Infeksi Virus
DAFTAR ISI
- Apa Itu Virus?
- Struktur Susunan Tubuh Virus
- Bagaimana Virus Bereplikasi?
- Ciri-Ciri Virus
- Apa Perbedaan Antara Virus dan Bakteri?
- Apa Itu Infeksi Virus?
- Penyebab Infeksi Virus
- Faktor Risiko Infeksi Virus
- Gejala Infeksi Virus
- Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Infeksi Virus
- Diagnosis Infeksi Virus
- Cara Mencegah dan Mengobati Infeksi Virus
Apa Itu Virus?
Virus adalah mikroorganisme patogen yang hanya dapat bereplikasi di dalam sel. Sebab, mikroorganisme ini tidak memiliki sel atau bercirikan aseluler.
Namun, organisme menular ini terdiri dari segmen asam nukleat, baik DNA atau RNA yang dikelilingi oleh selubung protein yaitu kapsid. Kendati demikian, beberapa virus juga memiliki selubung luar yang terdiri dari lipid dan protein.
Kendati demikian, beberapa virus juga memiliki selubung luar yang terdiri dari lipid dan protein. Virus merupakan organisme yang tidak bisa bereplikasi atau memperbanyak diri tanpa menginfeksi organisme lain sebagai inangnya.
Apabila virus masuk ke sel inang, organisme ini akan memasukkan sejenis materi genetik ke dalam inang dan mengambil alih fungsi sel inang tersebut. Kemudian, virus akan terus bereproduksi setelah menginfeksi sel inang.
Beberapa virus tidak membunuh sel yang mereka infeksi, tetapi mengubah fungsi sel. Terkadang sel yang terinfeksi kehilangan kendali atas pembelahan sel normal dan menjadi kanker.
Virus dapat menginfeksi semua bentuk kehidupan mulai dari hewan, tumbuhan, hingga bakteri dan arkea. Biasanya, para ahli menggunakan istilah virus untuk menyebut jenis virus yang menginfeksi sel-sel eukariota, sementara virus yang menginfeksi sel prokariota (seperti bakteri dan arkea) dikenal sebagai bakteriofag.
Virus terbagi sebagai virus DNA atau virus RNA, tergantung pada jenis materi genetik apa yang mereka gunakan untuk bereplikasi. Virus DNA termasuk virus herpes.
Sementara contoh virus RNA, termasuk retrovirus, seperti HIV (human immunodeficiency virus), dan coronavirus, seperti SARS-CoV2 yang menyebabkan COVID-19.
Virus RNA, khususnya retrovirus, cenderung bermutasi. Artinya, kumpulan instruksi genetik yang berisi semua informasi yang virus butuhkan untuk berfungsi dapat berubah saat virus menyebar.
Struktur Susunan Tubuh Virus
Berikut adalah penjelasan mengenai apa struktur penyusun virus:
1. Kepala
Kepala virus berisikan DNA atau RNA yang menjadi bahan genetik kehidupannya. Pada bagian kepala virus juga terdapat kapsid yang bentuknya dapat bervariasi tergantung pada jenis virus.
2. Kapsid
Kapsid merupakan selubung protein yang tersusun dari rangkaian kapsomer atau subunit protein. Adapun kapsid memiliki sejumlah peran penting bagi virus.
Mulai dari melindungi isi kepala virus (DNA atau RNA) sebagai pembentuk tubuh hingga melindungi virus dari kondisi lingkungan luar.
3. Isi tubuh atau virion
Virion atau isi tubuh virus merupakan bahan genetik berupa asam nukleat DNA atau RNA. Jenis asam nukleat pada virion akan memengaruhi bentuk tubuh virus.
Virion berupa RNA biasanya dimiliki virus yang menyerupai kubus, bulat, atau polihedral.
4. Ekor Virus
Virus memiliki ekor yang berfungsi untuk melekatkan tubuhnya pada sel organisme yang akan virus hinggapi. Umumnya ekor virus terdiri atas beberapa tabung tersumbat berisi benang dan serat halus.
Namun, bagian tubuh virus yang satu ini umumnya tidak dimiliki oleh virus yang hanya menginfeksi sel eukariotik.
Bagaimana Virus Bereplikasi?
Replikasi virus melibatkan enam langkah: lampiran, penetrasi, uncoating, replikasi, perakitan, dan pelepasan. Selama penempelan dan penetrasi, virus menempel pada sel inang dan menyuntikkan materi genetiknya ke dalamnya.
Selama uncoating, replikasi, dan perakitan, DNA atau RNA virus akan menggabungkan tubuhnya ke dalam materi genetik sel inang.
Kemudian virus akan menginduksinya untuk mereplikasi genom virus. Selama pelepasan, virus yang baru terbuat akan dilepaskan dari sel inang.
Baik dengan menyebabkan sel pecah, menunggu sel mati, maupun dengan bertunas melalui membran sel.
Ciri-Ciri Virus
Virus memiliki ciri khas yang membedakannya dari mikroorganisme lain. Berikut adalah beberapa ciri virus yang perlu kamu ketahui:
- Hanya memiliki bahan genetik RNA atau DNA.
- Memiliki bentuk yang bervariasi dan memerlukan asam nukleat untuk berkembang biak.
- Bersifat aseluler atau sama sekali tidak memiliki sel.
- Berukuran mikroskopis dan lebih kecil dari bakteri, sehingga hanya dapat terlihat melalui mikroskop elektron.
- Memiliki struktur genom (keseluruhan informasi genetik yang suatu sel atau organisme memiliki yang bervariasi.
- Virus menunjukkan respons terhadap suhu, radiasi, dan zat kimia.
- Virus dapat hadir dalam bentuk ekstraseluler atau intraseluler. Dalam bentuk ekstraseluler, mereka bertindak sebagai benda mati.
- Dapat dikristalkan.
- Tidak memiliki sitoplasma.
- Tidak melakukan aktivitas metabolisme.
Apa Perbedaan Antara Virus dan Bakteri?
Bakteri dan virus terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Mereka dapat menyebabkan gejala yang sama dan sering menyebar dengan cara yang sama, tetapi berbeda dalam kebanyakan cara lainnya.
Namun, bakteri adalah sel tunggal yang dapat bertahan hidup sendiri, di dalam atau di luar tubuh. Kebanyakan bakteri tidak berbahaya.
Faktanya, tubuh manusia memiliki banyak bakteri yang tidak berbahaya dan bermanfaat pada kulit dan dalam tubuh. Terutama pada usus untuk membantu mencerna makanan.
Virus lebih kecil dan bukan sel. Tidak seperti bakteri, mereka membutuhkan inang seperti manusia atau hewan untuk berkembang biak. Virus menyebabkan infeksi dengan masuk dan berkembang biak di dalam sel sehat tubuh.
Apa Itu Infeksi Virus?
Virus perlu menginfeksi sel hidup dari inang yang akan virus hinggapi untuk bereplikasi. Artinya, Infeksi virus adalah penyakit yang seseorang dapatkan karena virus menggunakan sel tubuh orang yang terinfeksi untuk membuat lebih banyak salinan tubuhnya sendiri (virus).
Infeksi virus biasanya menyebabkan penyakit pernapasan dan pencernaan, tetapi virus juga dapat menginfeksi sebagian besar bagian tubuh lainnya. Selain itu, infeksi virus dapat menyebabkan spektrum gejala dari asimtomatik (tanpa gejala yang jelas) hingga penyakit yang parah.
Baca lebih lanjut mengenai jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus:
Penyebab Infeksi Virus
Virus bisa menular dari satu orang ke orang lain. Seseorang bisa terinfeksi virus bila:
- Menghirup atau menelan percikan liur dari orang yang terinfeksi yang terbang ke udara saat mereka batuk, bersin, atau muntah.
- Gigitan hewan atau serangga yang terinfeksi, seperti nyamuk, lalat tertentu, atau kutu.
- Terkena paparan cairan tubuh orang yang terinfeksi melalui aktivitas, seperti hubungan seksual atau berbagi jarum suntik.
- Lupa mencuci tangan setelah memegang hewan peliharaan juga merupakan salah satu cara bagi kuman ini untuk masuk melalui mulut.
Faktor Risiko Infeksi Virus
Berikut beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terinfeksi virus:
- Kebersihan yang buruk. Banyak virus yang penularannya terjadi melalui makanan dan air yang terkontaminasi. Jadi, tidak menjaga kebersihan dengan baik dengan sering mencuci tangan bisa meningkatkan risiko infeksi virus.
- Tinggal atau berada di daerah atau tempat yang padat. Penularan infeksi virus melalui droplet lebih cepat terjadi di tempat-tempat yang ramai, seperti sekolah, tempat penitipan anak, panti jompo, dan lain-lain.
- Usia. Anak-anak dan orang tua memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena infeksi virus.
- Kondisi medis. Mengidap penyakit gula, penyakit ginjal, alergi, atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah bisa membuat seseorang lebih rentan terkena infeksi virus.
- Melakukan hubungan seks tanpa kondom termasuk seks vaginal, oral dan anal dengan pasangan yang telah memiliki satu atau lebih pasangan seksual lainnya.
- Berbagi jarum suntik untuk menyuntikkan narkoba atau untuk membuat tato.
Gejala Infeksi Virus
Gejala infeksi virus sangat bervariasi tergantung pada bagian tubuh mana yang terserang:
- Infeksi virus pada saluran pernapasan seperti influenza biasanya menimbulkan gejala khas. Mulai dari batuk, bersin, hidung tersumbat atau meler, sakit tenggorokan, demam, dan sakit kepala.
- Pada sistem saraf pusat: demam, kejang atau gerakan tubuh yang tidak normal, mudah marah, sakit kepala dan leher, kebingungan, sensitif terhadap cahaya, sensitif terhadap suara tinggi, dan kekakuan leher.
- Pada kulit, antara lain ruam, kemerahan, pembengkakan, gatal, dan nyeri.
- Gejala infeksi virus pada sistem pencernaan, antara lain mual, muntah, demam, diare, sakit perut.
Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Infeksi Virus
Jika mengalami tanda-tanda infeksi virus seperti di atas, segera hubungi dokter di Halodoc untuk tahu perawatan yang tepat.
Berikut beberapa dokter yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 7 tahun yang bisa kamu hubungi.
Selain itu, dokter-dokter ini telah mendapatkan penilaian terbaik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani sehingga kamu tak perlu ragu untuk menghubunginya:
- dr. Bendy Dwi Irawan
- dr. Rama Dani Putra
- dr. Stevent
- dr. Erwin Hendrikus Purba
- dr. Langen Mega Kesumaningrum
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc. Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Infeksi Virus
Infeksi virus biasanya melibatkan pemeriksaan berikut:
- Evaluasi dokter. Biasanya dokter dapat mendiagnosis infeksi virus yang umum (seperti campak, rubella, atau cacar air) melalui pemeriksaan fisik.
- Mengamati kasus serupa. Untuk infeksi yang terjadi pada epidemi (seperti influenza), adanya kasus serupa lainnya bisa membantu dokter mendiagnosis infeksi virus. Selain itu, diagnosis dengan penelitian di laboratorium terkadang juga penting untuk membedakan antara virus berbeda yang menyebabkan gejala serupa, seperti COVID-19 (SARS-CoV-2) dan influenza.
- Tes darah dan kultur. Untuk beberapa infeksi tertentu, tes darah dan kultur juga dapat dokter lakukan. Kultur adalah pemeriksaan dengan menumbuhkan mikroorganisme di laboratorium dari sampel darah, cairan tubuh, atau bahan lain yang diambil dari area yang terinfeksi.
Teknik reaksi berantai polimerase (PCR) juga bisa dokter pergunakan untuk membuat banyak salinan materi genetik virus. Teknik PCR memudahkan dokter untuk mengidentifikasi virus secara cepat dan akurat.
Pengujian darah juga dapat dokter lakukan untuk mendeteksi antigen. Antigen merupakan protein pada atau dalam virus yang memicu pertahanan tubuh.
Darah juga bisa diuji untuk antibodi terhadap virus. Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan untuk membantu mempertahankan tubuh terhadap serangan tertentu.
Cara Mencegah dan Mengobati Infeksi Virus
Ada sejumlah penyakit akibat virus yang sudah ditemukan cara untuk menyembuhkan atau meringankan gejalanya. Meski begitu, mencegah infeksi virus tentunya lebih penting daripada mengobati. Berikut beberapa langkah yang untuk mencegah infeksi virus:
- Mendapatkan vaksinasi yang direkomendasikan dokter untuk infeksi virus, seperti cacar air, herpes zoster, influenza, HPV, hepatitis B, hepatitis A, campak, dan gondok.
- Mencuci tangan secara rutin.
- Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit.
- Menggunakan masker.
- Jangan berbagi barang pribadi.
- Mengonsumsi makanan sehat dengan jumlah buah dan sayuran yang cukup.
- Menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks.
Jika terinfeksi, banyak infeksi virus yang dapat sembuh dengan sendirinya dan tidak memerlukan pengobatan. Jadi, pengobatan yang dokter pergunakan biasanya hanya untuk menghilangkan gejalanya saja. Salah satunya seperti infeksi influenza.
Ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan ketika kamu terinfeksi virus seperti influenza. Kamu bisa mencari tahunya lebih mendalam dengan membaca artikel: Ini yang Harus Dilakukan saat Mengalami Infeksi Virus.
Antivirus bertindak dengan menghambat produksi partikel virus, mencegah penggandaan DNA virus, atau partikel virus memasuki sel inang. Obat antivirus yang berbeda dapat dokter gunakan untuk pengobatan cacar air, HIV, HSV-1, HSV-2, Hepatitis B dan influenza.