Kecanduan Media Sosial
Pengertian Kecanduan Media Sosial
Kecanduan media sosial dapat memengaruhi otak dengan cara yang berbahaya. Pengidapnya akan menggunakan media sosial secara kompulsif dan berlebihan. Mereka asik menggulir postingan, gambar, dan video hingga mengganggu aktivitas lain dalam hidupnya.
Penyebab Kecanduan Media Sosial
Penyebab utama dari kecanduan media sosial adalah peningkatan dopamin otak yang memberikan efek kesenangan setelah menggunakan media sosial. Akhirnya, otak mengidentifikasi aktivitas ini sebagai aktivitas bermanfaat dan menyenangkan yang harus diulangi lagi.
Faktor Risiko Kecanduan Media Sosial
Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko kecanduan, di antaranya.
- Merasa senang jika mendapatkan banyak likes dan comments.
- Ingin mendapatkan perhatian lebih dari banyak orang.
- Tidak mau dicap ketinggalan zaman oleh teman.
- Remaja bisa bebas mengekspresikan diri.
- Bisa menjadi wadah untuk melakukan roleplayer atau drama.
- Ingin tahu lebih jauh tentang kehidupan artis favoritnya.
- Lebih mudah berinteraksi dengan teman.
Gejala Kecanduan Media Sosial
Adapun gejala yang dialami oleh pengidap, di antaranya:
- Langsung memeriksa media sosial setiap bangun tidur. Mereka memulai rutinitas dengan mengecek ponselnya.
- Online di mana saja dan kapan saja. Bukan hanya saat berlibur, pengidap bahkan bisa menyebrang sambil memainkan media sosialnya.
- Tidak pernah bosan bermain ponsel. Meski sudah seharian bermain ponsel, pengidap kecanduan tidak akan bosan dengan media sosialnya.
- Sering mengunggah selfie. Cara ini bertujuan untuk mendapatkan banyak likes dan comment dari unggahannya.
- Gusar ketika tidak mendapatkan jaringan internet. Pengidap akan tampak gusar dan cemas karena tidak bisa memantau media sosialnya.
Diagnosis Kecanduan Media Sosial
Langkah diagnosis kecanduan bisa terlihat dari gejala yang dialami oleh pengidap. Dengan cara itu, dokter bisa menyarankan kiat-kiat yang harus dilakukan guna meredakan gejala yang muncul.
Pencegahan Kecanduan Media Sosial
Langkah pencegahan dapat dilakukan dengan cara yang sederhana, seperti:
- Menghapus media sosial.
- Membuat jadwal bermain media sosial.
- Meletakkan ponsel jauh dari genggaman.
- Melakukan aktivitas lain, seperti olahraga, memasak atau hangout dengan teman.
Jika cara-cara di atas tidak ampuh mengatasi gejala kecanduan, jangan ragu untuk bertanya ke psikolog atau psikiater.
Komplikasi Kecanduan Media Sosial
Ada beberapa kemungkinan komplikasi yang bisa saja dialami oleh pengidap, di antaranya:
- Memiliki harga diri yang rendah.
- Cenderung mengurung diri dan merasa kesepian.
- Mengalami kecemasan atau depresi.
- Munculnya gangguan kecemasan sosial.
- Rasa takut ketinggalan (fear of missing out/FOMO) dari berita yang sedang viral.
- Gangguan tidur, seperti insomnia.
- Penurunan aktivitas fisik, yang berdampak pada kurangnya gerak tubuh.
- Penurunan nilai atau prestasi kerja.
- Mengabaikan hubungan dalam kehidupan nyata.
- Berkurangnya kemampuan dalam berempati dengan orang lain.
Pencegahan Kecanduan Media Sosial
Langkah pencegahan yang dapat dilakukan oleh pengidap, antara lain:
1. Memahami alasan penggunaan media sosial
Sebaiknya, cari tahu alasan penggunaan media sosial dan pakai seperlunya. Jika sudah menemukan informasi dan hiburan yang dicari, sebaiknya sudahi aktivitas tersebut, lalu kembali ke dunia nyata. Cara ini mencegah waktu terbuang sia-sia untuk hal yang tidak perlu.
2. Matikan notifikasi media sosial
Notifikasi diciptakan untuk memberikan kabar terbaru dari unggahan di media sosial. Langkah ini bertujuan agar seseorang bisa merespons cepat dan memegang kembali ponselnya.
3. Jangan bermain ponsel sebelum tidur
Scrolling media sosial sebelum tidur bisa merusak jadwal tidur seseorang. Untuk mencegah kondisi tersebut, sebaiknya letakkan ponsel di luar jangkauan. Sebagai gantinya, kamu bisa membaca buku atau menulis jurnal kegiatan.
4. Jangan bermain ponsel saat bangun tidur
Setelah bangun tidur, sebaiknya minum segelas air putih, lalu sarapan. Kamu juga bisa melakukan aktivitas lainnya, seperti mandi atau membereskan tempat tidur. Jika langsung bermain ponsel, ini dapat mengganggu produktivitas.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika gejala dirasa sudah sangat mengganggu, tanyakan pada psikolog atau psikiater untuk membantu meringankan kondisi yang dialami. Dapatkan juga informasi lain seputar kesehatan mental dan pola hidup sehat lainnya dengan mendownload Halodoc sekarang juga.