Fibrosis Paru
DAFTAR ISI
- Apa Itu Fibrosis Paru?
- Penyebab Fibrosis Paru
- Faktor Risiko
- Gejala Fibrosis Paru
- Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Gejala Fibrosis Paru
- Pengobatan Fibrosis Paru
- Apakah Fibrosis Paru Bisa Disembuhkan?
- Pencegahan Fibrosis Paru
- Komplikasi Fibrosis Paru
Apa Itu Fibrosis Paru?
Fibrosis paru termasuk dalam penyakit paru-paru serius yang memengaruhi sistem pernapasan.
Kondisi ini bisa meninggalkan bekas luka dan menebalkan jaringan paru.
Hal ini berdampak pada jaringan penghubung di paru-paru dan alveoli (kantung udara di dalam paru-paru). Kerusakan paru-paru secara bertahap menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu.
Jaringan paru-paru yang keras dan kaku tidak mengembang sebagaimana mestinya, hal ini membuatnya lebih sulit untuk bernapas.
Fibrosis paru dapat menyebabkan sesak napas ketika kamu melakukan aktivitas yang tidak pernah terasa melelahkan sebelumnya.
Penyebab Fibrosis Paru
Fibrosis paru adalah kondisi di mana jaringan paru-paru menjadi kaku atau tebal, sehingga mengganggu fungsinya untuk memasok oksigen ke darah.
Berikut ini beberapa faktor dapat menjadi pemicu fibrosis paru, di antaranya adalah:
1. Paparan Zat Kimia di Lingkungan Kerja
Pekerjaan di lingkungan yang penuh dengan zat kimia atau partikel berbahaya bisa meningkatkan risiko fibrosis paru, terutama jika seseorang terpapar dalam jangka waktu lama.
Zat-zat yang umum ditemukan di lingkungan kerja yang berisiko menyebabkan fibrosis paru meliputi:
- Debu logam keras dan serat asbes
- Debu biji-bijian
- Debu batu bara
- Kotoran burung dan hewan
Paparan kotoran tersebut dapat menyebabkan peradangan kronis pada paru-paru, dan jika tidak segera ditangani, dapat berkembang menjadi fibrosis paru.
2. Kondisi Penyakit Tertentu
Beberapa kondisi medis tertentu dapat menyebabkan atau memperburuk fibrosis paru, termasuk penyakit autoimun dan infeksi pernapasan.
Beberapa penyakit tersebut meliputi:
- Pneumonia: Infeksi ini dapat menyebabkan peradangan akut pada paru-paru sehingga meningkatkan risiko fibrosis.
- Dermatomiositis dan Polimiositis: Kedua kondisi autoimun ini menyebabkan peradangan pada otot, yang juga dapat memengaruhi paru-paru.
- Sarkoidosis, Rheumatoid arthritis, dan Lupus: Penyakit autoimun ini dapat merusak jaringan paru dan mempercepat perkembangan fibrosis.
- Skleroderma: Menyebabkan pengerasan jaringan ikat, yang bisa menjalar hingga ke paru-paru, membuatnya kaku dan sulit berfungsi dengan baik.
Setiap penyakit ini berpotensi menyebabkan fibrosis paru melalui peradangan kronis atau kerusakan jaringan yang berlangsung lama.
3. Sedang Menjalani Prosedur Medis
Beberapa prosedur medis juga bisa meningkatkan risiko kerusakan jaringan paru-paru, khususnya pada perawatan yang menggunakan radiasi seperti radioterapi pada pasien kanker.
Risiko kerusakan paru-paru akan meningkat apabila:
- Area paru yang terpapar lebih luas, semakin besar bagian paru yang menerima radiasi, semakin besar pula kerusakan yang mungkin terjadi.
- Total dosis radiasi yang diberikan, dimana dosis tinggi meningkatkan risiko kerusakan jaringan paru-paru.
- Pengobatan tambahan, seperti kemoterapi
Kerusakan paru-paru akibat prosedur medis sering kali tidak langsung terlihat, tetapi bisa muncul dalam beberapa bulan hingga beberapa tahun setelah terapi berakhir.
4. Penggunaan Obat-obatan
Perlu diwaspadai bahwa konsumsi obat-obatan tertentu juga turut memicu fibrosis paru.
Obat-obatan tersebut meliputi:
- Kemoterapi: Sering kali digunakan untuk mengobati kanker, tetapi bisa menyebabkan fibrosis pada jangka panjang.
- Obat untuk penyakit jantung dan antibiotik tertentu: Obat-obatan ini, jika digunakan dalam jangka panjang, bisa merusak jaringan paru-paru.
- Obat antiinflamasi: Meskipun membantu mengatasi peradangan, penggunaan berlebihan dapat berdampak negatif pada jaringan paru.
Efek samping obat-obatan ini mungkin bertambah parah apabila pasien memiliki faktor risiko lain, seperti kebiasaan merokok atau kondisi kesehatan paru yang sudah ada.
Selain itu, faktor-faktor lain seperti paparan asap rokok dan infeksi virus berperan dalam perkembangan fibrosis idiopatik.
Risiko fibrosis paru juga dapat meningkat apabila terdapat anggota keluarga dengan kondisi yang sama.
Meskipun sebagian penyebab fibrosis paru belum sepenuhnya diidentifikasi, memahami berbagai faktor risiko ini dapat membantu dalam mencegah atau mendeteksi lebih dini fibrosis paru, sehingga perawatan yang tepat dapat segera diberikan.
Gejala Fibrosis Paru
Saat mengalami fibrosis paru, pengidapnya bisa mengalami gejala berikut:
- Sulit bernapas, terutama setelah aktivitas fisik. Dalam kasus yang parah, kondisi ini bisa terjadi bahkan saat istirahat.
- Batuk yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama tanpa dahak atau lendir.
- Rasa lelah yang tidak hilang meskipun sudah beristirahat.
- Terasa nyeri atau ketidaknyamanan di daerah dada, yang bisa semakin parah saat bernapas dalam atau batuk.
- Kehilangan berat badan tanpa sebab yang jelas atau tanpa perubahan diet atau aktivitas fisik.
- Ujung jari tangan atau kaki membesar dan kuku melengkung lebih dari biasanya. Ini adalah tanda hipoksia kronis (kekurangan oksigen dalam darah).
- Pembengkakan pada kaki karena peningkatan tekanan dalam pembuluh darah paru-paru yang mempengaruhi sirkulasi darah.
- Perubahan suara menjadi serak atau parau.
- Tidak nafsu makan, yang bisa berkontribusi pada penurunan berat badan.
Hubungi Dokter Ini Jika Mengidap Gejala Fibrosis Paru
Jika kamu mengalami gejala fibrosis paru, sebaiknya hubungi dokter spesialis paru di Halodoc. Mereka bisa memberikan saran pengobatan sekaligus meresepkan obat jika diperlukan.
Nah, berikut ini beberapa rekomendasi dokter spesialis paru di Halodoc yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun.
Mereka juga memiliki penilaian yang baik dari pasien-pasien yang pernah mereka tangani sebelumnya, ini daftarnya:
- dr. Silvy Amalia Falyani Sp.P
- dr. Inet Fyndianne Mentariningrum Sp.P
- dr. Made Agustya Darma Putra Wesnawa Sp.P
- dr. Kornelis Aribowo Sp.P
- dr. Ayudiah Puspita Mayasari Sp.P
Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir.
Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.
Faktor Risiko
Beberapa faktor ini juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena fibrosis paru, yaitu :
- Faktor usia. Kebanyakan orang yang mengalami fibrosis paru terjadi antara usia 50 hingga 70 tahun.
- Jenis kelamin. Fibrosis paru mempengaruhi lebih banyak pria dibandingkan wanita. Namun, kasus pada wanita juga telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
- Kebiasaan merokok. Risiko fibrosis paru bagi perokok aktif atau orang yang pernah merokok akan lebih tinggi, daripada orang yang tidak pernah merokok.
- Faktor keturunan. Fibrosis paru dapat bersifat genetik atau turun-temurun dalam keluarga.
- Mengidap gastroesophageal reflux (GERD). Banyak ahli beranggapan kalau GERD berkaitan dengan perkembangan fibrosis paru.
Pengobatan Fibrosis Paru
Pengobatan kondisi ini akan bervariasi pada setiap pengidapnya tergantung tingkat keparahan gejala dan perkembangan penyakitnya.
Sebab, pengobatan hanya akan berfokus untuk meringankan gejala dan meningkatkan kualitas hidup pengidapnya.
Dokter mungkin merekomendasikan satu atau lebih perawatan:
1. Pemberian obat
Dokter dapat meresepkan obat untuk menghambat perkembangan fibrosis paru.
Ada beberapa jenis obat-obatan yang dapat dokter resepkan untuk kondisi ini. Misalnya, obat pirfenidone dan nintedanib yang dapat memperlambat jaringan parut paru-paru.
Selain itu, obat-obatan ini juga dapat membantu menjaga fungsi paru-paru.
2. Terapi Oksigen
Metode pengobatan yang juga dapat pengidap kondisi ini lakukan adalah terapi oksigen.
Pada prosedurnya, dokter akan memberikan oksigen untuk pengidap kondisi ini. Tujuannya untuk mencegah tubuh kekurangan oksigen, sekaligus meningkatkan kualitas tidur.
3. Rehabilitasi paru
Rehabilitasi paru merupakan prosedur yang bertujuan untuk sejumlah hal. Mulai dari melatih ketahanan fisik hingga melatih teknik pernapasan agar kinerja paru-paru lebih optimal.
Dengan demikian, pengidap dapat melakukan tugas atau aktivitas sehari-hari.
4. Transplantasi Paru
Menggantikan satu atau kedua paru-paru yang sakit dengan paru-paru yang sehat dari donor.
Cara ini menawarkan potensi untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup seseorang.
Perlu diketahui, transplantasi paru-paru adalah operasi besar, dan tidak semua orang bisa jadi kandidat.
Mengenai prosedurnya, kamu bisa baca lebih lanjut artikel ini: Ketahui Prosedur Operasi Transplantasi Paru.
Apakah Fibrosis Paru Bisa Disembuhkan?
Hingga saat ini, belum ada metode perawatan yang benar-benar dapat menyembuhkan kondisi ini.
Akibatnya, sebagian besar perawatan fibrosis paru berfokus pada meredakan gejala dan meningkatkan kualitas hidup pengidapnya.
Jika penyakitnya semakin berkembang dan pengobatan utama tidak membuahkan hasil, dokter akan menganjurkan perawatan akhir hidup (paliatif) kepada pengidapnya.
Perawatan paliatif merupakan dukungan dan perawatan untuk meringankan gejala pengidap kondisi tertentu.
Seseorang dapat memilih untuk memiliki perawatan paliatif pada rumahnya atau rumah sakit.
Pencegahan Fibrosis Paru
Upaya pencegahan terbaik kondisi ini adalah dengan menghindari faktor yang dapat menjadi penyebabnya, seperti:
- Tidak merokok dan menghindari paparan asap rokok.
- Hindari lingkungan yang banyak polutan.
- Aktif dan berolahraga teratur agar paru-paru lebih kuat, sehingga lebih mudah bernapas. Namun, jika kamu bingung kapan waktu yang tepat untuk berolahraga, ketahui informasinya melalui artikel: Catat, Ini Waktu Olahraga yang Baik untuk Kesehatan.
Komplikasi Fibrosis Paru
Ada beberapa komplikasi yang mungkin bisa terjadi jika kondisi ini tidak segera diobati adalah sebagai berikut:
- Komplikasi paru-paru. Ketika fibrosis paru berkembang, hal ini dapat menyebabkan komplikasi, seperti penggumpalan darah di paru-paru, infeksi paru-paru, ataupun paru-paru yang gagal berfungsi.
- Gagal pernapasan. Kondisi ini dapat terjadi akibat penyakit paru yang parah. Khsusunya ketika kadar oksigen paru-paru berada pada level yang sangat rendah.
- Hipertensi pulmonal. Masalah ini dapat terjadi ketika jaringan parut memengaruhi pembuluh darah paru dan menyebabkan aliran darah terganggu.
- Gagal jantung sisi kanan atau cor pulmonale. Penyebab kondisi ini adalah ventrikel jantung sebelah kanan bawah yang bekerja terlalu keras memompa darah melalui pembuluh darah paru yang tersumbat.
- Kanker paru-paru. Kondisi yang berlangsung lama juga bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker paru-paru.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Pulmonary fibrosis – Symptoms and causes.
Healthline. Diakses pada 2024. Pulmonary Fibrosis: Definition and Patient Education.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. Pulmonary Fibrosis.
American Lung Association. Diakses pada 2024. What is Pulmonary Fibrosis.
Yankes Kemkes. Diakses pada 2024. Fibrosis Paru.
Diperbarui pada 1 November 2024
Frequently Asked Question
1. Fibrosis paru apakah bisa sembuh?
Sayangnya, fibrosis paru saat ini belum bisa disembuhkan secara total. Penyakit ini menyebabkan jaringan paru-paru menjadi kaku dan membentuk jaringan parut yang mustahil dikembalikan seperti semula.
Namun, pengobatan yang tepat dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit, mengurangi gejala, dan meningkatkan kualitas hidup pengidapnya.
2. Apakah penyakit fibrosis paru menular?
Tidak, penyakit fibrosis paru tidak menular. Penyakit ini bukan disebabkan oleh infeksi, melainkan oleh berbagai faktor seperti paparan zat kimia, infeksi virus, atau kondisi autoimun.
3. Apakah TBC bisa menyebabkan fibrosis?
Ya, tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu penyebab umum fibrosis paru.
Ketika seseorang mengalami infeksi TBC, sistem kekebalan tubuh akan berusaha melawan bakteri penyebab TBC.
Proses peradangan yang terjadi dalam upaya melawan infeksi ini dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut pada paru-paru, yang kemudian dapat berkembang menjadi fibrosis.
4. Apakah paru-paru hancur bisa sembuh?
Jaringan paru-paru yang sudah rusak akibat fibrosis tidak dapat pulih sepenuhnya.
Namun, pengobatan yang tepat dapat membantu memperlambat kerusakan yang lebih lanjut dan menjaga fungsi paru-paru yang tersisa.