Gangguan Jiwa
DAFTAR ISI
- Apa itu Gangguan Jiwa?
- Penyebab Gangguan Kesehatan Jiwa
- Faktor Risiko Gangguan Jiwa
- Apa Saja Jenis Gangguan Jiwa?
- Gejala Gangguan Jiwa
- Hubungi Psikiater Ini Jika Orang Terdekat Mengidap Gangguan Jiwa
- Diagnosis Gangguan Kesehatan Jiwa
- Pengobatan Gangguan Jiwa
- Komplikasi Gangguan Jiwa
- Pencegahan Gangguan Jiwa
Apa Itu Gangguan Jiwa?
Gangguan kesehatan jiwa adalah sindrom atau sekelompok gejala yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang sehingga menyebabkan disfungsi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Beberapa jenis gangguan jiwa termasuk depresi, gangguan kecemasan, skizofrenia, gangguan makan, dan perilaku adiktif.
Kondisi ini bisa membuat pengidapnya sengsara dan menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti di sekolah, tempat kerja, atau dalam hubungan.
Namun, pada kebanyakan kasus, gabungan antara obat-obatan dan terapi bicara (psikoterapi) dapat membantu mengurangi tingkat keparahan gejala yang muncul.
Penyebab Gangguan Kesehatan Jiwa
Gangguan kesehatan jiwa dapat terjadi karena banyak faktor, terutama faktor genetik dan lingkungan.
Faktor-faktor tersebut termasuk:
- Penurunan sifat. Gangguan jiwa lebih rentan terjadi pada individu dengan riwayat keluarga yang memiliki kondisi serupa. Melansir dari Mayo Clinic, gen tertentu nyatanya dapat meningkatkan risiko gangguan jiwa dan gejalanya bisa muncul dari situasi tertentu.
- Paparan lingkungan sebelum lahir. Paparan lingkungan, peradangan, racun, alkohol, atau obat-obatan saat berada dalam rahim juga memiliki kaitan dengan penyakit mental.
- Kimia otak. Neurotransmitter adalah bahan kimia otak yang membawa sinyal ke bagian lain dari otak dan tubuh. Ketika jaringan saraf terganggu, fungsi reseptor saraf dan sistem saraf dapat berubah yang menyebabkan depresi maupun gangguan emosional lainnya.
Kerap kali, sebagian orang masih bingung membedakan antara gangguan mental dan kesehatan jiwa.
Kamu bisa mendapatkan penjelasan lengkap dari artikel Adakah Perbedaan Gangguan Jiwa dan Gangguan Mental?
Faktor Risiko Gangguan Jiwa
Meski bisa terjadi pada siapa saja, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan kesehatan jiwa, antara lain:
- Adanya riwayat keluarga yang mengidap gangguan jiwa, seperti orang tua atau saudara kandung.
- Situasi kehidupan yang penuh tekanan, seperti masalah keuangan, kematian orang tersayang, atau perceraian.
- Kondisi medis (kronis) yang sedang berlangsung, seperti diabetes, kanker, penyakit autoimun, dan lain-lain.
- Kerusakan otak akibat cedera serius (cedera otak traumatis), seperti pukulan keras pada kepala.
- Pengalaman traumatis, seperti pertempuran militer, pelecehan seksual, atau penelantaran masa kecil.
- Penggunaan alkohol atau obat-obatan.
- Tidak memiliki teman atau hubungan yang sehat.
- Pernah mengidap gangguan kesehatan jiwa sebelumnya.
Efek dari gangguan kesehatan mental bisa bersifat sementara atau justru bertahan lebih lama. Seseorang juga dapat memiliki lebih dari satu gangguan kesehatan jiwa pada waktu yang bersamaan.
Pahami Serba-serbi ODGJ dan Gangguan Kesehatan Mental yang Dialaminya berikut ini.
Apa Saja Jenis Gangguan Jiwa?
