Infertilitas Pria
Infertilitas pria adalah masalah kesehatan apa pun pada pria yang menurunkan kemampuannya untuk bisa bisa membuat pasangan wanitanya hamil.
Sekitar 13 dari 100 pasangan tidak bisa hamil meskipun melakukan hubungan seks tanpa pengaman.
Ketidaksuburan bisa terjadi baik pada pria maupun wanita. Namun, lebih dari sepertiga kasus infertilitas, masalahnya ada pada pria.
Penyebab yang paling banyak adalah masalah dengan produksi spermanya atau masalah dalam pengiriman sperma ke sel telur wanita.
Penyebab Infertilitas Pria
Kesuburan pria merupakan proses yang kompleks. Agar bisa membuat pasangan hamil, seorang pria harus:
- Memproduksi sperma sehat yang bisa membuahi sel telur.
- Memiliki ereksi dan ejakulasi, sehingga sperma bisa mencapai sel telur.
Adanya masalah dengan salah satu dari faktor tersebut bisa menyebabkan infertilitas pada pria.
Berikut adalah beberapa penyebab utama infertilitas pria:
1. Gangguan Sperma
Masalah dalam produksi sperma yang sehat adalah penyebab paling umum dari ketidaksuburan pada pria.
Sperma mungkin belum matang, berbentuk tidak normal, atau tidak bisa berenang. Dalam beberapa kasus, pria mungkin tidak memiliki cukup sperma atau beberapa mungkin tidak menghasilkan sperma.
Masalah ini bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk:
- Infeksi atau kondisi peradangan, salah satu contohnya adalah infeksi virus gondongan setelah pubertas.
- Masalah hormon atau kelenjar hipofisis.
- Masalah kekebalan di mana pria membuat antibodi terhadap sperma mereka sendiri.
- Faktor lingkungan dan gaya hidup, termasuk merokok, konsumsi alkohol berlebihan, penggunaan mariyuana atau steroid, atau paparan racun.
- Penyakit genetik, seperti cystic fibrosis atau hemochromatosis.
2. Masalah Struktural
Apa pun yang menghalangi saluran genital dapat menghentikan aliran air mani. Ini bisa menjadi cacat genetik atau bawaan.
Infeksi atau peradangan dari penyakit menular seksual juga bisa menyumbat air mani.
Penyebab lainnya termasuk jaringan parut akibat operasi atau pembuluh darah yang bengkak dan bengkok di skrotum.
3. Faktor Lain
Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap infertilitas pria adalah disfungsi ereksi atau ejakulasi dini.
Penyakit hati atau ginjal, atau pengobatan untuk gangguan kejang adalah contoh masalah yang juga bisa menyebabkan kemandulan.
Faktor Risiko Infertilitas Pria
Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko infertilitas pria, antara lain:
- Merokok.
- Mengonsumsi alkohol.
- Menggunakan obat-obatan terlarang tertentu.
- Kelebihan berat badan.
- Memiliki infeksi tertentu di masa lalu atau sekarang.
- Terkena racun.
- Testis terlalu panas.
- Pernah mengalami trauma pada buah zakar.
- Memiliki vasektomi sebelumnya atau operasi perut atau panggul besar.
- Memiliki riwayat testis yang tidak turun.
- Terlahir dengan gangguan kesuburan atau memiliki saudara sedarah dengan gangguan kesuburan.
- Memiliki kondisi medis tertentu, termasuk tumor dan penyakit kronis, seperti penyakit sel sabit.
- Mengambil obat-obatan tertentu atau menjalani perawatan medis, seperti operasi atau radiasi yang digunakan untuk mengobati kanker.
Gejala Infertilitas Pria
Tanda utama infertilitas pria adalah ketidakmampuan untuk memiliki anak.
Namun, dalam beberapa kasus, masalah mendasar seperti kelainan bawaan, ketidakseimbangan hormon, pembuluh darah melebar di sekitar testis atau kondisi yang menghalangi jalannya sperma, bisa menyebabkan tanda dan gejala.
Berikut adalah beberapa tanda dan gejala infertilitas pria yang perlu diperhatikan:
- Masalah dengan fungsi seksual seperti misalnya kesulitan ejakulasi, berkurangnya hasrat seksual, atau kesulitan mempertahankan ereksi (disfungsi ereksi).
- Nyeri, bengkak, atau benjolan di area testis.
- Infeksi pernapasan berulang.
- Ketidakmampuan untuk mencium.
- Pertumbuhan payudara yang tidak normal (ginekomastia).
- Berkurangnya rambut wajah atau tubuh atau tanda-tanda kelainan kromosom atau hormonal lainnya.
- Jumlah sperma yang lebih rendah dari normal (kurang dari 15 juta sperma per mililiter air mani atau total jumlah sperma kurang dari 39 juta per ejakulasi).
Diagnosis Infertilitas Pria
Untuk mendiagnosis apakah seorang pria mengalami ketidaksuburan atau tidak, dokter bisa meninjau riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu.
Selain itu, ada juga beberapa tes infertilitas pria yang bisa dilakukan:
- Menghitung Jumlah Sperma (Analisis Semen)
Setidaknya 2 sampel air mani akan diambil pada hari yang berbeda. Dokter akan memeriksa air mani dan sperma untuk banyak hal.
Ini termasuk berapa banyak air mani yang bisa dibuat, seberapa seragamnya, dan seberapa asamnya.
Ahli kesehatan tersebut juga akan melihat berapa banyak sperma yang dibuat, seberapa baik mereka bergerak, dan bagaimana bentuknya.
- Tes Darah
Ini digunakan untuk memeriksa kadar hormon dan mengesampingkan masalah lain.
- Tes Lainnya
Dokter bisa melakukan beberapa tes untuk menemukan penyebab cacat sperma atau masalah kesehatan pada sistem reproduksi pria.
Misalnya, tes pencitraan seperti USG bisa digunakan untuk melihat testis, pembuluh darah, dan struktur di dalam skrotum.
- Biopsi Testis
Jika analisis air mani menunjukkan bahwa seorang pria hanya memiliki sedikit sperma atau tidak sama sekali, dokter bisa mengambil sepotong kecil jaringan (biopsi) dari setiap testis.
Kemudian, sampel akan diperiksa di bawah mikroskop.
Pengobatan Infertilitas Pria
Pengobatan infertilitas pria tergantung pada penyebabnya. Berikut beberapa pilihan pengobatan yang bisa dilakukan:
- Operasi. Dokter mungkin akan menyarankan operasi untuk memperbaiki masalah yang menghambat sperma dibuat, matang, atau ejakulasi. Operasi untuk mengangkat vena yang bengkak dan bengkok di skrotum (varikokel) terkadang juga bisa meningkatkan kualitas sperma.
- Mengobati Infeksi. Perawatan antibiotik bisa menyembuhkan infeksi pada saluran reproduksi, tetapi tidak selalu mengembalikan kesuburan.
- Perawatan untuk Masalah Hubungan Seksual. Pengobatan atau konseling bisa membantu meningkatkan kesuburan dalam kondisi, seperti disfungsi ereksi atau ejakulasi dini.
- Perawatan Hormon dan Obat-obatan. Dokter mungkin akan merekomendasikan penggantian hormon atau pengobatan dalam kasus di mana ketidaksuburan disebabkan oleh tingginya atau rendahnya kadar hormon tertentu atau masalah dengan cara tubuh menggunakan hormon.
- Assisted Reproductive Technology (ART). Perawatan ART melibatkan pengambilan sperma melalui ejakulasi normal, ekstraksi bedah atau dari individu donor, tergantung pada kasus dan keinginan spesifik. Sperma kemudian dimasukkan ke dalam saluran genital wanita, atau digunakan untuk melakukan fertilisasi in vitro atau injeksi sperma intracytoplasmic.
Komplikasi Infertilitas Pria
Infertilitas pria bisa menyebabkan komplikasi berupa:
- Stres dan masalah dalam hubungan terkait dengan ketidakmampuan untuk memiliki anak.
- Harus melakukan teknik reproduksi yang mahal.
- Peningkatan risiko kanker testis, melanoma, kanker usus besar dan kanker prostat.
Pencegahan Infertilitas Pria
Infertilitas pria tidak selalu bisa dicegah. Namun, risikonya bisa dikurangi dengan melakukan hal-hal berikut:
- Jangan merokok.
- Batasi atau jauhi alkohol.
- Jauhi obat-obatan terlarang.
- Jaga berat badan yang sehat.
- Jangan melakukan vasektomi.
- Hindari hal-hal yang menyebabkan panas berkepanjangan pada buah zakar.
- Mengurangi stres.
- Hindari paparan pestisida, logam berat dan racun lainnya.
Kapan Harus ke Dokter?
Sebaiknya temui dokter bila kamu tidak bisa memiliki anak setelah satu tahun melakukan hubungan seksual tanpa kondom secara teratur.
Bisa juga lebih cepat bila kamu mengalami salah satu dari yang berikut ini:
- Masalah ereksi atau ejakulasi, dorongan seks rendah, atau masalah lain dengan fungsi seksual.
- Nyeri, tidak nyaman, benjolan atau pembengkakan di area testis.
- Riwayat masalah testis, prostat atau seksual.
- Pernah menjalani operasi selangkangan, testis, penis atau skrotum.
- Pasangan di atas usia 35 tahun.
Kamu bisa menghubungi dokter untuk membicarakan masalah kesehatan yang kamu alami melalui aplikasi Halodoc.
Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa tanya dokter dan minta saran kesehatan kapan saja dan di mana saja.
Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play.