Kepribadian Ganda
DAFTAR ISI
- Apa Itu Kepribadian Ganda?
- Penyebab Kepribadian Ganda
- Faktor Risiko Kepribadian Ganda
- Gejala Kepribadian Ganda
- Hubungi Dokter Ini Jika Orang Terdekat Mengidap Gangguan Kepribadian Ganda
- Diagnosis Kepribadian Ganda
- Pengobatan Kepribadian Ganda
- Komplikasi Gangguan Kepribadian Ganda
- Pencegahan Kepribadian Ganda
Apa Itu Kepribadian Ganda?
Kepribadian ganda atau gangguan identitas disosiatif adalah suatu kondisi kesehatan mental, ketika seseorang memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda antara satu dengan lainnya.
Pengidap gangguan ini mengalami kepribadian yang berubah-ubah tanpa ia sadari.
Ciri gangguan ini berupa masalah memori, kesadaran, atau kepribadian. Semua kondisi tersebut muncul akibat stres atau kejadian traumatis yang pengidapnya alami pada masa kecilnya.
Bentuk trauma ini dapat berupa kekerasan fisik atau emosional yang terjadi secara berulang-ulang.
Penyebab Kepribadian Ganda
Hingga saat ini penyebab pasti dari kepribadian ganda belum jelas.
Namun, ada beberapa kondisi yang diduga menjadi penyebabnya, yaitu:
1. Trauma berat
Pernah mengalami trauma fisik, seksual, atau emosional yang parah pada masa kanak-kanak atau masa remaja bisa memicu kondisi ini.
Mereka yang mengalami peristiwa traumatis mungkin mengembangkan identitas yang berbeda sebagai mekanisme koping untuk melindungi diri dari ingatan dan rasa sakit tersebut.
Gejala traumatis ini tak sedikit yang menyepelekannya. Oleh karena itu, kenali Mitos dan Fakta Kepribadian Ganda supaya bisa lebih memahami kondisi ini.
2. Ketidakstabilan lingkungan
Lingkungan yang tidak stabil, disfungsional, atau berbahaya juga dapat berperan dalam perkembangan kondisi ini.
Contohnya, seperti berada dalam keluarga yang terlibat dalam pelecehan, kekerasan, atau konflik kronis.
3. Genetik
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik mungkin memainkan peran dalam kerentanan seseorang terhadap gangguan kepribadian ini.
Namun, genetika bukan sebagai penyebab utama tetapi lebih sebagai faktor yang berkontribusi.
4. Tidak mampu menangani stres
Mereka yang tidak memiliki keterampilan atau dukungan yang cukup untuk mengatasi stres atau trauma mungkin lebih rentan terhadap perkembangan kepribadian ganda.
Faktor Risiko Kepribadian Ganda
Terdapat beberapa pengalaman traumatis yang bisa memicu kepribadian ganda, antara lain:
- Kecelakaan.
- Bencana alam.
- Pelecehan seksual.
- Tindak kekerasan.
Sebagai upaya mengatasi peristiwa traumatis, secara tidak sadar, otak pengidap kepribadian ganda berusaha untuk memisahkan memori buruk tersebut dengan kehidupan normal sehari-hari.
Istilah medis untuk menggambarkan kondisi tersebut, yaitu disosiasi.
Mekanisme disosiasi ini yang menimbulkan gejala kepribadian ganda.
Kondisi ini bisa terjadi ketika ada pengabaian atau pelecehan emosional yang terus-menerus, bahkan meskipun tidak ada pelecehan fisik atau seksual.
Gejala Kepribadian Ganda
Tanda khas yang dialami pengidap kepribadian ganda meliputi:
1. Memiliki lebih dari satu kepribadian
Pengidap kepribadian ganda memiliki dua atau lebih identitas yang berbeda, bahkan bisa saling berlawanan.
Dalam dunia psikologi, kepribadian lain ini disebut alter ego. Penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang yang memiliki alter ego berarti mengalami kepribadian ganda.
Ketika alter ego mengambil alih pikiran, pengidap akan berubah menjadi sosok lain dengan nama, usia, jenis kelamin, dan sifat yang berbeda.
Meskipun jarang, ada kalanya pengidap kepribadian ganda merasa seperti hewan.
