Erotomania
DAFTAR ISI:
- Apa Itu Erotomania?
- Penyebab Erotomania
- Faktor Risiko Erotomania
- Gejala Erotomania
- Hubungi Psikiater Ini Jika Kamu atau Orang Terdekat Memiliki Gejala Erotomania
- Diagnosis Erotomania
- Pengobatan Erotomania
- Komplikasi Erotomania
- Pencegahan Erotomania
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Erotomania?
Erotomania adalah gangguan kesehatan mental yang sangat langka. Pengidapnya akan merasa bahwa ada orang lain yang sangat mencintainya.
Orang lain yang dimaksud bisa berasal dari kalangan selebritis, lingkungan sosial, orang yang memiliki posisi sosial yang cukup tinggi, hingga orang yang baru saja ditemuinya.
Namun, perasaan tersebut nyatanya hanyalah sebuah delusi yang dialami oleh pengidap erotomania.
Bahkan, dalam kebanyakan kasus gangguan ini, pengidapnya belum pernah bertemu dengan orang yang dianggap menyukainya.
Penyebab Erotomania
Saat mengalami delusi, kamu akan kesulitan untuk memproses isyarat sosial dengan cara yang tepat.
Bahkan, kamu akan mengalami kesalahan dalam membaca wajah dan bahasa tubuh seseorang.
Kondisi ini membuat kamu berpikir bahwa orang tersebut menyukai dan tertarik untuk mengenal kamu, padahal kenyataannya tidak.
Bahkan, kamu tidak akan ragu untuk menceritakan kisah yang kamu ciptakan sendiri untuk meningkatkan harga diri agar merasa lebih nyaman.
Stres atau depresi dapat memicu seseorang mengalami delusi. Kondisi bisa menyebabkan seseorang mengalami erotomania.
Faktor Risiko Erotomania
Erotomania berisiko terjadi ketika seseorang telah memiliki riwayat gangguan kesehatan mental sebelumnya.
Ada beberapa penyakit gangguan mental yang bisa memicu seseorang mengidap kondisi ini, seperti schizophrenia, demensia, dan gangguan bipolar.
Selain itu, munculnya tumor pada otak juga dapat menyebabkan gangguan pada seseorang yang memicu kondisi ini.
Penggunaan alkohol atau obat-obatan terlarang juga berisiko meningkatkan seseorang mengalami erotomania.
Gangguan ini juga kerap terjadi akibat adanya beberapa faktor pemicu berikut ini, seperti:
- Berjenis kelamin wanita.
- Memiliki rasa percaya diri yang rendah.
- Merasakan kesepian atau penolakan.
- Mengisolasi diri.
- Tidak mampu menerima sudut pandang orang lain.
Gejala Erotomania
Gejala utama dari kondisi ini adalah keyakinan salah bahwa seseorang tertarik, menyukai, atau mencintai diri pengidapnya.
Seseorang dengan kondisi ini bisa membicarakan orang yang dianggap menyukainya terus menerus.
Pengidap erotomania juga akan terobsesi untuk bertemu atau melakukan komunikasi dengan orang tersebut agar bisa bersama.
Selain itu, ada beberapa gejala yang umum terjadi, seperti:
- Jika orang lain tersebut selebritis, maka pengidap akan terus menerus mengirim surat, mem-posting foto, hingga mengirimkan hadiah.
- Kerap menjalin komunikasi dengan orang tersebut.
- Merasa orang tersebut membuat komunikasi melalui tatapan mata hingga gerakan tubuh.
- Muncul rasa cemburu dengan lingkungan sekitar, kerabat, keluarga, hingga pasangan yang berada di dekat orang tersebut.
- Merasa kecewa saat orang terdekat menyadari bahwa perasaan yang pengidapnya rasakan salah dan keliru.
Hubungi Psikiater Ini Jika Kamu atau Orang Terdekat Memiliki Gejala Erotomania
Jika saat ini kamu atau anggota keluarga memiliki gejala erotomania, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan tepat.
Kamu pun bisa hubungi psikiater di Halodoc untuk mendapatkan saran atau penanganan tepat.
Mereka telah berpengalaman serta mendapatkan penilaian baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Berikut psikiater di Halodoc yang bisa kamu hubungi:
- dr. Mariati Sp.KJ
- dr. Sarah Endang S. Siahaan Sp.KJ
- dr. Anastasia Kharisma Sp.KJ
- dr. Debrayat Osiana Sp.KJ
- dr. Hanny Soraya M.Ked, Sp.KJ
Itulah beberapa psikiater yang bisa kamu hubungi untuk bantu perawatan terkait erotomania. Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter agar dapat segera ditangani.
Dokter tersebut tersedia selama 24 jam di Halodoc sehingga kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja.
Namun, jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.Tunggu apalagi? Ayo, pakai Halodoc sekarang juga!
Diagnosis Erotomania
Gangguan kesehatan mental ini bisa menjadi kondisi yang berbahaya.
Hal ini juga kerap tidak disadari oleh pengidapnya maupun keluarga yang ada disekitarnya.
Sebaiknya segera lakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan penyebab gangguan kesehatan yang terjadi.
Meskipun tidak ada pemeriksaan khusus yang bisa mendiagnosis erotomania, tetapi psikolog atau psikiater dapat membantu untuk mengatasi kondisi ini dengan tepat.
Pengobatan Erotomania
Apabila tidak segera ditangani, erotomania dapat menimbulkan bahaya serius karena pengidapnya bisa terdorong untuk melakukan hal negatif.
Seperti melakukan penguntitan, mencoba bertemu, bahkan berbicara langsung dengan orang yang mereka anggap memiliki perasaan yang sama meskipun sebenarnya tidak saling mengenal.
Dalam kasus parah, pengidap erotomania bahkan mungkin melakukan tindakan pelecehan.
Kondisi ini juga berisiko bagi keselamatan pengidapnya sendiri, karena mereka bisa saja melukai diri ketika diberitahu bahwa apa yang mereka percayai selama ini hanyalah ilusi.
Oleh karena itu, penanganan erotomania harus dilakukan segera dan pengidapnya perlu berada di bawah pengawasan yang ketat.
Berikut ini beberapa metode penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi erotomania:
1. Konseling dengan psikiater
Langkah awal dalam mengatasi kondisi ini adalah berkonsultasi dengan psikiater.
Setelah konsultasi, pengidap dapat menerima terapi yang sesuai, termasuk penanganan terhadap kondisi kejiwaan lain yang mungkin menjadi penyebab munculnya erotomania.
Psikiater akan menyesuaikan perawatan berdasarkan kondisi dan kebutuhan setiap individu.
Perawatan umumnya berfokus pada peningkatan fungsi sosial dan kualitas hidup pengidap.
2. Psikoterapi dan Terapi Perilaku Kognitif
Psikoterapi bertujuan untuk menyediakan ruang bagi pengidapnya agar dapat mengungkapkan gejalanya dengan bebas.
Terapi ini membantu pasien menyadari realitas dan menemukan cara yang lebih efektif untuk menghadapi masalah yang dihadapinya.
Sedangkan, terapi perilaku kognitif ditujukan untuk membantu pasien memahami kondisi sebenarnya yang sedang dialaminya.
Dengan demikian, pasien dapat mengendalikan gejala yang muncul dan memilih strategi coping yang tepat.
3. Pemberian Obat Antipsikotik
Selain psikoterapi dan terapi perilaku kognitif, dokter mungkin juga akan meresepkan obat antipsikotik seperti clozapine, risperidone, dan olanzapine untuk meredakan gejalanya.
Obat-obatan ini sering digunakan juga pada pasien skizofrenia.
Jika kondisi disebabkan oleh gangguan bipolar atau depresi, maka dokter mungkin akan menambahkan obat antimania dan antidepresan untuk mengatasi kondisi tersebut.
Komplikasi Erotomania
Jika tidak diatasi dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental yang lebih buruk.
Bahkan, gangguan ini juga dapat menjadi kondisi yang membahayakan bagi orang yang dianggapnya menyukai pengidap erotomania.
Tindakan kekerasan atau rasa tidak nyaman bisa dialami oleh orang tersebut.
Pencegahan Erotomania
Tidak ada pencegahan khusus yang bisa membuat seseorang terhindar dari kondisi ini.
Namun, pastikan untuk selalu menjaga kesehatan mental agar kamu terhindar dari berbagai gangguan yang bisa terjadi.