Masalah kesehatan jiwa menjadi salah satu gangguan kesehatan yang masih sering mendapat pandangan buruk dari banyak orang.
Mereka beranggapan bahwa masalah ini hanya muncul karena seseorang mengalami halusinasi atau perilaku yang buruk.
Bahkan, tak sedikit pula orang yang mengira bahwa seseorang dengan kelainan jiwa harus dikucilkan. Padahal, masalah ini ada banyak jenis dan setiap jenisnya memiliki gejala yang tidak sama.
Berikut beberapa jenis kelainan jiwa yang paling sering muncul:
1. Gangguan kepribadian
Seseorang yang mengidap gangguan kepribadian cenderung menunjukkan perasaan, pola pemikiran, dan tingkah laku yang berbeda dari orang lain pada umumnya.
Masalah ini juga terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Eksentrik, misalnya skizoid, gangguan paranoid, antisosial, dan skizotipal.
- Emosional atau dramatis, yaitu gangguan kepribadian histrionik, narsistik, dan ambang.
- Takut dan cemas, termasuk penghindaran atau avoidant, obsesif kompulsif, dan ketergantungan.
2. Gangguan suasana hati
Perubahan suasana hati memang wajar terjadi, terutama jika ada hal yang menjadi pemicunya, seperti kelelahan, stres, atau mengalami tekanan batin.
Meski begitu, orang yang mengalami kondisi ini sering menunjukkan perubahan suasana hati yang ekstrem dalam waktu yang terbilang singkat.
Contohnya, suasana hati yang normal lalu menjadi sedih dalam waktu cepat, atau merasa bersemangat dan selanjutnya seperti merasa putus asa.
Masalah gangguan kesehatan jiwa yang bisa membuat suasana hati berubah drastis termasuk depresi, gangguan siklotimik, dan gangguan bipolar.
3. Gangguan psikotik
Masalah psikotik adalah kelainan jiwa yang parah yang membuat adanya pemikiran dan persepsi abnormal, contohnya penyakit skizofrenia.
Seseorang dengan kondisi ini akan menunjukkan gejala halusinasi, percaya dengan berbagai hal yang sebenarnya tidak terjadi, bahkan melihat, merasa, dan mendengar semua hal yang tidak nyata.
Menariknya, gangguan kesehatan mental ini juga terbagi menjadi beberapa jenis.
Kamu bisa mendapat informasi lebih banyak lagi dari artikel Ini 9 Gangguan Psikotik yang Sering Didengar.
4. Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan bisa berupa gangguan kecemasan sosial, umum, gangguan panik, dan fobia.
Masalah ini masuk dalam kelompok masalah kesehatan jiwa yang membuat pengidapnya merasa gelisah, cemas, dan kerap kesulitan untuk mengontrol perasaan itu.
Saat mengalami masalah kecemasan, seseorang dapat menunjukkan gejala seperti sering berkeringat, dada berdebar, detak jantung lebih cepat, susah berkonsentrasi, sering pusing, mengalami insomnia, dan sering merasa khawatir serta cemas, sehingga kerap kesulitan beraktivitas.
5. Gangguan stres pascatrauma (PTSD)
PTSD sering terjadi setelah seseorang mengalami peristiwa traumatis, misalnya pelecehan seksual, bencana alam, atau kematian orang terdekat.
Seseorang dengan kondisi ini sering kali kesulitan melupakan peristiwa yang tidak menyenangkan itu.
6. Gangguan obsesif kompulsif (OCD)
Masalah kesehatan jiwa yang satu ini muncul dengan obsesi maupun pikiran yang tidak bisa terkendali akan suatu hal, sehingga membuat pengidapnya melakukan kegiatan berulang kali.
Pengidap masalah mental ini biasanya terobsesi dengan angka khusus, contohnya angka 3.
Kondisi ini akan membuat mereka merasa harus melakukan kegiatan tertentu, misalnya mencuci tangan sampai 3 kali, atau bercermin sebanyak 3 kali.
Apabila hal itu tidak mereka lakukan, maka pengidap akan merasa khawatir berlebihan.
7. Gangguan pengendalian impuls dan kecanduan
Selanjutnya, masalah pengendalian impuls dan kecanduan, yang membuat seseorang tidak bisa menahan keinginan untuk melakukan berbagai tindakan yang bisa berbahaya untuk diri sendiri dan orang lain.
Contohnya mencuri atau kleptomania, berjudi, dan piromania atau menyulut api.
Sementara itu, masalah adiksi atau kecanduan sering kali terjadi karena seseorang yang menyalahgunakan alkohol atau obat terlarang, dalam hal ini narkoba.
Selain itu, seseorang juga bisa mengalami kecanduan terhadap aktivitas tertentu, misalnya belanja atau berhubungan seksual.
8. Gangguan makan
Terakhir adalah gangguan makan, masalah mental serius yang membuat seseorang mengalami masalah pada pola makan dan asupan makanan.
Kondisi ini kerap membuat pengidapnya mengalami permasalahan pada gizi, bisa jadi obesitas atau malnutrisi. Contohnya seperti bulimia, anoreksia nervosa, dan makan berlebihan.
Gejala Gangguan Jiwa
Tanda dan gejala gangguan kesehatan jiwa dapat bervariasi bergantung pada jenisnya, kondisi, dan faktor lainnya. Gejala biasanya memengaruhi emosi, pikiran, dan perilaku.
Namun, umumnya masalah kesehatan mental ini dapat menyebabkan gejala berikut ini:
- Merasa sedih sepanjang waktu.
- Bingung atau tidak mampu berkonsentrasi.
- Ketakutan, kekhawatiran yang berlebihan, atau perasaan bersalah yang ekstrem.
- Perubahan suasana hati yang ekstrem.
- Menarik diri untuk berhubungan dengan teman atau melakukan aktivitas.
- Kelelahan yang signifikan, seperti kekurangan energi atau masalah tidur. Kamu bisa membaca artikel Benarkah Gangguan Tidur adalah Gejala Gangguan Jiwa? untuk mengetahui kaitan antara masalah tidur dan kondisi psikologis.
- Mengalami delusi, paranoia atau halusinasi.
- Tidak mampu mengatasi masalah sehari-hari atau stres.
- Kesulitan memahami situasi dan berhubungan dengan orang-orang.
- Masalah dengan alkohol atau penggunaan narkoba.
- Perubahan besar dalam kebiasaan makan.
- Perubahan gairah seks.
- Kemarahan, permusuhan, atau kekerasan yang berlebihan.
- Punya pikiran bunuh diri.
Hubungi Psikiater Ini Jika Orang Terdekat Mengidap Gangguan Jiwa
Apabila orang terdekat mengidap gejala gangguan jiwa seperti yang telah disebutkan, jangan ragu untuk segera hubungi psikiater di Halodoc.
Cari bantuan yang tepat dengan menghubungi rekomendasi psikiater melalui Halodoc untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan terkait gangguan skizoafektif.
Para psikiater ini telah mendapat penilaian positif dari pasien sebelumnya yang mereka tangani.
Berikut ini adalah daftarnya:
- dr. Ni Wayan Kertiasih Sp.KJ
- dr. Ichdinavia Harsaya Sp.KJ
- dr. Petrus Agustinus MM, Sp.KJ
- dr. Debrayat Osiana Sp.KJ
- dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ
Selain itu, kamu mungkin akan diresepkan obat yang tujuannya agar gejala-gejala tertentu yang mengganggu aktivitasmu bisa berkurang atau bahkan hilang.
Jangan khawatir, obat yang diresepkan di Halodoc pastinya aman dan tidak akan menyebabkan ketergantungan apabila kamu menggunakannya sesuai dengan dosis yang psikiater berikan.
Itulah beberapa psikiater yang bisa kamu hubungi untuk bantu perawatan terkait gangguan jiwa Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter agar kondisi tersebut segera ditangani.
Dengan menggunakan Halodoc, kamu dapat melakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja karena dokter tersedia 24/7!
Jika dokter sedang tidak tersedia atau sedang offline, kamu masih bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.
Tak perlu khawatir, privasi kamu juga pasti terjaga dengan aman di Halodoc.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Gangguan Kesehatan Jiwa
Untuk mendiagnosis gangguan jiwa, dokter perlu melakukan serangkaian tes berikut ini:
Pemeriksaan fisik
Melalui pemeriksaan fisik, dokter dapat mengesampingkan masalah fisik yang dapat menyebabkan gejala.
Tes laboratorium
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi fungsi tiroid atau skrining penggunaan alkohol dan obat-obatan.
Evaluasi psikologis
Dokter juga perlu berbicara kepada pengidap tentang gejala, pikiran, perasaan, dan pola perilaku yang muncul.
Salah satu tes yang resmi dan dapat digunakan untuk mendiagnosis gangguan jiwa adalah dengan MMPI-2 (Minnesota Multiphasic Personality Inventory).
Tes MMPI-2 adalah sebuah alat tes inventori yang berisi banyak pertanyaan dengan option ya dan tidak.
Tujuannya untuk mengetahui kepribadian seseorang, terutama gangguan psikologis yang ada dalam diri, seperti gangguan antisosial, gangguan seksual, gangguan depresi, kebohongan, dan sebagainya.
Pengobatan Gangguan Jiwa
Perawatan gangguan kesehatan jiwa tergantung pada jenisnya, tingkat keparahan, dan perawatan yang paling tepat.
Dalam banyak kasus, dokter biasanya akan memberikan kombinasi perawatan.
Berikut opsi perawatan yang bisa menjadi pertimbangan:
1. Obat
Meski tidak menyembuhkan penyakit mental, obat-obatan psikiatri tetap penting untuk mengurangi gejala yang signifikan.
Obat ini juga dapat membantu perawatan lain lebih efektif. Jenis obat yang dokter berikan juga tergantung pada situasi dan bagaimana respons tubuh.
Beberapa obat psikiatri yang paling sering dokter resepkan adalah:
Antidepresan
Obat ini bertujuan untuk mengobati depresi, kecemasan, dan beberapa kondisi lainnya.
Antidepresan dapat membantu memperbaiki gejala, seperti kesedihan, keputusasaan, kekurangan energi, kesulitan berkonsentrasi, dan kurangnya minat dalam aktivitas.
Antikecemasan
Obat ini bertujuan untuk mengobati gangguan kecemasan, seperti gangguan kecemasan umum atau gangguan panik.
Antikecemasan juga sering dokter resepkan untuk mengurangi agitasi dan insomnia.
Penstabil suasana hati
Jenis obat yang satu ini sering bertujuan untuk mengobati gangguan bipolar yang melibatkan episode mania dan depresi secara bergantian.
Terkadang, dokter menggunakan obat ini bersamaan dengan antidepresan untuk mengobati depresi.
Antipsikotik
Obat antipsikotik biasanya untuk mengobati gangguan psikotik, seperti skizofrenia.
Antipsikotik juga bertujuan untuk mengobati gangguan bipolar atau pemakaian bersama antidepresan untuk mengobati depresi.
2. Psikoterapi
Selama sesi terapi bicara atau psikoterapi, pengidap gangguan kesehatan jiwa akan belajar tentang kondisi dan suasana hati, perasaan, pikiran, serta perilakunya.
Dengan wawasan dan pengetahuan yang didapatkan dari psikiater, pengidap selanjutnya dapat mempelajari keterampilan untuk mengatasi gejala dan mengelola stres.
3. Perawatan stimulasi otak
Dokter terkadang menggunakan stimulasi otak untuk mengatasi depresi dan gangguan kesehatan mental lainnya.
Namun, stimulasi otak akan menjadi opsi penanganan apabila obat dan psikoterapi tidak memberikan hasil yang efektif.
Contoh perawatan stimulasi otak termasuk terapi electroconvulsive, stimulasi magnetik transkranial, stimulasi otak dalam, dan stimulasi saraf vagus.
4. Program perawatan rumah sakit dan residensial
Program perawatan ini umumnya menjadi pilihan untuk gangguan kesehatan jiwa yang parah.
Dokter biasanya menyarankan opsi ini ketika pengidap sudah tidak mampu merawat diri sendiri dengan benar, atau membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain.
Pilihannya mencakup perawatan rawat inap 24 jam, rawat inap sebagian atau sehari, atau perawatan residensial, yang menawarkan tempat tinggal sementara.
Pilihan lainnya mungkin perawatan rawat jalan intensif.
5. Perawatan penyalahgunaan zat
Masalah penggunaan zat biasanya terjadi bersamaan dengan gangguan jiwa.
Jika tidak segera mendapatkan penanganan, penyalahgunaan zat bisa mengganggu pengobatan dan memperburuk gangguan jiwa.
Komplikasi Gangguan Jiwa
Gangguan jiwa yang tidak segera mendapatkan penanganan dapat menyebabkan masalah kesehatan emosional, perilaku, dan fisik yang parah.
Beberapa komplikasi dari gangguan kesehatan jiwa yang kerap terjadi, antara lain:
- Penurunan kualitas hidup.
- Konflik keluarga.
- Sulit memiliki hubungan dengan orang lain.
- Mengisolasi diri.
- Penyalahgunaan tembakau, alkohol, dan obat-obatan lainnya.
- Tidak mampu bekerja atau bersekolah.
- Pelanggaran hukum.
- Masalah keuangan.
- Kemiskinan dan tunawisma.
- Menyakiti diri sendiri dan menyakiti orang lain, termasuk bunuh diri atau pembunuhan.
- Sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga tubuh sulit melawan infeksi.
- Penyakit jantung dan kondisi medis lainnya.
Pencegahan Gangguan Jiwa
Tidak ada cara pasti untuk mencegah gangguan jiwa. Bagi seseorang yang berisiko mengalami kondisi ini, penting bagi mereka untuk mampu mengelola sekaligus mengendalikan stres.
Adapun sejumlah tips yang bisa kamu coba, yaitu:
Perhatikan tanda-tanda peringatan
Tanyakan dengan dokter atau terapis terkait hal apa saja yang bisa memicu timbulnya gejala. Buat rencana sehingga kamu mengetahui tindakan antisipasi jika gejala kembali.
Hubungi dokter atau terapis apabila kamu merasa adanya perubahan gejala atau perasaan.
Pertimbangkan untuk melibatkan anggota keluarga atau teman untuk melihat tanda-tanda peringatan.
Dapatkan perawatan medis rutin
Jangan mengabaikan pemeriksaan atau melewatkan kunjungan ke dokter atau terapis, terutama saat kamu merasa gejala semakin memburuk.
Kamu mungkin memiliki masalah kesehatan baru yang perlu segera mendapat perawatan, atau mungkin mengalami efek samping obat.
Dapatkan bantuan saat membutuhkannya
Kondisi gangguan jiwa bisa lebih sulit diobati jika kamu menunggu sampai gejalanya memburuk.
Perawatan lebih lanjut dalam jangka panjang dapat membantu mencegah kekambuhan gejala.
Terapkan gaya hidup sehat
Tidur yang cukup, makan sehat dan aktivitas fisik yang teratur amat penting. Cobalah untuk mempertahankan jadwal yang teratur.
Segera hubungi dokter jika mengalami kesulitan tidur atau memiliki pertanyaan tentang diet dan aktivitas fisik.
Jika kamu sering mengalami stres hingga memengaruhi kondisi jiwa dan aktivitas sehari-hari, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Klik gambar di bawah ini untuk awali dengan konsultasi psikolog klinis di Halodoc dengan biaya yang terjangkau.