Selama alter ego menguasai kesadaran, pengidap juga akan menunjukkan perubahan perilaku. Mereka bisa melakukan tindakan yang tidak biasa bagi mereka sehari-hari.
Misalnya, seseorang yang biasanya patuh pada hukum dan berperilaku sopan bisa tiba-tiba melakukan pencurian, berperilaku kasar, atau menggunakan bahasa yang kasar. Mereka juga dapat mengalami histeria.
Ketika ditanya mengenai tindakan tidak biasa yang dilakukan, pengidap kepribadian ganda mungkin akan menyangkal, mengklaim tidak ingat melakukan hal tersebut, atau mengaitkan tindakan itu dengan orang lain di dirinya.
Sangat penting untuk memahami bahwa kepribadian ganda tidak ada hubungannya dengan praktik budaya atau agama tertentu.
Ini juga bukan fenomena kesurupan, meskipun ada anggapan di kalangan beberapa budaya.
Kondisi ini tidak disebabkan oleh pengaruh alkohol, obat-obatan, atau masalah medis fisik seperti amnesia akibat cedera, demensia, aura migrain, atau sindrom Alice in Wonderland.
2. Mengalami amnesia
Pengidap kepribadian ganda sering kali tidak ingat peristiwa tertentu di masa kecil atau remaja mereka, terutama yang bersifat traumatis.
Mereka bisa lupa bahkan pada kejadian baru berlangsung, informasi penting yang seharusnya diingat, atau keterampilan yang dimiliki ketika alter ego mengambil alih.
Sebagai contoh, seseorang mungkin lupa cara menggunakan komputer meskipun sebenarnya adalah seorang profesional di bidang itu.
Sebaliknya, mereka bisa melakukan aktivitas yang tidak biasa, seperti melukis atau berbicara dalam bahasa asing.
Gejala amnesia ini juga terlihat saat pengidap tidak ingat alasan keberadaan mereka di suatu tempat atau bagaimana objek tertentu bisa berada di lokasi tersebut.
Selain itu, sering kali mereka tidak mengingat apa yang telah mereka katakan atau lakukan.
Selain gejala yang telah disebutkan, tanda-tanda lain yang umumnya terlihat pada pengidap kepribadian ganda termasuk:
- Kecemasan
- Depresi
- Delusi
- Kebingungan
- Penyalahgunaan narkotika
- Konsumsi alkohol
- Kehilangan ingatan
- Perilaku melukai diri sendiri
- Upaya bunuh diri
Hubungi Dokter Ini Jika Orang Terdekat Mengidap Gangguan Kepribadian Ganda
Jika kamu atau orang yang terdekat mengalami gejala gangguan kepribadian seperti suasana hati yang berubah-ubah, halusinasi, hingga memiliki keinginan bunuh diri, segera hubungi ahlinya di Halodoc.
Cari bantuan dan pendengar yang tepat dengan menghubungi rekomendasi psikiater melalui Halodoc untuk mendapatkan perawatan terkait gangguan kepribadian ganda.
Daftar psikiater ini telah mendapat penilaian positif dari pasien sebelumnya yang mereka tangani.
Berikut adalah daftarnya:
- dr. Mariati Sp.KJ
- dr. Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ
- dr. Anastasia Kharisma Sp.KJ
- dr. Debrayat Osiana Sp.KJ
- dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ
Dengan menggunakan Halodoc, kamu dapat melakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja karena dokter tersedia 24/7!
Jika dokter sedang tidak tersedia atau sedang offline, kamu masih bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Tak perlu khawatir, privasi kamu juga pasti terjaga dengan aman di Halodoc.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Kepribadian Ganda
Dokter spesialis kesehatan jiwa atau psikiater akan mendiagnosis kepribadian ganda dengan melakukan wawancara medis lengkap, dan pemeriksaan fisik menyeluruh terlebih dahulu.
Selanjutnya, psikiater akan memastikan apakah gejala yang muncul akibat penyakit otak atau efek samping dari obat-obatan tertentu.
Untuk mengetahui hal ini, dokter perlu melakukan pemeriksaan CT scan atau MRI, serta pemeriksaan darah.
Jika hasilnya tidak menunjukan penyakit apa pun, seorang psikiater akan melakukan wawancara dan melakukan observasi untuk memastikan adanya kondisi ini.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, edisi kelima (DSM-5), berikut kriteria seseorang bisa didiagnosis mengalami gangguan kepribadian ganda:
- Terdapat dua atau lebih identitas atau kepribadian yang berbeda-beda.
- Gejala amnesia harus ada, yaitu kesenjangan dalam mengingat peristiwa sehari-hari, informasi pribadi yang penting, dan atau peristiwa traumatis.
- Gejala-gejala tersebut menyebabkan penderitaan yang signifikan pada pengidap, yang menyebabkan pengidap mengalami kesulitan berfungsi dalam satu atau lebih bidang utama kehidupan karena gangguan tersebut.
- Gangguan tersebut bukan termasuk dalam praktik budaya atau agama yang normal.
- Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya perilaku kacau karena alkohol) atau kondisi umum (seperti kejang parsial kompleks).
Pengobatan Kepribadian Ganda
Tujuan pengobatan kondisi ini adalah untuk menghubungkan kepribadian yang berbeda-beda menjadi satu jenis kepribadian saja.
Maka dari, pengidap bisa kembali menjalankan fungsinya dalam kehidupan sehari-hari dengan baik.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pengobatan berfokus untuk menolong pengidap kepribadian ganda untuk menyadari stres psikis.
Selanjutnya, berlatih menerima dan kemudian berupaya mengatasinya dengan bantuan psikiater.
Beberapa metode pengobatan yang bisa dokter lakukan, antara lain:
1. Terapi kognitif perilaku (cognitive behavior therapy)
Perawatan ini dengan cara diskusi antara psikiater dan pengidap kepribadian ganda, yang bertujuan untuk mengubah pola pikir dan perilaku.
2. Terapi keluarga (family therapy)
Dalam terapi ini, keluarga dilibatkan untuk memahami tanda-tanda pengidap akan berubah kepribadian, untuk membantu mengontrol dan menenangkan pengidap.
3. Hipnoterapi
Biasanya hipnoterapi dokter kombinasikan dengan psikoterapi. Hipnosis klinis bisa membantu pengidap mengakses ingatan yang ditekan, mengontrol perilaku bermasalah yang menyertai gangguan kepribadian, serta membantu mengintegrasikan kepribadian menjadi satu.
4. Terapi seni
Jenis perawatan ini dapat berupa melukis, menyanyi, bermusik, dan sebagainya, yang bertujuan untuk membantu pengidap dalam mengeksplorasi pikiran dan perasaannya.
5. Obat-obatan antidepresan
Konsumsi obat-obatan bisa membantu meringankan gejala yang pengidapnya alami, tetapi bukan sebagai terapi utama untuk mengatasi kepribadian ganda.
Lantas, efektifkah Kepribadian Ganda Diatasi dengan Konsumsi Obat?
Komplikasi Gangguan Kepribadian Ganda
Orang dengan gangguan ini berisiko tinggi mengalami komplikasi dan gangguan terkait berikut:
- Menyakiti diri sendiri.
- Berpikir dan mencoba bunuh diri.
- Disfungsi seksual.
- Mengalami gangguan depresi dan kecemasan.
- Mengalami gangguan tidur, termasuk mimpi buruk, insomnia dan berjalan dalam tidur.
- Gangguan makan.
- Kesulitan besar dalam hubungan pribadi dan di tempat kerja.
Pencegahan Kepribadian Ganda
Pencegahan kepribadian ganda yang paling utama yakni dengan menghindari faktor pencetusnya.
Upaya lain yang bisa kamu lakukan, yaitu:
- Mendapatkan edukasi kesehatan mental agar bisa memahami gejala-gejala gangguan mental.
- Mengatasi trauma sejak dini dengan meminta dukungan dan menjalani terapi atau konseling.
- Menciptakan lingkungan yang aman, mendukung, dan stabil dalam keluarga.
- Melatih keterampilan pengelolaan stres. Caranya dengan berlatih meditasi, yoga, dan olahraga
- Menambah jaringan dukungan sosial yang kuat agar bisa menghadapi stres dan trauma dengan lebih baik. Keluarga, teman, atau kelompok dukungan bisa menjadi sumber dukungan yang penting.
- Hindari penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan terlarang, karena penyalahgunaan zat dapat memperburuk gangguan kepribadian.
Dapatkan juga panduan profesional untuk kesehatan mental di Halodoc secara lengkap, mulai dari konsultasi psikolog klinis hingga psikiater, dengan klik gambar di bawah ini.✔️