Kanker Mata
DAFTAR ISI
- Pengertian Kanker Mata
- Jenis Kanker Mata
- Penyebab Kanker Mata
- Faktor Risiko Kanker Mata
- Gejala Kanker Mata
- Cara Mendiagnosis Kanker Mata
- Komplikasi Kanker Mata
- Cara Mencegah Kanker Mata
Pengertian Kanker Mata
Kanker mata adalah masalah kesehatan yang muncul saat sel pada organ mata maupun jaringan sekitarnya bertumbuh dengan begitu masif, ganas, tidak terkendali, dan bisa menyebar ke organ atau bagian tubuh lain.
Ketika bertumbuh dan mulai menyebar, sel kanker bisa merusak sel yang sehat dan normal pada mata dan jaringan sekitarnya.
Sebenarnya, ini adalah gangguan kesehatan yang cukup jarang terjadi. Hanya, penyakit tersebut bisa menyerang tiga area utama pada mata, yaitu bola mata, orbita atau jaringan yang mengelilingi bagian bola mata, dan bagian pendukung. Ini termasuk kelenjar air mata, kelopak mata, maupun alis mata.
Kanker pada indera penglihatan bisa muncul dari sel pada mata atau sel kanker pada bagian maupun organ tubuh lain yang menyebar ke mata. Jika berasal dari area mata, maka kondisinya masuk kategori primer.
Namun, apabila berasal dari sel kanker pada organ tubuh lain, maka namanya kanker sekunder.
Jenis Kanker Mata
Apabila dilihat dari jaringan asalnya, kanker mata terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:
1. Melanoma intraokular
Ini adalah jenis kanker yang paling sering muncul. Kanker melanoma sendiri umumnya berkembang dari sel yang bertugas untuk menghasilkan warna (pigmen) atau memiliki nama lain melanosit.
Sel tersebut berada pada jaringan uvea. Jenis melanoma intraokular sendiri kerap kali muncul pada koroid, tetapi dapat juga muncul pada iris mata.
2. Retinoblastoma
Selanjutnya adalah retinoblastoma yang merupakan kanker yang umum terjadi pada anak ini disebabkan karena perubahan atau mutasi gen pada retina yang mengakibatkan pembelahan sel retina dengan begitu pesat.
Penyebaran sel kanker pada jaringan atau bagian tubuh lain terjadi dengan sangat pesat. Retinoblastoma sendiri bisa menyerang salah satu atau dua mata sekaligus.
3. Limfoma intraokular
Lalu, ada pula limfoma intraokular, jenis kanker mata asalnya dari sel pada kelenjar getah bening pada bagian dalam mata. Limfoma intraokular sendiri menjadi jenis kanker yang masuk dalam kelompok Limfoma Non-Hodgkin.
Biasanya, seseorang yang mengidap kanker jenis ini juga mempunyai gangguan kesehatan yang membuat imunitas tubuh melemah, misalnya HIV/AIDS.
Selain itu, kanker jenis ini juga kerap terjadi berbarengan dengan penyakit limfoma yang menyerang sistem saraf pusat atau nama lainnya Primary Central Nervous System Lymphoma (PCNSL).
Tidak hanya tiga jenis kanker tadi, ada pula kanker yang bisa muncul pada area orbita maupun aksesori mata, antara lain:
- Kanker kelopak mata yang merupakan jenis kanker kulit. Misalnya, karsinoma sel skuamosa
- Kanker orbita, merupakan jenis yang menyerang otot yang bertugas untuk menggerakkan bola mata serta jaringan ikat pada sekitar area bola mata (rhabdomyosarcoma).
- Melanoma konjungtiva, adalah jenis kanker yang menyerang selaput yang berfungsi sebagai pelapis kelopak dan bola mata atau konjungtiva. Umumnya, jenis ini akan tampak seperti noda berwarna hitam pada mata.
- Kanker kelenjar air mata atau malignant mixed epithelial tumor, merupakan jenis kanker yang muncul dari sel kelenjar pada air mata.
Penyebab Kanker Mata
Sebenarnya, apa yang menjadi penyebab kanker mata belum dapat diketahui.
Hanya, para pakar menduga kelainan ini muncul karena adanya perubahan atau mutasi gen pada jaringan mata.
Ini terutama untuk gen yang bertugas mengatur pertumbuhan sel. Selain itu, ada beberapa kondisi yang memiliki kaitan dengan kanker ini, antara lain:
- Mutasi genetik. Kondisi ini sering kali terjadi akibat mutasi genetik yang terjadi secara acak pada sel-sel retina. Mutasi ini dapat menyebabkan sel-sel menjadi ganas dan berkembang menjadi tumor.
- Genetik turunan. Beberapa kasus kanker ini memiliki keterkaitan dengan kelainan genetik yang diturunkan dari orang tua kepada anak. Jika ada riwayat keluarga yang memiliki kondisi ini, risiko mewarisi kelainan genetik tersebut menjadi lebih tinggi.
- Usia. Kanker mata, terutama retinoblastoma, lebih umum terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun. Pada kasus yang lebih jarang, penyakit ini juga dapat terjadi pada orang dewasa.
- Lingkungan. Meskipun jarang, beberapa faktor lingkungan tertentu seperti paparan radiasi yang tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini.
- Gangguan penglihatan. Anak-anak yang telah mengalami gangguan penglihatan sejak lahir, seperti mata juling atau katarak kongenital, mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kanker mata.
Faktor Risiko Kanker Mata
Meski apa yang menjadi penyebab kanker belum pasti, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker satu ini, antara lain:
- Paparan berlebihan terhadap sinar matahari, terutama sinar ultraviolet (UV), dapat meningkatkan risiko kanker mata, terutama kanker kulit di sekitar mata dan kelopak mata.
- Paparan radiasi pada mata atau daerah kepala dan leher dalam terapi radiasi sebelumnya atau pekerjaan tertentu dapat meningkatkan risiko kanker mata.
- Jika ada riwayat kanker mata dalam keluarga, risiko kemungkinan akan sedikit meningkat.
- Retinoblastoma adalah kanker mata yang umum terjadi pada anak-anak. Jika ada riwayat keluarga retinoblastoma herediter, risiko meningkat.
- Adanya lesi pra-kanker seperti lesi pterigium atau pinguekula pada mata dapat meningkatkan risiko kanker mata tertentu.
- Risiko kanker mata umumnya meningkat dengan bertambahnya usia.
- Penyakit inflamasi mata kronis seperti uveitis atau konjungtivitis kronis dapat meningkatkan risiko kanker mata tertentu.
- Beberapa jenis HPV dapat berkontribusi pada perkembangan kanker mata.
- Beberapa kondisi medis tertentu, seperti sindrom Gorlin-Goltz, sindrom Li-Fraumeni, dan neurofibromatosis tipe 1, dapat meningkatkan risiko kanker mata.
- Merokok dapat meningkatkan risiko kanker mata tertentu, terutama kanker sel skuamosa konjungtiva.
- Paparan bahan kimia beracun tertentu, seperti arsenik, dapat meningkatkan risiko kanker mata.
- Orang dengan kulit terang dan mata terang (biru atau hijau) mungkin memiliki risiko sedikit lebih tinggi terhadap kanker mata tertentu.
- Mengidap atau mempunyai riwayat masalah kesehatan tertentu. Contohnya punya banyak bercak hitam pada mata (nevus of Ota) atau tahi lalat (dysplastic nevus syndrome).
Selain itu, para peneliti juga menduga kalau paparan lampu ultraviolet, begitu pula cahaya matahari memiliki hubungan dengan kondisi ini.
Kemudian, jenis pekerjaan khusus, seperti tukang las juga memiliki tingkat risiko yang cukup tinggi untuk mengalami jenis kanker melanoma. Namun, perlu adanya studi intensif untuk membuktikan hal tersebut.
Gejala Kanker Mata
Umumnya, gejala kanker mata dapat berbeda sesuai dengan jenis kanker yang muncul. Tanda dan gejalanya juga bisa mirip dengan gejala dari kelainan mata lainnya.
Bahkan, kanker mata juga bisa saja tidak menunjukkan adanya gejala saat masih pada stadium awal.
Meski begitu, ada beberapa tanda yang bisa menandakan seseorang mengalami kanker mata, antara lain:
- Mengalami masalah penglihatan.
- Lapangan atau area pandang yang menyempit.
- Benda, garis, dan bintik yang seperti beterbangan pada penglihatan. Kondisi ini memiliki istilah floaters.
- Muncul kilatan cahaya ketika melihat.
- Adanya bintik berwarna gelap pada bagian iris mata.
- Terjadi perubahan pada bentuk dan ukuran pupil.
- Mengalami juling atau strabismus.
- Salah satu mata tampak lebih menonjol.
- Munculnya benjolan pada kelopak mata, permukaan mata, maupun area sekitar mata.
- Mata terasa nyeri, memerah, dan mengalami iritasi.
- Mengalami konjungtivitis.
Khusus untuk anak dengan kondisi retinoblastoma, gejala kanker mata yang muncul adalah adanya gambaran layaknya mata kucing yang sedang memantulkan cahaya, atau muncul bercak berwarna putih ketika mata anak terpapar cahaya.
Cara Mendiagnosis Kanker Mata
Supaya mendapatkan diagnosis yang akurat, dokter spesialis mata akan mengawali pemeriksaan dengan melakukan wawancara mengenai keluhan yang muncul.
Ini termasuk pertanyaan seputar waktu munculnya gejala, berapa lama durasinya, kondisi kesehatan pengidap secara menyeluruh (termasuk keluarga), dan apa saja hal yang bisa memicu maupun mengurangi gejala yang timbul.
Selain itu, tahukah kamu kalau, Kanker Mata Bisa Dideteksi Sejak Dini?
Dokter bisa melakukan pemeriksaan pada organ mata dengan menggunakan oftalmoskop, gonioskopi lensa, dan lampu celah atau slit lamp.
Adapun tujuan dari pemeriksaan ini adalah membantu dokter mengetahui kemampuan organ mata, kondisi pergerakan pada bola mata, dan pembuluh darah pada organ tersebut.
Apabila nantinya hasil pemeriksaan mengarah pada potensi mengalami kanker mata, dokter biasanya merekomendasikan pengidap untuk melakukan beberapa tes medis penunjang, antara lain:
1. Pemindaian
Pemeriksaan ini dapat membantu dokter melihat kondisi mata dengan menggunakan bantuan dari gelombang suara.
Selain itu, pemeriksaan medis ini juga membantu dokter mengetahui ukuran sel kanker dan lokasinya.
Pemeriksaan ini juga bisa mendeteksi ada atau tidaknya potensi penyebaran sel kanker ke bagian tubuh lainnya. Adapun pemeriksaan pemindaian ini termasuk USG, MRI, maupun CT scan.
2. Biopsi
Cara mendiagnosis kanker mata selanjutnya yaitu melalui prosedur biopsi. Dokter akan melakukan pengambilan sampel jaringan pada organ mata yang diduga terkena sel kanker.
Lalu, petugas laboratorium akan melakukan pemeriksaan lebih mendetail pada laboratorium.
3. Lumbal pungsi
Dokter biasanya memerlukan pemeriksaan medis ini guna mendeteksi apakah kanker jenis limfoma intraokular telah menyebar dan memengaruhi otak maupun sumsum tulang belakang.
Sebab, hal tersebut bisa sangat berbahaya untuk pengidapnya.
4. Fluorescein angiography
Lalu, pemeriksaan fluorescein angiography yang memiliki tujuan untuk mengambil gambar bagian dalam pembuluh darah pada mata.
Prosedur ini dilakukan dengan bantuan kamera khusus dan cukup efektif untuk membantu dokter mengetahui ada atau tidaknya tumor pada mata.
5. Angiogram atau pencitraan pembuluh darah pada tumor
Angiogram juga menjadi salah satu cara mendiagnosis kanker mata lainnya. Dokter akan melakukan prosedur ini dengan menyuntikkan bahan berwarna ke pembuluh darah pada bagian lengan.
