Hiperparatiroidisme
Pengertian Hiperparatiroidisme
Hiperparatiroidisme merupakan kondisi berlebihnya jumlah hormon paratiroid di dalam darah, berlainan dengan kondisi hipoparatiroid. Kondisi tersebut akibat dari peningkatan aktivitas satu atau lebih dari empat kelenjar paratiroid yang terdapat dalam tubuh. Kelenjar tersebut memiliki ukuran yang serupa dengan sebutir nasi dan berlokasi di bagian bawah leher.
Ada dua jenis hiperparatiroidisme, yaitu:
- Hiperparatiroidisme primer, yaitu ketika pembesaran satu atau lebih kelenjar paratiroid menyebabkan produksi hormon berlebihan. Hal ini menyebabkan kadar kalsium yang tinggi dalam darah, yang bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
- Hiperparatiroidisme sekunder, terjadi karena penyakit lain yang pertama kali menyebabkan kadar kalsium dalam tubuh rendah. Seiring waktu, terjadi peningkatan kadar hormon paratiroid.
Penyebab Hiperparatiroidisme
Pada hiperparatiroid, salah satu atau beberapa kelenjar paratiroid menjadi terlalu aktif (overactive), sehingga menghasilkan hormon paratiroid berlebih. Hal ini dapat disebabkan oleh tumor, pembesaran kelenjar, ataupun masalah struktural dari kelenjar paratiroid.
Apabila kadar kalsium terlalu rendah, kelenjar paratiroid merespons dengan meningkatkan produksi hormon paratiroid. Hal ini menyebabkan ginjal dan usus menyerap jumlah kalsium lebih besar. Selain itu, mengurangi lebih banyak kalsium dari tulang. Ketika kadar kalsium kembali meningkat, maka produksi hormon paratiroid akan kembali normal.
Faktor Risiko Hiperparatiroidisme
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami hiperparatiroidisme, yaitu:
- Usia. Hiperparatiroidisme paling sering terjadi pada orang yang berusia di atas 60 tahun, tapi juga bisa terjadi pada orang dewasa yang lebih muda.
- Seorang wanita yang telah melalui menopause.
- Pernah mengalami kekurangan kalsium atau vitamin D berkepanjangan.
- Memiliki penyakit langka menurun, seperti multiple endocrine neoplasia type 1, yang biasanya memengaruhi beberapa kelenjar.
- Pernah menjalani perawatan radiasi untuk kanker yang mengekspos leher pada radiasi.
- Pernah mengonsumsi lithium, obat yang sering digunakan untuk mengatasi kelainan bipolar.
Gejala Hiperparatiroidisme
Sebenarnya hiperparatiroidisme sendiri jarang menimbulkan gejala. Gejala biasanya muncul karena kerusakan atau disfungsi organ dan jaringan akibat kadar kalsium dalam darah terlalu tinggi, sedangkan simpanan kalsium pada tulang menurun. Gejala yang dapat muncul, antara lain:
- Nyeri tulang dan sendi.
- Tulang menjadi rapuh dan rentan mengalami patah tulang.
- Mual, muntah, dan selera makan menurun.
- Nyeri perut.
- Sembelit atau konstipasi.
- Banyak mengeluarkan urine.
- Cepat haus.
- Cepat lelah atau lemas.
- Badan terasa tidak enak tanpa penyebab pasti.
- Depresi atau cepat lupa.
- Konsentrasi hilang.
Diagnosis Hiperparatiroidisme
Jika dokter menduga pengidap memiliki kondisi ini, maka pemeriksaan fisik dapat dilakukan dan beberapa tes penunjang dapat direkomendasikan, seperti:
- Tes Darah
Tes darah tambahan dapat membantu dokter memberikan diagnosis yang lebih akurat. Dokter akan memeriksa darah untuk melihat kadar hormon paratiroid yang tinggi, kadar alkali fosfatase yang tinggi, serta kadar fosfor yang rendah.
- Tes Urine
Tes urine dapat membantu dokter menentukan seberapa serius kondisi dan apakah masalah ginjal merupakan penyebabnya. Dokter akan memeriksa urine untuk melihat seberapa banyak kandungan kalsium di dalamnya.
- Tes Ginjal
Dokter dapat melakukan rontgen pada perut untuk memeriksa kelainan pada ginjal.
- Tes Kepadatan Tulang
Tes ini dilakukan untuk melihat apakah pengidap sudah mengembangkan osteoporosis. Tes yang paling umum digunakan untuk mengukur kepadatan mineral tulang adalah dual energy X-ray absorptiometry (DEXA).
Komplikasi Hiperparatiroidisme
Komplikasi hiperparatiroidisme terutama terkait dengan efek jangka panjang dari terlalu sedikit kalsium di tulang dan terlalu banyak kalsium dalam aliran darah. Komplikasi yang umum terjadi antara lain:
- Osteoporosis
Hilangnya kalsium sering mengakibatkan tulang menjadi lemah dan rapuh, sehingga mudah patah (osteoporosis).
- Batu ginjal
Terlalu banyak kalsium dalam darah bisa menyebabkan terlalu banyak kalsium dalam urin, yang bisa menyebabkan endapan kecil kalsium dan zat lain terbentuk di ginjal.
- Penyakit kardiovaskular
Meskipun hubungan sebab-akibatnya masih belum jelas, kadar kalsium yang tinggi dikaitkan dengan kondisi kardiovaskular. Misalnya seperti tekanan darah tinggi dan jenis penyakit jantung tertentu.
- Hiperparatiroidisme neonatus
Hiperparatiroidisme yang parah dan tidak diobati pada wanita hamil, bisa menyebabkan kadar kalsium yang sangat rendah pada bayi baru lahir.
Pengobatan Hiperparatiroidisme
Dalam menangani hiperparatiroidisme, dokter dapat menyarankan untuk menunggu dan melakukan pemantauan rutin apabila ditemukan beberapa kondisi. Seperti kadar kalsium yang hanya meningkat sedikit, ginjal berfungsi normal dan tidak terdapat batu ginjal, kepadatan tulang baik atau hanya sedikit di bawah normal, serta tidak didapatkan adanya gejala lain yang dapat membaik dengan penanganan.
Namun, pada kasus yang membutuhkan penanganan, berikut beberapa penanganan yang bisa dilakukan:
- Pembedahan
Pembedahan merupakan penanganan yang paling sering untuk hiperparatiroidisme primer yang dapat menghilangkan keluhan pada sebagian besar kasus. Kelenjar yang diangkat hanya yang mengalami pembesaran atau terdapat tumor (adenoma).
- Pemberian Obat-obatan
Obat-obatan yang dapat diberikan untuk menangani hiperparatiroidisme mencakup obat-obatan kalsimimetik, yakni yang menyerupai kalsium yang bersirkulasi dalam darah, terapi pengganti hormon, maupun golongan obat-obatan lain yang mencegah hilangnya kalsium dari tulang.
Selain itu, gaya hidup juga bisa membantu penyembuhan pengidap dan mencegah komplikasi:
- Memantau asupan kalsium dan vitamin D. Jumlah kalsium harian yang direkomendasikan untuk orang dewasa berusia 19-50 tahun dan pria berusia 51-70 tahun adalah 1000 miligram kalsium sehari. Sedangkan rekomendasi kalsium untuk wanita berusia 51 tahun ke atas adalah 1200 miligram per hari.
- Untuk rekomendasi jumlah vitamin D harian adalah 600 unit internasional (IU) per hari untuk orang berusia 1-70 tahun dan 800 IU per hari untuk orang dewasa berusia 71 tahun ke atas.
- Minum banyak cairan. Hal ini untuk mencegah risiko batu ginjal.
- Berolahraga secara teratur agar tulang tetap kuat.
- Jangan merokok. Merokok bisa meningkatkan keropos tulang dan sejumlah masalah kesehatan lainnya.
- Hindari mengonsumsi obat penambah kalsium.
Pencegahan Hiperparatiroidisme
Pencegahan hiperparatiroidisme bisa dilakukan dengan menjaga asupan vitamin D dan asupan kalsium dalam diet dan pola makan sehari-hari. Selain itu, hiperparatiroidisme juga bisa dicegah dengan menghindari gagal ginjal kronik yang bisa dilakukan dengan menjaga kesehatan tubuh sendiri, dan menerapkan pola hidup sehat.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera hubungi dokter ketika dirimu merasakan gejala-gejala hiperparatiroidisme di atas. Penanganan yang tepat dan cepat akan semakin baik demi proses pengobatan dan penyembuhan. Kamu bisa memeriksakan kesehatanmu ke dokter dengan buat janji di rumah sakit pilihan kamu melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play.
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Hyperparathyroidism
Medline Plus. Diakses pada 2022. Hyperparathyroidism.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Hyperparathyroidism
Diperbarui pada 10 Mei 2022
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan