Karies Gigi
DAFTAR ISI
- Apa Itu Karies Gigi
- Penyebab Karies Gigi
- Faktor Risiko Karies Gigi
- Gejala Karies Gigi
- Rekomendasi Dokter Gigi di Halodoc
- Diagnosis Karies Gigi
- Pengobatan Karies Gigi
- Komplikasi Karies Gigi
- Pencegahan Karies Gigi
Apa Itu Karies Gigi?
Karies gigi adalah kondisi ketika lapisan struktur gigi mengalami kerusakan secara bertahap.
Kondisi ini terjadi ketika bakteri yang melekat di gigi, terutama Streptococcus mutans, menghasilkan asam dari sisa-sisa makanan seperti karbohidrat.
Asam tersebut bisa merusak jaringan keras gigi, dimulai dari lapisan terluar atau enamel gigi, lalu lapisan tengah atau dentin dan pada akhirnya merusak akar gigi.
Karies gigi dan gigi berlubang adalah dua kondisi yang saling berkaitan. Jadi, meskipun sama-sama menyebabkan lubang pada gigi, keduanya merupakan kondisi yang berbeda.
Karies merupakan tahap awal kondisi gigi berlubang. Artinya, bila karies gigi dibiarkan saja tanpa perawatan, lama kelamaan kerusakan gigi akan bertambah parah dan menyebabkan gigi berlubang.
Agar lebih jelas, coba baca Ini Bedanya Gigi Berlubang, Karies, dan Karang Gigi.
Penyebab Karies Gigi
Karies gigi terjadi akibat kerusakan gigi, suatu proses yang terjadi seiring berjalannya waktu. Begini cara kerusakan gigi berkembang:
1. Terbentuknya plak
Plak gigi adalah lapisan lengket bening yang melapisi gigi kamu. Itu terbentuk ketika kamu banyak mengonsumsi gula dan makanan berkarbohidrat, dan tidak membersihkan gigi dengan baik setelahnya.
Ketika gula dan pati tidak kamu bersihkan dengan baik dari gigi, bakteri dengan cepat mulai memakannya dan membentuk plak.
Plak yang tertinggal di gigi bisa mengeras di bawah atau di atas garis gusi menjadi karang gigi (kalkulus).
Akumulasi plak dan mineral dari saliva yang mengeras atau disebut tartar membuat plak lebih sulit dihilangkan dan menciptakan perisai bagi bakteri.
2. Serangan plak
Asam dalam plak menghilangkan mineral di enamel luar gigi yang keras. Erosi ini menyebabkan bukaan atau lubang kecil pada enamel, yaitu tahap pertama dari karies gigi.
Setelah area enamel terkikis, bakteri dan asam dapat mencapai lapisan gigi berikutnya, yang disebut dentin. Lapisan ini lebih lembut dari enamel dan kurang tahan terhadap asam.
Dentin memiliki tabung kecil yang langsung berkomunikasi dengan saraf gigi yang menyebabkan sensitivitas.
3. Kerusakan terus berlanjut
Saat kerusakan gigi berkembang, bakteri dan asam melanjutkan perjalanannya melalui gigi, bergerak di sebelah bahan gigi bagian dalam (pulpa) yang mengandung saraf dan pembuluh darah.
Pulpa menjadi bengkak dan teriritasi oleh bakteri. Karena tidak ada tempat bagi pembengkakan untuk berkembang di dalam gigi, saraf menjadi tertekan sehingga menimbulkan rasa sakit.
Ketidaknyamanan bahkan bisa meluas ke luar akar gigi hingga ke tulang.
Faktor Risiko Karies Gigi
Setiap orang sebenarnya berisiko mengalami karies gigi. Namun, beberapa faktor berikut bisa meningkatkan risikonya:
- Sering mengonsumsi makanan dan minuman, seperti susu, es krim, madu, gula, soda, biskuit, permen keras, sereal kering dan keripik. Makanan tersebut bisa menempel di gigi dalam waktu lama dan menyebabkan pembusukan.
Bagi orang tua, Waspada, 4 Makanan Ini Picu Karies Gigi pada Anak.
- Sering mengemil atau menyeruput. Ketika kamu terus mengemil atau menyesap minuman manis, kamu memberi lebih banyak ‘makanan’ bagi bakteri mulut untuk menghasilkan asam yang menyerang gigi dan merusaknya.
- Tidak membersihkan gigi dengan baik. Bila kamu tidak membersihkan gigi segera setelah makan dan minum, plak akan terbentuk dengan cepat dan tahap pertama pembusukan bisa dimulai.
- Tidak mendapatkan cukup fluorida. Ini merupakan mineral alami yang membantu mencegah gigi berlubang dan bahkan bisa membalikkan tahap awal kerusakan gigi. Karena manfaatnya bagi gigi, fluoride ditambahkan ke banyak persediaan air umum. Ini juga merupakan bahan umum dalam pasta gigi dan obat kumur. Namun, air kemasan biasanya tidak mengandung fluoride.
- Usia. Meskipun tiap orang berisiko mengalami masalah gigi ini, karies gigi lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja yang sangat muda. Orang dewasa yang lebih tua juga berisiko tinggi mengalaminya, karena seiring waktu, gigi bisa aus dan gusi bisa surut yang membuat gigi lebih rentan terhadap pembusukan akar.
- Mulut kering. Air liur bisa membantu mencegah kerusakan gigi dengan membersihkan makanan dan plak dari gigi Anda. Zat yang terdapat dalam air liur juga membantu melawan asam yang dihasilkan oleh bakteri.
Namun, obat-obatan tertentu, beberapa kondisi medis, radiasi pada kepala atau leher, atau obat kemoterapi tertentu bisa mengurangi produksi air liur yang pada akhirnya meningkatkan risiko karies gigi.
