Hipospadia
DAFTAR ISI
- Apa itu Hipospadia?
- Penyebab Hipospadia
- Faktor Apa yang Menyebabkan Hipospadia?
- Tipe-tipe Hipospadia
- Gejala Hipospadia
- Rekomendasi Dokter yang Bisa Obati Hipospadia
- Cara Mendiagnosis Hipospadia
- Pengobatan Hipospadia
- Komplikasi Hipospadia
- Cara Mencegah Hipospadia
Apa itu Hipospadia?
Hipospadia adalah kondisi cacat lahir yang terjadi ketika uretra tidak berada pada posisi yang seharusnya atau ujung penis. Uretra adalah saluran yang menghubungkan kandung kemih dengan ujung penis pada pria.
Dalam kondisi normal, lubang uretra terletak tepat di ujung penis untuk mengeluarkan urine. Namun, pada hipospadia, lubang uretra justru berada di bagian bawah alat kelamin pria.
Pada anak laki-laki dengan hipospadia, uretra terbentuk secara tidak normal selama minggu ke 8-14 saat kehamilan.
Pembentukan yang abnormal dapat terjadi di mana saja dari tepat di bawah ujung penis hingga ke skrotum. Gangguan ini dapat terjadi dalam tingkat keparahan yang ringan hingga berat.
Pembedahan bisa dokter lakukan dengan tujuan mengembalikan penampilan penis Si Kecil kembali normal.
Jika pengobatan hipospadia berhasil, sebagian besar anak laki-laki akan tumbuh baik, dapat buang air kecil dan bereproduksi secara normal. Lantas, kapan harus melakukan pembedahan? Baca informasinya di artikel Alami Hipospadia, Kapan Operasi Perlu untuk Dilakukan?
Penyebab Hipospadia
Hipospadia terjadi sebagai kelainan bawaan saat lahir.
Saat penis pada bayi laki-laki berkembang di dalam janin, hormon tertentu dapat merangsang pembentukan uretra dan kulup. Gangguan pada hormon ini dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan uretra.
Pada kebanyakan kasus, penyebab dari kelainan lahir ini tidak diketahui. Meski begitu, terkadang hal ini berkaitan dengan genetik atau lingkungan.
Faktor Apa yang Menyebabkan Hipospadia?
Hipospadia adalah kelainan yang terjadi sejak lahir. Ada beberapa faktor risiko yang dapat menjadi pemicu terjadinya kelainan ini, antara lain:
- Memiliki anggota keluarga dengan kondisi yang sama (genetik)
- Memiliki kebiasaan merokok atau sering terpapar asap rokok.
- Terpapar pestisida atau bahan kimia industri selama kehamilan.
- Alami obesitas saat hamil.
- Usia ibu hamil di atas 35 tahun.
- Menggunakan perawatan kesuburan saat hamil.
- Ketidakseimbangan hormonal.
- Penggunaan obat tertentu selama kehamilan.
- Faktor lingkungan seperti polusi udara, polusi air, atau paparan radiasi.
Tipe-tipe Hipospadia
Hipospadia terbagi atas beberapa jenis, tergantung dari lokasi lubang uretranya, yaitu:
- Subcoronal: lubang uretra terletak di suatu tempat di dekat kepala penis.
- Midshaft: lubang uretra terletak di sepanjang batang penis.
- Penoscrotal: lubang uretra terletak di tempat penis dan skrotum bertemu.
Gejala Hipospadia
Gejala hipospadia adalah lubang uretranya ada di bagian bawah penis, bukan di ujung.
Selain itu, gangguan ini dapat menimbulkan beberapa tanda dan gejala seperti:
- Penis yang melengkung ke bawah (chordee).
- Salah satu testis tidak sepenuhnya turun ke skrotum.
- Kulup yang belum berkembang membuat kepala penis tidak tertutup secara lengkap, sehingga tidak boleh disunat.
- Semprotan saat buang air tidak normal.
- Harus duduk saat buang air kecil.
- Pembengkakan atau lipatan kulit di sekitar lubang uretra.
- Kemampuan urine keluar dengan arah yang tidak lurus atau melengkung.
Rekomendasi Dokter yang Bisa Obati Hipospadia
Apabila anak mengidap gejala hipospadia, segera hubungi dokter di Halodoc untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Nah, berikut beberapa dokter yang sudah berpengalaman yang bisa kamu hubungi.
Dokter-dokter ini juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!
Cara Mendiagnosis Hipospadia
Diagnosis hipospadia umumnya dapat dokter lakukan segera setelah bayi lahir. Cara ini dapat dokter lakukan melalui pemeriksaan fisik pada penis bayi dan tidak membutuhkan pemeriksaan lain.
Bagaimana bentuk kelamin penderita hipospadia? Sangat mudah untuk mendeteksi gangguan ini, yaitu lubang penis berada di tempat yang salah disertai kulup yang tidak berbentuk sehingga ujung penis terbuka.
Pada hipospadia yang parah, dokter membutuhkan pemeriksaan lebih mendetail untuk memastikan ada atau tidaknya keabnormalan pada alat kelamin bayi.
Oleh karena itu, dokter akan menganjurkan pemeriksaan kromosom dan pemindaian area genital.
Pemeriksaan ini dilakukan oleh ahli urologi anak untuk memastikan dan mengambil tindakan lanjutan. Ketahui Jenis Pemeriksaan yang Dilakukan saat Medical Check Up untuk mendeteksi ada tidaknya masalah kesehatan yang perlu kamu waspadai.
Pengobatan Hipospadia
Pengobatan hipospadia bisa membutuhkan penanganan medis atau tidak. Hal ini tergantung seberapa parah masalah yang terjadi. Ada beberapa tujuan penanganan dari gangguan ini, seperti:
- Untuk membuat urine mengalir keluar di tempat yang tepat.
- Agar penis tidak membengkok saat ereksi.
- Agar penis terlihat normal layaknya kebanyakan orang.
Apabila lubang uretra terletak sangat dekat dengan tempat yang seharusnya dan bentuk penis normal, penanganan medis mungkin tidak mereka perlukan. Namun, jika lubang uretra berada jauh dari lokasi yang seharusnya, operasi pemindahan uretra perlu bayi lakukan.
1. Tindakan operasi
Operasi bisa anak lakukan kapan saja, tetapi paling ideal saat anak berusia 4-16 bulan. Dokter bedah akan memposisikan uretra pada lokasi yang seharusnya.
Pada bentuk penis yang melengkung ke bawah karena pertumbuhan kulup yang tidak normal, dokter akan memperbaikinya agar penis kembali ke bentuk yang normal.
Dokter bedah juga dapat melakukan cangkok jaringan tubuh yang dokter ambil dari kulup atau bagian dalam mulut untuk merekonstruksi saluran urine, jika lubang uretra berada di dekat pangkal penis.
Jaringan dari kulup umumnya dokter perlukan dalam operasi ini. Karena itu, sebaiknya jangan menyunat anak dengan hipospadia sebelum operasi.
2. Hasil operasi
Dalam kebanyakan kasus, proses pembedahan biasanya akan berhasil. Penis akan terlihat normal dan anak akan berkemih secara normal, begitu juga sistem kerja reproduksinya.
Pada beberapa situasi, lubang (fistula) berkembang di sepanjang bagian bawah penis tempat saluran kemih baru dibuat dan menyebabkan kebocoran urine.
Komplikasi ini mungkin memerlukan pembedahan tambahan untuk perbaikan.
3. Kontrol lanjutan
Setelah operasi dilakukan, perlu untuk melakukan kontrol lanjutan ke dokter bedah. Dokter bedah akan merekomendasikan anak diperiksa secara rutin ke dokter urologi. Tujuannya untuk toilet training dan penanganan tindakan lanjutan untuk kondisi pubertas.
Selain itu, agar lebih memahami tentang pengobatan hipospadia, baca artikel berikut lebih lanjut: Idap Hipospadia, 2 Pengobatan Ini Bisa Dilakukan.
Komplikasi Hipospadia
Beberapa komplikasi hipospadia, antara lain:
- Tampilan penis yang tidak normal.
- Kesulitan untuk belajar menggunakan toilet.
- Lengkungan penis yang tidak normal saat ereksi.
- Alami masalah gangguan ejakulasi.
- Alami gangguan psikologis karena tidak percaya diri dengan alat kelaminnya.
Perlu kamu pahami jika komplikasi bisa terjadi setelah tindakan medis, tetapi kemungkinannya kecil. Salah satu masalah yang paling umum setelah operasi adalah terbentuknya lubang (fistula) yang terbentuk di tempat lain pada penis.
Selain itu, bekas luka juga dapat terbentuk pada saluran atau lubang uretra yang mengganggu buang air kecil.
Apakah pengidap hipospadia tidak bisa punya anak? Hipospadia tidak secara langsung menyebabkan infertilitas. Namun, pria dengan hipospadia berat mungkin tidak subur karena masalah yang menyertai testis terkait kondisi tersebut.
Kondisi ini dikarenakan uretra membawa air mani keluar dari tubuh. Perubahan lokasi pembukaan dapat menyebabkan kesulitan ejakulasi.
Kelengkungan penis dapat membuat hubungan seksual menjadi sulit atau menyakitkan. Laki-laki dengan hipospadia juga lebih mungkin dilahirkan dengan testis yang tidak turun, yang juga dapat menurunkan jumlah sperma.
Cara Mencegah Hipospadia
Cara mencegah hipospadia dapat dilakukan dengan menjalani gaya hidup sehat. Di antaranya:
- Tidak merokok atau minum alkohol.
- Menjaga atau mempertahankan berat badan sehat.
- Mengonsumsi asam folat (sekitar 400 hingga 800 mikrogram sehari) saat hamil.
- Melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin pada dokter kandungan selama hamil.
- Pemeriksaan genetik untuk penilaian risiko.
- Deteksi dini selama kehamilan.
- Konsumsi makanan sehat selama kehamilan.
Kapan Harus ke Dokter?
Sebagian besar bayi dengan hipospadia didiagnosis segera setelah lahir saat masih di rumah sakit. Namun, sedikit perpindahan pada lubang uretra mungkin tidak terlihat dengan jelas dan sulit diidentifikasi.
Maka dari itu, penting untuk memperhatikan gejala dari gangguan ini jika terjadi pada anak, sehingga pemeriksaan lanjutan bisa dilakukan.
Percayakan pada Halodoc untuk konsultasi dengan dokter spesialis, melakukan pemeriksaan atau medical check-up, hingga beli obat dan vitamin. Klik gambar di bawah untuk nikmati layanannya.