Epiglotitis
Pengertian Epiglotitis
Epiglotitis merupakan suatu infeksi pada epiglotis yang dapat menyebabkan gangguan fungsi epiglotis dan pembengkakan epiglotis. Pada keadaan berat, epiglotitis dapat menyebabkan sumbatan pernapasan yang mengancam nyawa.
Faktor Risiko Epiglotitis
Ada banyak faktor risiko dari epiglotitis, seperti:
- Pria lebih rentan mengalami epiglotitis daripada wanita. Alasannya tidak diketahui.
- Beraktivitas di ruang publik yang dapat meningkatkan risiko paparan infeksi saluran pernapasan, misalnya di sekolah atau tempat penitipan anak.
- Daya tahan tubuh lemah dapat membuat tubuh kepayahan untuk melawan infeksi. Diabetes merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat melemahkan sistem imun tubuh, sehingga orang-orang yang memiliki diabetes juga rentan mengalami epiglotitis.
- Anak-anak berusia di bawah 12 bulan, karena belum mendapat vaksin Hib. Umumnya, peradangan ini lebih sering terjadi pada anak usia 2-6 tahun dan lanjut usia (> 85 tahun).
Penyebab Epiglotitis
- Infeksi bakteri merupakan penyebab utama pada epiglotitis. Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae tipe B (Hib) merupakan jenis-jenis bakteri yang paling sering memicu peradangan pada epiglotis.
- Beberapa infeksi tersebut dapat mengakibatkan epiglotis membengkak dan menghalangi keluar masuknya udara pada saluran pernapasan, sehingga berpotensi menyebabkan kematian.
- Selain infeksi, luka pada tenggorokan juga dapaat menyebabkan peradangan dan pembengkakan epiglotis. Misalnya, karena benturan atau pukulan keras, benda asing atau senyawa kimia yang tertelan, serta penggunaan obat-obatan terlarang yang dihisap.
Baca juga: Kenali 9 Tanda dan Gejala Epiglotis, Penyakit yang Sebabkan Sesak Napas
Gejala Epiglotitis
Infeksi biasanya bermula di saluran pernapasan atas sebagai peradangan hidung dan tenggorokan. Kemudian, infeksi bergerak ke bawah ke epiglotis. Infeksi sering kali disertai dengan bakteremia (infeksi darah). Epiglotitis bisa segera berakibat fatal karena pembengkakan jaringan yang terinfeksi bisa menyumbat saluran udara dan menghentikan pernapasan.
Umumnya, infeksi dimulai secara tiba-tiba dan berkembang dengan cepat. Gejalanya terdiri dari:
- Nyeri tenggorokan.
- Gangguan menelan.
- Gangguan pernapasan.
- Bungkuk ke depan, sebagai upaya untuk bernapas.
- Stridor (suara pernapasan yang kasar).
- Suara serak.
- Menggigil.
- Demam.
- Sianosis (warna kulit kebiruan).
- Mengeluarkan liur.
Diagnosis Epiglotitis
Diagnosis dilakukan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan dengan laringoskopi yang menunjukkan pembengkakan epiglotis. Pembiakan darah atau lendir tenggorokan bisa menunjukkan adanya bakteri. Pada pemeriksaan darah lengkap tampak peningkatan jumlah sel darah putih. Rontgen leher bisa menunjukkan adanya pembengkakan epiglotis.
Baca juga: Mengapa Epiglotitis Bisa Sebabkan Kematian?
Komplikasi Epiglotitis
Epiglottitis bisa menyebabkan sejumlah komplikasi, termasuk:
- Gagal napas. Epiglotitis adalah bagian tutup kecil yang bisa bergerak tepat di atas larynx yang mencegah makanan dan minuman masuk ke saluran udara. Namun, jika epiglotitis menjadi bengkak, baik karena infeksi atau cedera, jalan udara menjadi sempit dan bisa menjadi terhambat. Ini bisa memicu gagal napas, yakni kondisi yang mengancam keselamatan ketika tingkat oksigen di darah menurun atau tingkat karbondioksida menjadi sangat tinggi.
- Penyebaran infeksi. Terkadang bakteri yang menyebabkan epiglotitis akan menyebabkan infeksi lain di tubuh, seperti pneumonia, meningitis, ataupun infeksi darah.
Pengobatan Epiglotitis
Epiglotitis merupakan suatu keadaan gawat darurat, sehingga diperlukan penanganan yang cepat. Jika tidak ditangani dengan cepat, keadaan ini dapat menyebabkan sumbatan jalan napas yang mengakibatkan kematian. Pengidap epiglotitis harus segera dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa secara menyeluruh.
Memastikan aliran udara (airway) pengidap dalam keadaan terbuka adalah langkah awal yang perlu dilakukan. Jika saluran napas tertutup, pemasangan selang endotrakeal atau pemasangan lubang pernapasan pada trakea (trakeostomi), perlu secepatnya dilakukan. Kemudian, pengidap diberikan antibiotik dan steroid untuk epiglotitisnya.
Pencegahan Epiglotitis
Epiglotitis dapat dicegah. Imunisasi untuk mencegah infeksi H. Influenza dapat dilakukan untuk anak berusia di bawah 2 bulan.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera hubungi dokter apabila merasakan gejala-gejala di atas. Penanganan yang tepat dapat meminimalisir akibat, sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan. Pilih dokter yang sesuai dengan kebutuhan kamu.
Referensi:
WebMD.com. Diakses pada 2019. Epiglottitis.