Keratosis Seboroik
Apa itu Keratosis Seboroik?
Keratosis seboroik adalah pertumbuhan atau benjolan non kanker pada permukaan kulit dan memiliki warna putih, cokelat, atau hitam. Jaringan tampak menempel dan terkadang terlihat seperti kutil.
Keratosis seboroik merupakan masalah kesehatan kulit yang sering muncul di dada, lengan, dan punggung. Penyakit ini sangat umum terjadi pada orang yang berusia di atas 50 tahun.
Seiring bertambahnya usia, jaringan yang tampak seperti kutil ini bisa tumbuh secara tak terkendali. Jumlahnya bahkan bisa mencapai ratusan di seluruh tubuh dan dapat mengganggu estetika penampilan.
Keratosis seboroik bukanlah kanker. Namun, terkadang terlihat seperti pertumbuhan kanker. Karena itu, memerlukan pemeriksaan penunjang seperti biopsi untuk memastikannya.
Jangan salah, karena keratosis seboroik adalah kondisi yang berbeda dengan dermatitis seboroik. Kamu bisa mengetahui penjelasan selengkapnya di sini: Ini Penyebab Dermatitis Seboroik dan Cara Mengobatinya.
Penyebab Keratosis Seboroik
Beberapa wanita mengalami keratosis seboroik selama kehamilan atau setelah melakukan terapi penggantian estrogen. Siapa pun bisa mengidap masalah ini, tetapi paling rentan terjadi pada:
1. Orang yang berusia di atas 50 tahun
Jaringan seperti kulit biasanya mulai muncul pada usia paruh baya dan jarang terjadi pada orang muda. Sekitar 30 persen orang memiliki setidaknya satu jaringan di usia 40 tahun, dan sekitar 75 persen di usia 70 tahun.
2. Riwayat keluarga dengan keratosis seboroik
Sekitar setengah dari semua kasus keratosis seboroik multipel terjadi dalam keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa genetik memiliki kecenderungan untuk mengembangkan jaringan seperti kutil.
3. Orang yang berkulit lebih gelap
Varian keratosis seboroik yang disebut dermatosis papulosa nigra sangat umum terjadi pada orang berkulit gelap. Masalah ini rentan terjadi pada orang keturunan Afrika, Asia, dan Hispanik.
Faktor Risiko Keratosis Seboroik
Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko keratosis seboroik, antara lain:
- Usia. Penyakit ini biasanya mulai akan muncul setelah berusia 40 tahun.
- Paparan matahari. Kulit yang terpapar sinar matahari secara berlebihan dalam jangka waktu yang panjang dapat meningkatkan risiko perkembangan jaringan seperti kutil.
- Genetika. Ada indikasi bahwa faktor genetika atau keturunan dapat berkontribusi pada perkembangan keratosis seboroik.
- Jenis kelamin. Penyakit ini lebih rentan muncul pada pria ketimbang wanita.
- Kondisi medis tertentu. Orang dengan kondisi medis tertentu, seperti sindrom Leser-Trélat memiliki risiko lebih tinggi.
- Obesitas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa obesitas dapat berhubungan dengan perkembangan keratosis seboroik, meskipun hubungan ini tidak sepenuhnya dipahami. Jika memiliki berat badan di atas rata-rata, begini tips diet sehat untuk menurunkan berat badan: Ketahui Tips Diet Sehat Bagi Pengidap Obesitas.
Gejala Keratosis Seboroik
Keratosis seboroik tumbuh secara bertahap. Tanda dan gejalanya termasuk:
- Benjolan kasar berbentuk bulat atau oval yang di wajah, dada, bahu, atau punggung.
- Benjolan agak menonjol dengan permukaan bersisik.
- Ukurannya bervariasi, mulai dari 2.5 cm.
- Jumlahnya beragam, mulai dari pertumbuhan tunggal hingga pertumbuhan ganda.
- Jaringan seperti kutil bisa berkumpul di sekitar mata dan terkadang disebut dengan ‘tahi lalat hidup’.
- Warnanya bervariasi, mulai dari cokelat muda hingga coklat atau hitam.
- Rasa gatal di area yang terkena.
Diagnosis Keratosis Seboroik
Penyakit ini dapat didiagnosis dengan beberapa langkah, seperti:
- Pemeriksaan fisik
Tujuannya untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang kondisi kesehatan pasien. Hal ini termasuk gejala, riwayat penyakit, gaya hidup, dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kesehatan.
- Pemeriksaan penunjang
Dermoskopi. Dokter akan melihat pertumbuhan di bawah dermascope, yaitu mikroskop kecil genggam yang dilengkapi dengan lampu.
Biopsi. Jika dokter mencurigai adanya kanker, ia akan mengambil sampel jaringan untuk diperiksa di laboratorium.
