Gangguan Tic
Pengertian Gangguan Tic
Tic adalah gerakan otot yang cepat dan berulang dan menghasilkan sentakan atau suara tubuh yang tiba-tiba, serta sulit dikendalikan. Kondisi ini umum terjadi di masa kanak-kanak dan pertama kali muncul sekitar usia 5 tahun.
Gangguan tic diklasifikasikan sebagai sindrom motorik, vokal, atau Tourette, yang merupakan kombinasi keduanya. Kondisi ini dapat membaik seiring waktu, tetapi bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gangguan diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yakni:
Gangguan tic transien
Gangguan tic transien atau sementara terjadi kurang dari 1 tahun dan berupa masalah motorik. Penyakit ini memengaruhi hingga 10 persen anak-anak di usia sekolah, yakni 5 hingga 18 tahun.
Gangguan tic motorik atau vokal kronis
Gangguan ini muncul sebelum usia 18 tahun dan berlangsung selama 1 tahun. Penyakit bisa diklasifikasikan sebagai gangguan tic kronis. Masalahnya bisa berupa motorik atau vokal, tapi bukan kombinasi keduanya.
Gangguan tic kronis lebih jarang terjadi ketimbang jenis transien, yakni kurang dari 1 persen anak. Pengidap penyakit ini memiliki peluang lebih tinggi untuk pulih dan dapat membaik dalam waktu 6 tahun.
Sindrom Tourette
Sindrom Tourette (TS) merupakan gangguan neurologis kompleks. Penyakit ini ditandai dengan beberapa tics, misalnya, motorik dan vokal. Masalah ini menjadi jenis yang paling parah dan paling jarang terjadi.
Tingkat keparahan TS berubah seiring waktu, bisa lebih baik atau semakin memburuk. Gangguan biasanya disertai dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau obsessive compulsive disorder (OCD).
Penyebab Gangguan Tic
Hingga saat ini, belum diketahui apa yang menjadi penyebab pasti dari gangguan tic. Beberapa pemicunya, yakni mutasi gen spesifik dan perubahan bahan kimia otak, seperti glutamat, serotonin, dan dopamin.
Faktor Risiko Gangguan Tic
Faktor yang meningkatkan risiko gangguan, meliputi:
- Genetika. Seorang anak berisiko tinggi mengalaminya ketika memiliki orang tua dengan kondisi yang sama.
- Jenis kelamin. Pria berisiko lebih tinggi terpengaruh ketimbang wanita.
- Trauma. Contohnya, cedera kepala, keracunan, infeksi, dan operasi.
- Gangguan medis. Contohnya, penyakit Huntington atau penyakit Creutzfeldt-Jakob.
Gejala Gangguan Tic
Gejala yang muncul diklasifikasikan berdasarkan bagian yang terkena. Misalnya:
- Motorik. Gejalanya, yakni gerakan kepala dan bahu yang tak terkendali, berkedip, menyentak, atau menyentuh benda atau orang lain. Tics motorik biasanya muncul sebelum tics vokal.
- Vokal. Gejanya, yakni mengeluarkan suara, seperti batuk, berdehem atau mendengus, atau mengulangi kata dan frasa.
Tics juga diklasifikasikan ke dalam kategori:
- Tics sederhana. Gangguan ini terjadi tiba-tiba dan singkat, terdiri dari beberapa kelompok otot. Misalnya, hidung berkedut, gerakan mata tak terkendali, atau berdehem.
- Tics kompleks. Gangguan ini melibatkan gerakan terkoordinasi menggunakan beberapa kelompok otot. Misalnya, melompat atau melangkah dengan cara tertentu, memberi isyarat, atau mengulangi kata dan frasa.
Gejala biasanya muncul akibat kondisi yang menimbulkan rasa tidak nyaman, seperti gatal atau kesemutan. Selain itu, kecemasan, emosi, dan kelelahan dapat memperburuk gejala gangguan.
Kondisi yang dapat memperparah gejala yang ada, termasuk:
- Kecemasan, kegembiraan, kemarahan, dan kelelahan.
- Sakit fisik, seperti tidak enak badan.
- Paparan suhu ekstrim.
Diagnosis Gangguan Tic
Gangguan didiagnosis berdasarkan tanda dan gejalanya. Kriteria yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit, yakni adanya satu atau lebih tics yang terjadi kurang dari 12 bulan berturut-turut.
Gangguan motorik atau vokal kronis bisa didiagnosis jika terjadi hampir setiap hari selama 12 bulan atau lebih. Pengidap yang tidak mengalami TS biasanya mengidap tics motorik atau vokal, tapi bukan kombinasi keduanya.
Beberapa prosedur medis yang dilakukan untuk memastikan gangguan, antara lain:
- Tes darah, yakni pemeriksaan sampel darah menggunakan jarum suntik kecil. Darah kemudian ditampung dalam tabung khusus untuk diteliti di laboratorium.
- Pemindaian magnetic resonance imaging (MRI), yakni teknik pemindaian menggunakan magnet, gelombang radio, dan komputer. Tujuannya untuk menampilkan gambar bagian tubuh tertentu.
Pengobatan Gangguan Tic
Pengobatan akan tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit. Meski dalam banyak kasus tics bisa sembuh dengan sendirinya, tapi pengidap akan mengalami hambatan saat gejala muncul.
Adapun prosedur pengobatan yang dilakukan, antara lain:
Prosedur terapi
Terapi bertujuan untuk membantu mengelola ketidaknyamanan akibat gejala. Beberapa jenis terapi, termasuk:
- Exposure response prevention (ERP). Prosedur ini bertujuan untuk membantu pengidap menjadi terbiasa dengan gejala yang tidak nyaman.
- Terapi pembalikan kebiasaan. Prosedur ini bertujuan untuk membantu mengontrol gerakan pada pengidap.
Obat-obat
Obat dapat digunakan bisa menjadi satu-satunya pengobatan atau dilakukan bersamaan dengan terap. Obat berfungsi mengurangi frekuensi kambuhnya gejala, tetapi menghilangkannya.
Obat-obatan yang tersedia meliputi:
- Obat antikejang.
- Suntik botoks.
- Obat pelemas otot.
- Obat antidepresan.
Deep brain stimulation (DBS)
DBS atau stimulasi otak dalam adalah prosedur untuk pengidap TS yang tidak merespons pengobatan lain. Masalah ini bisa berdampak pada penurunan kualitas hidup seseorang.
DBS melibatkan implantasi perangkat di dalam otak yang dioperasikan dengan baterai. Area tertentu di otak yang mengontrol gerakan akan dirangsang dengan impuls listrik. Tujuan untuk mengurangi gejala.
Komplikasi Gangguan Tic
Komplikasi muncul ketika gejala tidak diatasi dengan baik. Beberapa kondisinya, meliputi:
- Kecemasan.
- Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
- Depresi.
- Gangguan spektrum autisme.
- Kesulitan belajar.
- Obsessive compulsive disorder (OCD).
- Kesulitan berkomunikasi.
- Kesulitan tidur.
Pencegahan Gangguan Tic
Langkah pencegahan yang dapat dilakukan, termasuk:
- Menghindari stres, kecemasan, dan rasa bosan.
- Jangan melakukan aktivitas fisik yang memicu kelelahan.
- Mencukupi waktu tidur.
- Mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera tanya dokter jika mengalami gejala yang mengkhawatirkan, seperti:
- Terjadi peningkatan frekuensi gejala.
- Menyebabkan masalah emosional atau sosial, seperti rasa malu, intimidasi atau isolasi sosial.
- Menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan.
- Mengganggu aktivitas sehari-hari.
Jika membutuhkan informasi lain seputar kesehatan, informasi janji medis gaya hidup dan pola hidup sehat lainnya, silakan download Halodoc sekarang juga.
Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2023. Diagnosing Tic Disorders.
National Health Service UK. Diakses pada 2023. Tics.
Medical News Today. Diakses pada 2023. What causes different types of tic disorders?
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan