Hidronefrosis
DAFTAR ISI
- Apa Itu Hidronefrosis?
- Penyebab Hidronefrosis
- Gejala Hidronefrosis
- Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Gejala Hidronefrosis
- Diagnosis Hidronefrosis
- Pengobatan Hidronefrosis
- Komplikasi Hidronefrosis
- Pencegahan Hidronefrosis
Apa Itu Hidronefrosis?
Hidronefrosis adalah pembengkakan yang terjadi pada salah satu atau kedua ginjal karena penumpukan urine, sehingga urine tidak dapat mengalir ke kandung kemih. Gangguan kesehatan ini dapat terjadi pada semua usia, bahkan pada janin (hidronefrosis antenatal).
Apabila terdeteksi dan mendapatkan penanganan dengan cepat, hidronefrosis jarang mengakibatkan komplikasi jangka panjang. Sebaliknya, apabila masalah kesehatan ini dibiarkan begitu saja, bukan tidak mungkin akan berujung pada infeksi dan munculnya jaringan parut di ginjal yang bisa mengarah ke gagal ginjal.
Pengobatan hidronefrosis dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi kondisi medis yang menjadi penyebab terhambatnya aliran urine. Metode penanganannya bisa melalui pemberian obat atau prosedur bedah.
Penyebab Hidronefrosis
Ginjal mempunyai banyak fungsi penting, salah satunya yaitu menyaring kelebihan air, garam, dan limbah sisa metabolisme. Sisa penyaringan tadi selanjutnya akan dikeluarkan melalui urine.
Apabila terjadi gangguan atau penyumbatan pada saluran kemih (ureter), urine yang seharusnya keluar dari tubuh menjadi menumpuk di dalam ginjal. Hal ini dapat berujung pada pembengkakan ginjal atau hidronefrosis.
Biasanya, hidronefrosis terjadi sebagai akibat dari masalah kesehatan atau kondisi medis lain yang dialami pengidap, seperti:
Batu ginjal yang keluar dari ginjal dan menyumbat ureter.
Kanker atau tumor yang terdapat di sekitar saluran kemih, kandung kemih, panggul, atau perut.
Gumpalan darah yang muncul pada ginjal atau ureter.
Munculnya jaringan parut akibat infeksi, operasi, atau pernah menjalani perawatan radioterapi, sehingga menyebabkan terjadinya penyempitan pada ureter.
Vesicoureteral reflux (VUR), yaitu kondisi ketika urine yang berasal dari kandung kemih kembali ke ginjal. Masalah ini bisa terjadi akibat kelainan bawaan lahir, pembesaran pada prostat, atau penyempitan pada lubang saluran kemih (uretra).
Prolaps uteri atau turun peranakan (turun berok).
Gangguan saraf atau otot kandung kemih.
Retensi urine.
Kehamilan.
Sementara itu, kondisi yang menyebabkan terjadinya hidronefrosis pada bayi baru lahir biasanya terlihat ketika melakukan pemeriksaan USG prenatal, antara lain:
Kelainan bawaan lahir, seperti ureter bercabang (ureter ektopik), spina bifida, atau kelainan katup uretra (posterior urethral valves).
Penyumbatan (obstruksi) yang menghalangi aliran urine keluar dari ginjal.
Ureterocele, terbentuknya kantung di ureter yang dapat menyumbat ureter.
Gangguan pada otot kandung kemih yang mengakibatkan urine mengalir kembali ke ginjal.
Sedangkan pada beberapa kasus, hidronefrosis pada bayi baru lahir tidak diketahui penyebabnya.
Hidronefrosis sebelum lahir biasanya akan membaik dengan sendirinya setelah bayi lahir.
Sementara itu, hidronefrosis ringan pada anak umumnya tidak terlalu memengaruhi fungsi ginjal dan bisa membaik untuk jangka waktu tertentu.
Gejala Hidronefrosis
Beberapa kasus hidronefrosis bisa tidak menunjukkan adanya gejala sama sekali.
Sedangkan pada hidronefrosis yang bergejala, keluhan yang muncul mungkin tidak sama untuk setiap orang.
Gejala yang terjadi biasanya tergantung pada penyebabnya, seperti:
- Menunjukkan gejala infeksi saluran kemih, yaitu urine berwarna gelap, aliran urine menjadi lebih lemah, menggigil, demam, atau rasa terbakar saat berkemih.
- Nyeri pada punggung dan panggul yang bisa menjalar ke perut bawah atau area selangkangan.
- Mual dan muntah.
- Muncul rasa nyeri saat buang air kecil (disuria).
- Hematuria
- Kelelahan atau malaise.
Frekuensi buang air kecil berkurang. - Tidak dapat mengosongkan kandung kemih sepenuhnya.
Hidronefrosis yang terjadi pada bayi baru lahir biasanya tidak menunjukkan adanya gejala.
Meski demikian, penyakit ini juga dapat mengakibatkan pembesaran pada perut atau gejala infeksi saluran kemih, seperti demam, rewel, dan tidak mau menyusu.
Sedangkan pada anak-anak, gejala hidronefrosis yang bisa muncul seperti nyeri pada pinggang atau perut, anak mengompol, demam, mual, muntah, serta anak mengalami gangguan tumbuh kembang.
Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Gejala Hidronefrosis
Jika kamu atau orang terdekat mengalami beberapa gejala hidronefrosis seperti di atas, maka jangan malu untuk segera bertanya pada dokter spesialis urologi mengenai penanganannya sebelum kondisinya semakin memburuk.
Nah, dokter akan memberikan konsultasi, saran, serta perawatan yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi kamu.
Berikut ini rekomendasi dokter spesialis urologi yang sudah berpengalaman dan memiliki ulasan positif dari pasien-pasien yang sebelumnya pernah mereka tangani:
- dr. Ben Mantiri Sp.U
- dr. Adryansyah Can Sp.U
- dr. Dian Paramita Oktaviani S Sp.U, M.Ked.Klin
- dr. Albert Ivan Parasian Sp.U
Nah, itu tadi rekomendasi dokter spesialis urologi di Halodoc yang bisa kamu hubungi terkait penanganan hidronefrosis.
Dengan menggunakan Halodoc, kamu dapat melakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline. Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Hidronefrosis
Sebelum menentukan diagnosis hidronefrosis, dokter terlebih dahulu akan menanyakan gejala yang dialami dan riwayat kesehatan pengidap beserta keluarga.
Setelah itu, dokter akan memeriksa bagian belakang pinggang pengidap dengan dengan meraba, menekan, dan mengetuk secara perlahan.
Sementara itu, pada pasien pria, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan colok dubur guna mendeteksi ada atau tidaknya pembesaran pada kelenjar prostat.
Sedangkan pada pasien wanita, dibutuhkan pemeriksaan panggul guna mendeteksi ada atau tidaknya gangguan pada rahim atau ovarium.
Selanjutnya, dokter akan merekomendasikan pengidap untuk menjalani beberapa pemeriksaan penunjang guna membantu memastikan diagnosis, seperti:
- Tes darah guna mendeteksi adanya infeksi melalui perhitungan darah lengkap, termasuk tes fungsi ginjal.
- Tes urine guna mengetahui adanya darah, batu kristal, atau infeksi bakteri di dalam urine.
- Urografi intravena, untuk mengetahui kondisi saluran urine melalui foto Rontgen dengan bantuan zat kontras.
- Pemindaian dengan menggunakan USG atau CT scan, guna melihat gambaran ginjal secara lebih detail.
Pengobatan Hidronefrosis
Metode pengobatan hidronefrosis akan disesuaikan dengan kondisi yang menjadi penyebabnya dan tingkat keparahan penyakit tersebut.
Penanganan hidronefrosis yang ringan dan sedang terkadang cukup dengan pemberian obat antibiotik guna mencegah terjadinya infeksi saluran kemih.
Sementara itu, beberapa pilihan metode pengobatan lain untuk hidronefrosis adalah:
1. Kateterisasi
Apabila pembengkakan ginjal terjadi karena ureter mengalami penyumbatan, dokter dapat melakukan pemasangan kateter untuk membantu mengalirkan urine ke kandung kemih.
Selain itu, pengobatan juga bisa dilakukan dengan memasang saluran nefrostomi untuk memudahkan urine mengalir dari ginjal langsung ke luar tubuh.
2. Obat-obatan
Selain itu, dokter juga dapat memberikan obat antibiotik dan pereda nyeri untuk membantu meringankan rasa nyeri yang muncul akibat infeksi saluran kemih (ISK).
3. Operasi
Prosedur operasi biasanya dilakukan untuk mengatasi hidronefrosis yang terjadi karena batu ginjal atau pembesaran prostat.
Prosedur ini juga direkomendasikan apabila saluran urine terhambat oleh jaringan parut atau bekuan darah.
Sementara itu, untuk hidronefrosis yang terjadi karena kanker, dokter akan melakukan tindakan operasi yang dipadukan dengan kemoterapi atau radioterapi.
4. Penanganan pada Ibu Hamil
Sedangkan pada ibu hamil, hidronefrosis biasanya tidak membutuhkan perawatan khusus. Sebab, kondisi ini akan membaik dalam beberapa minggu setelah melahirkan.
5. Penanganan pada Janin dan Bayi
Janin yang didiagnosis mengalami hidronefrosis dalam kandungan biasanya tidak membutuhkan penanganan tertentu.
Sebab, hidronefrosis bisa membaik sebelum waktu kelahiran atau membaik dengan sendirinya dalam beberapa bulan setelah lahir.
Meski begitu, pemeriksaan dengan pemindaian tetap perlu dilakukan selama beberapa minggu setelah melahirkan guna mencegah komplikasi.
Jika hidronefrosis tidak membaik dengan sendirinya, dokter bisa memberi antibiotik atau melakukan operasi bila dibutuhkan.
Catat, Ini Dokter Spesialis yang Bisa Bantu Pengobatan Hidronefrosis
Komplikasi Hidronefrosis
Hidronefrosis yang tidak segera ditangani bisa berujung terjadinya peningkatan tekanan pada ginjal.
Kondisi ini dapat menurunkan kemampuan ginjal dalam menyaring darah, membuang limbah, dan mengakibatkan gangguan keseimbangan elektrolit dalam tubuh.
Komplikasi lain yang dapat terjadi karena hidronefrosis adalah infeksi ginjal.
Beberapa kasus menunjukkan infeksi ginjal bisa mengakibatkan kerusakan ginjal permanen yang berujung pada gagal ginjal.
Perlu diketahui bahwa gagal ginjal juga tetap bisa terjadi meski hanya satu ginjal yang dapat berfungsi normal.
Pencegahan Hidronefrosis
Hidronefrosis dapat dicegah dengan membiasakan pola hidup sehat, menghindari berbagai kondisi yang menjadi penyebabnya, dan melakukan pengobatan apabila memiliki masalah kesehatan yang dapat memicu hidronefrosis.
Khusus untuk orang dengan riwayat batu ginjal, tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan menjalani diet khusus, menjaga asupan cairan tubuh, dan menghindari berbagai faktor yang dapat menyebabkan munculnya batu ginjal secara berulang.
Segera lakukan pemeriksaan apabila mendapati adanya gejala yang mengarah pada hidronefrosis.
Deteksi dan penanganan dini bisa mencegah terjadinya komplikasi yang berakibat fatal dengan menghubungi dokter tepercaya.
Cukup download aplikasi Halodoc di ponselmu melalui App Store maupun Play Store.