Hernia Hiatus
DAFTAR ISI
- Pengertian Hernia Hiatus
- Penyebab Hernia Hiatus
- Faktor Risiko Hernia Hiatus
- Gejala Hernia Hiatus
- Diagnosis Hernia Hiatus
- Pengobatan Hernia Hiatus
- Komplikasi Hernia Hiatus
- Pencegahan Hernia Hiatus
Pengertian Hernia Hiatus
Hernia hiatus adalah kondisi ketika bagian atas perut menonjol melewati diafragma, otot besar yang memisahkan perut dan dada. Diafragma memiliki lubang kecil (hiatus) yang dilalui kerongkongan sebelum terhubung ke perut.
Pada kondisi ini, perut terdorong ke atas melalui lubang itu dan masuk ke rongga dada. Jika tidak terlalu parah, biasanya tidak ada masalah yang timbul. Namun, pada kondisi yang parah, hernia hiatus dapat membuat makanan dan asam lambung naik ke kerongkongan.
Penyebab Hernia Hiatus
Penyebab paling umum dari penyakit ini adalah peningkatan tekanan di rongga perut. Rongga perut adalah ruang di tengah tubuh yang menampung beberapa organ, termasuk:
- Bagian bawah kerongkongan dan lambung.
- Usus halus, usus besar dan rektum.
- Hati.
- Kandung empedu, pankreas dan limpa.
- Ginjal.
- Kandung kemih.
Tekanan ini dapat terbentuk dari hal-hal seperti:
- Batuk.
- Muntah .
- Mengejan saat buang air besar.
- Angkat berat.
- Ketegangan fisik.
Faktor Risiko Hernia Hiatus
Beberapa faktor yang diduga kuat dapat meningkatkan risiko seseorang terkena hernia hiatus adalah:
- Kehamilan.
- Obesitas.
- Sering batuk kencang.
- Mengejan saat buang air besar.
- Berusia lebih dari 50 tahun.
Gejala Hernia Hiatus
Banyak orang dengan hernia hiatus tidak pernah memiliki gejala. Beberapa di antaranya memiliki beberapa gejala yang sama dengan penyakit refluks gastroesofageal (GERD). GERD terjadi ketika cairan pencernaan bergerak dari perut kembali ke kerongkongan. Gejala GERD meliputi:
- Sakit maag.
- Rasa pahit atau asam di bagian belakang tenggorokan.
- Kembung dan sendawa.
- Ketidaknyamanan atau nyeri di perut atau kerongkongan.
Pada hernia hiatus yang sudah besar atau parah, maka akan muncul beberapa jenis gejala yang akan dirasakan pengidapnya, antara lain:
- Sensasi terbakar di dada akibat naiknya asam ke kerongkongan (heartburn).
- Sulit menelan.
- Sulit bernapas.
- Palpitasi.
- Sakit di area dada atau perut.
- Bersendawa.
- Merasa sangat kenyang sehabis makan.
- Muntah darah.
- Mengeluarkan tinja berwarna gelap yang menandakan terjadi perdarahan pada saluran pencernaan.
Diagnosis Hernia Hiatus
Hernia hiatus mungkin baru terdeteksi ketika pengidapnya melakukan pemeriksaan untuk gangguan lain yang dirasakannya. Dokter mungkin akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan gejala yang pernah dirasakan atau hal lain yang sekiranya berkaitan dengan kondisi pengidap.
Selain wawancara medis, dokter biasanya juga akan melanjutkan dengan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
- Tes darah untuk mendeteksi anemia.
- Pencitraan medis seperti CT scan dan X-ray.
- Endoskopi untuk mendeteksi peradangan dengan cara memasukkan sebuah tabung fleksibel yang dilengkapi dengan kamera dan lampu ke dalam tenggorokan, kerongkongan, hingga perut.
- Esofagram untuk mendapat gambaran yang jelas dari esofagus, perut, dan bagian atas saluran pencernaan pada hasil X-ray. Gambaran jelas dihasilkan oleh cairan kapur yang diminum sebelum pemeriksaan. Cairan ini mengandung barium yang akan melapisi saluran pencernaan atas agar mudah dilihat.
- Manometri esofagus untuk mengukur tekanan dan pergerakan dalam esofagus dengan cara memasukkan kateter melalui hidung, esofagus, hingga perut.
Pengobatan Hernia Hiatus
Kebanyakan orang dengan hernia hiatus tidak mengalami tanda atau gejala apa pun dan tidak memerlukan perawatan. Namun, jika merasakan gejala yang mengganggu, dokter dapat melakukan pengobatan berupa:
- Pemberian Obat-obatan
Untuk mengatasi refluks asam, dokter dapat merekomendasikan:
- Antasida, untuk menetralkan asam lambung.
- Obat-obatan untuk mengurangi produksi asam lambung (penghambat reseptor H-2), seperti cimetidine, famotidine dan nizatidine.
- Obat-obatan yang menghalangi produksi asam dan menyembuhkan kerongkongan, seperti lansoprazole dan omeprazole.
- Operasi
Terkadang hernia hiatus membutuhkan operasi. Ini umumnya dilakukan pada orang yang tidak terbantu oleh obat-obatan untuk meredakan refluks asam, atau memiliki komplikasi seperti peradangan parah atau penyempitan kerongkongan.
Operasi untuk memperbaiki hernia hiatus biasanya dilakukan dengan menarik perut kembali ke posisi semula, dan membuat lubang di diafragma lebih kecil atau merekonstruksi sfingter esofagus.
Dalam beberapa kasus, operasi hernia hiatus dikombinasikan dengan operasi penurunan berat badan, seperti gastrektomi lengan. Operasi dapat dilakukan dengan menggunakan satu sayatan di dinding dada (torakotomi) atau menggunakan teknik invasif minimal yang disebut laparoskopi.
Dalam operasi laparoskopi, dokter memasukkan kamera kecil dan alat bedah khusus melalui beberapa sayatan kecil di perut. Operasi kemudian dilakukan saat dokter melihat gambar dari dalam tubuh yang ditampilkan pada monitor video.
Komplikasi Hernia Hiatus
Jika pengidap hernia hiatus tidak mendapatkan perawatan yang tepat, kondisi ini dapat memicu peradangan atau luka. Baik pada lapisan kerongkongan (esofagus), maupun lambung. Ini juga dapat menyebabkan perdarahan pada saluran pencernaan.
Pencegahan Hernia Hiatus
Karena penyebab hernia hiatus sering kali tidak diketahui, pencegahan tidak selalu bisa dilakukan. Namun, menghindari faktor risiko penyakit ini mungkin bisa membantu. Misalnya dengan mempertahankan berat badan yang sehat dan berhenti merokok.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu mengalami gejala hernia hiatus seperti yang dijelaskan tadi, segera periksakan diri ke dokter. Kamu bisa download Halodoc untuk membuat janji rumah sakit untuk memeriksakan kondisi yang dialami.
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Hiatal Hernia
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Hiatal Hernia.
Healthline. Diakses pada 2022. Hiatal Hernia.
Diperbarui pada 3 Juni 2022