Ensefalopati Hepatik
Pengertian Ensefalopati Hepatik
Ensefalopati hepatik (EH) merupakan komplikasi yang umum dan serius dari penyakit hati kronis dan gagal hati akut. Hati yang bermasalah berjuang untuk menyaring racun (zat yang dihasilkan dari pemecahan makanan, alkohol, obat-obatan dan bahkan otot) dari aliran darah. Racun ini menumpuk di dalam tubuh dan berjalan ke otak. Toksisitas mempengaruhi fungsi otak dan menyebabkan gangguan kognitif.
EH bermanifestasi sebagai spektrum yang luas dari kelainan neuropsikiatri, dari perubahan subklinis (gangguan kognitif ringan) hingga disorientasi, kebingungan dan koma.
EH bisa diklasifikasikan menurut penyakit yang mendasari, tingkat keparahan manifestasi, lamanya penyakit dan adanya faktor pemicu. Berikut tiga tipe ensefalopati hepatik berdasarkan penyakit yang mendasarinya:
- Tipe A, disebabkan oleh gagal hati akut (tanpa penyakit hati kronis yang mendasari).
- Tipe B, terjadi pada beberapa orang yang memiliki shunt yang menghubungkan dua vena di dalam hati, tanpa penyakit hati kronis yang mendasari.
- Tipe C, hasil dari penyakit hati kronis dan jaringan parut (sirosis).
Penyebab Ensefalopati Hepatik
Kelainan yang merusak hati dan menyebabkan gagal hati dapat mengakibatkan ensefalopati hepatik. Beberapa kelainan ini adalah hepatitis karena virus (seperti hepatitis B dan hepatitis C), infeksi parah, penyakit autoimun, kanker, dan sindrom Reye.
Ensefalopati juga bisa disebabkan oleh penggunaan obat-obatan, seperti obat antiradang nonsteroid (NSAID) dan konsumsi alkohol yang berlebihan. Pengidap sirosis hati juga dapat terkena ensefalopati dari penggunaan analgesik dan sedatif.
Faktor Risiko Ensefalopati Hepatik
Faktor-faktor tertentu mungkin meningkatkan risiko ensefalopati hepatik, yaitu:
- Dehidrasi.
- Makan terlalu banyak protein.
- Perdarahan di saluran pencernaan, seperti di dalam usus, perut, ataupun esofagus.
- Infeksi.
- Gangguan ginjal.
- Kekurangan oksigen.
- Mengalami ketidakseimbangan elektrolit.
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu, terutama alkohol, beberapa obat penenang, pereda nyeri (analgesik), atau diuretik.
Gejala Ensefalopati Hepatik
Gejala utama ensefalopati hepatik, yaitu:
- Cemas atau mudah marah.
- Bingung dan pikun.
- Mengantuk.
- Suasana hati (mood) yang berubah-ubah.
- Lemah, lesu, dan tidak bertenaga.
- Memiliki masalah koordinasi atau keseimbangan.
- Kewaspadaan berkurang.
- Masalah tidur.
- Bicara cadel.
Sakit kuning juga kemungkinan akan muncul sebagai gejala lain dari ensefalopati. Sementara itu, orang dengan kondisi ini mungkin juga memiliki gejala penyakit hati yang meliputi adanya cairan di dalam perut dan kaki bengkak.
Diagnosis Ensefalopati Hepatik
Pada dasarnya, tidak ada pemeriksaan yang dapat dijadikan gold standard dalam mendiagnosis ensefalopati hepatik. Pada ensefalopati hepatik, diperlukan wawancara medis (anamnesis) dan pemeriksaan fisik yang lengkap dan detail.
Hal ini disebabkan karena banyaknya penyakit yang bisa menjadi diagnosis banding dari ensefalopati hepatik, baik gangguan vaskular, gangguan metabolik, gangguan intrakranial, maupun gangguan neuropsikiatri.
Selain itu, gejala klinis yang ditemukan pada ensefalopati hepatik tidak ada yang bersifat spesifik untuk penyakit ini. Dalam anamnesis, perlu diketahui ada tidaknya riwayat maupun gejala klinis dari gangguan hati. Di samping itu, perlu diketahui juga faktor-faktor lain menjadi pencetus pada ensefalopati hepatik.
Jika dinilai membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, dokter biasanya akan menganjurkan serangkaian tes yang berupa:
- Pemeriksaan darah lengkap yang bertujuan untuk memeriksa ada atau tidaknya potensi penyebab dasarnya, misalnya anemia, kekurangan vitamin, fungsi hati, kadar gula, serta infeksi.
- X-ray.
- CT dan MRI scan.
Dokter mungkin juga akan melakukan tes status mental untuk memeriksa perubahan halus yang terjadi pada tahap awal ensefalopati hepatik. Elektroensefalografi (EEG) juga bisa dilakukan untuk mendeteksi kelainan pada aktivitas otak. Namun, pemeriksaan tersebut tidak bisa membantu membedakan ensefalopati hepatik dari kemungkinan penyebab lainnya.
Ensefalopati hepatik mungkin lebih sulit untuk dikenali pada orang yang lebih tua. Sebab gejala awalnya (seperti pola tidur yang terganggu dan kebingungan ringan) dapat dikaitkan dengan demensia atau secara keliru diberi label sebagai delirium
Pengobatan dan Efek Samping Ensefalopati Hepatik
Pengobatan umum adalah dengan memperbaiki oksigenasi jaringan. Sementara itu pengobatan khusus dengan mengatasi faktor pencetus koma hepatik. Misalnya, asupan protein dikurangi atau dihentikan sementara, kemudian baru dinaikkan secara bertahap. Namun, pembatasan asupan protein masih merupakan kontroversi dalam pengobatan EH.
Sumber protein yang diberikan pada ensefalopati hepatik adalah asam amino rantai cabang dengan harapan neurotransmiter asli dan palsu akan berimbang. Dengan ini, metabolisme amonia di otot dapat bertambah. Pemberian laktulosa dengan dosis 10-30 mililiter, 3 kali/hari juga dilakukan dengan harapan penyerapan amonia akan terhambat oleh pH asam pada usus. Selain itu, diberikan juga obat yang khusus untuk sterilisasi usus.
Komplikasi Ensefalopati Hepatik
Komplikasi dari ensefalopati hepatik, antara lain:
- Edema otak.
- Gagal ginjal.
- Kelainan asam-basa.
- Hipoksia.
- Gangguan faal hemostasis dan perdarahan.
- Gangguan keseimbangan elektrolit (hipokalsemia) dan gangguan metabolisme (hipoglikemia).
- Kerentanan terhadap infeksi.
- Gangguan sirkulasi.
Pencegahan Ensefalopati Hepatik
Ensefalopati bisa dihindari dengan menerapkan pola makan yang sehat dan bergizi seimbang, berhenti mengonsumsi minuman beralkohol, rutin berolahraga, dan menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera hubungi dokter apabila merasakan gejala-gejala di atas. Penanganan yang tepat dapat meminimalisir akibat, sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan. Kamu juga bisa tanya dokter mengenai gejala kesehatan yang kamu alami melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga di Apps Store dan Google Play!
Referensi:
Rare Diseases. Diakses pada 2022. Hepatic Encephalopathy
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Hepatic Encephalopathy.
Journal of Hepatology. Diakses pada 2022. Hepatic encephalopathy: Novel insights into classification, pathophysiology and therapy
MSD Manuals. Diakses pada 2022. Hepatic Encephalopathy
Diperbarui pada 2 April 2022