Faktor-faktor tersebut dapat meningkatkan risiko karies gigi, Hubungi Dokter Ini Segera Jika Memiliki Karies Gigi agar dapat segera ditangani.
Gejala Karies Gigi
Tanda dan gejala karies gigi bervariasi, tergantung luas dan lokasinya. Ketika masalah gigi tersebut baru mulai, kamu mungkin tidak mengalami gejala sama sekali.
Saat pembusukan semakin besar, hal itu bisa menyebabkan tanda dan gejala seperti:
- Sakit gigi, nyeri spontan atau nyeri yang terjadi tanpa sebab yang jelas.
- Sensitivitas gigi.
- Nyeri ringan hingga tajam saat makan atau minum sesuatu yang manis, panas atau dingin.
- Terlihat lubang di gigi.
- Ada noda berwarna coklat, hitam atau putih pada setiap permukaan gigi.
- Sakit saat menggigit.
Rekomendasi Dokter Gigi di Halodoc
Jangan tunggu sampai karies gigi menyebabkan gigi berlubang yang menyakitkan. Temuilah dokter gigi setahun dua kali untuk memeriksakan gigi.
Bila kamu sakit gigi atau mengalami masalah gigi tertentu, coba hubungi dulu dokter gigi saja lewat aplikasi Halodoc.
Nah, berikut ini terdapat beberapa rekomendasi dokter gigi yang bisa kamu hubungi di Halodoc.
Mereka ini sudah memiliki pengalaman dan mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa tanya dokter dan minta saran kesehatan dari ahlinya kapan saja dan di mana saja.
Diagnosis Karies Gigi
Memeriksakan gigi enam bulan sekali adalah cara terbaik untuk mendeteksi karies gigi sejak dini, sebelum bertambah parah.
Dokter gigi akan menggunakan sejumlah instrumen untuk memeriksa gigi kamu.
Gigi yang berlubang akan terasa lebih lunak saat diperiksa. Dokter gigi mungkin juga akan melakukan rontgen gigi.
Hasil gambar tersebut akan menunjukkan rongga sebelum pembusukan terlihat.
Pengobatan Karies Gigi
Ada empat cara utama untuk mengatasi karies gigi. Perawatan yang dilakukan oleh dokter gigi ini dapat membantu mengobati kerusakan akibat masalah gigi tersebut.
1. Tambalan
Ini adalah cara yang paling umum untuk mengobati masalah gigi ini.
Dokter gigi akan mengebor area gigi yang terkena, membuang bahan yang membusuk di dalam rongga, dan menambal ruang kosong tersebut dengan bahan pengisi gigi yang sesuai.
2. Mahkota
Selain tambalan, mahkota juga bisa menjadi pilihan lain untuk mengatasi karies gigi.
Namun, pilihan ini biasanya baru dilakukan ketika sebagian besar gigi sudah hancur akibat masalah gigi tersebut.
Ketika kerusakan gigi cukup luas, gigi menjadi lebih rentan retak dan akhirnya patah.
Dokter gigi akan berusaha menyelamatkan gigi yang tersisa, memperbaikinya, dan akhirnya memasang gigi dengan penutup mahkota paduan atau porselen.
3. Saluran akar
Kerusakan gigi bisa berkembang melalui enamel dan menetap di tengah gigi, bahkan bisa berkembang lebih jauh dan merusak saraf, yang ada di akar.
Ketika itu terjadi, dokter gigi akan melakukan perawatan saluran akar dengan mengangkat saraf yang rusak atau mati dengan jaringan pembuluh darah (pulpa) di sekitarnya dan mengisi area tersebut.
Prosedur biasanya diakhiri dengan dokter gigi menempatkan mahkota di atas area yang terkena.
4. Pencabutan
Dalam beberapa kasus, gigi mungkin rusak tidak dapat diperbaiki dan harus dicabut jika ada risiko infeksi menyebar ke tulang rahang.
Pencabutan beberapa gigi dapat mempengaruhi kesejajaran gigi yang tersisa di dalam mulut, sehingga dianjurkan untuk memasang gigi tiruan sebagian, jembatan, atau implan di daerah tersebut.
Baca juga: Perawatan Medis dan Rumahan untuk Mengatasi Karies Gigi
Komplikasi Karies Gigi
Komplikasi karies gigi bisa meliputi:
- Nyeri.
- Abses gigi.
- Pembengkakan atau nanah di sekitar gigi.
- Gigi rusak atau patah.
- Masalah mengunyah.
- Pergeseran posisi gigi setelah kehilangan gigi.
Ketika gigi berlubang dan pembusukan menjadi parah, kamu mungkin bisa mengalami:
- Nyeri yang mengganggu kehidupan sehari-hari.
- Penurunan berat badan atau masalah nutrisi akibat makan atau mengunyah yang menyakitkan atau sulit.
- Kehilangan gigi, yang bisa memengaruhi penampilan , serta kepercayaan diri dan harga diri.
Dalam kasus yang jarang terjadi, abses gigi, kantong nanah yang disebabkan oleh infeksi bakteri, bisa terjadi.
Hal itu bisa menyebabkan infeksi yang lebih serius atau bahkan mengancam jiwa.
Pencegahan Karies Gigi
Perawatan gigi dasar, seperti menggosok gigi secara teratur dengan pasta gigi ber-fluoride dan flossing gigi sudah cukup untuk menghilangkan sisa-sisa makanan yang menempel di gigi yang bisa menjadi makanan bakteri penyebab karies.
Selain itu, kamu juga dianjurkan untuk pergi ke dokter gigi 6 bulan sekali untuk mendeteksi masalah gigi lebih awal.
Dengan begitu, perawatan bisa segera dilakukan untuk mencegah kerusakan semakin parah.