Pengobatan Keratosis Seboroik
Keratosis seboroik sebenarnya tidak berbahaya, sehingga tidak memerlukan pengobatan khusus. Langkah pengobatan baru akan ditempuh jika jaringan seperti kutil itu terlihat seperti kanker kulit.
Perawatan lain untuk mengobati gejala yang muncul, meliputi:
1. Pengobatan topikal
Beberapa krim atau salep berguna untuk membantu mengurangi ketebalan lesi atau mengelupas kulit yang melapisi keratosis seboroik. Rekomendasinya:
- Retinoid (tretinoin). Fungsinya untuk merangsang pergantian sel dan mengurangi ketebalan lesi.
- 5-Fluorouracil (5-FU) topikal. Penggunaan obat ini bertujuan untuk mengganggu pertumbuhan sel-sel jaringan yang tampak seperti kutil.
2. Cryosurgery
Cryosurgery adalah prosedur dengan menggunakan nitrogen cair yang disemprotkan ke area kulit. Zat tersebut akan membuat kulit jadi membeku, sehingga jaringan akan mengelupas dan menyebabkan koreng.
Setelah prosedur, keratosis seboroik cenderung hilang dalam beberapa hari. Terkadang lepuhan juga terbentuk di bawah keratosis seboroik dan mengering menjadi kerak, lalu akan rontok dengan sendirinya.
3. Bedah listrik
Bedah listrik adalah prosedur dengan menggunakan muatan listrik bertegangan rendah untuk membakar atau menghentikan pertumbuhan jaringan. Muatan listriknya mengalir melalui ujung jarum menuju akar jaringan.
Sebelum prosedur, dokter akan menyuntikkan anestesi lokal guna membantu mengendalikan rasa sakit. Penyembuhan biasanya memakan waktu 2 hingga 4 minggu, tergantung luas area yang diobati.
Melalui prosedur ini, pasien tidak memerlukan jahitan. Meski begitu, pasien mungkin saja mengalami perdarahan dalam jumlah yang sedikit. Masalah ini dapat membaik dalam waktu beberapa jam.
4. Cauter
Cauter adalah prosedur yang melibatkan penggunaan alat kecil berbentuk sendok dengan ujung yang sangat tajam yang disebut ‘kuret’. Fungsinya untuk membakar atau menghancurkan jaringan di permukaan kulit.
5. Terapi laser
Laser berguna untuk menghancurkan atau mengurangi ukuran dan warna keratosis seboroik. Sinar laser dapat diarahkan ke area jaringan untuk merusak sel-sel yang abnormal.
Ketahui selengkapnya tentang prosedur laser dalam artikel ini: Prosedur Laser Treatment Berdasarkan Jenisnya.
Komplikasi Keratosis Seboroik
Komplikasi yang mungkin saja terjadi, antara lain:
- Iritasi, pendarahan, atau ketidaknyamanan pada area yang terkena.
- Kesalahan dalam diagnosis (pertumbuhan mungkin terlihat seperti tumor kanker kulit).
- Penurunan rasa percaya diri karena perubahan pada penampilan fisik.
- iritatif atau gatal, terutama jika tergesek pakaian atau benda.
- Adanya risiko infeksi, pembentukan bekas luka, atau perubahan warna kulit di area yang terkena.
Cara Mencegah Keratosis Seboroik
Tidak ada langkah yang dapat mencegah perkembangan keratosis, karena penyakit ini baru akan muncul setelah menginjak usia 40 tahun. Namun, kamu bisa menjauhi faktor pemicunya dengan:
- Rutin memeriksa kulit untuk memantau perubahan pada lesi atau tahi lalat. Jika ada perubahan warna, ukuran, atau bentuk, segera konsultasikan dengan dokter.
- Menjaga kulit tetap sehat dengan menjaga kelembapan dan kebersihannya guna mencegah iritasi.
- Menjaga berat badan ideal karena obesitas bisa meningkatkan risiko keratosis seboroik.
- Menggunakan sunscreen sebelum bepergian ke luar rumah.
- Mengenakan baju dan celana panjang, serta penutup kepala.
- Menerapkan gaya hidup yang sehat, termasuk pola makan seimbang dan cukup tidur, dapat mendukung kesehatan kulit secara keseluruhan.
- Berhenti merokok untuk membantu meminimalisir perkembangan sel abnormal yang bisa berujung pada keratosis seboroik.
Mau tahu cara ampuh untuk merawat kulit agar selalu sehat? Baca di artikel ini: “Ini 9 Cara Merawat Kulit agar Tampak Sehat dan Cerah”.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan diri ke dokter jika terjadi pertumbuhan kulit baru, pertumbuhan yang bentuknya tidak sama di kedua sisi, dan perubahan tahi lalat jadi semakin membesar.
Awali dengan konsultasi dengan dokter kulit terbaik di Halodoc, bisa dari mana saja dengan biaya yang lebih terjangkau.