Gastroenteritis
DAFTAR ISI:
- Apa Itu Gastroenteritis?
- Penyebab Gastroenteritis
- Faktor Risiko Gastroenteritis
- Gejala Gastroenteritis
- Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Gastroenteritis
- Diagnosis Gastroenteritis
- Pengobatan Gastroenteritis
- Komplikasi Gastroenteritis
- Pencegahan Gastroenteritis
Apa Itu Gastroenteritis?
Gastroenteritis atau dikenal juga dengan sebutan flu perut, adalah infeksi yang terjadi pada usus atau perut yang disebabkan oleh beberapa jenis virus. Penyakit ini dapat menyebabkan terjadinya mual, muntah, diare, kram perut, dan terkadang demam.
Penyebaran gastroenteritis dapat terjadi melalui kontak jarak dekat dengan orang yang sudah terinfeksi atau karena mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Penyakit ini dapat menyebar dengan sangat mudah di fasilitas umum yang tertutup. Seperti di dalam ruang kelas, tempat perawatan anak, dan ruang perawatan umum.
Pada orang dengan kondisi tubuh sehat gastroenteritis tidak berakibat fatal. Namun, pada pada bayi, orang tua, dan orang yang bermasalah dengan sistem kekebalan tubuhnya dapat berakibat fatal.
Penyebab Gastroenteritis
Gastroenteritis disebabkan oleh dua jenis virus yang umum, yaitu:
- Rotavirus
Virus yang menular melalui mulut ini cenderung menginfeksi bayi dan anak-anak karena anak-anak sering memasukkan jari atau benda terkontaminasi lain ke dalam mulutnya.
Orang dewasa yang terinfeksi virus jenis ini mungkin tidak merasakan gejala apa pun, tetapi mereka tetap bisa menularkannya pada anak kecil maupun bayi.
- Norovirus
Virus jenis ini bisa menginfeksi siapa saja pada usia berapa pun, baik dewasa maupun anak-anak. Kebanyakan kasus keracunan makanan yang terjadi di seluruh dunia disebabkan oleh virus ini.
Beberapa tempat yang sering terjadi penularan virus ini adalah ruang kelas atau sekolah, asrama sekolah atau kampus, tempat perawatan anak, dan ruang perawatan umum.
Makanan dan air yang terkontaminasi menjadi sarana utama dalam penyebaran virus, tetapi kontak secara langsung dengan individu yang terinfeksi juga bisa menularkan virus ini.
Faktor Risiko Gastroenteritis
Siapa pun bisa terkena gastroenteritis. Namun, kamu lebih mungkin mengalami penyakit ini jika berada di tempat di mana banyak orang berbagi ruang tamu atau ruang makan, seperti:
- Anak-anak di tempat penitipan anak atau di perkemahan.
- Rumah jompo.
- Siswa yang tinggal di asrama.
- Personil militer.
- Penjara.
- Bangsal psikiatri.
- Penumpang kapal pesiar.
- Wisatawan ke negara-negara kurang berkembang.
- Siapa pun dengan kondisi kekebalan yang terganggu.
Gejala Gastroenteritis
Gejala gastroenteritis akan muncul antara 1-3 hari dan bertahan selama 1-2 hari, tetapi bisa juga hingga 10 hari setelah terinfeksi virus. Gastroenteritis menyerang bagian usus pada manusia, sehingga gejala yang muncul berikut ini:
- Sakit dan kram perut.
- Diare berair, tetapi tidak bercampur darah. Jika diare sudah bercampur darah, infeksi yang terjadi mungkin berbeda dan lebih parah.
- Mual dan muntah.
- Kehilangan nafsu makan.
- Penurunan berat badan.
- Terkadang muncul demam, sakit kepala, dan sakit otot.
Sementara itu, gejala pada orang dewasa yang cukup parah dan harus segera mendapatkan penanganan dari dokter adalah:
- Muntah darah.
- Cairan yang diminum tidak bisa ditahan sehingga muntah tiap kali setelah minum.
- Muntah lebih dari 48 jam.
- Demam di atas 40 derajat Celsius.
- Mengalami gejala dehidrasi, seperti kurang buang air kecil dan mulut yang kering.
- Buang air besar disertai darah.
Pada bayi dan anak-anak, gejala gastroenteritis yang perlu diwaspadai orangtua adalah:
- Terlihat lesu.
- Diare disertai darah.
- Demam tinggi.
- Merasa sangat kesakitan atau tidak nyaman.
- Mengalami dehidrasi. Frekuensi buang air kecil dan volume urine menurun drastis, menangis tanpa air mata, dan mulut yang kering.
Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Gastroenteritis
Untuk orang dewasa, kamu perlu segera menghubungi dokter jika mengalami gejala-gejala berikut ini:
- Buang air besar (BAB) terus-menerus dalam 24 jam.
- BAB berdarah.
- Muntah berkepanjangan, yakni lebih dari 2 hari.
- Muntah darah.
- Dehidrasi.
- Demam tinggi dengan suhu lebih dari 40 derajat Celsius.
Nah, berikut ini terdapat beberapa rekomendasi dokter yang bisa kamu hubungi.
Mereka ini sudah memiliki pengalaman dan mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
- dr. Puguh Krisnadi Sandjojo Sp.PD
- dr. Agnita Irawaty Sp.PD
- dr. Vera Bahar Sp.PD
- dr. Lim Jen Siong
- dr. Eka Wijaya Warmandana
Itulah berbagai daftar dokter yang bisa kamu hubungi untuk mendapatkan solusi penanganan disentri yang tepat.
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Gastroenteritis
Dokter biasanya menentukan diagnosis gastroenteritis dari gejala yang dialami. Namun, untuk lebih memastikan diagnosis penyakit ini, beberapa tes dapat dijalani, yaitu:
- Cek feses. Untuk mencari bakteri, virus, atau parasit di feses.
- Sigmoidoskopi. Dilakukan dengan memasukkan tabung tipis dan fleksibel dengan kamera kecil dari anus ke usus besar bagian bawah untuk mencari tanda-tanda penyakit radang usus.
Pengobatan Gastroenteritis
Tujuan utama dari pengobatan gastroenteritis adalah untuk mencegah terjadinya dehidrasi dengan mengonsumsi banyak air. Perawatan di rumah sakit untuk diberikan cairan melalui infus jika kasus dehidrasi yang dialami cukup parah.
Oralit bisa diberikan untuk membantu rehidrasi. Obat ini mengandung elektrolit dan mineral yang diperlukan oleh tubuh.
Obat-obatan antibiotik tidak akan memiliki pengaruh terhadap virus yang sudah menginfeksi. Jangan memberikan obat antiinflamasi pada anak-anak atau remaja yang sakit akibat infeksi virus.
Berikut ini beberapa tips perawatan untuk mengatasi gastroenteritis:
- Upayakan untuk meminum lebih banyak cairan. Jika kesulitan minum air, gunakan sedotan. Hindari mengonsumsi jus buah-buahan karena minuman ini justru bisa meningkatkan gejala diare yang dialami.
- Mengonsumsi makanan dalam jumlah sedikit dan mudah dicerna, seperti pisang, bubur, dan ikan. Hal ini bertujuan memberikan waktu pemulihan bagi perut untuk berhenti makan jika mual mulai terasa kembali.
- Menggunakan lebih banyak waktu untuk beristirahat.
- Anak-anak dan orang dewasa bisa mengonsumsi minuman berenergi untuk menggantikan elektrolit dalam tubuh. Untuk bayi dan anak-anak disarankan mengonsumsi oralit. Es krim, minuman bersoda, dan permen bisa memperparah diare pada anak-anak.
- Berikan cairan pada bayi yang sakit 15-20 menit setelah muntah atau diare, hal ini dilakukan agar perut sang bayi bisa beristirahat sejenak. ASI bisa diberikan pada bayi jika dia masih mengonsumsi ASI. Selain ASI, cairan oralit atau susu formula juga bisa diberikan, jika bayi sudah bisa minum dari botol.
Komplikasi Gastroenteritis
Bagi orang yang tidak berisiko tinggi dan memiliki akses ke fasilitas kesehatan, gastroenterisis sering dapat hilang tanpa menimbulkan komplikasi. Pengobatan rumahan dan kebersihan umum yang baik dapat membantu mencegah atau meredakan gejala.
Namun, penyakit ini juga dapat memiliki implikasi negatif yang kuat dalam beberapa kasus pada orang-orang dari segala usia. Kamu harus berkonsultasi dengan dokter jika mereka mengalami gejala parah atau tanda-tanda dehidrasi.
Pencegahan Gastroenteritis
Kamu dapat mengambil langkah-langkah lain untuk mengurangi risiko terkena gastroenteritis, dengan cara:
- Mencuci tangan.
- Selalu memakai peralatan pribadi.
- Menjaga jarak dengan orang yang terkena gastroenteritis.
- Membersihkan barang-barang, tempat, dan juga permukaan yang disentuh oleh orang yang sudah terinfeksi gastroenteritis.
- Hindari mengonsumsi makanan mentah, baik sayuran maupun buah-buahan yang sudah dikupas atau disentuh oleh tangan orang lain.
- Jangan mengonsumsi daging yang tidak dimasak dengan matang. Pastikan meminta orang yang untuk memasaknya hingga matang.
- Belilah air minum dalam kemasan untuk menghindari mengonsumsi air yang terkontaminasi. Termasuk saat menggosok gigi, disarankan tetap menggunakan air kemasan.
- Hindari mengonsumsi es batu yang kebersihannya tidak terjamin, bisa jadi air yang digunakan untuk membuat es sudah terkontaminasi oleh virus.