Homeschooling
Pengertian Homeschooling
Homeschooling adalah kegiatan belajar dan mengajar yang dilakukan di rumah. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 129 Tahun 2014, sistem pendidikan ini sudah legal secara hukum di Indonesia.
Peraturan tersebut menjelaskan bahwa homeschooling adalah pelayanan pendidikan yang sadar dan terencana oleh orang tua atau keluarga baik di rumah maupun di tempat kondusif lainnya.
Pemerintah juga memberikan kebijakan untuk para orang tua yang memilih homeschooling untuk anaknya dengan melapor ke dinas pendidikan di tingkat kabupaten atau kota.
Perbedaan Homeschooling dan Sekolah Formal
Terdapat perbedaan yang signifikan antara homeschooling dan sekolah formal. Berikut beberapa perbedaannya:
1. Homeschooling
- Orang tua bisa mengatur sendiri kurikulum pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan anak.
- Dapat meningkatkan materi belajar pada bidang yang dikuasai anak.
- Proses belajar tidak melulu fokus terhadap buku teks. Anak bisa lebih banyak menerapkan praktek.
- Aturan lebih fleksibel dan bisa lebih mudah mengembangkan karakter anak.
- Minim distraksi dari siswa lain.
- Anak lebih terjamin kesehatan dan keselamatannya karena orang tua dan pengajar bisa mengawasi langsung.
- Interaksi anak lebih terbatas sehingga bisa berdampak pada perkembangan sosialnya.
2. Sekolah formal
- Kurikulumnya sudah ditentukan oleh pemerintah.
- Proses pembelajarannya cenderung berfokus pada buku teks.
- Anak bisa lebih banyak berinteraksi sehingga perkembangan sosialnya tidak terbatas.
- Anak perlu menaati aturan sekolah yang berlaku.
- Guru perlu memerhatikan keadaan seluruh siswanya.
- Kesehatan dan keselamatan anak kurang terawasi.
- Anak mudah terdistraksi dengan siswa lain.
Jenis-Jenis Homeschooling
Homeschooling juga terdiri dari beberapa jenis yang dibedakan atas model dan kegiatan pembelajarannya. Berikut tipe-tipe yang perlu kamu ketahui:
1. Homeschooling tunggal
Jenis sistem pembelajaran ini hanya melibatkan satu keluarga saja. Artinya, kegiatan pembelajaran benar-benar private karena dilaksanakan sendiri.
Keunggulan homeschooling tunggal yakni kegiatan belajar anak bisa lebih fleksibel mengikuti kebutuhannya. Selain itu, orang tua lebih mudah mengawasi proses belajar anak baik offline maupun online.
2. Homeschooling majemuk
Homeschooling majemuk melibatkan dua keluarga atau lebih. Keluarga yang terlibat umumnya memiliki anak dengan minat yang serupa sehingga kegiatannya lebih mudah disesuaikan.
Kelebihan dari sistem majemuk ini bisa memacu anak untuk berkompetisi dengan anak lainnya. Dengan begitu, akan timbul semangat untuk menorehkan prestasi. Tak hanya itu, anak juga bisa lebih banyak berinteraksi sehingga perkembangan sosialnya tidak terbatas.
3. Komunitas homeschooling
Komunitas homeschooling merupakan gabungan antara beberapa homeschooling majemuk. Sistem pembelajaran ini akan menyusun silabus, RPP, bahan ajar, kegiatan pokok, dan lain-lainya secara bersama-sama.
Jika orang tua masih bingung untuk memilih jenis homeschooling untuk anak, baca artikel berikut ini: Ketahui Ini Ketika Memilih Homeschooling untuk Anak.
Nah, jika kamu sedang Mempertimbangkan Homeschooling, Lakukan Diskusi Juga dengan Psikolog untuk menghasilkan keputusan yang terbaik.
Metode Homeschooling
Sama halnya dengan sekolah formal, setiap homeschooling juga punya metode pembelajaran yang berbeda-beda. Berikut tipe-tipe metode yang dilakukan:
- School at home: Seperti namanya, metode ini dilakukan di rumah tetapi dengan sistem pendidikan yang mirip seperti sekolah formal.
- Classical: Metode ini dilakukan dengan cara berdiskusi, menulis, dan berdebat. Anak didorong untuk berpikir logis selama proses pembelajaran.
- Charlotte Mason atau the Living Book Approach: Metode ini mendorong anak untuk terjun dan mempraktekan langsung apa yang ia pelajari. Sebagai contoh, anak akan mempelajari matematika melalui kegiatan memasak.
- Montessori: Metode ini akan mendorong anak agar berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitarnya.
- United Studies: Metode ini dilakukan berdasarkan tema tertentu. Artinya, siswa tidak mempelajari seluruh mata pelajaran, melainkan tema tertentu saja sesuai dengan peminatannya.
- Waldorf: Metode ini berusaha membentuk suasana sekolah agar mirip seperti suasana di rumah.
- Eclectic: Homeschooling yang menggunakan metode eclectic akan menyesuaikan kebutuhan anak. Orang tua bisa memilih metode pembelajaran selanjutnya atau menggabungkannya menjadi satu.
Mau tahu dampak homeschooling untuk perkembangan anak? Baca selengkapnya di artikel ini: “Pro Kontra Homeschooling untuk Tumbuh Kembang Anak”.
Siapa Saja yang Membutuhkan Homeschooling?
Setiap anak sebenarnya bisa memilih homeschooling, khususnya anak-anak berikut ini:
1. Mengidap penyakit
Sekolah formal mungkin bisa menyulitkan proses pembelajaran anak dengan kondisi medis tertentu. Bagi orang tua yang khawatir akan kesehatan anaknya mungkin lebih memilih homeschooling daripada sekolah formal.
2. Penyandang disabilitas
Anak dengan disabilitas fisik umumnya lebih sulit untuk mengikuti kegiatan belajar di sekolah formal. Itu sebabnya, homeschooling bisa menjadi pilihan yang tepat karena orang tua bisa langsung mengawasinya.
3. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan perkembangan saraf sehingga membuat anak menjadi hiperaktif, kurang fokus, dan impulsif. Orang tua bisa memilih homeschooling agar bisa memilih kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan anak sekaligus lebih mudah mengawasinya.
4. OCD (Obsessive Compulsive Disorder)
Obsessive compulsive disorder adalah gangguan mental yang membuat pengidapnya memiliki pikiran dan perilaku berulang. Pengidapnya tidak mampu mengendalikan kondisinya ini. Misalnya, berulang kali memeriksa pintu untuk memastikan sudah terkunci atau belum.
Kondisi ini tentu bisa mengganggu konsentrasinya saat belajar. Itu sebabnya, mereka memerlukan suasana belajar yang kondusif.
Mau tahu cara memilih homeschooling untuk anak dengan autisme? Baca di artikel ini: “Cara Memilih Homeschooling untuk Anak dengan Autisme”.
5. Disleksia
Disleksia adalah gangguan belajar yang membuat anak kesulitan dalam menulis, membaca, serta mengeja. Homeschooling bisa menjadi solusi yang tepat untuk anak dengan kondisi ini.
6. Anak dengan Jadwal Kegiatan yang Padat
Anak yang punya kegiatan yang padat, seperti berakting film, bernyanyi atau bermain musik mungkin bisa mengganggu kegiatan belajarnya. Homeschooling bisa menjadi pilihan yang tepat agar bakat dan kegiatan belajarnya bisa berjalan beriringan.
7. Orang tua yang pekerjaannya sering berpindah-pindah
Orang tua yang pekerjaannya sering berpindah-pindah tentu bisa menyulitkan proses belajar anak. Banyak dokumen yang perlu diurus saat memindahkan anak sekolah.
Belum lagi anak perlu beradaptasi di sekolahnya yang baru. Maka dari itu, homeschooling bisa menjadi solusi yang tepat karena kegiatan pembelajaran bisa dilakukan di mana pun.
Mau tahu tips agar anak mampu menjalani homeschooling dengan lancar? Baca di artikel ini: “Inilah 7 Tips Sukses Homeschooling untuk Anak di Rumah”.
Kelebihan dan Kekurangan Homeschooling
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan homeschooling yang perlu diketahui orang tua, di antaranya:
1. Keuntungan
- Orang tua bersama dengan anak bisa menentukan waktu dan durasi belajar.
- Anak bisa mengatur sendiri waktu belajarnya secara fleksibel sehingga ia punya waktu istirahat yang lebih lama.
- Orang tua bisa menentukan sendiri topik dan cara belajar yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan gaya belajar anak.
- Orang tua dapat memantau perkembangan belajar anak serta pergaulannya. Dengan begitu, anak bisa terhindar dari pergaulan yang negatif.
2. Kekurangan
- Anak nantinya cenderung memiliki kehidupan sosial yang terbatas.
- Tidak ada standarisasi kurikulum.
- Anak kurang memiliki daya saing karena sekolah formal bisa melatih jiwa kompetitif anak.
- Fasilitas belajar yang kurang lengkap.
Hubungi dokter atau psikolog anak di Halodoc untuk mendapatkan saran mengenai perkembangan anak melalui homeschooling dari rumah.