Kanker Anus
DAFTAR ISI
- Apa Itu Kanker Anus?
- Penyebab Kanker Anus
- Faktor Risiko Kanker Anus
- Jenis-Jenis Kanker Anus
- Gejala Kanker Anus
- Diagnosis Kanker Anus
- Stadium Kanker Anus
- Pengobatan Kanker Anus
- Komplikasi Kanker Anus
- Pencegahan Kanker Anus
Apa Itu Kanker Anus?
Kanker anus adalah kanker yang berkembang pada bagian anus atau anal. Ini adalah lubang tempat keluarnya feses, yang terletak di bagian ujung dari usus besar.
Pengidap memiliki peluang tinggi untuk sembuh jika kondisinya terdeteksi sedini mungkin. Dengan begitu, pengobatan bisa dilakukan dengan cepat dan tepat.
Penyebab Kanker Anus
Hal yang jadi penyebab kanker anus adalah bermutasinya gen yang mengubah sel normal dan sehat menjadi sel abnormal. Sel-sel yang sehat tumbuh dan berkembang biak pada jumlah tertentu, dan akhirnya akan mati pada waktu tertentu.
Namun, sel-sel abnormal tumbuh dan berkembang biak di luar kendali, dan mereka tidak mati. Akumulasi sel-sel abnormal inilah yang membentuk massa (tumor).
Sel kanker menyerang jaringan di dekatnya dan dapat terpisah dari tumor awal untuk menyebar ke tempat lain di tubuh (bermetastasis).
Kanker ini terkait erat dengan infeksi menular seksual yang disebut human papillomavirus (HPV).
HPV terdeteksi di sebagian besar kanker dubur, sehingga infeksi virus tersebut dianggap sebagai penyebab paling umum dari kanker dubur.
Faktor Risiko Kanker Anus
Faktor risiko terjadinya kanker anus adalah sebagai berikut:
- Berusia lanjut. Sebab, sebagian besar kanker ini terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas.
- Memiliki riwayat kanker serviks, vagina, dan vulva.
- Orang yang memiliki banyak pasangan seksual dan melakukan hubungan seks lewat anus.
- Orang dengan daya tahan tubuh yang terganggu. Contohnya pada orang dengan HIV atau orang yang mengonsumsi obat penekan sistem kekebalan (obat imunosupresif).
- Laki-laki yang berhubungan seksual dengan sesama jenis.
- Penerima transplantasi organ.
- Perokok.
Selain berbagai faktor tersebut, gaya hidup tidak sehat juga bisa meningkatkan risiko kanker. Cari tahu apa saja Gaya Hidup Enggak Sehat Bisa Jadi Pemicu Kanker Anus.
Jenis-Jenis Kanker Anus
Kondisi ini dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan lokasi awal sel kanker muncul, yaitu:
- Kanker saluran anus (terjadi di atas ambang anus).
- Kanker kulit perianal (terjadi di bawah ambang anus).
Namun, berdasarkan jenis sel yang mengganas, penyakit tersebut terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Karsinoma Sel Skuamosa. Kanker yang berawal dari sel-sel kulit yang ada di saluran anus.
- Adenokarsinoma. Kanker yang berasal dari kelenjar yang ada di sekitar anus.
- Karsinoma Sel Basal. Kanker yang berawal dari sel-sel kulit di lapisan perbatasan antara lubang anus dan kulit luar anus.
Gejala Kanker Anus
Kanker ini sering kali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Namun, gejala kanker anus dapat muncul ketika sel kanker telah berkembang menjadi parah, seperti:
- Perdarahan pada anus, yang menyebabkan buang air besar berdarah.
- Rasa gatal dan nyeri pada anus.
- Munculnya benjolan pada anus.
- Keluarnya lendir atau cairan nanah dari anus.
- Pembengkakan kelenjar getah bening pada area selangkangan.
Dari luar, kondisi ini mungkin terlihat sebagai benjolan yang mengalami luka.
Benjolan ini bisa terasa saat meraba bagian dalam lubang anus. Bentuk benjolan bisa seperti kutil, tapi bisa juga tidak terlihat oleh mata.
Jadi, bila kamu merasa ada Benjolan Terasa Nyeri di Anus, Hati-Hati Gejala Kanker Anus.
Diagnosis Kanker Anus
Diagnosis kanker bisa dilakukan dengan memeriksa gejala yang dialami. Tahapan yang bisa dokter lakukan untuk diagnosis meliputi:
Pemeriksaan fisik
Dokter akan memeriksa lubang anus dan dubur dengan memasukkan jari yang bersarung dan ia lumasi ke dalam anus. Dokter dapat merasakan adanya benjolan atau kelainan lain dalam lubang anus.
Endoskopi
Untuk melihat lebih lanjut mengenai kondisi benjolan yang muncul di anus, dokter juga bisa melakukan endoskopi. Dengan menggunakan tabung yang memiliki kamera untuk memeriksa saluran anus dan anus.
USG
Dokter akan memasukkan probe (mirip dengan termometer tebal) ke dalam saluran anus dan rektum untuk mendapatkan gambar saluran anus pengidap. Kemudian dokter akan mengevaluasi gambar tersebut untuk mencari sesuatu yang tidak normal.
Biopsi
Dokter bisa mengambil sampel kecil dari jaringan yang terkena (biopsi) dan mengirim sampel ke laboratorium untuk dianalisis. Dengan melihat sel-sel di bawah mikroskop, dokter dapat menentukan apakah sel-sel itu bersifat kanker.
Pencitraan
Untuk melihat apakah kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening atau ke area lain di tubuh dapat dokter lakukan tes pencitraan, seperti:
- Komputerisasi tomografi (CT).
- Magnetic resonance imaging (MRI).
- Positron emission tomography (PET).
Stadium Kanker Anus
Berdasarkan ukuran tumor dan apakah kanker sudah menyebar atau belum, tingkat keparahan atau stadium kanker ini dapat terbagi menjadi empat stadium, yaitu:
- Stadium 0. Pada stadium ini, kanker hanya bisa dokter temukan di bagian mukosa anus. Fase ini disebut juga high-grade squamous intraepithelial lesion (HSIL).
- Stadium 1. Pada stadium ini, kanker berukuran ≤2 cm, dan belum menyebar ke kelenjar getah bening, jaringan atau organ lain.
- Stadium 2. Pada stadium ini, kanker ini berukuran >2 cm dan tidak ada penyebaran ke organ lain.
- Stadium 3. Pada stadium ini, kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitar anus atau ke organ sekitar anus. Seperti kandung kemih, saluran kencing (uretra), dan vagina.
- Stadium 4. Pada stadium ini, kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening dan organ lain yang lebih jauh, seperti hati atau paru-paru.
Pengobatan Kanker Anus
Tindakan pengobatan kanker anus biasanya mempertimbangkan hal-hal berikut:
- Stadium kanker.
- Lokasi tumor di anus.
- Apakah pasien memiliki human immunodeficiency virus (HIV).
- Apakah kanker tetap ada setelah pengobatan awal atau kambuh lagi.
Beberapa pengobatan yang biasanya dokter lakukan untuk mengatasi jenis kanker ini, antara lain radioterapi, kemoterapi dan pembedahan tergantung keparahan dan pola penyebaran kanker. Dokter bisa juga mengobati dengan kombinasi metode tersebut.
Berikut ini penjelasan mengenai pengobatan untuk kanker anus:
Kemoterapi
Pada proses kemoterapi, dokter menyuntikkan obat ke pembuluh darah atau bisa juga berupa obat minum. Bahan kimia tersebut menyebar ke seluruh tubuh, membunuh sel yang tumbuh dengan cepat, seperti sel kanker.
Namun, pengobatan ini juga bisa merusak sel-sel sehat yang tumbuh dengan cepat, termasuk yang ada di saluran cerna dan di folikel rambut. Hal ini menyebabkan efek samping seperti mual, muntah, dan rambut rontok.
Terapi radiasi
Terapi radiasi menggunakan sinar bertenaga tinggi, seperti sinar-X dan proton, untuk membunuh sel-sel kanker. Namun, terapi ini dapat merusak jaringan sehat di dekat tempat pancaran diarahkan.
Operasi
Pembedahan dapat pasien lakukan pada fase awal pada kanker yang sangat kecil atau pada saat kanker tidak merespons kemoterapi dan radiasi. Selain itu, dokter mungkin juga merekomendasikan operasi yang lebih luas seperti reseksi abdominoperineal.
Selama prosedur ini, dokter bedah mengangkat saluran anus, rektum, dan sebagian usus besar. Ahli medis tersebut kemudian menempelkan bagian yang tersisa dari usus besar ke lubang di perut dan kotoran akan mengumpul dalam kantong kolostomi.
Imunoterapi
Pengobatan ini melawan kanker dengan menggunakan sistem kekebalan tubuh sendiri.
Sistem kekebalan tubuh pengidap yang melawan penyakit mungkin tidak melawan kanker. Karena sel kanker memproduksi protein yang membuatnya tidak terdeteksi oleh sel sistem kekebalan.
Nah, imunoterapi bekerja dengan mengganggu proses tersebut. Perawatan imunoterapi umumnya disediakan untuk orang dengan kanker dubur lanjut.
Terapi paliatif atau terapi pendukung
Terapi ini biasanya bertujuan untuk meringankan gejala kanker dan juga efek samping dari pengobatan kanker. Sebagai terapi pendukung, ini akan dokter lakukan bersamaan dengan metode pengobatan kanker yang lain.
Selain pengobatan medis di atas, ada juga metode pengobatan kanker ini secara alami dengan penyesuaian gaya hidup, seperti:
- Menjaga berat badan sehat dan ideal.
- Rutin olahraga dan aktif secara fisik.
- Terapkan diet sehat, dengan meningkatkan konsumsi buah dan sayur.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol.
Komplikasi Kanker Anus
Meskipun jarang terjadi, kanker bisa menyebar ke bagian tubuh yang jauh, seperti hati dan paru-paru yang menyebabkan dampak berbahaya. Kondisi ini disebut metastasis.
Pencegahan Kanker Anus
Beberapa upaya untuk mencegah kanker ini antara lain:
- Lakukan seks yang lebih aman. Mempraktikkan seks aman bisa membantu mencegah HPV dan HIV, dua virus menular seksual yang dapat meningkatkan risiko kanker dubur. Jika ingin melakukan seks anal, gunakanlah kondom.
- Dapatkan vaksinasi HPV. Ada vaksin untuk melindungi dari infeksi HPV. Vaksin ini direkomendasikan untuk remaja, termasuk anak laki-laki dan perempuan, tetapi bisa untuk orang dewasa juga.
- Berhenti merokok. Kebiasaan tidak sehat ini bisa meningkatkan risiko kanker dubur.
- Cukupi kebutuhan Vitamin D. Kadar vitamin D yang tinggi dalam darah mungkin terkait dengan risiko kanker usus besar yang lebih rendah.
- Rutin olahraga. Untuk pencegahan kanker usus besar, usahakan berolahraga setidaknya 30 menit pada lima hari atau lebih dalam seminggu.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera hubungi dokter ahli di Halodoc✔️ apabila merasakan gejala-gejala kanker anus di atas. Apalagi bila kamu memiliki faktor yang meningkatkan risiko kanker anus.
Penanganan yang tepat dapat meminimalkan risiko, sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan.