Infertilitas Wanita
DAFTAR ISI
- Penyebab Infertilitas Wanita
- Faktor Risiko Infertilitas Wanita
- Gejala Infertilitas Wanita
- Diagnosis Infertilitas Wanita
- Pengobatan Infertilitas Wanita
- Komplikasi Infertilitas Wanita
- Pencegahan Infertilitas Wanita
Infertilitas adalah gangguan yang dialami oleh seseorang yang sulit untuk dapat hamil dan melahirkan anak. Diagnosa infertilitas pada pasangan pria dan wanita biasanya setelah satu tahun mencoba untuk hamil. Namun bisa juga didiagnosa lebih cepat, tergantung pada faktor lainnya.
Sebagian besar kasus infertilitas wanita diakibatkan adanya masalah dalam memproduksi sel telur. Pada insufisiensi ovarium primer, ovarium berhenti berfungsi sebelum menopause alami. Infertilitas wanita dapat disebabkan oleh usia, masalah fisik, masalah hormon, dan gaya hidup, atau faktor lingkungan. Apabila wanita terus mengalami keguguran, bisa juga disebut infertilitas.
Penyebab Infertilitas Wanita
Ada beberapa penyebab infertilitas wanita. Seorang wanita dapat memiliki satu atau lebih dari penyebab ini:
1. Gangguan ovulasi
Jarang atau tidak berovulasi sama sekali merupakan penyebab umum kasus infertilitas pada wanita. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya masalah pengaturan hormon reproduksi pada hipotalamus atau kelenjar hipofisis. Selain itu bisa juga karena adanya masalah pada ovarium yang menyebabkan gangguan ovulasi.
- Sindrom ovarium polikistik (PCOS). Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan hormon, yang mempengaruhi ovulasi. Kondisi ini juga berhubungan dengan resistensi insulin dan obesitas, pertumbuhan rambut abnormal pada wajah atau tubuh, dan jerawat. PCOS juga menjadi penyebab paling umum dari infertilitas wanita.
- Disfungsi hipotalamus. Dua hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis, hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon luteinizing (LH), bertanggung jawab untuk merangsang ovulasi setiap bulannnya. Namun jika seorang wanita mengalami stres fisik atau emosional yang berlebihan, berat badan berlebih atau sangat rendah, berpotensi mengganggu produksi hormon tersebut, yang sekaligus memengaruhi ovulasi. Gejalanya dapat berupa menstruasi tidak teratur atau tidak ada menstruasi.
- Insufisiensi ovarium primer. Kondisi ini juga disebut sebagai kegagalan ovarium prematur. Biasanya disebabkan oleh respons autoimun atau hilangnya sel telur secara prematur dari ovarium, akibat dari genetika atau kemoterapi. Ovarium tidak lagi menghasilkan sel telur, dan menurunkan produksi estrogen ketika wanita berusia 40 tahun.
- Terlalu banyak prolaktin. Kelenjar hipofisis dapat menyebabkan produksi prolaktin berlebih (hiperprolaktinemia). Hal tersebut dapat mengurangi estrogen dan menyebabkan kemandulan.
2. Kerusakan saluran tuba (infertilitas tuba)
Rusak atau tersumbatnya saluran tuba dapat membuat sperma tidak bisa mencapai sel telur, atau menghalangi jalannya sel telur yang telah dibuahi ke dalam rahim. Penyebab kerusakan saluran tuba falopi yaitu:
- Penyakit radang panggul, infeksi rahim, dan saluran tuba karena klamidia, gonore, atau infeksi menular seksual lainnya.
- Pernah menjalani operasi di perut atau panggul, termasuk operasi untuk kehamilan ektopik, saat sel telur yang telah dibuahi berimplantasi dan berkembang di tempat selain rahim.
3. Endometriosis
Endometriosis merupakan kondisi ketika jaringan yang biasanya tumbuh di rahim berimplantasi dan tumbuh di tempat lain. Pertumbuhan jaringan berlebih ini (dan operasi pengangkatannya) dapat menyebabkan jaringan parut. Akibatnya saluran tuba tersumbat, sehingga sel telur dan sperma tidak bisa bersatu.
4. Gangguan uterus atau serviks
Beberapa gangguan uterus atau serviks dapat mengganggu implantasi sel telur atau meningkatkan risiko keguguran:
- Polip atau tumor jinak (fibroid atau mioma) yang sering terjadi di rahim. Polip atau tumor dapat menghalangi saluran tuba dan mengganggu proses implantasi, sehingga mempengaruhi kesuburan.
- Masalah pada rahim yang muncul sejak lahir, seperti bentuk rahim yang tidak biasa.
- Stenosis serviks, penyempitan serviks, dapat disebabkan oleh kelainan bawaan atau kerusakan serviks.
5. Penyebab yang tidak dapat dijelaskan
Dalam beberapa kasus, penyebab infertilitas tidak dapat ditemukan. Kombinasi dari beberapa faktor minor pada kedua pasangan dapat menyebabkan masalah kesuburan yang tidak dapat dijelaskan.
Faktor Risiko Infertilitas Wanita
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seorang wanita mengalami infertilitas, yaitu:
- Usia. Seiring bertambahnya usia, kualitas dan kuantitas sel telur wanita mulai menurun. Pada pertengahan 30-an, folikel akan semakin berkurang, sehingga jumlah dan kualitas sel telur pun lebih buruk. Hal ini dapat membuat konsepsi lebih sulit dan meningkatkan risiko keguguran.
- Merokok. Selain merusak serviks dan saluran tuba, merokok juga meningkatkan risiko keguguran dan kehamilan ektopik.
- Berat badan. Kelebihan berat badan atau berat badan terlalu rendah dapat memengaruhi ovulasi.
- Riwayat seksual. Infeksi menular seksual seperti klamidia dan gonore dapat merusak saluran tuba.
- Alkohol. Konsumsi alkohol secara berlebihan dapat menurunkan kesuburan.
Gejala Infertilitas Wanita
Gejala utama infertilitas wanita adalah tidak dapat hamil. Selain itu:
- Siklus menstruasi terlalu lama, yaitu 35 hari atau lebih.
- Siklus menstruasi terlalu pendek, yaitu kurang dari 21 hari.
- Menstruasi tidak teratur atau tidak ada menstruasi, yang berarti tidak ada ovulasi.
Diagnosis Infertilitas Wanita
Jika kamu tidak dapat hamil dalam jangka waktu yang wajar, segeralah temui dokter untuk mendapatkan penanganan infertilitas. Dokter akan melakukan salah satu atau lebih pemeriksaan untuk mendiagnosa.
- Tes ovulasi. Dilakukan untuk mendeteksi lonjakan hormon luteinising (LH) yang terjadi sebelum ovulasi.
- Histerosalpingografi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menyuntikkan kontras sinar-X ke dalam rahim untuk memeriksa masalah di dalam rahim. Tes ini juga dapat menunjukkan apakah cairan keluar dari rahim dan dari saluran tuba. Jika terdapat masalah, mungkin diperlukan evaluasi lebih lanjut.
- Pengujian ovarium. Pemeriksaan ini untuk menentukan kualitas dan kuantitas sel telur yang tersedia untuk ovulasi.
- Tes hormon lainnya. Untuk memeriksa kadar hormon ovulasi serta hormon tiroid dan hipofisis yang mengontrol proses reproduksi.
- Tes pencitraan. Misalnya tes ultrasonografi (USG) panggul, untuk mencari penyakit rahim atau tuba falopi. Terkadang juga dilakukan pemeriksaaan sonohisterogram atau histeroskopi, untuk melihat detail di dalam rahim.
Pengobatan Infertilitas Wanita
Setelah dokter mendiagnosa infertilitas pada wanita dan menentukan penyebabnya, ada berbagai pilihan penanganan. Jenis pengobatan akan tergantung pada penyebabnya. Misalnya, masalah struktural dapat diatasi melalui prosedur operasi, sedangkan masalah tiroid atau ovulasi dapat diobati dengan obat hormonal.
Kebanyakan wanita yang infertil memerlukan inseminasi buatan, yaitu menyuntikan sperma yang telah dipilih ke dalam rahim setelah ovulasi. Inseminasi buatan ini juga disebut sebagai fertilisasi in vitro (IVF), yaitu proses membuahi telur dengan sperma di laboratorium untuk membuat embrio, kemudian memindahkan embrio ke dalam rahim.
Komplikasi Infertilitas Wanita
Komplikasi infertilitas wanita adalah ketidakmampuan untuk hamil dan memiliki anak, yang mungkin dapat memengaruhi emosional atau mental akibat kekecewaan.
Selain itu, risiko komplikasi juga dapat muncul disebabkan oleh penggunaan obat kesuburan, seperti:
- Hamil dengan kelipatan. Peluang hamil seorang wanita akan meningkat hingga 30 persen dengan obat suntik. Namun penggunaan obat suntik ini juga berisiko tinggi untuk hamil kembar tiga atau lebih. Umumnya, semakin banyak janin dalam kandungan, maka semakin besar pula risiko persalinan prematur, berat lahir rendah, dan masalah perkembangan di kemudian hari.
- Sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS). Menyuntikkan obat kesuburan untuk menginduksi ovulasi dapat menyebabkan OHSS. Ada kemungkinan OHSS berkembang lebih parah, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan secara cepat, pembesaran ovarium yang menyakitkan, cairan di perut, dan sesak napas.
- Risiko jangka panjang tumor ovarium. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi obat kesuburan selama 12 bulan atau lebih tanpa kehamilan yang berhasil, berisiko tinggi terkena tumor ovarium di kemudian hari.
Wanita yang tidak pernah hamil, meskipun tidak pernah menjalani pengobatan kesuburan, juga memiliki peningkatan risiko tumor ovarium.
Pencegahan Infertilitas Wanita
Jika kamu memiliki untuk segera hamil setelah menikah atau di kemudian hari, berikut ini cara mencegah infertilitas yang dapat dilakukan:
- Pertahankan berat badan sehat. Wanita yang memiliki berat badan berlebih dan kekurangan berat badan, berisiko lebih tinggi mengalami gangguan ovulasi.
- Berhenti merokok. Tembakau memiliki banyak efek negatif pada kesuburan dan kesehatan secara keseluruhan, termasuk kesehatan janin.
- Hindari alkohol. Konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan penurunan kesuburan. Penggunaan alkohol juga dapat memengaruhi kesehatan janin yang sedang berkembang.
- Kelola stres. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa stres dapat menyebabkan pengobatan infertilitas tidak bekerja dengan baik. Jadi, cobalah untuk mengurangi stres sebelum mencoba hamil.
Kapan Harus ke Dokter?
Kapan harus ke dokter dapat bergantung pada usia:
- Usia 35 tahun, sebagian besar dokter merekomendasikan untuk mencoba hamil setidaknya satu tahun sebelum tes atau perawatan.
- Jika berusia antara 35 hingga 40 tahun, diskusikan kekhawatiran dengan dokter setelah enam bulan mencoba untuk hamil.
- Jika berusia lebih dari 40 tahun, dokter mungkin menyarankan untuk pemeriksaan dan perawatan segera.
Jika merasa sudah saatnya untuk mengunjungi dokter, kamu bisa menghubunginya melalui Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!