Kanker Rektum
Pengertian Kanker Rektum
Kanker rektum adalah kondisi pertumbuhan tidak beraturan dari sel-sel pada rektum. Kanker rektum menjadi salah satu kanker ganas pada manusia yang sering terjadi. Selain itu, kanker ini menjadi jenis kanker paling umum kedua pada kanker usus besar.
Kanker kolorektal, kanker yang terdapat pada kolon dan rektum adalah kanker paling umum kedua dari seluruh penyakit kanker. Rektum terpapar pada feses yang lebih terkonsentrasi secara langsung.
Selain itu, zat yang tidak tercerna yang melalui usus besar akan dilapisi dengan lendir alkali. Perbedaan tingkat pH pada usus besar dan rektum juga dapat mempengaruhi kerentanan terhadap faktor lingkungan. Oleh karena itu, berbagai faktor risiko dapat berperan dalam jenis kanker ini.
Penyebab Kanker Rektum
Penyebab kanker rektum hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Meski demikian, diyakini bahwa penyebab kanker rektum adalah perubahan DNA di dalam sel-sel tubuh atau disebut sebagai mutasi DNA.
Mutasi dari DNA menyebabkan sel-sel tumbuh tidak beraturan, tidak terkendali, dan bentuknya tidak seperti sel normal.
Faktor Risiko Kanker Rektum
Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker rektum adalah:
- Memiliki keluarga dengan riwayat kanker usus besar atau rektum pada kerabat tingkat pertama (orangtua, saudara kandung, atau anak).
- Memiliki riwayat kanker usus besar, rektum, atau indung telur.
- Memiliki riwayat polip kolorektal yang berukuran 1 sentimeter atau lebih besar.
- Memiliki riwayat kolitis ulseratif kronis atau penyakit Crohn.
- Minum tiga atau lebih minuman beralkohol per hari.
- Merokok.
- Ras, kanker rektum lebih banyak dijumpai pada orang berkulit hitam.
- Obesitas.
Gejala Kanker Rektum
Sementara itu, tanda dan gejala kanker rektum, antara lain:
- Perubahan kebiasaan buang air besar.
- Terdapat lendir atau darah saat buang air besar. Darah dapat berupa gumpalan atau bercak pada tinja.
- Diare atau sembelit secara bergantian.
- Merasa tidak puas setelah buang air besar atau merasa tidak kosong sepenuhnya.
- Kotoran yang lebih kecil atau memiliki bentuk yang berbeda dari biasanya.
- Perut terasa tidak nyaman seperti merasa ada gas, kembung, perasaan penuh, atau kram.
- Nafsu makan menurun.
- Penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas.
- Merasa sangat lelah.
Ketahui juga gejala kanker rektum lainnya di laman berikut, “Ini Gejala-Gejala Kanker Rektum yang Perlu Diketahui”.
Diagnosis Kanker Rektum
Diagnosis kanker rektum yang lebih akurat, dilakukan dengan beberapa tahapan. Pertama, dokter akan menanyakan riwayat penyakit secara terperinci, kebiasaan pengidap, atau mencari faktor risiko yang terkait dengan kanker rektum.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Beberapa pemeriksaan yang menunjang diagnosis pada seseorang yang dicurigai mengidap kanker rektum, meliputi:
1. Pemeriksaan rektum digital
Dokter akan memasukkan jari yang sudah dilumasi sebelumnya ke dalam anus. Tujuannya untuk meraba dinding rektum dan merasakan adanya benjolan atau hal lain yang abnormal, seperti adanya darah.
2. Kolonoskopi
Prosedur ini dilakukan untuk melihat ke bagian dalam rektum dan usus besar. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan selang berkamera untuk melihat dinding rektum dan usus besar atau kolon. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mendeteksi adanya massa, termasuk polip, area abnormal, atau kanker.
3. Biopsi
Pengangkatan sebagian kecil jaringan yang dianggap tidak normal pada jaringan rektum. Jaringan akan diamati di bawah mikroskop untuk memeriksa tanda-tanda kanker.
4. Pemeriksaan tumor carcinoembryonic antigen (CEA).
CEA dilepaskan ke aliran darah dari sel kanker dan sel normal. Ketika ditemukan dalam jumlah yang lebih tinggi dari normal, itu bisa menjadi petanda kanker rektum atau kondisi lainnya.
5. Pemeriksaan pencitraan lainnya
Pemeriksaan seperti CT Scan, MRI, dan PET Scan juga dapat dilakukan untuk membantu mendiagnosis kanker rektum.
Melalui pemeriksaan penunjang tersebut, dapat diketahui stadium kanker rektum untuk menentukan pengobatan yang hendak diberikan. Stadium dari kanker rektum sendiri terbagi menjadi empat, yaitu:
- Stadium 0: Kanker rektum terbatas pada mukosa dalam rektum.
- Stadium 1: Sel kanker telah bertumbuh ke lapisan yang lebih dalam dari mukosa rektum, yaitu pada dinding rektum tetapi belum menyebar ke luar rektum itu sendiri.
- Stadium 2: Sel kanker telah tumbuh menginvasi dinding rektum dan jaringan sekitarnya, tetapi belum menyebar ke kelenjar getah bening.
- Stadium 3: Sel kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya tetapi tidak ke organ lain.
- Stadium 4: Sel kanker telah menyebar ke organ dan jaringan yang jauh seperti hati atau paru-paru atau disebut dengan metastasis jauh.
Pengobatan Kanker Rektum
Pengobatan kanker rektum dilakukan berdasarkan pada tingkat keparahan atau stadium dari kanker tersebut, yaitu:
- Pengobatan kanker rektum stadium 0
Pilihan pengobatan untuk kanker rektum stadium 0 adalah melalui tindakan operasi pengangkatan jaringan rektum yang tidak normal.
- Pengobatan kanker rektum stadium 1
Pengobatan kanker rektum stadium I yang paling disarankan adalah melalui tindakan pembedahan atau operasi. Perawatan tambahan biasanya tidak diperlukan setelah operasi ini, kecuali ditemukan sel-sel kanker pada jaringan sekitar yang terlihat sehat pada pemeriksaan biopsi setelah jaringan diangkat. Kombinasi pengobatan seperti kemoterapi dan terapi radiasi biasanya diberikan.
- Pengobatan kanker rektum stadium 2
Sebagian besar kanker rektum stadium 2 ditangani dengan kombinasi antara kemoterapi, terapi radiasi, dan pembedahan. Kemoterapi dan terapi radiasi dapat dilakukan sebelum atau setelah pembedahan.
- Pengobatan kanker rektum stadium 3
Pilihan pengobatan untuk kanker rektum stadium III adalah kombinasi kemoterapi, terapi radiasi, dan pembedahan luas, termasuk pengangkatan kelenjar limfe sekitarnya yang terkena ataupun kelenjar limfe yang masih terlihat normal.
Kemoterapi dapat diberikan bersamaan dengan terapi radiasi yang dikenal dengan kemoradiasi. Prosedur ini bisa dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan pembedahan.
Melalui cara ini, ukuran sel kanker dapat diperkecil, sehingga lebih mudah untuk pengangkatan sel kanker melalui pembedahan. Setelah operasi dilakukan, kemoterapi dapat diberikan kembali, dengan durasi sekitar enam bulan.
- Pengobatan kanker rektum stadium 4
Pilihan pengobatan untuk kanker rektum stadium 4 bergantung pada seberapa luas kanker rektum menyebar.
Jika ada kemungkinan semua kanker dapat diangkat (misalnya, hanya ada beberapa tumor di hati atau paru-paru), pilihan perawatan meliputi:
- Pembedahan untuk mengangkat tumor rektum dan tumor yang jauh, diikuti oleh kemoterapi (dan/atau terapi radiasi dalam beberapa kasus).
- Kemoterapi diikuti dengan operasi untuk mengangkat tumor rektum dan tumor yang jauh, biasanya diikuti oleh kemoradiasi setelah operasi.
- Kemoradiasi, diikuti dengan operasi untuk mengangkat tumor rektum dan tumor yang jauh. Lalu, diikuti oleh lebih banyak kemoterapi.
- Kemoradiasi, diikuti dengan pembedahan untuk mengangkat tumor rektum dan tumor yang jauh. Ini mungkin diikuti oleh kemoterapi.
- Jika kanker rektum tidak dapat diangkat sepenuhnya dengan operasi, pilihan pengobatan tergantung pada apakah kanker menyebabkan penyumbatan usus. Jika ada sumbatan, operasi mungkin diperlukan segera. Jika tidak, kanker akan diobati dengan kemoterapi tanpa operasi. Kemoterapi dapat dilakukan beberapa siklus.
Komplikasi Kanker Rektum
Jika didiagnosis pada stadium awal kanker rektum masih dapat disembuhkan dengan baik. Namun, pada tahap selanjutnya kanker rektum bisa menyebabkan kematian. Pengobatan tidak akan bisa menyembuhkan jika kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lain. Beberapa komplikasi kanker rektum meliputi:
- Obstruksi usus. Obstruksi usus diakibatkan karena kanker secara fisik menghalangi usus besar. Hal ini dapat menyebabkan kram perut yang menyakitkan, kembung, sembelit, dan terkadang mual atau muntah.
- Penyebaran kanker ke jaringan atau organ lain (metastasis).
- Kanker menyerang kembali di usus besar.
- Perkembangan kanker kolorektal primer kedua.
Pencegahan Kanker Rektum
Berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker rektum, yaitu:
- Mengangkat polip rektum. Hampir semua kanker rektum berkembang dari polip rektum yang merupakan pertumbuhan jinak di dinding rektum. Deteksi dan pengangkatan polip-polip ini dengan kolonoskopi mengurangi risiko terkena kanker rektum.
- Melakukan skrining kanker rektum berdasarkan riwayat medis dan keluarga. Skrining biasanya dimulai pada usia 45 pada pengidap dengan risiko rata-rata atau usia yang lebih muda pada pengidap dengan risiko lebih tinggi untuk kanker rektum.
- Diet tinggi serat (biji-bijian, buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan) dan rendah lemak adalah dapat membantu mencegah kanker rektum.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu merasakan gejala yang berhubungan dengan kanker rektum, jangan ragu untuk segera tanyakan langsung ke dokter. Supaya lebih mudah, kamu bisa menggunakan Halodoc saat ingin berkonsultasi dengan dokter. Jangan lupa juga, lakukan pemeriksaan atau skrining kesehatan secara berkala untuk mengantisipasi dan mendeteksi dini apabila terdapat kelainan pada rektum.
Ayo download Halodoc sekarang untuk mendeteksi penyakit lainnya.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Rectal cancer – Symptoms and causes.
Medscape. Diakses pada 2022. Rectal Cancer.
Emedicinehealth. Diakses pada 2022. Rectal Cancer.
American Cancer Society. Diakses pada 2022. About Colorectal Cancer.
Practo. Diakses pada 2023. Colorectal cancer: Symptoms, Complications, and Treatment.
Medlineplus. Diakses pada 2023. Colorectal cancer.
Diperbarui pada 28 Maret 2023.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan