Gangguan Kecemasan Umum
DAFTAR ISI
- Apa Itu Gangguan Kecemasan?
- Penyebab Gangguan Kecemasan
- Faktor Risiko Gangguan Kecemasan
- Ciri-ciri Anxiety Disorder
- Jenis-Jenis Anxiety Disorder
- Rekomendasi Psikiater yang Bisa Bantu Perawatan Anxiety Disorder
- Diagnosis Gangguan Kecemasan
- Cek Kondisi Kesehatan Mental dengan Fitur Ini
- Pengobatan Anxiety Disorder
- Apa Kata Riset?
- Rekomendasi Obat untuk Mengatasi Kecemasan
- Komplikasi Anxiety Disorder
- Cara Mencegah Gangguan Kecemasan
Apa Itu Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder)?
Gangguan kecemasan umum atau anxiety adalah perasaan khawatir atau cemas yang tidak terkendali dan berlebihan akan banyak hal.
Ada berbagai tanda-tandanya, mulai dari keringat berlebihan, jantung berdebar lebih kencang, dan sulit bernapas.
Kondisi cemas berlebihan ini bisa menimpa siapapun, tetapi lebih sering pada orang dewasa yang sudah berusia 30 tahun ke atas.
Mayoritas pengidapnya sulit mengutarakan alasan mengapa dirinya merasa khawatir atau cemas yang berlebihan.
Apabila tidak segera mendapat penanganan, gangguan kesehatan mental ini lambat laun membuat pengidapnya menarik diri dari segala bentuk pergaulan sosial dan aktivitas sehari-hari.
Jika masih kurang jelas, kamu juga bisa baca informasi lewat artikel ini: Mengenal Anxiety (Gangguan Kecemasan) dan Jenis-Jenisnya.
Penyebab Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder)
Kamu mungkin bertanya-tanya, apa yang menjadi penyebab gangguan kecemasan?
Sayangnya, hingga kini penyebab gangguan kecemasan umum atau generalized anxiety disorder (GAD) masih belum pasti.
Namun, ada beberapa faktor yang dapat memicu anxiety, antara lain:
- Aktivitas berlebihan pada area otak yang terlibat dalam pengaturan emosi dan perilaku.
- Ketidakseimbangan zat kimia otak, yaitu serotonin dan noradrenalin, yang terlibat dalam pengendalian dan pengaturan suasana hati.
- Faktor genetik, riwayat keluarga juga dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan.
- Memiliki riwayat mengalami kejadian traumatis atau menimbulkan stres, seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) atau penganiayaan anak.
- Mengalami kondisi sakit dalam jangka panjang, seperti artritis.
- Memiliki riwayat kecanduan alkohol atau narkoba.
Faktor Risiko Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder)
Para ahli kejiwaan menduga kondisi ini akibat kombinasi dari sejumlah faktor, contohnya:
- Pernah mengalami trauma, misalnya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) serta perundungan (bullying).
- Adanya aktivitas berlebihan pada bagian otak yang mengendalikan emosi dan tingkah laku.
- Senyawa serotonin dan noradrenalin yang tidak seimbang dalam otak pengidap.
- Memiliki kerabat dekat dengan gangguan kecemasan umum, sehingga ini akan meningkatkan risiko lima kali lebih besar untuk mengalami kondisi sejenis.
- Berjenis kelamin wanita, karena pengaruh dari kondisi biologis yang terjadi sepanjang hidupnya.
- Pernah menggunakan obat-obatan terlarang atau mengonsumsi minuman keras.
Selain orang dewasa, gangguan kecemasan umum juga rentan menyasar remaja, terutama wanita.
Jika orang tua mendapati sang buah hati sedang menunjukkan tanda-tanda kecemasan, cari tahu bagaimana cara mengatasinya melalui artikel Ibu, Ini Cara Mengatasi Gangguan Kecemasan pada Remaja.
Fakta Tentang Gangguan Kecemasan Umum
Pengidap gangguan kecemasan umum seringkali merasa cemas tentang hal-hal yang sudah terjadi di masa lalu. Hal ini sangat berbeda dengan kecemasan yang biasanya lebih berfokus pada kekhawatiran tentang masa depan.
Ciri-Ciri Anxiety Disorder
Anxiety disorder, atau gangguan kecemasan, memiliki ciri-ciri yang dapat berupa gabungan dari gejala berbagai jenis gangguan mental, seperti:
- Gangguan panik, yang ditandai dengan serangan panik berulang dan mendadak.
- Fobia, seperti agorafobia (takut berada di tempat ramai atau sulit keluar) atau klaustrofobia (takut pada ruang sempit).
- Gangguan stres pasca-trauma (PTSD), yang terjadi setelah pengalaman traumatis.
- Gangguan kecemasan sosial (fobia sosial), yaitu ketakutan yang berlebihan terhadap situasi sosial tertentu.
Namun, pengidap gangguan kecemasan umum (generalized anxiety disorder) memiliki kekhasan berupa kecemasan yang terus-menerus terhadap berbagai situasi dan kondisi sehari-hari.
Ciri-cirinya meliputi:
Gejala Psikologis
- Kekhawatiran yang berlebihan. Pengidap merasa cemas hampir setiap hari dan sulit mengingat kapan mereka merasa rileks.
- Pikiran negatif berulang. Ketika satu kekhawatiran terselesaikan, kecemasan lain muncul.
- Kesulitan konsentrasi. Pikiran terasa kosong atau terus-menerus terganggu oleh rasa cemas.
- Iritabilitas. Mudah marah dan sering merasa tegang tanpa alasan jelas.
- Gangguan tidur. Sulit tidur, sering terbangun di malam hari, atau merasa tidak segar meskipun sudah cukup tidur.
Sering Dianggap Mirip, Ketahui Perbedaan Anxiety Disorder dan Panic Attack berikut ini.
Gejala Fisik
- Pusing dan kelelahan. Tubuh terasa lemah atau kurang bertenaga.
- Jantung berdebar-debar (palpitasi). Detak jantung terasa cepat atau tidak teratur.
- Nyeri fisik. Nyeri kepala, nyeri perut, atau nyeri otot tanpa sebab medis yang jelas.
- Gemetar dan berkeringat berlebihan. Tubuh sering gemetar atau basah oleh keringat, meskipun tidak dalam kondisi fisik berat.
- Sesak napas. Napas terasa pendek atau terengah-engah.
- Masalah pencernaan. Sakit perut, mual, atau gangguan pencernaan lainnya.
Jika kamu mengalami gejala di atas, segeralah untuk menghubungi ahli untuk mendapat penanganan tepat. Berikut, Ini Ahli yang Bisa Mengatasi Gangguan Kecemasan.
Jenis-Jenis Anxiety Disorder
Gangguan kecemasan atau anxiety disorder terdiri dari beberapa jenis, antara lain:
1. Generalized Anxiety Disorder (GAD)
Generalized Anxiety Disorder atau gangguan kecemasan umum ditandai dengan rasa cemas atau khawatir yang luas tanpa alasan khusus, seperti ketakutan berlebihan terhadap kesehatan, pekerjaan, atau hal-hal kecil seperti interaksi sosial.
Kecemasan ini berlangsung hampir setiap hari selama lebih dari enam bulan.
Jika dibiarkan tanpa pengobatan, kondisi ini bisa mengganggu kemampuan berinteraksi dan menjalani kegiatan sehari-hari.
Pengidap GAD juga sering mengalami gejala fisik seperti ketegangan, sakit kepala, mual, sulit konsentrasi, susah tidur, sesak napas, dan mudah lelah.
2. Fobia
Fobia adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan ketakutan ekstrem terhadap objek atau situasi yang sebenarnya tidak berbahaya, seperti takut akan kegelapan, pola berlubang, makanan, atau warna tertentu.
Orang dengan fobia cenderung menghindari pemicu fobianya, dan jika harus menghadapinya, mereka akan merasa sangat menderita.
Reaksi terhadap fobia bisa berlebihan, seperti berlari tanpa arah atau bersembunyi.
Pada puncaknya, fobia dapat menyebabkan jantung berdebar, berkeringat dingin, hingga pingsan.
3. Gangguan kecemasan sosial
Gangguan kecemasan sosial, juga dikenal sebagai fobia sosial. Ini adalah ketakutan yang intens terhadap situasi sosial karena takut dinilai oleh orang lain.
Rasa khawatir ini sering kali dipicu oleh ketakutan akan salah bicara, dipandang rendah, atau malu di depan umum.
Pengidapnya cenderung menghindari kontak mata dan mengalihkan pandangan saat berkomunikasi.
4. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
PTSD adalah gangguan kecemasan yang muncul setelah mengalami peristiwa traumatis, seperti menjadi korban kejahatan atau terjebak dalam situasi yang mengancam nyawa.
Orang dengan PTSD biasanya selalu waspada dan merasa terancam, seperti mereka yang pernah berada di daerah konflik dan takut saat melihat seragam militer.
5. Gangguan panik
Gangguan panik ditandai dengan serangan panik yang datang tiba-tiba tanpa penyebab jelas, yang dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.
Gejalanya meliputi jantung berdebar, sesak napas, keringat dingin, tubuh lemas, gemetar, mual, dan pandangan gelap.
Karena sifatnya yang tidak terduga, pengidap gangguan panik sering kali menarik diri dari kehidupan sosial dan lebih memilih untuk mengisolasi diri.
6. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)
OCD adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan pikiran obsesif yang terus-menerus dan tindakan berulang untuk meredakannya, seperti mencuci tangan berulang kali karena khawatir dengan kebersihan.
Pengidap OCD cenderung mengatur segala sesuatu sesuai dengan pola yang dianggap benar.
Gangguan ini sering dialami di negara maju dan lebih sering ditemukan pada anak muda.
Meskipun pengidap OCD sadar akan kondisinya, gangguan ini sulit dikendalikan dan sering kambuh, serta bisa disertai dengan kondisi lain seperti bipolar atau depresi.
Rekomendasi Psikiater yang Bisa Bantu Perawatan Anxiety Disorder
Segera lakukan pemeriksaan ke psikolog atau psikiater di Halodoc jika kamu atau ada anggota keluarga yang mengalami kekhawatiran maupun kecemasan berlebihan, tidak terkendali, dan mengganggu aktivitas.
Berikut ini terdapat beberapa psikolog yang sudah memiliki pengalaman dan mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
Psikiater:
Psikolog:
Itulah berbagai daftar psikiater dan psikolog yang bisa kamu hubungi untuk mengatasi anxiety disorder atau gangguan kecemasan.
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Diagnosis Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder)
Tidak mudah untuk mendiagnosis gangguan kecemasan umum.
Sebab, gejalanya mirip dengan gangguan kejiwaan lain, salah satunya adalah gangguan panik.
Oleh karena itu, banyak ahli menggunakan kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) untuk mendiagnosis gangguan kecemasan, yang meliputi:
- Perasaan khawatir dan cemas yang berlebihan dan terjadi sepanjang waktu selama kurang lebih sekitar 6 bulan.
- Tidak mampu mengendalikan perasaan cemas yang terjadi.
- Gejalanya dapat mengakibatkan aktivitas terganggu.
- Keluhan tidak berdasarkan masalah atau kondisi medis tertentu.
Tidak hanya itu, perasaan ketakutan dan cemas tersebut biasanya terjadi bersamaan dengan setidaknya tiga tanda dan gejala berikut ini.
- Merasa tidak bersemangat dan gelisah.
- Tubuh yang kelelahan.
- Menjadi lebih mudah tersinggung.
- Kesulitan berkonsentrasi.
- Ketegangan otot yang meningkat.
- Mengalami masalah tidur, termasuk tidur berlebihan atau menjadi sulit tidur.
Jika menduga ada kondisi medis lain, dokter akan meminta pengidap untuk melakukan beberapa pemeriksaan medis penunjang, seperti tes darah atau urine.
Cek Kondisi Kesehatan Mental dengan Fitur Ini
Kamu melakukan tes-tes sederhana secara mandiri di Halodoc apabila merasakan tanda-tanda masalah kesehatan mental.
Nah, berikut beberapa tes kesehatan mental yang bisa kamu coba:
1. Cek stres
Ini adalah sebuah tes sederhana untuk mengukur tingkat stres yang kamu rasakan akibat padatnya aktivitas harian.
2. Tes depresi
Pemeriksaan ini bisa mengukur tingkat depresi yang kamu alami. Tes ini singkat dan valid secara ilmiah serta telah digunakan oleh tenaga kesehatan.
Dalam tes ini terdapat 9 pertanyaan menggunakan skala 0 sampai 3 untuk menghitung skor akhir.
Jangan khawatir, skor kamu bersifat rahasia dan ahli kesehatan mental hanya dapat melihat informasimu jika kamu membagikannya.
3. Tes gangguan kecemasan
Ini adalah tes gangguan kecemasan dengan tes Generalized Anxiety Disorder-7. Tes ini adalah tes yang singkat dan valid secara ilmiah, serta telah digunakan oleh tenaga kesehatan.
Dalam tes ini terdapat 7 pertanyaan menggunakan skala 0 sampai 3 untuk menghitung skor akhir.
Jangan khawatir, skor kamu bersifat rahasia dan ahli kesehatan mental hanya dapat melihat informasimu jika kamu membagikannya.
Ingat, jangan lakukan self diagnosis terhadap kondisi yang sedang kamu rasakan.
Kamu bisa mencoba tes di atas atau menghubungi rekomendasi psikiater/psikolog di Halodoc untuk mendapat penjelasan yang lebih akurat.
Pengobatan Anxiety Disorder
Apa yang harus dilakukan jika mengalami gangguan kecemasan?
Ada beberapa cara yang bisa ditempuh sebagai langkah pengobatan gangguan kecemasan. Obat-obatan dan terapi perilaku kognitif (CBT) menjadi dua metode yang paling umum untuk mengatasi anxiety. Dokter bisa mengombinasikan keduanya sesuai dengan kebutuhan pengidap.
1. Obat
Dokter dapat meresepkan beberapa jenis obat untuk mengurangi gejala. Jenis obat tersebut antara lain:
• Antidepresan
Dokter akan memberikan obat antidepresan golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) untuk membantu meningkatkan kadar serotonin pada otak.
Sementara itu, dokter akan memberikan obat golongan serotonin dan noradrenaline reuptake inhibitor (SNRI) untuk membantu meningkatkan kadar serotonik dan noradrenaline pada otak.
Ada beberapa jenis obat antidepresan yang biasa diresepkan oleh dokter. Baca di artikel ini: “Kapan Seseorang Perlu Konsumsi Antidepresan?“.
• Pregabalin
Pregabalin menjadi obat yang dokter gunakan untuk menangani nyeri neuropatik dan kejang untuk kondisi epilepsi.
Namun, obat ini juga mampu meringankan gejala gangguan kecemasan umum.
• Benzodiazepine
Selanjutnya, obat benzodiazepine yang termasuk dalam kelompok obat penenang.
Biasanya, dokter akan meresepkan obat ini pada pengidap gangguan kecemasan umum yang parah.
Tujuannya untuk membantu meringankan gejala yang muncul dalam waktu yang lebih singkat.
Mau tahu apa saja rekomendasi obat untuk mengatasi gangguan kecemasan? Baca di artikel ini: “3 Pilihan Pengobatan untuk Mengatasi Gangguan Kecemasan“.
2. Terapi perilaku kognitif (CBT)
Opsi selanjutnya adalah terapi perilaku kognitif atau CBT. Fungsinya untuk membantu pengidap mengenali, serta mengubah pemikiran dan tingkah laku yang memicu kecemasan.
Terapi ini membantu pengidap tidak lagi memiliki pikiran negatif dan bisa berpikir rasional.
Setidaknya, perlu waktu sekitar 1 jam setiap minggunya untuk melakukan 1 sesi terapi CBT selama kurang lebih 3-4 bulan.
Ketika menjalani terapi, psikolog atau psikiater akan mengajarkan metode relaksasi supaya pengidap dapat lebih tenang saat menghadapi kondisi yang bisa memicu munculnya rasa cemas.
3. Exposure therapy
Terapi ini dilakukan dengan memaparkan pengidap secara bertahap pada situasi yang mereka takuti untuk membantu mengurangi reaksi cemas.
Tujuannya untuk membantu pengidap dalam membangun toleransi terhadap pemicu kecemasan secara terkendali.
4. Perubahan gaya hidup
Selain itu, perubahan gaya hidup sebagai bagian dari pengelolaan gejala juga dapat kamu lakukan, seperti:
- Tetap aktif secara fisik. Buat rutinitas agar selalu aktif secara fisik setiap hari dalam seminggu. Olahraga adalah pereda stres yang ampuh dan dapat meningkatkan suasana hati sekaligus menjaga kesehatan tubuh.
- Jadikan tidur sebagai prioritas. Pengidap gangguan kecemasan umum perlu memastikan bahwa dirinya memiliki tidur yang cukup dan nyenyak. Jika tidak bisa tidur nyenyak, temui dokter untuk meminta saran medis yang tepat.
- Lakukan teknik relaksasi. Teknik visualisasi, meditasi dan yoga merupakan contoh teknik relaksasi yang dapat meredakan kecemasan.
- Konsumsi makanan sehat. Sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan ikan dapat mengurangi tingkat kecemasan pikiran. Namun, masih perlu penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.
- Hindari alkohol dan obat rekreasional. Sebab, zat ini dapat memperburuk kecemasan.
- Berhenti merokok dan mengonsumsi kopi. Baik nikotin dan kafein dapat memperburuk kecemasan.
Apa Kata Riset?
Penelitian dalam Journal of Contemporary Psychotherapy, membandingkan efektivitas terapi perilaku kognitif dan terapi perilaku dialektis dalam mengatasi gangguan kecemasan umum.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua terapi efektif dalam mengurangi gejala kecemasan, depresi, dan kesulitan dalam mengatur emosi, serta meningkatkan kesadaran diri (mindfulness).
Namun, terapi perilaku kognitif lebih efektif dalam mengurangi gejala depresi dan kecemasan.
Sedangkan, terapi perilaku dialektis lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan mengatur emosi dan kesadaran diri.
Secara sederhana, penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun terapi perilaku kognitif lebih efektif dalam mengurangi gejala kecemasan dan depresi, terapi perilaku dialektis lebih unggul dalam membantu pengidap untuk lebih memahami dan mengendalikan emosi mereka.
Rekomendasi Obat untuk Mengatasi Gangguan Kecemasan
Berikut ini beberapa rekomendasi obat untuk mengatasi gangguan kecemasan:
- Bestalin 25 mg 10 Tablet. Mengandung Hydroxyzine dihidroksida 25 mg, untuk mengatasi urtikaria kronis, atopik, dermatitis kontak, serta menghilangkan kecemasan.
- Sertraline 50 mg Tablet. Obat antidepresan ini masuk dalam golongan Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI), untuk mengatasi gejala depresi dengan atau tanpa riwayat mania.
- Xiety 10 mg 10 Tablet. Mengandung buspirone HCI, yang merupakan obat ansioselektif untuk mengatasi gangguan umum dan gejala ansietas nonspesifik dengan atau tanpa depresi.
- Lyrica 50 mg 14 Kapsul. Merupakan obat dengan kandungan zat aktif pregabalin untuk pengobatan nyeri neuropatik dan kejang, Generalized Anxiety Disorder pada dewasa, serta mengurangi nyeri pada fibromialgia.
- Ibuprofen 200 mg 10 Tablet. Obat golongan antiinflamasi non steroid yang bisa bantu mengurangi nyeri dengan skala ringan hingga sedang.
Obat-obatan ini bisa dibeli dengan mudah di Toko Kesehatan Halodoc.
Komplikasi Akibat Anxiety Disorder
Anxiety disorder bisa menyebabkan komplikasi yang memengaruhi kegiatan sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup.
Lebih parahnya lagi, gangguan kecemasan umum yang tidak mendapat penanganan juga menyebabkan atau bahkan memperburuk kondisi kesehatan fisik lainnya, seperti:
- Masalah pencernaan atau usus, seperti sindrom iritasi usus besar atau bisul.
- Sakit kepala dan migrain.
- Mengalami penyakit kronis.
- Masalah tidur dan insomnia.
- Gangguan kesehatan jantung.
Untuk penjelasan lengkapnya, Ini Dampak Gangguan Kecemasan pada Kesehatan Tubuh.
Sementara itu, gangguan kecemasan umum sering terjadi bersamaan dengan masalah kesehatan mental lainnya, yang dapat membuat diagnosis dan perawatan menjadi lebih menantang.
Beberapa gangguan kesehatan mental yang umum terjadi dengan gangguan kecemasan umum meliputi:
- Fobia.
- Serangan atau gangguan panik.
- Gangguan stres pasca trauma (PTSD).
- Gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
- Meningkatnya risiko depresi.
- Munculnya pikiran bunuh diri atau bunuh diri.
- Penyalahgunaan zat-zat tertentu.
Cara Mencegah Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder)
Gangguan kecemasan umum memang tak terduga dan sulit untuk mencegahnya secara langsung.
Namun, kamu dapat mencoba beberapa cara berikut ini untuk mengurangi dampak gejala jika mengalami kecemasan:
- Cari bantuan sesegera mungkin. Penanganan gangguan kecemasan, seperti banyak kondisi kesehatan mental lainnya, dapat menjadi lebih sulit jika pengidap menunda mencari bantuan.
- Buat jurnal. Memahami kehidupan pribadi dapat membantu seseorang dan profesional kesehatan mental untuk mengidentifikasi apa penyebab kecemasan dan apa yang tampaknya membantu orang tersebut merasa lebih baik.
- Prioritaskan masalah dalam hidup. Kamu dapat mengurangi kecemasan dengan mengatur waktu dan energi secara hati-hati.
- Hindari penggunaan zat yang tidak sehat. Penggunaan alkohol, obat-obatan dan nikotin atau kafein dapat menyebabkan atau memperburuk kecemasan.
- Melakukan latihan relaksasi secara teratur. Misalnya saja seperti yoga, meditasi, atau tai chi. Selain itu kamu juga bisa lakukan Teknik Grounding yang Bisa Redam Perasaan Cemas dan Panik.
- Melakukan hobi atau kegiatan menenangkan. Contohnya bermain musik, berkebun, merajut, ataupun melukis.
- Berbagi pengalaman dengan orang lain yang memiliki kondisi serupa dapat memberikan kenyamanan emosional dan solusi praktis.
- Dukungan dari orang-orang terdekat sangat membantu dalam mengurangi beban emosional.
Catat, Ini Berbagai Jenis Obat Penenang dan Kegunaannya.
Terakhir diperbarui pada 24 September 2024
Frequently Asked Question
Apa ciri-ciri orang terkena anxiety?
Seseorang yang mengalami anxiety atau gangguan kecemasan cenderung khawatir berlebihan, sering merasa tegang atau gelisah, kesulitan berkonsentrasi, mudah lelah, dan terganggu pola tidurnya.
Jika dilihat dari segi fisik, anxiety bisa menyebabkan jantung berdebar kencang, keringat berlebih, dan perasaan sesak di dada.
Apa saja yang dirasakan penderita gangguan kecemasan?
Pengidap gangguan kecemasan sering merasa khawatir atau takut berlebihan terhadap situasi yang mungkin bagi orang lain dianggap biasa.
Mereka bisa merasakan perasaan cemas yang terus-menerus, bahkan tanpa alasan yang jelas.
Gejala fisik seperti sakit kepala, otot tegang, masalah pencernaan, gemetar, dan kesulitan bernapas juga sering muncul, sehingga membuat pengidap merasa tidak nyaman
Apakah gangguan kecemasan termasuk gangguan mental?
Ya, gangguan kecemasan termasuk dalam kategori gangguan mental. Gangguan ini memengaruhi cara berpikir, perasaan, dan perilaku seseorang, sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Beberapa jenis gangguan kecemasan yang umum adalah gangguan kecemasan umum (generalized anxiety disorder), gangguan panik, dan fobia.
Gangguan kecemasan menyebabkan apa?
Gangguan kecemasan bisa menyebabkan berbagai dampak negatif, termasuk penurunan kualitas hidup, kesulitan dalam hubungan sosial, dan gangguan kinerja di sekolah atau tempat kerja.
Jika dibiarkan tanpa penanganan, gangguan kecemasan juga dapat memicu gangguan kesehatan lain seperti depresi, gangguan tidur, hipertensi, dan bahkan risiko terhadap masalah kesehatan fisik.