Infeksi Jamur
DAFTAR ISI
- Apa Itu Infeksi Jamur?
- Penyebab Infeksi Jamur
- Faktor Risiko Infeksi Jamur
- Gejala Infeksi Jamur
- Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Infeksi Jamur
- Diagnosis Infeksi Jamur
- Pengobatan Infeksi Jamur
- Komplikasi Infeksi Jamur
- Pencegahan Infeksi Jamur
Apa Itu Infeksi Jamur?
Infeksi jamur adalah kondisi medis yang disebabkan oleh jamur. Penyakit ini menular antar manusia maupun ditularkan dari hewan ke manusia. Infeksi jamur pada manusia paling sering terjadi di kulit, tetapi bisa juga menyerang paru-paru, aliran darah, lapisan pelindung otak (meningen) hingga saraf tulang belakang.
Penyebab Infeksi Jamur
Penyebabnya bisa beragam, tergantung jenis jamur yang menginfeksi. Berikut jenis infeksi jamur berdasarkan penyebabnya:
1. Candidiasis
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur candida albicans. Jamur ini sebenarnya hidup secara alami di kulit kita. Namun, ketika jumlahnya terlalu banyak, jamur candida bisa menimbulkan infeksi. Jamur ini bisa menginfeksi kulit, kepala, mata, vagina dan mulut.
Pemicunya beragam, mulai dari kurang menjaga kebersihan diri, mengenakan pakaian ketat, kondisi kulit yang terlalu lembap atau menurunnya sistem kekebalan tubuh akibat mengidap penyakit.
2. Candida auris
Berbeda dengan candida albicans, jenis infeksi jamur ini rentan menimpa individu yang mengonsumsi berbagai macam antibiotik, menggunakan tabung pernapasan, menggunakan kateter di kandung kemih atau mereka yang menggunakan selang makanan. Pasien yang dirawat jangka panjang di rumah sakit juga berisiko tinggi terkena infeksi candida auris.
3. Kurap
Ciri khas penyakit ini adalah ruam berwarna merah yang berbentuk melingkar. Itu mengapa, kurap kerap disebut juga sebagai ringworm. Infeksi jamur tersebut bisa menyerang berbagai bagian tubuh, mulai kepala, tangan wajah, kaki, bahkan hingga ke area selangkangan.
Ada tiga jenis jamur yang bisa menyebabkan penyakit kurap, yaitu Trichophyton, Epidermophyton, dan Microsporum. Jamur tersebut bisa ditularkan dari hewan atau individu yang sudah terinfeksi.
Berkontak dengan benda atau tanah yang mengandung jamur kurap juga meningkatkan risiko penularannya. Faktor lain yang berpotensi memicu kurap, antara lain memakai pakaian ketat, mengidap penyakit tertentu, tinggal di iklim lembap dan menggunakan pakaian atau kaos kaki yang lembap.
4. Infeksi jamur kuku
Tinea unguium atau infeksi jamur kuku umumnya berkembang secara perlahan. Jamur yang menyebabkan infeksi ini termasuk dermatofit, jenis yang sama menyebabkan kurap.
Infeksi jamur kuku lebih rentan menimpa lansia. Sebab, kuku menjadi rapuh dan kering seiring bertambahnya usia. Berkurangnya sirkulasi darah ke kaki dan melemahnya sistem kekebalan tubuh melemah termasuk faktor risikonya.
5. Aspergillosis
Aspergillosis adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur aspergillus. Penyebab utama aspergillosis adalah menghirup spora aspergillus. Sporanya bisa ditemui di dataran tinggi maupun dataran rendah, umumnya terletak di wilayah yang subur. Jamur ini juga terdapat pada kompos, kotoran burung, tembakau, dan kentang yang disimpan lama.
6. Pneumocystis pneumonia (PCP)
Pneumocystis pneumonia adalah penyakit pernapasan akibat jamur Pneumocystis jirovecii. Jenis jamur tersebut mudah menyebar melalui udara. Kondisinya bisa fatal apabila menyerang individu dengan daya tahan tubuh lemah, seperti pengidap HIV/AIDS, pengidap penyakit imunitas atau penerima transplantasi organ.
7. Cryptococcus neoformans
Mirip seperti jamur pneumocystis, jamur Cryptococcus neoformans juga mudah menyebar melalui udara. Spora jamur ini hanya bisa menginfeksi jika terhirup oleh seseorang yang memiliki imun lemah, misalnya pengidap HIV/AIDS.
8. Histoplasmosis
Histoplasmosis adalah penyakit akibat infeksi jamur Histoplasma capsulatum. Jamur ini hidup di lingkungan yang banyak mengandung kotoran burung atau kelelawar. Seseorang yang menghirup spora jamur ini umumnya mengalami demam, batuk, dan kelelahan. Pada individu yang imunitasnya lemah, menghirup spora histoplasma bisa fatal.
9. Mucormycosis
Mucormycosis atau sering disebut juga sebagai infeksi jamur hitam termasuk penyakit langka dan berbahaya. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi sekelompok jamur mucormycetes yang menyerang sinus, paru-paru, kulit, dan otak.
Jenis jamur tersebut banyak ditemukan di roti yang membusuk atau tumpukan kompos. Penularannya dari bersentuhan dengan tanah yang terkontaminasi atau menghirup sporanya.
10. Kaki atlet
Tinea pedis merupakan infeksi jamur di bagian kaki, tangan dan kuku. Infeksi ini disebabkan oleh dermatofita, sekelompok jamur yang tumbuh subur di area hangat dan lembap seperti sela-sela jari.
Kondisi ini umumnya menimpa atlet dan mudah menyebar dari satu orang ke orang lain. Penularannya juga bisa lewat permukaan yang terkontaminasi, seperti kamar mandi umum atau lantai ruang ganti. Karena alasan-alasan tersebut, tinea pedis sering disebut kaki atlet.
11. Infeksi jamur di selangkangan
Jock itch atau infeksi jamur di bagian selakangan disebabkan oleh jamur tinea cruris. Selain selangkangan, jamur tersebut juga bisa menginfeksi paha bagian dalam dan pantat. Sama seperti kaki atlet, penyakit ini disebabkan oleh dermatofit, sekelompok jamur yang tumbuh subur di daerah yang hangat dan lembab.
Faktor Risiko Infeksi Jamur
Infeksi jamur bisa dialami siapa pun. Namun, ada sejumlah faktor yang meningkatkan risikonya, seperti:
- Berusia lanjut.
- Mengidap penyakit diabetes.
- Tengah menjalani perawatan imunosupresif.
- Mengidap HIV/AIDS.
- Menerima transplantasi organ atau sel punca.
- Mengidap kanker.
- Menjalani rawat inap dalam waktu lama.
- Mengidap obesitas.
- Memasuki masa menopause.
- Mengalami cedera .
- Mengidap infeksi di bagian kuku dan kulit.
- Tidak menjaga menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar.
Gejala Infeksi Jamur
Gejala infeksi jamur beragam, tergantung jenisnya. Berikut gejala berdasarkan jenis infeksinya:
1. Candidiasis
- Mulut (oral thrush) gejalanya berupa bercak berwarna putih di dalam mulut dan lidah, kulit di sudut bibir pecah-pecah, dan kemerahan pada rongga mulut. Pengidapnya juga bisa mengalami sakit tenggorokan dan kesulitan menelan makanan.
- Di sekitar organ intim gejalanya berupa gatal luar biasa yang terasa di sekitar vagina, bagian di sekeliling vagina memerah dan perih, serta keputihan yang menggumpal seperti keju. Pada pria, candidiasis ditandai dengan ruam merah pada penis, gatal dan sensasi terbakar di ujung penis, serta bau tidak sedap.
- Pada bagian kulit kepala, gejalanya mencakup kemerahan, bersisik, mengelupas, menebal, mudah luka, berketombe dan membengkak.
- Jika terjadi pada mata, gejala yang ditimbulkan yaitu mata merah, mata nyeri, penglihatan buram dan mata sensitif terhadap cahaya.
Apabila candidiasis tersebut terjadi pada area vagina, tentu akan menyebabkan rasa tidak nyaman dan mengganggu. Karena itu, ketahui Penyebab dan Cara Mengatasi Gatal pada Vagina.
2. Candida auris
Infeksi candida auris umumnya menyebabkan demam, menggigil dan yang paling fatal adalah gagal napas (sepsis).
3. Kurap
Kurap ditandai dengan kulit bersisik dengan warna kemerahan yang berbentuk melingkar seperti cincin. Warna bagian dalam lingkaran akan terlihat lebih pudar dibandingkan dengan bagian tepinya dan dibatasi oleh bintil berwarna merah.
4. Infeksi jamur kuku
Tanda-tandanya berupa perubahan warna kuku, penebalan kuku, kuku melonggar dan menimbulkan bau yang tidak sedap.
5. Aspergillosis
Gejalanya bisa berupa batuk, demam, keringat malam, mengi, penurunan berat badan, sesak napas, nyeri dada, napas cepat, dan rendahnya kadar oksigen dalam darah.
6. Pneumocystis pneumonia (PCP)
Seseorang yang menghirup jamur ini akan mengalami gejala berupa demam, menggigil, batuk kering , sesak napas dan nyeri dada.
7. Cryptococcus neoformans
Pada umumnya, infeksi cryptococcus neoformans memicu gejala demam, batuk, sakit kepala, mual, muntah hingga penurunan kesadaran.
Jika mengalaminya, Ini Dokter Spesialis yang Bisa Obati Infeksi Jamur.
8. Histoplasmosis
Gejalanya mirip seperti flu, yaitu demam, batuk, kelelahan, panas dingin, sakit kepala., sakit dada dan pegal-pegal.
9. Mucormycosis
Tanda mucormycosis yang bisa diamati yaitu batuk, demam, sesak napas, ruam kehitaman pada lapisan dalam hidung atau mulut, sakit perut, mual, muntah, ruam kulit dan kulit melepuh.
10. Kaki atlet
Kondisi ini menyebabkan gatal, perih dan sensasi terbakar sela jari-jari kaki. Kulit mungkin juga retak, terkelupas, atau melepuh.
11. Infeksi jamur di selangkangan
Gejalanya berupa kemerahan, gatal, sensasi terbakar, perubahan warna kulit, kulit mengelupas atau pecah-pecah dan ruam yang semakin parah saat berkeringat.
Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Infeksi Jamur
Apabila kamu mengalami kulit kemerahan, terasa gatal, timbul ruam, bersisik, maupun bengkak, waspada akan gejala infeksi jamur.
Infeksi jamur dapat terjadi pada seluruh bagian kulit dari ketiak, kuku, selangkangan, hingga area lipatan kulit lainnya.
Jika kamu mengalami gejala ini, segera konsultasikan dengan dokter kulit melalui Halodoc untuk mencegah mencegah kondisi infeksi jamur menjadi lebih buruk.
Berikut adalah beberapa dokter spesialis kulit yang bisa kamu hubungi:
- dr. Dyah Ayu Nirmalasari Sp.D.V.E
- dr. Made Martina W. M.Biomed, Sp.D.V.E
- dr. Dina Febriani Sp.D.V.E
- dr. Frieda Sp.D.V.E
- dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E
Nah, itulah beberapa dokter kulit yang bisa kamu hubungi terkait infeksi jamur.
Jangan khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Kamu masih bisa membuat janji konsultasi untuk waktu yang lain melalui aplikasi Halodoc.
Tunggu apalagi? Yuk, pakai Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Infeksi Jamur
Dokter mengawalinya dengan menanyakan seputar gejala dan riwayat kesehatan. Setelah itu, dokter melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, terutama bagian yang terinfeksi. Untuk memastikan diagnosis, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
1. Tes Kalium Hidroksida (KOH)
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel kulit yang terinfeksi dengan cara mengeroknya. Sampel tersebut kemudian dicampur dengan larutan kalium hidroksida. Larutan ini mampu menghancurkan sel kulit sehat dan menyisakan sel yang terinfeksi jamur.
2. Kultur jamur
Jenis tes ini berfungsi mengidentifikasi jenis jamur penyebab infeksi. Untuk melakukannya, dokter mengambil sampel darah, kulit, kuku, atau lapisan dalam kulit untuk dikembang biakan di laboratorium.
3. Tes pewarnaan gram
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengesampingkan infeksi lain, yaitu bakteri. Caranya dengan meneliti sampel dahak, darah, jaringan, tinja, atau urine pengidap.
4. Biopsi
Prosedur biopsi dilakukan dengan mengambil sampel jaringan yang bisa berupa kulit, jaringan, organ atau tumor. Nantinya, sampel tersebut dianalisis di bawah mikroskop.
Pengobatan Infeksi Jamur
Metode pengobatan untuk menangani infeksi jamur bisa berbeda-beda, tergantung jenis jamur, tingkat keparahan, bagian tubuh yang terinfeksi dan kondisi pasien. Namun, infeksi jamur umumnya diobati dengan obat anti jamur yang jenisnya sangat beragam. Selain obat-obatan, dokter juga dapat melakukan prosedur, seperti:
1. Debridement
Prosedur ini dilakukan dengan mengangkat jaringan tubuh yang telah rusak atau terinfeksi. Tujuannya untuk mencegah penyebaran infeksi dan jaringan yang masih sehat mampu diperbaiki agar segera pulih..
2. Pembedahan
Prosedur ini dilakukan ketika jamur menginfeksi bagian organ dalam, seperti paru-paru, tulang, dan sendi. Pembedahan umumnya dilakukan untuk mengangkat bagian yang terinfeksi. Pada bagian mata, metode yang bisa dilakukan adalah vitrektomi, transplantasi dan enukleasi.
Komplikasi Infeksi Jamur
Jika tidak ditangani dengan tepat, infeksi jamur bisa menimbulkan komplikasi berikut:
- Pendarahan di bagian paru-paru.
- Infeksi menyebar ke bagian vital, seperti otak, jantung atau ginjal.
- Penumpukan cairan pada pleura (efusi pleura)
- Peradangan pada kantung jantung (perikarditis)
- Penumpukan udara pada pleura (pneumothorax)
- Peradangan pada selaput otak (meningitis)
- Kelumpuhan
- Kejang
Pencegahan Infeksi Jamur
Menjaga kebersihan diri adalah kunci utama pencegahan infeksi jamur. Berikut tips pencegahan yang dapat dilakukan:
- Menjaga kulit bersih dan kering, terutama lipatan kulit.
- Rutin mencuci tangan, terutama setelah menyentuh binatang, tanah, benda kotor atau orang lain.
- Hindari berbagi handuk dengan orang lain dan produk perawatan pribadi lainnya.
- Memakai sepatu di ruang ganti, pancuran bersama, dan kolam renang.
- Bersihkan peralatan olahraga sebelum dan sesudah menggunakannya.
- Jaga kuku kaki tetap pendek.
- Hindari menggunakan gunting kuku yang sama untuk memotong kuku yang terinfeksi dan yang tidak.
- Selalu kenakan alas kaki saat di tempat umum.
- Hindari menggaruk area kulit yang terinfeksi.
- Selalu kenakan pakaian yang bersih saat akan beraktivitas.
- Hindari mengenakan pakaian atau sepatu ketat.
- Rutin mencuci dan mengeringkan sepatu.
- Cuci pakaian setelah digunakan.
- Rutin mengganti pakaian dalam dan kaus kaki.
- Turunkan berat badan ke angka ideal jika memiliki berat badan berlebih.
- Pantau kadar gula darah bila mengidap diabetes.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2022. Everything You Need to Know About Fungal Infection.
WebMD. Diakses pada 2022. Fungal Infections of the Skin.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. Who Gets Fungal Infections?
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. Types of Fungal Diseases.
Medical News Today. Diakses pada 2022. What you need to know about fungal infections.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan