
- Gunakan ketoconazole persis sesuai anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan obat.
- Jangan berhenti menggunakan obat ini tanpa sepengetahuan dokter, meski infeksi sudah membaik. Pasalnya, jamur berpotensi tumbuh kembali bila pengobatan kamu hentikan terlalu cepat.
- Bila lupa minum obat ini, segera konsumsi bila jarak waktu dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Namun, bila sudah mendekati jadwal konsumsi berikutnya, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis pada jadwal berikutnya.
- Bila ingin mengonsumsi antasida, sebaiknya minumlah tablet ketoconazole minimal 2 jam sebelum atau 1 jam setelah mengonsumi antasida.
Cara Penggunaan Berdasarkan Sediaan Obat
- Ketoconazole tablet: minumlah obat dengan segelas air putih sebelum atau sesudah makanan. Usahakan minum pada waktu yang sama setiap harinya agar obat bisa bekerja maksimal.
- Ketoconazole salep: Cara menggunakan salep ketoconazole pertama-tama cuci tangan terlebih dahulu sebelum mengaplikasikan obat tersebut. Kemudian bersihkan area kulit, lalu keringkan. Selanjutnya, oleskan krim secukupnya pada area tersebut.
- Ketoconazole sampo: Pertama-tama basahi rambut dan kulit kepala dengan air. Kemudian, gunakan sampo pada area kulit yang terinfeksi dan area di sekitarnya. Biarkan selama 3-5 menit, lalu bilas hingga bersih, dan keringkan rambut dengan handuk bersih.
Ingat, ketoconazole dalam bentuk krim dan sampo hanya boleh kamu gunakan sebagai obat luar. Hindari mengoleskannya pada mata, hidung, mulut, maupun kulit yang terluka, tergores, atau terbakar.
Simpan obat dalam wadah tertutup di ruangan yang sejuk dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Selain dengan obat-obatan, cari tahu juga Berbagai Cara Mengatasi Infeksi Kulit Jamur.
Efek Samping
Ketoconazole bisa menyebabkan efek samping, mulai dari ringan hingga serius. Beberapa efek samping yang umum terjadi, antara lain:
- Mual dan muntah.
- Sakit kepala.
- Pusing.
- Diare.
- Sakit perut.
Jika menggunakan sampo, ini risiko efek samping yang mungkin saja terjadi:
- Rambut rontok.
- Iritasi kulit kepala.
- Perubahan warna rambut.
- Perubahan tekstur rambut.
- Kulit kepala kering atau berminyak.
- Rambut kering atau berminyak.
Efek samping ini biasanya bersifat ringan dan bisa menghilang dalam beberapa hari. Namun, segera periksakan diri ke dokter bila efek samping tersebut tidak kunjung hilang atau semakin parah.
Segera ke dokter bila kamu mengalami efek samping serius berikut ini:
- Gejala gangguan hati, seperti kehilangan napsu makan atau penurunan berat badan, mual atau muntah, kelelahan, sakit perut, urin berwarna gelap atau feses berwarna terang, kulit atau bagian putih mata menguning.
- Perubahan penglihatan.
- Perubahan suasana hati atau kondisi mental, seperti depresi atau pikiran untuk bunuh diri.
- Gangguan irama jantung, seperti detak jantung meningkat, melambat atau tidak teratur.
Interaksi dengan Obat atau Zat Lain
Ketoconazole bisa berinteraksi bila kamu meminumnya bersamaan dengan obat-obatan tertentu. Hal itu bisa memengaruhi kinerja obat tersebut atau meningkatkan risiko efek samping.
Karena itu, hindari mengonsumsi atau menggunakan ketoconazole dengan obat-obatan berikut ini:
- Cisapride, quinidine, ranolazine, ritonavir, haloperidol, atau methadone. Penggunaan bersamaan obat-obatan tersebut meningkatkan risiko aritmia.
- Rhabdomyolysis, lovastatin, dan simvastatin. Pemakaian dengan obat-obatan ini dapat memicu kerusakan otot.
- Antikoagulan, seperti dabigatran dan warfarin. Membarengi penggunaan dengan obat-obatan tersebut meningkatkan risiko perdarahan.
- Fentanyl, oxycodone, midazolam, dan alprazolam. Dapat memicu gangguan pernapasan berat.
- Methylergomethrine dan ergotamine. Meningkatkan risiko penyempitan pembuluh darah yang berdampak pada serangan jantung, gangren, dan stroke.
- Clarithromycin. Penggunaan ketoconazole bersamaan dengan clarithromycin dapat meningkatkan risiko kerusakan hati dan aritmia.
- Paracetamol. Penggunaan bersamaan dapat memicu kerusakan hati.
- Nifedipine dan amlodipin. Penggunaan bersamaan obat-obatan tersebut memicu edema, hipotensi, dan gagal jantung.
- Rifampicin, isoniazid, carbamazepine, nevirapine, atau phenytoin. Penggunaan ketoconazole dengan beberapa obat tersebut dapat menurunkan efektivitasnya.
Kontraindikasi
Ketoconazole memiliki kontraindikasi terhadap kondisi berikut ini:
- Alergi terhadap ketoconazole dan kandungan di dalamnya.
- Penyakit hati berat atau riwayat gangguan hati akibat ketoconazole.
- Penggunaan obat tertentu seperti simvastatin, lovastatin, midazolam, triazolam (risiko interaksi berat).
- Kehamilan dan menyusui (kecuali jika manfaat lebih besar dari risiko).
- Gangguan adrenal (dapat memperburuk insufisiensi adrenal).
- Kondisi medis yang bergantung pada keasaman lambung (misalnya, penggunaan obat penurun asam seperti PPI).
Selalu konsultasikan ke dokter, sebelum mengonsumsi obat jenis apapun. Terutama jika kamu memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat lain.
Konsultasi dokter spesialis penyakit dalam kini lebih mudah dan praktis melalui Halodoc. Selain itu, obat CTM bisa dibeli di Toko Kesehatan Halodoc.
Yuk, segera download aplikasi Halodoc sekarang juga!