Imunisasi
DAFTAR ISI
- Apa itu Imunisasi?
- Tujuan dan Indikasi Imunisasi
- Berbagai Manfaat Imunisasi
- Peringatan dan Larangan Imunisasi
- Jenis dan Jadwal Imunisasi
- Hubungi Dokter Ini untuk Info Lengkap Imunisasi Anak
- Bagaimana Cara Memasukkan Vaksin ke Dalam Tubuh?
- Cara Mengatasi Efek Samping Imunisasi pada Anak
- Bagaimana Jika Anak Terlambat Diimunisasi?
- Tempat Melakukan Imunisasi Anak
Apa itu Imunisasi?
Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk melindungi tubuh atau membuat tubuh kebal terhadap penyakit tertentu.
Vaksin terbuat dari kuman yang sudah melalui proses pelemahan atau bahkan dimatikan. Imunisasi dapat memberikan sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat sehingga merangsang terbentuknya zat antibodi.
Pemberian vaksin akan melindungi tubuh anak terhadap infeksi sejumlah penyakit menular di masa mendatang.
Tidak hanya menghindarkan anak dari serangan penyakit serius, vaksinasi anak juga bisa melindungi masyarakat yang lebih luas.
Hal itu karena imunisasi membantu meminimalkan terjadinya penyebaran penyakit.
Di Indonesia, imunisasi rutin lengkap terdiri dari dua jenis, yaitu imunisasi dasar dan lanjutan.
Jadwal imunisasi tersebut tergantung pada usia anak. Imunisasi dasar penting sebagai langkah pencegahan utama anak dari berbagai penyakit menular.
Tidak ada salahnya ibu ketahui berbagai imunisasi dasar untuk anak melalui artikel ini: Ibu, Ini Jadwal Imunisasi Anak Menurut Rekomendasi IDAI Tahun 2023.
Sedangkan tahap lanjutan bertujuan untuk menjaga imunitas anak tetap optimal seiring bertambahnya usia mereka. Selain itu, ada juga imunisasi ulangan atau booster sebagai penguat kekebalan
Catat, Ini Daftar Vaksin Anak yang Diwajibkan Pemerintah.
Tujuan dan Indikasi Imunisasi
Imunisasi merupakan cara terbaik untuk membuat tubuh kebal sekaligus mencegah penularan penyakit tertentu.
Selain bertujuan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak terhadap penyakit tertentu, imunisasi juga bermanfaat untuk masyarakat umum.
Ketika anak-anak mendapatkan imunisasi, maka tubuhnya terlindungi sekaligus melindungi kesehatan masyarakat umum secara keseluruhan.
Sebab, jika dalam satu komunitas cukup banyak orang yang kebal terhadap infeksi, maka penyakit tersebut akan semakin sulit menyebar dan menular ke orang lain yang belum diimunisasi.
Kondisi tersebut dikenal dengan herd immunity atau kekebalan komunitas. Jadi, secara tidak langsung, anak-anak yang mendapatkan imunisasi telah berkontribusi bagi masyarakat sekitarnya dalam hal kesehatan.
Berbagai Manfaat Imunisasi
Manfaat imunisasi sangat baik untuk tumbuh kembang anak. Berikut berbagai manfaat imunisasi untuk anak:
- Imunisasi dapat menyelamatkan hidup anak di kemudian hari.
- Sangat aman dan efektif dalam mencegah penyakit tertentu.
- Melindungi orang lain yang kamu sayangi.
- Menghemat waktu dan uang. Sebab, waktu dan uang yang dikeluarkan untuk mengobati akan lebih banyak dibandingkan mencegahnya.
- Melindungi kesehatan generasi berikutnya.
Peringatan dan Larangan Imunisasi
Sebelum melakukan imunisasi, ada beberapa peringatan yang perlu diiketahui, seperti:
- Sebaiknya anak tidak mendapatkan imunisasi ketika pernah memiliki riwayat alergi terhadap salah satu vaksin.
- Orang dengan gangguan imun tubuh sebaiknya tidak menjalani imunisasi.
- Pengidap penyakit kronis.
- Mengalami kondisi gawat darurat.
- Mengalami demam tinggi.
- Pastikan tubuh berada dalam kondisi yang sehat saat hendak melakukan imunisasi.
- Beri tahu dokter mengenai jenis obat-obatan, vitamin, serta suplemen yang sedang dikonsumsi.
Jenis dan Jadwal Imunisasi
Imunisasi terdiri dari apa saja? Berikut jenis vaksinasi beserta manfaatnya:
1. Vaksin hepatitis B
Tujuan pemberian vaksin ini adalah untuk mencegah anak terkena penyakit hepatitis B yang menyerang organ hati.
Vaksin hepatitis B primer perlu ibu berikan sebanyak empat kali.
Vaksin pertama diberikan dalam 24 jam setelah lahir bila berat badan bayi mencapai >2000 gram. Bayi yang berat badannya kurang dari itu perlu menunda vaksinasi.
Vaksin selanjutnya bisa ibu berikan pada usia 2,3 dan 4 bulan. Satu kali booster pada usia 18 bulan. Imunisasi hepatitis B juga bisa ibu lakukan bersama dengan imunisasi DPT.
Nah, kini Halodoc menyediakan fasilitas imunisasi anak seperti vaksin hepatitis B melalui layanan Halodoc Home Lab (tersedia di Jadetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar).
Tindakan imunisasi ini juga dilakukan oleh dokter khusus. Nah, Ini Daftar Dokter yang Tangani Layanan Vaksin Home Lab Halodoc.
Layanan dari Halodoc ini akan memudahkan ayah dan ibu, terutama bagi orang tua yang bekerja. Layanan ini akan menjadi jawaban yang tepat agar tetap memantau anak yang menerima vaksin di rumah.
Layanan ini dijamin aman karena petugas medis akan ke tempat ibu atau di lokasi mana pun yang dipilih untuk pemberian vaksin.
Booking Vaksinasi DTaP-POLIO IPV-HIB-HEP B (Hexaxim) di rumah lewat Halodoc.
Kamu bisa order melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
2. Vaksin BCG
Tujuannya untuk mencegah penyakit tuberculosis (TBC) yang terkadang dapat berkembang menjadi meningitis. Pemberian imunisasi BCG untuk anak hanya dilakukan sebanyak satu kali, yaitu pada usia 0-1 bulan.
3. Vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus)
Ini merupakan vaksin kombinasi yang bisa memberi perlindungan terhadap tiga penyakit berbahaya tersebut.
Difteri adalah infeksi serius pada tenggorokan yang bisa menyumbat saluran napas dan menyebabkan masalah pernapasan yang parah.
Tetanus adalah penyakit saraf yang bisa menyerang siapa saja dari semua usia, yang terjadi akibat bakteri penghasil toksin yang mengkontaminasi luka.
Sementara itu, pertusis atau batuk rejan adalah penyakit pernapasan yang bisa menyebabkan batuk parah pada anak.
Pemberian imunisasi DPT primer adalah sebanyak tiga kali, yaitu pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Booster sebanyak dua kali bisa diberikan pada usia 18 bulan dan 5-7 tahun.
4. Vaksin polio
Mampu mencegah penyakit polio yang sangat menular dan menyebabkan kelumpuhan permanen.
Vaksin polio primer juga perlu ibu berikan sebanyak empat kali, yaitu pada usia 0-1, 2, 3, dan 4 bulan. Booster diberikan satu kali pada usia 18 bulan.
5. Vaksin Hib
Vaksinasi anak ini mampu mencegah infeksi bakteri Haemophilus influenza tipe b (Hib). Bakteri tersebut merupakan penyebab utama meningitis pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Selain itu, bakteri tersebut bisa menyebabkan infeksi di telinga, paru-paru, darah, kulit, maupun persendian.
Vaksin Hib primer diberikan pada anak sebanyak tiga kali, yaitu pada usia 2,3 dan 4 bulan. Booster sebanyak satu kali bisa diberikan pada usia 18 bulan.
6. Vaksin MR
Bermanfaat untuk melindungi anak-anak dari penyakit campak dan rubella.
Mengingat sekarang ini ada COVID-19 yang juga bisa menyerang anak-anak, maka penting bagi orang tua untuk mengetahui Vaksin COVID-19 Anak-Anak.
Selain itu, orang dewasa juga perlu vaksin untuk melindungi diri mereka sendiri dan anak-anak dari bahaya penyakit.
Booking Vaksinasi MMR (M-M-R II) di Rumah lewat Halodoc.
Kamu bisa order melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
7. Vaksin PCV
Pemberian jenis vaksinasi anak ini adalah sebanyak 3 kali, yaitu pada usia 2, 4 dan 6 bulan. Selanjutnya, pemberian booster adalah saat anak berusia 12-15 bulan.
8. Vaksin rotavirus
Vaksin rotavirus jenis monovalen perlu ibu berikan pada anak sebanyak 2 kali. Dosis pertama mulai usia 6 minggu, sementara dosis kedua diberikan dengan interval minimal 4 minggu dan harus selesai pada umur 24 minggu.
Sedangkan vaksin rotavirus pentavalen pemberiannya sebanyak 3 kali. Dosis pertama 6-12 minggu, dosis kedua dan ketiga dengan interval 4-10 minggu, dan harus selesai pada umur 32 minggu.
Booking Vaksinasi Rotavirus (Rotarix) di rumah lewat Halodoc.
Kamu bisa order melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
9. Vaksin influenza
Pemberian vaksinasi anak ini pertama kali adalah saat usia 6 bulan, kemudian berulang setahun sekali pada usia 18 bulan hingga 18 tahun.
Selain itu, kamu juga bisa dapatkan Vaksin Influenza (Vaxigrip Tetra) jadi Rp 365ribu dengan kode promo KEBALFLU2 di Home Lab Halodoc.
Tunggu apa lagi? Yuk booking sekarang!
Booking Vaksinasi Influenza (Vaxigrip Tetra) di Rumah Lewat Halodoc.
Kamu bisa order melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
10. Vaksin MMR (Campak, Rubella, Mumps)
Pemberian imunisasi MMR adalah saat usia anak memasuki 9 bulan. Selanjutnya, imunisasi ulang adalah saat anak berusia 18 bulan.
Selain itu, kamu juga bisa dapatkan potongan 25% (maksimal Rp 250 ribu) untuk Vaksinasi MMR (M-M-R II) dengan kode promo VAKSINHD2 di Halodoc Home Lab.
Tunggu apa lagi? Yuk booking sekarang!
Booking Vaksinasi MMR (M-M-R II) di Rumah lewat Halodoc.
Kamu bisa order melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
11. Japanese encephalitis
Vaksin primer bisa ibu berikan satu kali saat anak berusia 9 bulan, dan satu kali booster ibu berikan pada usia 2-3 tahun.
12. Varisela
Pemberian imunisasi varisela bertujuan untuk mencegah anak terserang cacar air. Pemberiannya sebanyak dua kali saat anak berusia 12-15 bulan, dengan interval 6 pekan hingga 3 bulan.
Booking Vaksinasi Varicella (Varivax) di Rumah Lewat Halodoc.
Kamu bisa order melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
13. Hepatitis A
Imunisasi ini juga ibu berikan pada anak sebanyak dua kali saat anak berusia 12-15 bulan dengan jarak antara 6-36 bulan setelah dosis pertama.
14. Tifoid
Pemberian imunisasi tifoid bertujuan untuk membantu melindungi tubuh anak dari penyakit tipes. Vaksinasi anak ini diberikan satu kali saat usia anak 2 tahun dan diulang per tiga tahun sekali pada usia 5-18 tahun.
Selain itu, kamu juga bisa dapatkan potongan 25% (maksimal Rp 250 ribu) untuk Vaksinasi Tifoid (Typhim Vi) dengan kode promo VAKSINHD2 di Halodoc Home Lab.
Tunggu apa lagi? Yuk booking sekarang!
Booking Vaksinasi Tifoid (Typhim Vi) di Rumah Lewat Halodoc.
Kamu bisa order melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
15. Human pappilomavirus (HPV)
Pemberian vaksin ini pada anak perempuan adalah sebanyak dua kali pada usia 9-14 tahun dengan jarak antara dosis pertama dan kedua 6-15 bulan.
Booking Vaksinasi HPV Kuadrivalen (Gardasil) di Rumah Lewat Halodoc.
Selain itu, kamu juga bisa dapatkan Vaksin HPV Kuadrivalen (Gardasil) seharga Rp 999ribu/dosis dengan kode promo VAKSINHPV3 di Halodoc Home Lab.
Tunggu apa lagi? Yuk booking sekarang!
Kamu bisa order melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
16. Vaksin dengue
Pemberian imunisasi jenis ini adalah sebanyak tiga kali ketika usia anak antara 9-16 tahun, dengan interval 6 bulan.
Booking Vaksinasi Dengue (QDenga) di Rumah Lewat Halodoc.
Ketahui berbagai hal yang perlu ibu perhatikan setelah memberikan imunisasi pada anak melalui artikel ini Apa yang Perlu Diperhatikan setelah Imunisasi?
Selain itu, kamu juga bisa dapatkan potongan harga untuk layanan Vaksinasi Dengue (Qdenga) hingga Rp 150ribu dengan kode promo VAKSINDBD3 di Home Lab Halodoc.
Tunggu apa lagi? Yuk booking sekarang!
Kamu bisa order melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
Hubungi Dokter Ini untuk Info Lengkap Imunisasi Anak
Melakukan imunisasi adalah hal yang wajib dilakukan. Sayangnya karena cukup banyak jenis yang harus diberikan, mungkin ibu dan ayah sedikit kebingungan.
Orang tua juga perlu paham masing-masing imuniasi yang diberikan pada anak, baik itu dari segi manfaat, jadwal, hingga efek sampingnya. Nah, jika butuh info lengkap terkait imuniasi anak, ada baiknya menghubungi dokter anak di Halodoc.
Nah, berikut ini terdapat beberapa rekomendasi dokter anak yang bisa kamu hubungi.
Mereka ini sudah memiliki pengalaman dan mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
- dr. Erlin Sp.A
- dr. Dandung Bawono Sp.A, M.Sc
- dr. Gracia Deswita Natalya Fau Sp.A
- dr. Bayu Kurniawan Sp.A, M.Biomed
- dr. Dwi Lestari Avianti Sp.A, M.Ked.Klin
Itulah berbagai daftar dokter yang bisa kamu hubungi untuk mendapatkan solusi penanganan disentri yang tepat.
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!
Bagaimana Cara Memasukkan Vaksin ke Dalam Tubuh?
Ada dua cara untuk memasukkan vaksin ke dalam tubuh seseorang, yaitu melalui suntikkan atau diminum (oral). Setelah vaksin masuk ke dalam tubuh, maka sistem imun akan bereaksi untuk membentuk antibodi. Selanjutnya, antibodi akan membentuk imunitas terhadap virus/bakteri tersebut.
Efek Samping Imunisasi
Efek samping imunisasi beragam sesuai dengan jenis vaksin yang diterima oleh anak.
Sebaiknya ibu ketahui beberapa efek samping yang bisa terjadi pada anak setelah melakukan imunisasi, yaitu:
1. Vaksin hepatitis B
Imunisasi ini memberikan efek samping yang terbilang ringan pada anak. Berikut efek samping hepatitis B, yaitu:
- Nyeri pada bagian suntikan.
- Kemerahan dan bengkak pada bagian suntikan.
- Demam ringan.
- Kelelahan.
- Menjadi lebih rewel.
2. Vaksin polio
Imunisasi polio memicu beberapa efek samping, seperti:
- Demam ringan.
- Kemerahan dan bengkak pada bagian yang mendapatkan suntikan.
3. Vaksin BCG
Vaksin ini juga dapat menyebabkan efek samping pada anak, seperti:
- Sakit kepala.
- Demam.
- Pembengkakan pada beberapa kelenjar.
- Bengkak dan nyeri pada bekas suntikan.
Cari tahu usia yang tepat bayi menerima vaksin BCG melalui artikel ini Usia Berapa Bayi Sebaiknya Diberikan Imunisasi BCG?
4. Vaksin Difteri, Pertusis, Tetanus (DPT)
Berikut beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah menerima vaksin DPT:
- Nyeri dan bengkak pada bekas suntikan.
- Demam ringan.
- Menjadi lebih rewel.
- Anak terlihat kelelahan.
- Kehilangan nafsu makan.
- Muntah.
5. Vaksin Hib
Pemberian vaksin Haemophilus influenzae type b dapat menyebabkan efek samping, seperti:
- Nyeri dan bengkak pada bekas suntikan.
- Demam ringan.
- Menjadi lebih rewel.
6. Vaksin MMR
Berikut beberapa efek samping vaksin MR pada anak, yaitu:
- Demam ringan.
- Kemerahan, nyeri, dan bengkak pada area bekas suntikan.
7. Vaksin PCV (Pneumokokus)
Ada beberapa efek samping yang terjadi ketika anak mendapatkan vaksin ini, seperti:
- Kemerahan, nyeri, dan bengkak pada lokasi suntikan.
- Demam ringan setelah mendapatkan vaksin.
8. Vaksin rotavirus
Vaksin ini dapat menyebabkan efek yang ringan, seperti:
- Menjadi lebih rewel.
- Demam ringan.
- Diare.
- Muntah.
Meskipun jarang terjadi, vaksin ini dapat menyebabkan efek samping yang cukup parah, seperti intususepsi. Kondisi ini memerlukan penanganan medis secara langsung di rumah sakit.
9. Vaksin influenza
Vaksin ini terbilang sangat aman. Namun, ada beberapa efek samping yang mungkin terjadi, seperti:
- Nyeri dan bengkak pada bekas suntikan.
- Demam ringan selama dua hari setelah vaksin.
10. Vaksin japanese encephalitis
Vaksin ini dapat memberikan efek samping yang berbeda pada anak dan dewasa. Namun, keduanya dapat mengalami nyeri dan bengkak pada bekas suntikan.
Selain itu, pada anak, vaksin ini dapat menyebabkan demam ringan. Sedangkan, pada orang dewasa, vaksin ini menyebabkan sakit kepala.
11. Vaksin varicella
Efek samping akibat vaksin ini jarang terjadi. Akan tetapi, ada beberapa efek samping yang perlu kamu waspadai, seperti:
- Bengkak, kemerahan, dan nyeri pada bekas suntikan.
- Demam ringan.
12. Vaksin hepatitis A
Ada beberapa efek samping yang perlu ibu waspadai, seperti:
- Bengkak dan kemerahan pada area bekas suntikan.
- Demam ringan.
- Sakit kepala.
- Kelelahan.
- Penurunan nafsu makan.
13. Vaksin tifoid
Beberapa efek samping setelah mendapatkan vaksin tifoid, yaitu:
- Kemerahan dan bengkak pada bekas suntikan.
- Demam ringan.
- Nyeri perut.
14. Vaksin HPV
Efek samping vaksin HPV, yaitu:
- Kemerahan dan bengkak pada bekas suntikan.
- Nyeri sendi.
- Pusing.
- Mual.
- Sakit kepala.
15. Vaksin dengue
Berikut efek samping yang perlu ibu waspadai setelah anak mendapatkan vaksin dengue, seperti:
- Nyeri, gatal, dan bengkak pada area suntikan.
- Sakit kepala.
- Tidak nyaman.
- Kelelahan.
Meski begitu, orang tua perlu memberi perhatian ekstra pada anak yang baru mendapatkan imunisasi selama beberapa hari. Bila ibu melihat gejala yang mengkhawatirkan pada anak, segera hubungi dokter di Halodoc.✔️
Cara Mengatasi Efek Samping Imunisasi pada Anak
Tentunya imunisasi merupakan salah satu tindakan aman untuk mencegah berbagai penyakit dan gangguan kesehatan pada anak. Efek samping yang muncul biasanya hanya terjadi untuk sementara waktu saja.
Ada beberapa hal yang bisa ibu lakukan untuk meringankan efek samping imunisasi pada anak, seperti:
- Jika anak masih menyusu, ibu bisa melakukan direct breastfeeding agar anak menjadi lebih nyaman.
- Berikan obat anti nyeri sesuai dengan dosis dan anjuran dokter.
- Ibu bisa mengompres hangat bagian bekas suntikan agar lebih nyaman.
- Ajak anak untuk berendam beberapa saat pada air hangat.
- Penuhi kebutuhan istirahat anak.
- Berikan anak cairan dan makanan bernutrisi seimbang.
Jika efek tidak membaik selama beberapa hari, sebaiknya segera kunjungi rumah sakit dan berikan anak pertolongan medis secepatnya. Tanda-tanda anak membutuhkan perawatan medis, seperti:
- Mengalami reaksi alergi.
- Luka atau bengkak pada bekas suntikan semakin membesar.
- Demam yang tidak membaik dalam beberapa hari.
Bagaimana Jika Anak Terlambat Diimunisasi?
Jika anak belum atau terlambat mendapatkan vaksinasi, sebaiknya ibu berkonsultasi dengan dokter spesialis anak terlebih dahulu untuk mengejar jadwal imunisasi yang tertinggal. Kemudian, lakukan vaksin ulangan yang disarankan oleh dokter agar kesehatan anak tetap dalam kondisi yang optimal.
Tempat Melakukan Imunisasi Anak
Imunisasi anak bisa dilakukan di pusat pelayanan kesehatan, seperti posyandu, puskesmas, atau rumah sakit.
Kini, vaksinasi untuk anak bisa dilakukan dari rumah atau dari mana saja menggunakan layanan Homelab Halodoc. Klik gambar berikut untuk menemukan vaksin yang dibutuhkan si Kecil.