Kemudian, zat pewarna akan mengalir ke area pembuluh darah pada mata untuk memudahkan pemeriksaan.
6. Tomografi koherensi optik
Diagnosis kanker mata juga bisa melalui tomografi koherensi optik. Pemeriksaan ini adalah tes pencitraan untuk membuat gambar bagian dari saluran uvea dan retina.
Cara Mengobati Kanker Mata
Cara mengobati kondisi ini akan disesuaikan dengan lokasi dan ukuran tumor, tingkat keparahan, dan seberapa masif sel kanker akan bertumbuh.
Beberapa kondisi menunjukkan bahwa kondisi ini juga dapat muncul alias kambuh kembali meski pengidap telah melakukan pengobatan dan dokter menyatakan sembuh.
Tujuan utama dari pengobatan kanker ini adalah mencegah sel kanker menyebar ke bagian tubuh lain, menjaga agar mata tetap berfungsi, dan mencegahnya kambuh kembali setelah pengidap menjalani pengobatan.
Dokter biasanya akan menyarankan beberapa opsi pengobatan berikut ini.
1. Operasi atau bedah
Operasi untuk kanker dilakukan sesuai dengan ukuran dan lokasi munculnya sel kanker. Ketika operasi, pengidap akan mendapatkan bius total.
Ada beberapa jenis operasi yang bisa dokter rekomendasikan untuk pengobatan kanker, antara lain:
- Iridektomi, merupakan prosedur pengangkatan iris mata guna mengobati area melanoma iris yang berukuran kecil.
- Iridosiklitis, adalah operasi pengangkatan bagian iris mata sekaligus sebagian badan siliaris dengan tujuan untuk mengobati melanoma iris.
- Iridotrabekulektomi, merupakan tindakan pembedahan dengan mengangkat bagian iris dan sedikit area luar bola mata guna mengobati melanoma pada area iris.
- Reseksi transkleral, prosedur operasi pengangkatan sel kanker melanoma yang menyerang badan siliaris atau koroid.
- Eksenterasi mata, merupakan tindakan mengangkat bola mata dan beberapa area lain. Misalnya otot, kelopak mata, saraf, juga jaringan lain pada rongga mata.
- Enukleasi, adalah prosedur mengangkat semua bola mata pada melanoma yang memicu munculnya rasa nyeri dengan ukuran besar. Dokter juga menyarankan tindakan bedah ini untuk pengidap yang telah kehilangan kemampuan fungsi penglihatan.
2. Radioterapi
Selanjutnya, pengobatan kanker dengan radioterapi. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan sinar-X yang memiliki energi tinggi pada jaringan kanker.
Metode pengobatan radioterapi bisa membantu mengurangi risiko terjadinya kehilangan dan kerusakan pada bola mata serta hilangnya penglihatan.
Ada dua jenis radioterapi yang umum dilakukan, antara lain:
- Brakiterapi. Jenis radioterapi dengan memasukkan pelat radioaktif yang ukurannya kecil pada area sekitar mata yang letaknya dekat dengan sel atau jaringan kanker.
- Radioterapi eksternal. Dokter akan melakukan prosedur ini dengan menembak sinar-X pada mata. Hanya, prosedur ini meningkatkan risiko kerusakan jaringan yang sehat pada sekitar tempat sel kanker bertumbuh.
3. Terapi laser
Terapi laser memiliki fungsi utama untuk menghancurkan jaringan kanker dengan bantuan sinar inframerah.
Salah satu jenis terapi laser adalah beda pisau gamma atau gamma knife surgery.
Biasanya, dokter akan merekomendasikan terapi laser untuk pengidap melanoma intraokular dan retinoblastoma kecil.
Namun, tindakan ini sebaiknya tidak menjadi pilihan pada pengidap yang mengidap jenis limfoma intraokular.
4. Kemoterapi
Berikutnya adalah kemoterapi, prosedur pengobatan kanker dengan bantuan obat. Prosedur ini berupa menyuntikkan obat pada area tubuh tertentu, pemberian melalui infus, atau secara oral.
