Hipotensi
DAFTAR ISI
- Apa Itu Hipotensi?
- Penyebab Hipotensi
- Faktor Risiko Hipotensi
- Gejala Hipotensi
- Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Hipotensi
- Diagnosis Hipotensi
- Pengobatan Hipotensi
- Komplikasi Hipotensi
- Pencegahan Hipotensi
Apa Itu Hipotensi?
Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah kondisi ketika tekanan darah jauh lebih rendah dari yang seharusnya. Ini dapat terjadi baik sebagai suatu kondisi sendiri atau sebagai gejala dari berbagai kondisi.
Saat darah mengalir melalui arteri, darah memberikan tekanan pada dinding arteri. Tekanan itulah yang dinilai sebagai ukuran kekuatan aliran darah atau disebut dengan tekanan darah.
Jika tekanan darah terlalu rendah, kondisi tersebut bisa menyebabkan aliran darah ke otak dan organ vital lainnya seperti ginjal menjadi terhambat atau berkurang.
Itulah sebabnya orang yang mengalami tekanan darah rendah akan mengalami gejala berupa kepala terasa ringan dan pusing. Ketika mengalami gangguan ini, tubuh juga akan terasa tidak stabil atau goyah, bahkan kehilangan kesadaran.
Ukuran tekanan darah muncul dalam dua angka, yaitu tekanan sistolik (bilangan atas) dan tekanan diastolik (bilangan bawah). Tekanan darah yang normal adalah antara 90/60 mm/Hg dan 120/80 mm/Hg. Seseorang dikatakan hipotensi jika memiliki tekanan darah di bawah 90/60 mm/Hg.
Penyebab Hipotensi
Hipotensi dapat terjadi karena berbagai penyebab, di antaranya:
- Hipotensi ortostatik. Ini terjadi ketika kamu berdiri terlalu cepat dan tubuh tidak dapat mengimbangi lebih banyak aliran darah ke otak.
- Penyakit sistem saraf pusat. Kondisi seperti penyakit Parkinson dapat mempengaruhi bagaimana sistem saraf kamu mengontrol tekanan darah.
- Volume darah rendah. Kehilangan darah akibat cedera parah dapat menyebabkan tekanan darah rendah. Dehidrasi juga dapat menyebabkan volume darah rendah.
- Kondisi yang mengancam jiwa. Termasuk irama jantung yang tidak teratur (aritmia), emboli paru, serangan jantung dan paru-paru yang kolaps.
- Kondisi jantung dan paru-paru. Ketika jantung berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat, atau jika paru-paru kamu tidak bekerja sebagaimana mestinya, keduanya dapat menyebabkan hipotensi.
- Obat resep. Hipotensi dapat terjadi karena obat-obatan untuk tekanan darah, gagal jantung, disfungsi ereksi, masalah neurologis, depresi, dan banyak lagi.
- Suhu ekstrem. Cuaca yang terlalu panas atau terlalu dingin dapat memengaruhi hipotensi dan memperburuk efeknya.
Faktor Risiko Hipotensi
Hipotensi sebenarnya bisa terjadi pada siapa saja, tapi ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang lebih berisiko mengalami tekanan darah rendah. Contohnya faktor usia, pengobatan, dan kondisi cuaca.
Cuaca udara yang lebih panas bisa membuat tekanan darah menurun. Orang yang sedang rileks atau rajin berolahraga juga umumnya mempunyai tekanan darah yang lebih rendah.
Selain itu, tekanan darah seseorang juga cenderung menurun setelah makan. Pasalnya, banyak darah yang akan mengalir menuju saluran pencernaan untuk mencerna dan menyerap makanan.
Tekanan darah pada siang dan malam hari pun bisa berbeda. Pada siang hari, tekanan darah biasanya akan meningkat, dan malam harinya menjadi lebih rendah.
Gejala Hipotensi
Gejala hipotensi atau tekanan darah rendah biasanya baru terjadi ketika otak tidak mendapatkan aliran darah yang cukup, termasuk:
- Pusing.
- Pingsan (sinkop).
- Mual atau muntah.
- Penglihatan kabur atau terdistorsi.
- Napas cepat dan dangkal.
- Kelelahan atau kelemahan.
- Merasa lelah atau lesu.
- Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi.
- Agitasi atau perubahan perilaku yang tidak biasa lainnya (tidak bertindak seperti dirinya sendiri).
Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Hipotensi
Hipotensi tidak boleh kamu anggap enteng karena bisa menimbulkan gejala di atas. Jika kamu mengalaminya, segera menghubungi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc.
Semakin cepat masalah ini ditangani, gejala yang kamu rasakan bisa segera mereda.
Nah, berikut ini beberapa rekomendasi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun.
Mereka juga memiliki penilaian yang baik dari pasien-pasien yang pernah mereka tangani sebelumnya, ini daftarnya:
- dr. Puguh Krisnadi Sandjojo Sp.PD
- dr. Agnita Irawaty Sp.PD
- dr. Vera Bahar Sp.PD
- dr. Siska Damayanti Sp.PD
- dr. Maya Puspita Sari Sp.PD, AIFO-K
Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir.Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.
Diagnosis Hipotensi
Hipotensi sebenarnya mudah didiagnosis, dengan mengukur tekanan darah. Namun, mencari tahu mengapa kamu mengalami hipotensi juga penting. Biasanya untuk mengetahui penyebabnya, sejumlah pemeriksaan diperlukan.
Pemeriksaan yang mungkin dapat dijalani untuk diagnosis hipotensi adalah:
1. Tes Laboratorium
Seperti tes darah atau cek urine, dapat membantu mencari sumber masalah potensial seperti:
- Diabetes.
- Kekurangan vitamin.
- Masalah tiroid atau hormon.
- Kadar zat besi rendah (anemia).
- Tes kehamilan (bagi siapa saja yang bisa hamil).
2. Pencitraan
Jika dokter mencurigai adanya masalah jantung atau paru-paru di balik hipotensi yang dialami, tes pencitraan biasanya diperlukan, seperti:
- Sinar-X atau rontgen.
- Computed tomography (CT) scan.
- Pencitraan resonansi magnetik (MRI) .
- Ekokardiogram atau tes berbasis ultrasound serupa.
3. Tes Diagnostik
Tes-tes ini dilakukan untuk mencari masalah khusus pada jantung atau sistem tubuh lainnya, yang bisa jadi penyebab hipotensi, seperti:
- Elektrokardiogram (EKG) .
- Latihan tes stres (atau beberapa variasi dari tes ini).
- Tes meja miring (dapat membantu dalam mendiagnosis hipotensi ortostatik).
Pengobatan Hipotensi
Pengobatan untuk hipotensi biasanya mencakup:
- Meningkatkan volume darah. Metode ini, juga dikenal sebagai resusitasi cairan, dilakukan dengan memasukkan cairan ke dalam darah.
- Membuat pembuluh darah menyempit. Dengan obat-obatan tertentu, yang membuat pembuluh darah di tubuh lebih sempit, sehingga tekanan darah bisa meningkat.
- Mengubah cara tubuh menangani cairan. Obat-obatan tertentu dapat membuat ginjal menyimpan cairan dan garam dalam tubuh, yang dapat membantu dengan tekanan darah rendah.
Komplikasi Hipotensi
Komplikasi yang dapat terjadi karena hipotensi antara lain:
- Jatuh dan cedera terkait jatuh. Ini adalah risiko terbesar akibat hipotensi karena dapat menyebabkan pusing dan pingsan. Jatuh dapat menyebabkan patah tulang, gegar otak, dan cedera serius atau bahkan mengancam jiwa.
- Syok. Ketika tekanan darah rendah, ini dapat memengaruhi organ-organ dengan mengurangi jumlah darah yang didapatkan. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan organ atau bahkan syok.
- Masalah jantung atau stroke. Tekanan darah rendah dapat membuat jantung mencoba mengimbanginya dengan memompa lebih cepat atau lebih keras. Seiring waktu, itu dapat menyebabkan kerusakan jantung permanen dan bahkan gagal jantung. Ini juga dapat menyebabkan masalah seperti trombosis vena dalam dan stroke karena darah tidak mengalir seperti seharusnya, menyebabkan gumpalan terbentuk.
Pencegahan Hipotensi
Berikut adalah beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mencegah hipotensi:
- Membatasi konsumsi alkohol dan minum air putih yang banyak. Bagi yang menyukai minuman berkafein, hindari minuman yang mengandung nutrisi tersebut di malam hari.
- Ubah pola makan. Lebih sering mengonsumsi makanan dalam porsi kecil lebih baik dibandingkan mengonsumsi makanan dalam porsi besar dengan frekuensi lebih jarang.
- Tidak berdiri terlalu lama. Terutama bagi pengidap hipotensi ortostatik, bila ingin berdiri dari posisi duduk atau berbaring, lakukanlah secara perlahan-lahan.
- Waspadai efek obat-obatan. Jika mengonsumsi obat yang mungkin menyebabkan efek samping hipotensi, dokter bisa mengubah dosis obat tersebut atau memberikan alternatif lain.