5. Konsumsi obat
Ada beberapa obat terapi target dan imunoterapi yang bisa menjadi pilihan, terlebih apabila obat dari kemoterapi tidak memberikan hasil yang efektif untuk mengatasi kanker.
Beberapa obat imunoterapi terbukti efektif dalam mengobati melanoma, misalnya pembrolizumab dan nivolumab.
6. Krioterapi
Pengobatan kanker krioterapi berlangsung dengan cara membuat jaringan kanker membeku.
Dokter menggunakan alat khusus yang disebut krioprobe, yaitu alat yang menyerupai jarum dan berisi nitrogen cair atau gas argon.
Nitrogen cair atau gas argon digunakan untuk menciptakan suhu dingin yang sangat rendah. Metode ini bisa menjadi pilihan bagi pengidap retinoblastoma dengan ukuran kecil.
Komplikasi Kanker Mata
Kanker yang tidak segera mendapatkan penanganan atau menjalani penanganan yang tidak tepat bisa memicu sederet komplikasi.
Adapun komplikasinya antara lain:
- Glaukoma atau peningkatan tekanan pada bagian dalam mata. Gejalanya termasuk mata terasa sakit, kemerahan, dan penglihatan kabur.
- Mengalami hilang penglihatan atau kebutaan. Kondisi yang parah bisa mengakibatkan pengidapnya mengalami kebutaan.
- Metastasis atau menyebarnya sel kanker ke bagian tubuh lainnya. Sel kanker bisa menyerang dan menginfeksi hati, tulang, dan paru-paru.
- Penyakit ini kambuh setelah pengobatan.
- Masalah pertumbuhan mata dan struktur wajah pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan.
- Kegagalan organ apabila retinoblastoma menyebar ke organ vital, seperti hati atau paru-paru.
- Kerusakan saraf optik jika kanker telah menyebar atau tumbuh dekat saraf optik.
- Kondisi ini dan proses pengobatannya dapat menyebabkan stres dan gangguan psikologis pada anak dan keluarga, termasuk kecemasan dan depresi.
Cara Mencegah Kanker Mata
Sayangnya, pencegahan kanker satu ini cukup sulit. Pasalnya, tidak semua jenis kanker yang tidak pasti apa yang menjadi penyebabnya.
Tindakan paling baik tentunya menghindari semua faktor yang bisa meningkatkan risiko kelainan satu ini, termasuk:
- Menghindari paparan sinar ultraviolet dan cahaya matahari. Caranya yaitu memakai kacamata dengan lensa pelindung UV saat cahaya matahari sedang sangat terik.
- Melakukan tindakan pencegahan agar terhindar dari infeksi HIV. Sebab, HIV menjadi salah satu faktor yang membuat seseorang lebih berisiko tinggi mengalami limfoma intraokular.
- Rutin menjalani pemeriksaan kesehatan mata, terlebih pada anak dengan kondisi keluarga yang memiliki riwayat kondisi ini. Ibu, Ketahui Penyebab Kanker Mata pada Anak.
- Pemeriksaan mata secara rutin dianjurkan setidaknya satu tahun sekali.
Kapan Harus ke Dokter?
Beberapa tanda dan gejala dari kanker memiliki sifat yang tidak spesifik, bahkan bisa serupa dengan penyakit mata lain.
Inilah sebabnya, segera lakukan pemeriksaan melalui layanan Halodoc apabila merasakan gejala yang disebutkan tadi, terlebih apabila gejala tidak segera mereda sampai dua minggu.
Rutin melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis mata juga perlu apabila ada faktor yang bisa meningkatkan risiko diri mengalami kondisi ini.
Lakukan pemeriksaan setidaknya sekali dalam setahun, sehingga dokter dapat mendeteksi kanker mata lebih dini.
Semakin dini kanker terdeteksi, tentunya semakin cepat juga pengobatan dilakukan. Alhasil, peluang kesembuhan pengidap pun semakin besar.
Klik gambar di bawah ini untuk terhubung dengan dokter mata di Halodoc.✔️